Waspadalah, Ternyata Tikus Bisa Picu Diabetes pada Anak


By Fery Irawan

Tahukah Anda? Ternyata infeksi akibat tikus dapat memicu diabetes pada anak. Percaya atau tidak, beberapa penelitian telah meneguhkan fakta mengejutkan ini. Tidak rela bukan jika buah hati Anda sampai terserang penyakit berbahaya ini? Ya, siapapun tentu tak mau dirinya maupun orang yang dikasihi, terserang penyakit diabetes karena penyakit ini tergolong sulit disembuhkan dan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk pengobatannya.

Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam sebuah jurnal ternama, Public Library of Science ONE, disebutkan bahwa penyebab diabetes pada anak ternyata bisa disebabkan oleh infeksi hewan liar seperti tikus. Benarkah? Tentu saja ini nyata.

Studi tersebut meneliti sebanyak hampir 500 orang anak yang masih berusia di bawah 14 tahun. Mereka sebelumnya telah mengidap penyakit diabetes tipe satu (diabetes anak).

Penelitian tersebut berhasil menyimpulkan bahwa sama halnya dengan penyakit anak lainnya seperti flu dan campak, diabetes juga nampaknya disebarkan, namun bukan oleh sesama manusia melainkan lewat hewan liar seperti tikus.

Penularan tersebut dapat menyebabkan reaksi autoimun, terutama pada mereka yang sangat rentan. Menurut ketua penelitian yang berasal dari University of Newcastle, Dr. Richard McNally, adanya penelitian tersebut memberikan gagasan baru bahwa anak-anak yang terserang diabetes bukan hanya disebabkan oleh faktor genetik semata, namun juga bisa disebabkan oleh infeksi.

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa pola penyebaran infeksi tidak ditemukan secara acak (random) sehingga tidak terjadi secara kebetulan. Artinya, semua anak penderita diabetes 1 yang diteliti dan terserang penyakit diabetes disebabkan oleh adanya infeksi.

Tim peneliti juga mencoba membandingkan pola infeksi dengan penyakit lainnya dan didapatkan kesimpulan bahwa pola penyebarannya serupa.

Diabetes 1 berpotensi menular atau bisa ditularkan oleh hewan pengerat seperti tikus, yang selama ini sudah dikenal sebagai hewan yang paling berpotensi sebagai penyebar infeksi.

Kondisi tersebut tentu saja membuat khawatir para orang tua, terutama bagi anak-anak mereka yang senang bermain di area kotor dimana tikus banyak berkembang biak.

Namun, maksud penelitian tersebut tidak bersifat menakut-nakuti, melainkan mengungkapkan fakta yang sebenarnya terjadi. Diabetes 1 tidaklah ditularkan dari orang ke orang, melainkan karena adanya kontak dengan hewan liar ataupun mereka yang bermain di lingkungan yang sama, dimana banyak dijumpai tikus yang berlalu-lalang.

Mengapa diabetes yang disebarkan lewat infeksi tikus ini bisa dengan mudahnya menyerang anak-anak? Karena umumnya, anak-anak memang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih lemah.

Pada tahun awal kehidupannya, sang anak biasanya cenderung terisolasi dari lingkungan sosialnya sehingga sistem imun atau kekebalan tubuhnya tidak sekuat orang dewasa.

Tetapi, ketika sang anak semakin bertambah umurnya dan mulai akrab dengan lingkungan sosialnya, area bermainnya pun semakin meluas. Karena masih tetap dengan sistem imun yang rentan, maka resiko terkena paparan infeksi dari hewan pengerat akan semakin meningkat.

Meski begitu, sekalipun seorang anak dinyatakan telah terinfeksi, belum tentu anak-anak tersebut menunjukkan reaksi autoimun yang akan membuatnya langsung tertular atau mengidap diabetes tipe 1.

Untuk sampai ke kondisi diabetes, kejadiannya cukup langka. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kasus anak yang menderita diabetes 1 karena infeksi, hanya meningkat setiap enam tahun sekali.

Meski begitu, mewaspadai anak Anda dari resiko infeksi diabetes akibat tikus, harus diprioritaskan. Misalnya, Anda dapat mengawasi mereka ketika bermain atau dengan membawa mereka bermain di lingkungan yang steril dan melengkapi mereka dengan imunisasi agar sistem imunnya menjadi kuat dan tak gampang sakit.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}