Bila Anda membaca beragam informasi mengenai dampak gula bagi tubuh, Anda mungkin akan beberapa kali membaca mengenai beragam jenis asupan gula, yakni glukosa, sukrosa, dan fruktosa. Kadang mungkin Anda bertanya-tanya, apa perbedaan antara ketiganya dan bagaimana fungsi ketiganya dalam tubuh manusia. Artikel ini adalah pilihan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Anda.
Pada dasarnya, glukosa, sukrosa, dan fruktosa adalah sejenis gula sederhana yang menjadi komponen pembentuk zat pati tubuh atau karbohidrat. Karena menjadi salah satu komponen dari karbohidrat, maka jelas secara sederhana fungsi dari ketiganya dalam tubuh sebagai sumber energi, meski ketiganya bekerja dan diproses dengan cara berbeda.
Gula sendiri merupakan bagian penting dari nutrisi dan dengan mudah Anda temukan dalam berbagai jenis sumber makanan, bahkan hampir semua jenis sumber makanan. Gula memiliki rasa manis dan dengan mudah diidentifikasi oleh lidah meski indera perasa ini tidak akan sanggup membedakan ketiga jenis gula ini. Namun tubuh Anda sudah tentu bisa membedakannya mengingat komponen kimia ketiganya berbeda. Berikut masing-masing karakteristiknya.
Glukosa
Bentuk gula dalam formasi monosakarida ini merupakan bagian penting dari zat pati tubuh. Glukosa adalah bentuk gula yang sudah larut dalam darah sehingga sering disebut gula darah. Pada dasarnya glukosa adalah hasil sekresi setiap asupan karbohidrat Anda menjadi pati dengan komponen glukosa di dalamnya.
Itu sebabnya ketika memakan banyak karbohidrat, maka kadar gula Anda akan tinggi. Selain glukosa juga bisa dihasilkan dari proses sekresi sukrosa. Glukosa sendiri bukan jenis gula dengan rasa manis tinggi. Namun menjadi elemen penting dalam pembentukan energi.
Secara alami, pankreas akan menerima sinyal ketika kadar glukosa darah meningkat dan mengeluarkan insulin yang berfungsi menstimulasi sel menyerap glukosa dari dalam darah untuk kemudian menjadikannya sumber energi. Pembentukan energi dari gula ini menggunakan metabolisme kimiawi tanpa proses pembakaran energi dengan bantuan enzim glukosinase dan hexakinase.
Seharusnya bila ada sisa glukosa dalam darah, glukosa akan diserap oleh hati menjadi glikogen, sejenis gula cadangan yang tersimpan dalam hati. Inilah yang kemudian menyebabkan mereka yang menderita diabetes cenderung mengalami masalah dengan kondisi liver mereka.
Fruktosa
Fruktosa adalah formasi monosakarida dari gula. Biasanya ditemukan dalam beragam jenis sayuran dan buah dengan kandungan serat yang tinggi. Kandungan serat tinggi ini membuat proses sekresi fruktosa menjadi lebih panjang dan proses metabolismenya hanya bisa dijalankan dalam organ hati dengan sarana enzim fruktokinasi.
Perbedaan mendasar dari fruktosa adalah sifatnya yang tidak mendorong terjadinya proses produksi insulin dalam metabolismenya. Tetapi tetap bekerja sebagai sumber energi dengan metabolisme yang berbeda. Untuk membentuk fruktosa sebagai energi, tubuh membutuhkan proses bernama aerobic respiration berupa pembakaran dan bentuk energi yang dihasilkan berbentuk ATP energi untuk molekul sel.
Karena bersifat pembakaran, maka proses pembentukan energi ini akan membutuhkan bahan bakar berupa lemak sehingga fruktosa akan lebih berperan dalam pembakaran lemak. Namun di sisi lain, menurut Dr. Lauralee Sherwood dalam bukunya berjudul Human Physiology, fruktosa juga digunakan untuk membantu membentuk cadangan karbohidrat atau glikogen dan membentuk cadangan lemak trigliserida.
Jadi bisa dikatakan fruktosa adalah pedang bermata dua yang bekerja berlawanan arah. Karena mendorong proses pembakaran lemak namun juga membantu tubuh membentuk cadangan lemak dan karbohidrat. Namun fruktosa biasanya cenderung dipilih oleh mereka yang diet karena efektif membantu pembakaran lemak. Cara ini tetap efektif karena biasanya mereka yang menjalankan diet akan otomatis mengurangi asupan lemak dan karbohidrat sederhana.
Sukrosa
Sukrosa bersifat disakarida karena dalam sukrosa terdapat dua komponen, glukosa dan fruktosa sekaligus. Sukrosa merupakan bentuk gula yang selama ini Anda kenal, seperti pada sirup gula ataupun pada bubuk gula tebu.
Pada dasarnya sukrosa akan diolah menjadi glukosa dan fruktosa ketika memasuki tubuh dengan mekanisme yang berbeda. Dan sukrosa akan berperan meningkatkan kadar gula dalam darah karena adanya kandungan glukosa tinggi di dalamnya, tetapi juga membantu mendorong pembentukan cadangan lemak dan karbohidrat dalam tubuh.
Inilah yang membuat banyak pakar melihat sukrosa merupakan bentuk gula terburuk dibandingkan gula jenis lainnya. Sukrosa juga bisa Anda jumpai pada jenis gula aren atau brown sugar, dan juga banyak jenis makanan manis, karena makanan manis menggunakan gula sukrosa untuk pembuatannya.
Dalam salah satu riset yang dirilis tahun 2014 pada Journal of Nutrition and Metabolism dikatakan bahwa sukrosa memiliki pengaruh besar terhadap kasus diabetes, obesitas, dan meningkatkan risiko seseorang mengalami masalah sindrom metabolisme. Sindrom metabolisme adalah kondisi ketika tubuh menjadi kebal terhadap insulin, terjadi komplikasi antara kondisi tekanan darah, kolesterol, gula darah, dan kondisi kardiovaskular.
Dalam dunia medis, gula bukanlah sesuatu yang perlu Anda hindari. Dalam porsi wajar gula dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk energi dan menjadi salah satu komponen penting dalam pembakaran lemak. Juga berperan dalam membantu menjaga suplai cadangan energi tubuh.
Hanya saja bila Anda mengasupnya berlebihan dan tidak disertai pola makan yang seimbang, jelas gula bisa berubah menjadi masalah besar bagi tubuh. Semua berisiko bila berlebihan, tidak soal itu gula sukrosa maupun frukosa.