Terapi Pengganti Testosteron, Apakah Aman Dilakukan?


By Cindy Wijaya

Apakah perlu melakukan terapi pengganti testosteron? Kekurangan hormon testosteron dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, peradangan, dan kolesterol tinggi yang bisa memicu penyakit jantung. Tampaknya dibutuhkan terapi testosteron untuk menghindari masalah tersebut. Namun terapi hormon testosteron juga punya risikonya sendiri, khususnya pada jantung dan pembuluh darah.

Itu sebabnya Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat sejak 2015 mewajibkan produk testosteron untuk dilabeli peringatan bagi konsumen tentang potensi peningkatan risiko serangan jantung dan stroke. Sebelum adanya peringatan ini, banyak yang kurang berhati-hati dalam menggunakan terapi ini.

Mengapa Bisa Kekurangan Hormon Testosteron?

Dapat dimengerti bahwa kurangnya testosteron, hormon yang terkait dengan maskulinitas dan kejantanan, mungkin meresahkan sebagian pria. Tapi sebenarnya itu adalah proses alami.

Kadar hormon ini berada di puncaknya saat seorang pria berusia 20-an, kemudian akan cenderung menurun. Penurunan ini perlahan-lahan tetapi stabil, tidak seperti menopause pada wanita yang terjadi secara tiba-tiba.

Meskipun testosteron menurun seiring bertambahnya usia, namun itu bukanlah satu-satunya penyebab penurunan tersebut. Misalnya kelebihan lemak tubuh dikaitkan dengan testosteron yang lebih rendah, dan juga pengaruh faktor lingkungan seperti paparan bahan kimia pengganggu endokrin yang ada dalam plastik, opiod, beberapa residu pestisida, juga polutan pada ikan dan makanan hewani lainnya.

Sebaliknya, kebiasaan gaya hidup yang lebih sehat seperti tidak merokok, aktivitas fisik secara teratur, membatasi asupan daging dan garam, serta menjaga berat badan, dikaitkan dengan kadar testosteron yang lebih tinggi pada pria yang sudah berumur.

Hormon testosteron dikenal karena perannya untuk fungsi seksual, tetapi sebenarnya juga berperan untuk energi, metabolisme, komposisi tubuh (massa otot vs massa lemak), dan kepadatan mineral tulang. Selain itu juga memengaruhi pembuluh darah, mendukung relaksasi lapisan otot polos untuk memperbaiki tekanan darah dan aliran darah yang lebih baik.

Risiko Penyakit Jantung dari Terapi Pengganti Testosteron

Pada pria yang kadar testosteronnya rendah, terapi testosteron dapat memperbaiki kolesterol, tekanan darah, indeks massa tubuh, sensitivitas insulin, dan performa olahraga. Akan tetapi, uji klinis untuk terapi hormon testosteron pada pria lebih berumur yang lebih rentan penyakit jantung telah dihentikan tahun 2009 lalu karena tingginya tingkat serangan jantung dan stroke.

Penelitian lain yang diterbitkan pada tahun 2013  mempelajari pria yang sudah berumur dan memiliki testosteron rendah yang menerima atau tidak menerima terapi testosteron. Penelitian itu mendapati bahwa penggunaan hormon dikaitkan dengan risiko lebih besar dari semua penyebab kematian, serangan jantung, dan stroke.

Selanjutnya ada pertanyaan mengenai hubungan antara terapi pengganti testosteron dengan masalah kardiovaskular seperti serangan jantung. Memang beberapa penelitian telah menyoroti hubungan antara terapi testosteron dengan kemungkinan mengembangkan masalah jantung. Namun penelitian-penelitian yang lain mencatat bahwa buktinya masih sedikit dan memerlukan penelitian lebih lanjut.

Akan tetapi dalam penelitian terhadap pria yang menggunakan steroid anabolik, para peneliti telah mendapati adanya peningkatan penyakit jantung, sehingga membuat mereka mempertanyakan apakah terapi testosteron juga meningkatkan risiko yang sama.

Cara Alami Lebih Baik daripada Terapi Pengganti Testosteron

Bukti ilmiah mendukung pentingnya menjaga kadar testosteron dalam kisaran normal. Memang kekurangan testosteron bisa berdampak buruk, tapi memaksakan untuk mengembalikannya ke kadar seperti waktu masih muda juga berisiko.

Dalam studi yang dilakukan selama tujuh tahun, didapati bahwa pria berumur dengan kadar testosteron sedang (tingkat menengah) memiliki tingkat kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan kuartil tertinggi atau terendah.

Langkah paling bijak yang bisa dilakukan untuk mencegah testosteron menjadi terlalu rendah ialah dengan gaya hidup sehat, sehingga Anda tidak perlu menggunakan terapi pengganti testosteron.

Penelitian saat ini menunjukkan bahwa pria dapat meningkatkan hormon testosteron mereka secara alami. Sebuah studi mempelajari pria yang kelebihan berat badan dan obesitas yang berdiet dan berolahraga 12 minggu, lalu mendapati bahwa penurunan berat badan dan perbaikan tekanan darah dapat memperbaiki kadar testosteron.

Diet yang tepat dan dibarengi dengan olahraga akan membantu mengoptimalkan hormon testosteron, sekaligus mengurangi lemak tubuh serta meningkatkan massa dan kekuatan otot.

Jika Anda khawatir dengan jumlah hormon testosteron dalam tubuh, maka Anda harus berusaha menurunkan massa lemak tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi tinggi, membatasi asupan produk hewani dan produk olahan, berolahraga secara teratur, juga memastikan mendapat vitamin D dan zink yang memadai.

Semuanya adalah cara alami yang lebih aman daripada terapi hormon testoteron untuk menjaga vitalitas, kesehatan, dan kekuatan seiring bertambahnya usia.

Herbal Ampuh dan Aman untuk Memulihkan Testosteron

Karena khawatir dengan risiko dari terapi penggati testosteron, banyak orang mencari alternatif yang lebih aman, yaitu dengan mengonsumsi herbal peningkat testosteron. Salah satu yang diandalkan banyak pria dewasa ialah Tongkat Ali.

Tongkat Ali sudah lama dikenal sebagai herbal peningkat testosteron. Di dalamnya terkandung senyawa-senyawa yang diketahui dapat membantu memperbaiki kadar testosteron dalam tubuh.

Namun herbal ini jauh lebih aman daripada terapi testosteron. Mengapa? Karena Tongkat Ali mampu membantu tubuh untuk memiliki testosteron dalam kadar yang optimal, namun tanpa efek samping atau risiko seperti terapi testosteron.

Herbal ini mendorong pelepasan testosteron dari protein pengikatnya, yaitu sex-hormone-binding-globulin (SHBG). Dengan begitu tersedia lebih banyak testosteron “bebas” yang siap dipakai sesuai kebutuhan tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi pentingnya.

Bisa dikatakan cara kerja Tongkat Ali adalah sebagai pemelihara (maintainer) dan pemulih (restorer) kadar testosteron normal. Ini bermanfaat menaikkan kadar testosteron yang tadinya berada di kisaran rendah kembali ke kisaran yang optimal, sesuai kebutuhan tubuh Anda.

Dari segi keamanan, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Andrologia membuktikan bahwa konsumsi Tongkat Ali tidak memiliki efek samping yang signifikan, sehingga dapat dijadikan alternatif yang aman untuk terapi pengganti testosteron.

Karena itu herbal ini dapat sangat bermanfaat bagi orang-orang yang testosteronnya cenderung turun, misalnya pada pria yang sudah berumur atau lansia, sedang diet ketat untuk menurunkan berat badan, serta para atlet yang berisiko mengalami overtraining.

Tongkat Ali juga bermanfaat bagi pria-pria yang masih muda tetapi ingin menjaga hormon testosteronnya tetap optimal. Terlebih mengingat fakta bahwa testosteron memang akan terus menurun begitu mencapai usia 30 tahun, tidak soal Anda bugar atau tidak.

Berhati-hati dengan Terapi Pengganti Testosteron

Jadi sekali lagi, terapi pengganti testosteron masih terus diselidik para ahli mengenai risikonya bagi penyakit jantung. Karena itu penggunaannya harus secara hati-hati dan di bawah pengawasan dokter. Diskusikan dengan dokter tentang risiko dan manfaat dari terapi ini.

Bagi Anda yang tidak diharuskan untuk menjalani terapi ini oleh dokter, Anda bisa menggunakan cara yang lebih alami yaitu dengan mengupayakan gaya hidup sehat. Ini terdiri dari olahraga secara teratur, mengonsumsi makanan bergizi, dan tidak merokok.

Ada juga alternatif alami yang lebih aman dari terapi hormon testosteron, yakni mengonsumsi herbal Tongkat Ali. Herbal ini dapat memulihkan testosteron ke kadar yang optimal sesuai kebutuhan tubuh, tanpa efek samping atau risiko yang signifikan bagi kesehatan.

Demikianlah artikel ini yang membahas mengenai terapi pengganti testosteron. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Temukan juga artikel-artikel menarik lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Verywell Health. Is Boosting Your Testosterone Level a Good Idea?. URL: https://www.verywellhealth.com/benefits-and-drawbacks-of-testosterone-therapy-4084352

George, A., & Henkel, R. (2014). Phytoandrogenic properties of Eurycoma longifolia as natural alternative to testosterone replacement therapy. Andrologia, 46(7), 708–721. https://doi.org/10.1111/and.12214

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}