Seberapa Besar Bahaya Wajan Anti Lengket?


By Cindy Wijaya

Wajan anti lengket bagi kebanyakan ibu rumah tangga modern adalah sebuah kebutuhan. Mereka memilih memasak dengan wajan anti lengket ketimbang perangkat dapur biasa karena memang perangkat ini memberi banyak kemudiahan. Mulai dari proses masak yang demikian mudah dan cepat, cukup dengan sedikit minyak dan mentega serta tidak mudah melekat pada panci atau wajan.

Hanya saja, belakangan ini kalangan masyarakat modern mulai diusik dengan beberapa pemberitaan mengenai bahaya wajan anti lengket. Bahwa ada bahaya wajan anti lengket yang bisa menyebabkan kasus kerusakan hati kronis dan membawah faktor karsinogen atau pemicu kanker.

Bagaimana sebenarnya pandangan para pakar kesehatan mengenai bahaya wajan anti lengket ini? Pada kondisi apa bahaya dari perangkat masak modern ini benar-benar perlu Anda waspadai, dan kapan sebenarnya masih bisa Anda abaikan?

Ulasan dan Fakta seputar Bahaya Wajan Anti Lengket

Mari coba kita kupas lebih lanjut, fakta-fakta dan ulasan apa yang tersebar di masyarakat dan berhasil dikupas para pakar mengenai bahaya wajan anti lengket. Ini akan memperjelas batasan bahaya yang perlu Anda waspadai. Termasuk pula bagaimana seharusnya memilih dan memperlakukan wajan anti lengket untuk menekan risiko bahaya dalam level rendah.

Pemberitaan tersanter mengenai bahaya anti lengket pertama adalah kandungan Perfluorierten Tenside (PTFE), khususnya Perfluoroctansäure Acid (PFOA). Jenis teflon klasik menggunakan jenis senyawa kimia PFOA sebagai elemen dominan dari zat anti lengket yang melapisi wajan atau panci.

Diakui secara medis bahwa PFOA memang mengandung agen karsinogen. Sebuah studi di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menemukan adanya kaitan paparan PFOA terlarut dalam darah dengan sejumlah kasus kanker dan leukemia. Paparan senyawa ini juga diperkirakan berkaitan dengan kasus mikrosefalus pada beberapa negara modern.

Bahkan pada tahun 2004, EPA (Environmental Protection Agency) dari USA secara resmi mengeluarkan rekomendasi bahaya senyawa PFOA ini terkait dengan kasus sengketa perusahaan alat masak anti lengket ternama Dupont dengan lingkungan pemukiman sekitar pabrik Dupont karena terbukti terjadi kontaminasi PFOA pada air tanah di kawasan pemukiman.

Dan di tahun 2005, secara resmi EPA kemudian mengeluarkan peringatan bagi seluruh produsen produk alat masak anti lengket untuk berhenti menggunakan bahan PFOA. Kini setidaknya 8o% produk anti lengket di pasaran sudah tidak lagi menggunakan PFOA atau minim PFOA, kecuali tentu saja jenis produk anti lengket lokalan yang biasanya kualitas daya tahan anti lengketnya juga cenderung rentan dan mudah tergores.

Pada dasarnya, PFOA memang bersifat anti lengket, tetapi demikian mudah untuk mengalami korosi hanya karena goresan benda logam, pemasakan bahan makanan dengan unsur keras seperti tulang atau kulit kerang serta proses perubahan suhu mendadak antara panas ke dingin. Sehingga perkembangan teknologi anti lengket dewasa ini cenderung menghasilkan bahan anti lengket yang lebih tahan lama dan lebih tahan gores.

Yang menarik, beberapa riset terbaru seperti yang dinyatakan oleh Paul Honigfort, Ph.D dari FDA mengatakan bahwa sebenarnya pelepasan partikel kecil anti lengket yang menjadi salah satu permasalahan yang paling digembar gemborkan justru tidak seberbahaya yang disampaikan selama ini. Bahkan menurut beliau kebanyakan pemberitaan adalah peralihan komersial untuk mendorong konsumen beralih pada jenis anti lengket modern.

PFOA sebenarnya tidak hanya bisa Anda temukan dalam senyawa anti lengket. Anda bisa temukan senyawa polimeryang sama dalam sampo, karpet, sejumlah pewarna pakaian, kemasan makanan cepat saji hingga wadah makan plastik. Bahkan dalam sebuah uji darah pada sejumlah sampel bayi ditemukan adanya kandungan PFOA dalam darah sejak usia dini yang diperoleh bayi dari darah ibu mereka selama dalam kandungan.

Perkembangan ini memang perlu dikhawatirkan, namun dalam riset FDA, tubuh dalam kondisi normal ternyata memiliki kemampuan cukup memadai mengatasi paparan senyawa kimia polimer ini. Sehingga sejauh ini FDA masih menjadikan senyawa ini dalam peringatan dan bukan sebagai produk terlarang.

Bahaya dari partikel PFOA ini baru dirasa perlu diwaspadai ketika wajan anti lengket yang Anda gunakan memang sudah tergores. Demikian pandangan dari Robert L. Wolke, Ph.D., seorang profesor emeritus kimia di University of Pittsburgh.

Karena goresan ini cenderung membuat senyawa anti lengket semakin mudah terlepas. Teknik perlakuan klasik seperti penggunaan spatula kayu, hindari penggosokan dengan kawat dan hindari paparan panas dan dingin dengan mengejutkan masih menjadi saran yang perlu Anda perhatikan meski sudah mengenakan jenis wajan anti lengket modern yang dinyatakan bebas atau rendah kandungan PFOA.

Masih menurut Robert L. Wolke, Ph.D., bahaya wajan anti lengket yang paling perlu Anda waspadai adalah pelepasan senyawa kimia beracun yang bisa terjadi ketika terjadi peningkatan suhu berlebihan. Pada suhu sangat tinggi atau berkisar pada suhu 600o F atau sama dengan 280o C, sebuah produk wajan anti lengket akan mengalami kerusakan dimana zat anti lengket dapat menjadi sejenis senyawa toksin.

Pada suhu sangat tinggi ini, wajan anti lengket yang kosong akan berasap, asap ini bersifat toksin bahkan bisa membunuh seekor tikus kecil atau burung berukuran kecil yang berada pada radius ½ – 1 meter dari wajan. Dan pada manusia, asap ini akan melepas polimer yang bersifat sangat karsinogen dan memiliki daya rusak tinggi terhadap liver dan otak. Mereka yang peka bisa mengalami keluhan pusing dan mual sesaat setelah paparan asap ini.

Adakah Cara untuk Menghindari Bahaya Wajan Anti Lengket?

Menurut sebuah riset yang dikembangkan oleh Environmental Working Group dan The Good Housekeeping Research Institute (GHRI) ada beberapa cara untuk aman menggunakan wajan anti lengket dengan menekan bahaya wajan anti lengket dalam level rendah.

Terlepas dari tips klasik yang sudah kami paparkan sebelumnya dari Robert L. Wolke, Ph.D. untuk tetap memasak dengan spatula kayu, hindari mencuci dengan kawat serta menghindari paparan dingin tepat setelah terjadi paparan panas.

Dikatakan oleh HGRI, penting untuk menggunakan wajan dengan ketebalan tinggi dan bobot yang besar. Wajan jenis ini memiliki ketahanan untuk menjaga suhu dalam kadar medium, namun dengan panas yang merata. Ini membantu masakan matang lebih cepat, namun bebas dari panas berlebihan yang bisa membahayakan.

Riset ini melibatkan beberapa jenis ketebalan dan bobot wajan dan terbukti wajan anti lengket dari bahan tipis dan ringan cenderung lebih mudah mengalami kerusakan dan pelepasan racun berbahaya dari jenis yang lebih tebal.

Penting juga untuk menyalakan api dalam skala kecil – medium, diamkan wajan setidaknya selama 10 detik sebelum Anda gunakan masak, kemudian turunkan dalam suhu rendah hanya sekedar untuk menahan suhu tetap stabil. Hindari menaikkan api pada suhu tinggi karena bisa memicu kenaikan suhu berlebihan.

Memasak jenis masakan berkuah, atau jenis masakan yang menutup sebagian besar permukaan wajan seperti memasak pancake, omlet atau tumisan akan lebih aman ketimbang memasak sepotong steak yang membuat Anda menyisakan sebagian besar wajan terbuka.

Sisi wajan terbuka ini akan dengan mudah terpancing untuk mengalami panas berlebihan yang berbahaya. Anda bisa pilih jenis wajan khusus anti panas atau tetap memasak dalam api serendah mungkin untuk menekan risiko kerusakan permukaan wajan.

Saran lain dari WebMD adalah menghindari penggunaan jenis wajan anti lengket klasik, dan coba memilih jenis anti lengket yang lebih modern. Biasanya lapisan modern cenderung terasa lebih kering bahkan bisa jadi terasa lebih licin karena adanya unsur keramik. Anda juga disarankan untuk mengikuti aturan maksimal pemakaian 3 tahun, karena selepas usia 3 tahun, terjadi peningkatan risiko bahaya wajan anti lengket yang signifikan seiring masa pakai.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}