Waspadai Gejala-Gejala MERS-CoV!


By Cindy Wijaya

Sebuah virus agresif baru-baru ini telah teridentifikasi. Virus itu bernama coronavirus yang menyebabkan gejala demam, batuk, dan sesak napas yang dapat menjadi sedemikian parah sehingga mematikan. Penyakit ini disebut MERS (Middle East Respiratory Syndrome) atau MERS-CoV. Artikel ini akan menjelaskan mengenai gejala-gejala MERS-CoV yang perlu diwaspadai.

Penyakit ini pertama kali teridentifikasi di Arab Saudi pada tahun 2012. Riset mendapati bahwa virus MERS berasal dari binatang (unta) dan, seperti virus-virus jenis lainnya, bermutasi sedemikian rupa sampai bisa menginfeksi manusia.

MERS sekarang ini telah menyebar ke sekitar 18 negeri di seluruh dunia (misalnya Mesir, Turki, Prancis, Yunani, Tunisia, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat). Sayangnya, pada Maret 2014 jumlah orang yang terinfeksi virus ini mulai bertambah.

Ada kekhawatiran umum terhadap infeksi virus ini; sejauh ini dari sekitar 500 orang yang didiagnosa MERS, kira-kira 30% nya meninggal. Ini artinya hanya ada 70% harapan hidup bagi penderita MERS-CoV.

Meskipun ada penderita MERS hanya mengalami gejala ringan atau bahkan sama sekali tidak merasakan gejala apapun, namun kebanyakan penderita lainnya mesti berhadapan dengan gejala MERS-CoV yang berat. Beberapa gejala tersebut mirip dengan gejala flu.

Gejala MERS-CoV

Gejala-gejala MERS-CoV yakni antara lain: demam, batuk, sesak napas, dan tidak enak badan. Beberapa orang juga mungkin mengalami gejala diare dan mual. Dan banyak penderita MERS juga mengalami komplikasi lebih lanjut, seperti pneumonia dan gagal ginjal. Komplikasi gejala yang parah demikian bisa menyebabkan kematian.

Sekitar 3-4 dari 10 penderita MERS dilaporkan meninggal. Kebanyakan dari mereka sudah punya penyakit lain sebelum terinfeksi MERS.

Berdasarkan dari riset sampai sejauh ini, pasien yang sebelumnya telah menderita penyakit lain (kondisi yang disebut komorbiditas) lebih mungkin terinfeksi MERS-CoV, atau mengalami gejala yang parah. Penyakit-penyakit lain tersebut antara lain yaitu diabetes, kanker, penyakit paru-paru kronis, penyakit jantung, serta penyakit ginjal.

Orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya sedang lemah juga berada pada tingkat risiko tinggi tertular penyakit MERS dan mengalami gejala-gejala yang parah.

Dari informasi yang didapatkan sampai saat ini, masa inkubasi MERS biasanya sekitar 5 sampai 6 hari, tetapi juga bisa bervariasi antara 2 sampai 14 hari. Masa inkubasi artinya waktu antara saat seseorang terinfeksi MERS-CoV dan saat gejala-gejala mulai timbul.

Sebagian besar pasien MERS-CoV punya hubungan dekat dan sering berhubungan dengan orang yang telah terinfeksi sebelumnya, misalnya anggota keluarga atau petugas kesehatan. Dan belakangan ini dilaporkan kasus penularan MERS hanya melalui kontak biasa dengan orang yang terinfeksi, misalnya dalam pertemuan bisnis. Itu menunjukkan bahwa hanya butuh waktu singkat bagi virus MERS untuk menginfeksi orang lain.

Penyebaran atau penularan virus coronavirus diyakini melalui kontak langsung dengan penderitanya, namun penelitian sedang diupayakan untuk menentukan cara pasti bagaimana virus tersebut menyebar.

Sampai saat ini masih belum ada vaksin maupun pengobatan yang khusus untuk mengatasi MERS. Pengobatan yang tersedia saat ini masih ditujukan untuk mengurangi keparahan gejalanya dan memberikan perawatan pendukung.

Bagaimana Cara Mencegah MERS-CoV?

Tidak seperti influenza atau pilek biasa, MERS-CoV tampaknya tidak mudah menyebar di antara orang-orang. Sebaliknya, MERS-CoV lebih banyak menyebar di antara orang-orang yang melakukan kontak dekat, misalnya orang yang hidup bersama atau memberikan perawatan langsung bagi orang yang terinfeksi.

Meski tidak tersedia vaksin untuk mencegahnya, Anda tetap bisa mengurangi risiko tertular virus ini dengan menjaga kebersihan. Caranya yakni seperti berikut:

  • Mencuci tangan secara menyeluruh menggunakan air dan sabun selama sekurang-kurangnya 20 detik.
  • Tutup hidung dan mulut dengan tisu saat Anda mau batuk atau bersin. Buanglah segera tisu itu ke tempat sampah lalu cuci tangan.
  • Bersihkan permukaan-permukaan benda yang sering disentuh, misalnya gagang pintu, menggunakan disinfektan.
  • Hindari menyentuh wajah, mulut, dan hidung menggunakan tangan kotor.
  • Jangan menggunakan gelas, peralatan makan, atau benda-benda lainnya bersama-sama dengan orang yang sakit.

Pasien yang mengalami gejala berat perlu menjalani rawat inap. Siapapun yang kemungkinan telah berhubungan dengan pasien MERS harus mempertimbangkan menjauhkan diri dari orang lain dan segera mencari perawatan medis apabila timbul gejala.

Bagi Anda yang tinggal di Indonesia, Anda tidak perlu terlalu khawatir tertular virus ini. Karena sampai saat ini penyakit ini masih belum mencapai Indonesia dan belum ada kasus orang-orang yang mengalami gejala MERS-CoV. Namun, Anda tetap perlu menjaga kebersihan agar jangan sampai terkena infeksi virus-virus lain.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}