Penyebab Katarak Yang Perlu Dihindari


By Fery Irawan

Bayangkan, Anda tidak dapat membaca dengan jelas ataupun mengendarai kendaraan. Tampak bayangan kabut menutupi penglihatan Anda, apa sebenarnya terjadi? Mungkinkah ini yang disebut katarak? Apa sebenarnya penyebab katarak pada anak (remaja), lansia (orang tua), pria (laki-laki) ataupun wanita (perempuan)? Adakah pemicu katarak yang bisa dihindari?

Dalam artikel ini Anda akan mengetahui beberapa hal yang perlu dihindari agar tidak mengalami gangguan mata tersebut. Perlu diingat bahwa informasi dalam artikel ini hanyalah sebagai pelengkap bukan pengganti konsultasi ataupun pemeriksaan yang seharusnya dilakukan dokter. Sekarang, mari kita perhatikan beberapa penyebab katarak berikut ini!

Penyebab Katarak Pada Anak (Remaja), Lansia (Orang Tua), Pria (Laki-Laki) ataupun Wanita (Perempuan)

Tahukah Anda berapa banyak orang yang menderita katarak? Di Amerika Serikat ada sekitar 20 juta orang berusia 40 tahun yang terkena katarak dan 6 juta orang telah melakukan operasi mata. Apa pemicu atau penyebab katarak pada anak (remaja), lansia (orang tua), pria (laki-laki) ataupun wanita (perempuan)? Sebelumnya, ketahuilah bahawa katarak merupakan sebuah gangguan penglihatan yang berkembang secara perlahan dan tak terasa. Ketika tersadar bisa jadi Anda telah kehilangan sebagian penglihatan. Walau demikian katarak bukannya gangguan tanpa solusi.

Secara fisik katarak dapat dilihat dengan adanya perubahan warna mata yang tampak pudar, menguning, bahkan keabu-abuan. Pada saat itu terjadi penderitanya akan merasa pandangannya mulai meredup, kesulitan melihat di malam hari, peka terhadap cahaya, tampak penglihatan ganda pada sebelah mata, dan timbul efek lingkaran cahaya pada lampu dan benda semacamnya.

Proses Terbentuknya Katarak

Penyebab katarak pada anak (remaja), lansia (orang tua), pria (laki-laki) ataupun wanita (perempuan) perlu dihindari. Katarak biasanya terjadi di usia lanjut atau karena luka yang menyebabkan perubahan lapisan sel pada lensa mata. Katarak juga terjadi karena faktor keturunan, diabetes, trauma mata setelah melakukan operasi, dan penggunaan obat steroid dalam jangka panjang.

Biasanya lapisan katarak terbentuk di belakang lapisan warna mata yang disebut iris. Pada penglihatan normal, lensa mata akan memfokuskan cahaya yang masuk, sehingga retina menangkap gambar yang jelas dan tajam. Sedangkan pada penderita katarak, gambar yang dihasilkan tidak fokus karena timbulnya lapisan yang menghalangi cahaya atau pembentukan gambar.

Seiring bertambahnya usia, kelenturan lensa mata Anda semakin berkurang, tidak transparan, dan bahkan menebal. Ini terjadi karena pecahnya lapisan sel pada jaringan mata yang kemudian menggumpal dan membentuk lapisan penghalang. Lapisan tersebut semakin padat dan bertambah keruh sehingga menutupi hampir seluruh lensa mata.

Pemicu Katarak di Indonesia

Tahukah Anda apa pemicu atau penyebab katarak pada anak (remaja), lansia (orang tua), pria (laki-laki) ataupun wanita (perempuan)? Tidak lain karena kebiasaan minum alkohol yang tidak terkendali, merokok, terkena sinar matahari yang menyengat, radiasi karena sinar X yang biasa digunakan dalam kemoterapi, tekanan darah tinggi, obesitas, peradangan mata, dan operasi.

Mereka yang bekerja di lokasi pabrik dengan residu kimiawi atau di lokasi pertambangan dengan unsur logam, batuan, dan jenis kimiawi lain, akan mengalami peningkatan risiko katarak yang cukup besar. Kasus katarak di kawasan tropis memang diakui lebih tinggi dari kasus katarak di kawasan lain. Daerah tropis memiliki jangka waktu lebih panjang untuk terpapar sinar matahari.

Selalu menghindari paparan matahari berlebihan adalah langkah bijak untuk mencegah katarak. Ada baiknya untuk menggunakan payung atau kacamata hitam guna mengurangi efek sinar matahari terhadap mata. Selain itu, di era modern ini ditemukan sejumlah kasus katarak di kalangan masyarakat modern, dan peningkatan ini juga muncul di kota-kota besar di Indonesia.

Ini terkait dengan tingginya penggunaan komputer di kalangan ini dan dapat memicu terjadinya katarak. Sinar radiasi yang dipancarkan oleh komputer dan perangkat layar eletronik lain memberi efek buruk terhadap mata dan merusak sel-sel dalam mata. Terutama pada jenis layar komputer jaman dulu yang masih memancarkan radiasi yang sangat tinggi.

Pada mata yang sudah sensitif, misalnya karena terpapar sinar matahari atau paparan sinar radiasi komputer, maka kondisi dengan masalah diabetes ini bisa meningkatkan risiko serangan katarak. Dan kabar buruknya, kasus diabetes di Indonesia relatif tinggi.

Penyebab Katarak di Indonesia

Menurut Dr. Budi dari Jakarta Eye Center, dikatakan ada beberapa pemicu atau penyebab katarak pada anak (remaja), lansia (orang tua), pria (laki-laki) ataupun wanita (perempuan) di Indonesia, dan beberapa diantaranya ialah:

  • Nutrisi — Harus diakui sebagian besar masyarakat Indonesia tidak menjalankan pola makan dengan nutrisi seimbang. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjalankan pola makan yang sehat dan seimbang menyebabkan banyak kasus kekurangan vitamin A menjelang usia 40 tahun. Padahal Vitamin A berperan besar dalam mencegah serangan katarak.
  • Radikal Bebas — Meski masih memerlukan riset lebih lanjut, beberapa pakar menduga adanya kaitan antara kadar toksin dan radikal bebas pada pembuluh darah dengan peningkatan risiko katarak. Katarak adalah pertumbuhan sel abnormal dan penyimpangan pertumbuhan sel mata. Dan sedikit banyak ada peran radikal bebas yang masuk melalui darah.
  • Sinar Matahari — Rupanya paparan sinar matahari terhadap mata memberi pengaruh buruk dan dapat merusak sel-sel pada mata yang memunculkan lapisan selaput katarak.
  • Radiasi Komputer — Selaput secara alami terbentuk sebagai reaksi terhadap paparan radiasi yang terus menerus. Itu sebabnya meski perangkat komputer saat ini sudah lebih rendah radiasi, sebaiknya gunakan lapisan layar anti radiasi untuk membantu menekan efeknya terhadap mata. Atur juga agar pencahayaannya redup ketimbang pencahayaan yang terlalu terang.
  • Diabetes — Kasus diabetes seringkali menyebabkan suplai glukosa menuju sel-sel mata tidak tersalurkan dengan baik. Glukosa menjadi sumber daya untuk memproduksi energi pada mata dan tanpa glukosa yang sesuai kebutuhan, maka suplai energi akan berkurang dan menyebabkan fungsi mata tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Penyebab utama di ataslah yang kemudian menjadikan Indonesia harus ekstra waspada terhadap katarak. Pasalnya kasus penyakit katarak di Indonesia menyerupai kasus gunung berapi laut. Di permukaan terlihat sedikit padahal sebenarnya sangat besar. Karena di daerah dan kawasan luar Jawa belum banyak kasus katarak yang ditangani dengan optimal bahkan tidak terdeteksi.

Caranya Menghindari Katarak

Di akhir pembahasan, Dr. Budi juga menganjurkan agar selalu menambahkan asupan vitamin A dan betakaroten dalam menu Anda dan sebisa mungkin hindari paparan cahaya matahari berlebihan, radiasi komputer, dan residu kimiawi terhadap mata. Jika organ penglihatan kita jaga dari sejak muda, maka penyakit katarak di usia tua sangat mungkin untuk dihindari.

Jika kondisi katarak bertambah parah ada baiknya untuk berkonsultasi pada Ophthalmologist, ahli mata yang dapat melakukan operasi pengangkatan katarak pada mata Anda. Bila Anda belum yakin untuk melakukan operasi.

Ada baiknya untuk menggunakan kaca pembesar sewaktu membaca, mendapatkan cukup cahaya, memakai kacamata hitam atau topi sewaktu berada diluar rumah, dan pastikan agar kacamata/lensa kontak yang sedang digunakan memiliki ukuran tepat. Ya, seperti itulah pemicu atau penyebab katarak pada anak (remaja), lansia (orang tua), pria (laki-laki) ataupun wanita (perempuan) di Indonesia, demikian laporan yang disebutkan dalam healthline ataupun Mayo Clinic.

Sumber
The National Eye Institute (NEI). Facts About Cataract. URL: https://nei.nih.gov/health/cataract/cataract_facts. Diakses 2018-09-04. (Archived by WebCite®)

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}