17 Alasan Penyebab Kembung


By Cindy Wijaya

Ketika Anda merasa demikian mudah kembung, perut terasa penuh, sesak, begah dan merasa cepat sekali kenyang, ada baiknya Anda mulai memperhatikan diri Anda lebih seksama. Apa penyebab kembung?

Kebanyakan kasus kembung memang tidak serius, bahkan sering kali hanya disebabkan oleh kebiasaan makan dan pola makan yang tidak tepat. Tapi, rasa kembung dan perut tampak membuncit bisa disebabkan oleh banyak faktor lainnya.

Sebagian faktor memang tidak berbahaya, meski tidak menutup kemungkinan kembung yang kerap Anda keluhkan disebabkan oleh faktor yang lebih serius dan memerlukan penanganan lebih insentif.

Apa saja sebenarnya penyebab kembung? Berikut 17 di antaranya;

Cara Makan yang Tidak Tepat

Kebanyakan kasus perut kembung terjadi sebagai akibat dari kesalahan cara makan. Tak banyak yang perlu dikhawatirkan pada kasus ini, karena Anda hanya perlu memperbaiki kebiasaan makan Anda sehari-hari.

Kembung semacam ini disebabkan oleh masuknya udara atau gas di saat Anda makan. Hal ini terjadi ketika Anda minum dengan menggunakan sedotan atau makan terlalu cepat. Kebiasaan ini kadang membuat Anda tanpa sengaja menelan udara sembari makan. Dan membuat pencernaan Anda menelan udara dalam jumlah banyak hingga menyebabkan efek kembung.

Makan Terlalu Banyak Lemak Jenuh

Menurut livestrong.com, makanan berlemak menyebabkan terjadinya perlambatan dalam gerakan pencernaan. Inilah yang kemudian kerap menyebabkan perut Anda terasa penuh.

Di sisi lain perlambatan sistem cerna ini memicu usus untuk menghasilkan lebih banyak gas. Karena bakteri membutuhkan lebih banyak upaya dalam menghancurkan makanan. Gas ini dihasilkan oleh bakteri usus yang bekerja menghancurkan makanan.

Itu membuat perut semakin terasa penuh dan kembung. Beberapa makanan kaya lemak seperti turunan susu, daging merah, makanan gorengan termasuk dalam jenis makanan kaya lemak jenuh.

Terlalu Banyak Makanan Padat Serat

Serat adalah salah satu penyebab terjadinya kembung. Serat bekerja langsung pada pencernaan. Serat sebenarnya bermanfaat untuk usus karena akan membantu kinerja pencernaan secara keseluruhan. Menjaga kadar bakteri sehat dalam usus, membantu membentuk massa feses dan membantu penyerapan makanan.

Tetapi serat juga akan memberatkan kinerja usus karena sulit dicerna, bahkan sebagian sama sekali tidak bisa dicerna. Ini membuat usus menghasilkan lebih banyak gas, sebagaimana dijelaskan dalam livestrong.com.

Terlalu Banyak Kafein

Dalam laman livestrong.com diungkap bahwa memang kafein dapat memicu efek kembung. Efek ini bekerja terutama pada mereka yang sebelumnya sudah memiliki keluhan pencernaan termasuk tukak, gastritis atau iritasi usus.

Ini karena kafein memiliki komponen asam dan akan memperburuk kondisi tukak, sehingga memancing pencernaan untuk menghasilkan gas. Kafein juga memperburuk kondisi kembung karen efek PMS.

Terlalu Banyak Minuman Karbonasi

Minuman karbonasi dan minuman soda diketahui mengandung komponen gas karbon dioksida terlarut. Anda bisa melihatnya dengan kasat mata. Karena gas akan muncul dalam bentuk gelembung udara pada minuman.

Tak heran kadang Anda bersendawa saat Anda minum-minuman soda. Hanya saja, kadang Anda benar-benar menyimpan gas karbon dioksida ini di dalam perut Anda dan mengakibatkan perut Anda terasa kembung setelah minum-minuman berkarbonasi.

Menurut livestrong.com kandungan gula dalam minuman soda juga bisa mengakibatkan efek kembung. Karena gula mendorong proses fermentasi yang memicu terbentuknya senyawa alkohol alami dalam pencernaan yang tentu saja akan melepas komponen gas dalam perut.

Alergi Makanan

Beberapa orang memiliki masalah alergi, bahkan lebih jauh lagi memiliki masalah intoleransi. Seperti intoleransi terhadap gluten dan laktosa. Dan pada kasus ini, ketika mereka mengonsumsi makanan yang mengandung komponen yang tidak ditoleransi tubuh akan memicu reaksi pada pencernaan.

Reaksi itulah yang menjadi penyebab kembung. Ini karena sejumlah enzim dalam pencernaan akan bekerja abnormal dan mendorong pelepasan gas berlebihan pada pencernaan.

Peradangan Pencernaan

Semua jenis infeksi yang menyerang pencernaan akan memicu pasien mengeluhkan masalah kembung. Baik itu infeksi pada lambung, usus atau efek dari infeksi bakteri H.pylori, salah satu jenis bakteri yang paling akrab dalam menyebabkan infeksi pada pencernaan.

Kembung sendiri pada kasus ini merupakan efek dari pelepasan gas oleh bakteri jahat yang ada dalam pencernaan maupun pelepasan gas akibat perubahan enzim dalam tubuh.

Abdominal Adhesi

Dalam bahasa umum kita lebih mengenal keluhan abdominal adhesi dengan perlengketan pada dinding organ dalam perut. Kebanyakan kasus terjadi di usus, tetapi juga bisa terjadi pada organ lain dalam perut.

Perlekatan ini akan menyebabkan penyumbatan pada usus dan pada akhirnya menyebabkan fungsi pencernan terganggu. Salah satu dengan menyebabkan efek kembung yang berketerusan.

Pada umumnya perlekatan usus terjadi karena efek dari infeksi pada pencernaan yang memungkinkan dua dinding yang mengalami inflamasi bertemu dan akhirnya memicu efek interaksi negatif.  Hal ini dijelaskan dalam ulasan di medicinenet.com.

Gangguan Fungsi Enzim Pencernaan

Gangguan pencernaan lain yang juga lazim dialami adalah ketidakseimbangan enzim pada pencernaan. Pencernaan membutuhkan enzim untuk membantu proses mencerna makanan.

Tetapi ketika enzim dalam pencernaan tidak bekerja dengan seimbang sebagaimana mestinya, kondisi abnormal ini bisa menyebabkan terbentuknya lebih banyak pelepasan gas oleh bakteri. Dan ini memicu masalah kembung.

Anda yang bermasalah dengan GERD atau acid ereflux juga cenderung mengalami efek kembung. Naiknya kadar asam lambung membuat asam lambung masuk ke area esofagus membuat perut Anda terasa penuh. Asam lambung juga akan mendorong pencernaan menghasilkan lebih banyak gas dari biasanya.

Masalah Liver

Dalam laman medicinenet.com dijelaskan bahwa keluhan pada hati akan mendorong ketidakseimbangan enzim dan memicu terbentuknya pelepasan gas berlebihan pada perut.

Belum lagi dalam ulasan lain pada livestrong.com masalah hati bisa memicu pembengkakan pada hati dan retensi air hingga perut membuncit dan terasa lebih penuh. Ini membuat kebanyakan kasus liver akan disertai dengan tanda kembung dan keluhan perut membuncit.

Kehamilan

Kehamilan juga dapat menyebabkan ibu mengalami efek kembung. Menurut sumber babycenter.com, ini disebabkan oleh tingginya kadar progesteron dalam tubuh. Hormon ini rupanya memicu efek relaksasi yang juga menyebabkan efek relaks pada sistem pencernaan.

Semakin lambat pencernaan bekerja, semakin mendorong terbentuknya gas dalam pencernaan. Ini akan membuat Anda merasa kembung. Perlambatan ini pula yang kadang mendorong ibu hamil untuk mengalami kenaikan asam lambung dan konstipasi.

Mengalami PMS

Perubahan hormonal pada wanita di masa PMS ternyata juga berimbas pada pencernaan dan efek kembung. Sebagian disebabkan oleh efek perubahan hormonal terhadap fungsi retensi cairan dalam tubuh. Wanita di masa PMS akan cenderung menyimpan air dalam sel tubuhnya lebih banyak sehingga itu menjadi penyebab kembung.

Masalah Ginjal

Pada dasarnya ginjal merupakan organ penting yang berperan dalam fungsi sirkulasi cairan tubuh. Dan ketika terjadi gangguan pada fungsi ginjal, ada kemungkinan dapat mempengaruhi fungsi pembuangan cairan yang berlebihan dalam tubuh.

Tubuh menyimpan cairan lebih banyak dan kondisi ini akan menyebabkan efek kembung. Mereka dengan kasus perut kembung dan membuncit dalam jangka panjang memiliki kemungkinan mengalami masalah ginjal, sebagaimana dijelaskan dalam jurnal UNC Center For Functional GI and Motility Disorders.

Konstipasi

Ketika pola makan Anda rendah serat dan Anda tidak minum cukup air, pencernaan Anda akan melambat dan massa feses atau kotoran Anda akan berkurang. Feses akan mengeras dan sulit dikeluarkan, sehingga terjadilah sembelit atau konstipasi.

Ketika kondisi ini terjadi, feses akan tersimpan lebih lama dalam usus besar. Sementara sari makanan dalam usus akan berjalan lambat untuk keluar dari usus halus. Ini memicu pelepasan gas lebih banyak dan membuat Anda demikian mudah untuk merasa kembung.

Merokok

Menurut health. com, ternyata merokok memiliki efek cukup unik yang menjadikannya penyebab kembung. Ini karena komponen dalam tembakau akan mendorong tubuh untuk cenderung menyimpan lemak dalam area perut. Dan ini membuat perut Anda membuncit dan terasa penuh seolah kembung.

Namun, berhenti merokok rupanya juga bisa memicu efek kembung. Proses perbaikan tubuh pasca berhenti merokok akan membuat selera makan Anda naik drastis. Anda mungkin akan makan lebih banyak dan membuat perut Anda terasa penuh.

Tetapi beberapa adaptasi akibat berhenti merokok akan membuat sedikit perubahan dan adaptasi enzim dalam pencernaan. Situasi yang sedikit memperlambat kerja pencernaan dan memicu pula efek kembung.

Mengidap Gastroparesis

Gastriparesis adalah kondisi dimana otot-otot pada sistem pencernaan melemah dan tidak bekerja sebagaimana mestinya. Ini jelas akan membuat proses mencerna makanan berjalan melambat, bahkan bisa jadi Anda kesulitan untuk mengosongkan usus Anda dari makanan.

Menurut medicinenet.com, melambatnya pencernaan semacam ini jelas akan meningkatkan resiko kembung. Semakin lambat daya cerna tubuh semakin tinggi kemungkinan pencernaan membentuk gas.

Mengalami Hiatal Hernia

Menurut sumber medicinenet.com hiatal hernia berkaitan dengan keluhan otot-otot perut bagian atas yang menjadi tertarik naik. Ini membuat sisi perut atas yang seharusnya berada di bawah diafragma justru masuk ke dalam rongga dada.

Tekanan yang dihasilkan otot-otot perut ini ke arah atas membuat Anda merasa sedikit begah dan kembung. Pada banyak kasus, hiatal hernia juga berkaitan dengan acid reflux dan memiliki pengaruh dalam mendorong pencernaan menghasilkan lebih banyak gas.

Berikut tadi sejumlah alasan kenapa Anda mudah sekali merasa kembung. Periksakan diri Anda bila Anda terus menerus mengalami keluhan kembung, karena sejumlah penyebab kembung rupanya bisa berupa keluhan kesehatan serius yang memerlukan penanganan medis lebih intensif.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}