Senyawa Flavonoid, Limpah di Alam & Banyak Manfaatnya!

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Oktober 3, 2019


Jika Anda membaca artikel kesehatan yang mengulas tentang makanan atau herbal, bisa jadi Anda pernah membaca tentang flavonoid. Banyak artikel itu menyinggung bahwa flavonoid adalah kandungan senyawa aktif yang membuat makanan atau herbal itu dapat bermanfaat bagi kesehatan. Tapi apa sebenarnya flavonoid itu? Artikel ini akan mengulas tentang fungsi, klasifikasi, dan struktur dari flavonoid.

Apa Itu Senyawa Flavonoid?

Flavonoid adalah sekelompok senyawa alami yang memiliki struktur fenolik yang bervariasi. Flavonoid banyak ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kulit kayu, akar, batang, bunga, teh, dan wine.

Flavonoid merupakan molekul polifenol yang mengandung 15 atom karbon dan dapat larut dalam air. Mereka terdiri dari dua cincin benzena yang dihubungkan oleh tiga rantai karbon pendek. Salah satu karbon dalam rantai ini terhubung ke karbon di salah satu cincin benzin, baik melalui jembatan oksigen atau secara langsung, yang menghasilkan cincin tengah ketiga.

Untuk klasifikasi, flavonoid dapat dibagi menjadi setidaknya 7 sub-tipe yaitu: flavona, flavanona, isoflavonoid, neoflavonoid, flavanol atau katekin, antosianin, dan kalkon.

Flavonoid ada melimpah dalam tumbuhan, dan di dalamnya mereka memiliki beberapa fungsi.Di samping keberadaannya yang berlimpah, flavonoid juga memiliki toksisitas (tingat merusak) yang relatif rendah terhadap senyawa lain.

Karena itulah senyawa ini tidak masalah jika dikonsumsi dan dicerna dalam jumlah besar sekalipun. Contoh makanan yang kaya akan flavonoid antara lain bawang, peterseli, blueberry, pisang, cokelat hitam, dan wine merah. Salah satu herbal yang banyak mengandung flavonoid ialah Sarang Semut Papua.

Klasifikasi Senyawa Flavonoid

Sebagaimana sudah disebutkan, klasifikasi untuk flavonoid dapat dibagi menjadi setidaknya 7 sub-tipe yaitu: flavona, flavanona, isoflavonoid, neoflavonoid, flavanol atau katekin, antosianin, dan kalkon. Berikut akan secara garis besar dijelaskan masing-masing sub-tipe itu.

Flavona

Flavona adalah salah satu sub-tipe flavonoid yang penting. Flavona banyak terdapat dalam daun, bunga, dan buah-buahan dalam bentuk glukosida. Seledri, peterseli, paprika merah, chamomile, mint, dan ginkgo biloba merupakan beberapa sumber utama flavona. Luteolin, apigenin, dan tangeritin termasuk dalam sub-tipe dari flavona. Kulit buah jeruk kaya akan flavona polymethoxylated, tageterin, nobiletin, dan siensetin.

Struktur dari sub-tipe flavonoid ini memiliki ikatan rangkap antara posisi 2 dan 3 dan keton di posisi 4 dari cincin C. Sebagian besar flavona sayuran dan buah-buahan memiliki gugus hidroksil pada posisi 5 cincin A, sedangkan hidroksilasi pada posisi lain, untuk sebagian besar di posisi 7 cincin A atau 3’dan 4’dari cincin B, dapat bervariasi sesuai klasifikasi taksonomi dari sayuran atau buah tersebut.

Flavanona

Flavanona adalah tipe flavonoid lain yang penting dan umumnya terdapat pada semua jenis buah citrus seperti jeruk, lemon, dan jeruk nipis. Hesperitin, naringenin, dan eriodictyol adalah contoh dari flavonona. Sub-tipe flavonoid ini dikaitkan dengan sejumlah fungsi kesehatan karena kemampuannya untuk melindungi dari radikal bebas.

Senyawa ini membuat rasa pahit dari sari dan kulit buah jeruk. Flavonoid dalam buah citrus memberikan fungsi farmakologis yang menarik misalnya antioksidan, anti-inflamasi, penurun lipid darah, dan penurun kolesterol.

Struktur dari flavanona, yang juga disebut dihidroflavon, memiliki cincin C jenuh; oleh karena itu, tidak seperti flavona, ikatan rangkap antara posisi 2 dan 3 jenuh dan ini adalah satu-satunya perbedaan struktur antara kedua sub-tipe flavonoid.

Isoflavonoid

Isoflavonoid adalah sub-tipe flavonoid yang besar dan sangat khas. Isoflavonoid hanya ada terbatas dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian besar ditemukan pada kedelai serta tanaman polong-polongan lainnya. Beberapa isoflavonoid juga telah dilaporkan terdapat dalam mikroba.

Sub-tipe senyawa flavonoid ini memainkan fungsi penting sebagai prekursor untuk pengembangan phytoalexin selama interaksi mikroba tanaman. Isoflavonoid menunjukkan potensi luar biasa untuk mengatasi sejumlah penyakit. Isoflavon seperti genistein dan daidzein umumnya dianggap sebagai fitoestrogen karena aktivitas oestrogeniknya pada model hewan percobaan tertentu.

Neoflavonoid

Neoflavonoid adalah kelompok senyawa polifenol. Jika struktur flavonoid memiliki tulang punggung 2-fenilkromen-4-satu, maka neoflavonoid memiliki tulang punggung 4-fenilkromen tanpa substitusi kelompok hidroksil pada posisi 2. Neoflavon pertama yang diisolasi dari sumber alami pada tahun 1951 adalah calophyllolide dari biji Calophyllum inophyllum. Senyawa ini juga ditemukan pada kulit kayu dan kayu dari tanaman endemik Sri Lanka, Mesua thwaitesii.

Flavanol atau Katekin

Flavanol, atau disebut juga dihidroflavonol atau kateik, adalah turunan 3-hidroksi dari flavanona. Mereka adalah sub-tipe yang sangat beragam dan multi-substitusi. Flavanol juga disebu flavan-3-ols karena gugus hidroksil selalu terikat pada posisi 3 cincin C. Tidak seperti banyak senyawa flavonoid lainnya, struktur flavanol tidak ada ikatan rangkap antara posisi 3 dan 3. Flavanol banyak ditemukan di pisang, apel, blueberry, persik, dan pir.

Antosianin

Antosianin adalah pigmen yang memberikan warna pada tanaman, bunga, dan buah-buahan. Cyanidin, delphinidin, malvidin, pelargonidin, dan peonidin adalah antosianin yang paling banyak dipelajari. Mereka terutama terjadi di lapisan sel luar dari berbagai buah seperti cranberry, blackcurrant, anggr merah, anggur merlot, raspberry, stroberi, blueberry, bilberry, dan blackberry.

Sub-tipe flavonoid ini memiliki stabilitas dan fungsi bagi kesehatan sehingga mereka banyak digunakan di industri makanan dalam berbagai aplikasi. Warna antosianin bergantung pada keadaan pH dan juga oleh metilasi atau asilasi pada gugus hidroksil pada cincin A dan B.

Kalkon

Kalkon dicirikan dengan tidak adanya “cincin C” dari struktur kerangka flavonoid dasar. Oleh karena itu, mereka juga dapat disebut sebagai senyawa flavonoid rantai terbuka. Contoh utama kalkon antara lain phloridzin, arbutin, phloretin, dan chalconaringenin. Kalkon banyak terdapat dalam tomat, pir, stroberi, bearberry, dan produk olahan gandum tertentu.

Fungsi Senyawa Flavonoid

Flavonoid adalah antioksidan yang penting, dan memberikan berbagai manfaat kesehatan. Di samping sebagai antioksidan, senyawa flavonoid juga memiliki banyak fungsi bermanfaat lain yaitu sebagai anti-virus, anti-kanker, anti-inflamasi, dan anti-alergi.

Salah satu jenis flavonoid yang disebut quertecin dapat membantu meredakan eksem, sinusitis, asma, dan alergi rinitis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan flavonoid berbanding terbalik dengan masalah penyakit jantung, dimana senyawa ini menghambat oksidasi lipoprotein densitas rendah dan karenanya dapat mengurangi risiko berkembangnya aterosklerosis.

Flavonoid juga berlimpah di dalam wine merah. Sejumlah ahli menduga inilah alasan mengapa kasus penyakit jantung lebih rendah di antara orang Perancis (yang lebih sering mengonsumsi wine merah) dibandingkan dengan orang Eropa lainnya, meskipun orang Perancis lebih banyak mengonsumsi makanan berkolesterol. Banyak penelitian menunjukkan bahwa 1 – 2 gelas wine dalam sehari dapat membantu melindungi dari penyakit jantung.

Sejumlah jenis teh juga kaya akan flavonoid, dan mengonsumsinya diyakini akan menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol dalam darah. Flavonoid atau isoflavon dalam kedelai juga memiliki fungsi untuk menurunkan kolesterol, serta melindungi diri dari osteoporosis dan mengurangi gejala-gejala menopause.

Asupan harian flavonoid dari makanan biasanya berkisar antara 50 hingga 500 mg, yang berarti aktivitas antioksidan yang diberikan oleh flavonoid akan sangat bervariasi antara satu orang dengan orang lainnya.

Ilustrasi Sumber Flavonoid
Ilustrasi Sumber Flavonoid (Credit: byakkaya / iStock)

Makanan Sumber Senyawa Flavonoid

Hampir semua jenis buah, sayur, dan herbal mengandung flavonoid dalam jumlah tertentu. Senyawa ini juga dapat ditemukan di berbagai jenis makanan/minuman lainnya, misalnya kacang kering, biji-bijian, wine merah, teh hijau, dan teh hitam.

Aturan umumnya adalah semakin berwarna suatu makanan/minuman, maka semakin kaya kandungan flavonoid di dalamnya. Akan tetapi ada pengecualian bagi buah jeruk, karena flavonoid yang terkandung dalam buah ini terutama ada pada bagian berwarna putih dari bagian dalam kulitnya.

Cara terbaik untuk memastikan mendapatkan asupan flavonoid yang cukup adalah dengan mengonsumsi beragam buah dan sayuran segar setiap hari. Para ahli menyarankan untuk makan 5 porsi sayuran dan 4 porsi buah. Mengenai asupan wine merah, pria disarankan untuk tidak minum lebih dari 2 gelas per hari dan wanita disarankan untuk tidak minum lebih dari 1 gelas per hari.

Suplemen flavonoid juga tersedia, tetapi para ahli belum memastikan mana suplemen yang ideal dan ada kemungkinan juga bahwa kelebihan asupan flavonoid dapat berbahaya bagi kesehatan.

Kesimpulan tentang Senyawa Flavonoid

Flavonoid adalah sekelompok senyawa alami yang dapat ditemukan pada hampir semua jenis buah, sayur, dan herbal. Karena jumlahnya yang melimpah dalam tumbuhan dan memiliki tingkat toksisitas yang relatif rendah terhadap senyawa lain, senyawa ini sering kali bisa dikonsumsi dan dicerna dalam jumlah besar sekalipun.

Klasifikasi flavonoid dapat dibagi menjadi setidaknya 7 sub-tipe, yaitu flavona, flavanona, isoflavonoid, neoflavonoid, flavanol (katekin), antosianin, dan kalkon. Masing-masing sub-tipe flavonoid itu memiliki struktur yang unik.

Flavonoid banyak digunakan dalam pembuatan makanan atau suplemen untuk kesehatan karena memiliki banyak fungsi yang bermanfaat. Sejumlah fungsi tersebut antara lain sebagai antioksidan, anti-virus, anti-kanker, anti-inflamasi, dan anti-alergi. Meski tersedia suplemen flavonoid, namun para ahli menyarankan untuk mengonsumsinya dari sumber alaminya langsung, yaitu dari buah-buahan dan sayuran.

Demikianlah artikel ini yang mengulas tentang senyawa flavonoid. Semoga informasi ini dapat membantu Anda untuk mengerti mengapa flavonoid begitu terkenal dalam dunia kesehatan. Temukan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Sumber Referensi:

Robertson, Sally. What are Flavonoids?. Published: 2018-08-23. URL: https://www.news-medical.net/health/What-are-Flavonoids.aspx. Accessed: 2019-10-01

Panche AN, dkk. (2016). Flavonoids: an overview. Journal of Nutritional Science. 5:e47. DOI: 10.1017/jns.2016.41

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}