Kenapa Risiko Virus Corona Lebih Mengancam pada Manula?


By Nurul Kuntarti

Terhitung sejak awal Maret 2020, Indonesia mengumumkan pasien COVID-19 pertamanya. Belum sampai genap satu bulan jumlahnya terus meningkat hingga di atas 500 orang, dan kemungkinan akan terus meningkat dengan cepat. Peningkatan tragis ini disertai satu ancaman risiko lain, yaitu kematian karena virus corona penyebab penyakit ini.

Meski secara umum tingkat risiko kematian dari COVID-19 cenderung lebih rendah dari kebanyakan infeksi jenis virus corona lain, seperti SARS-CoV atau MERS-CoV. Tapi ternyata pada manula tingkat kematian karena virus corona justru cenderung tinggi.

Apa sebenarnya yang menyebabkan kelompok pasien dari usia manula memiliki tingkat risiko kematian lebih tinggi? Kita akan mencoba menguaknya lebih dalam sekaligus melihat potensi-potensi pencegahan yang bisa dilakukan untuk manula.

Risiko Virus Corona pada Usia Lanjut

Laporan yang paling banyak menjadi dasar mengenai tingkat risiko virus corona pada usia lanjut adalah laporan yang keluar dari pihak pemerintahan Cina. Dalam laporan yang juga menjadi dasar pernyataan CDC (the Centers for Disease Control and Prevention) dijelaskan bahwa risiko tinggi kematian dan kondisi pasien yang serius cenderung meningkat pada manula.

Masih dari data yang sama, dikatakan secara umum sebenarnya tingkat kematian dari penyakit COVID-19 ini berada pada kisaran 3,4%. Dan menariknya, angka kematian ini mayoritas terjadi pada pasien berusia di atas 75 tahun dan pasien yang sebelumnya sudah dinyatakan mengidap penyakit tertentu.

Dalam laporan lain yang dipaparkan the New England Journal of Medicine tahun 2020, dijelaskan angka median dari usia pasien yang terinfeksi virus corona yang terbaru ini sekaligus juga menunjukan kondisi yang cenderung berat adalah mereka yang berada di usia di atas 50 tahun. Dengan tingkat kematian lebih tinggi terjadi pada pasien dengan usia di atas 65 tahun.

Masih senada dengan laporan yang sebelumnya dijelaskan. Pada Laporan terakhir yang diterbitkan oleh Chinese Center of Disease Control and Prevention di Akhir februari 2020, pasien dengan rentang usia di atas 70 tahun akan memiliki risiko kematian hingga di atas 5% dan mencapai 21% untuk di atas 80 tahun. Sedang secara umum , risiko kematian dari COVID-19 masih di antara rentang 2% – 4%.

Sebenarnya bagaimana cara kerja dan kinerja serangan dari penyakit COVID-19 ini tak banyak berbeda dari jenis penyakit yang disebabkan oleh virus corona lain, seperti SARS dan MERS. Menurut data WHO, ketika SARS menyerang tingkat kematiannya mencapai 10%, dengan 50% kasus kematian berkaitan dengan pasien dengan usia di atas 50 tahun.

Risiko Non-Kematian pada Pasien Virus Corona Usia Lanjut


Bukan hanya kematian yang menjadi risiko virus Corona pada pasien usia lanjut. Karena pada usia ini perkembangan penyakit akan terjadi lebih cepat. Dibandingkan dengan kondisi pasien di usia lebih muda kisaran di bawah 40 tahun.

Pada dasarnya, tidak setiap pasien yang ditemukan positif memiliki virus corona akan mengalami keluhan serius. Bahkan dikatakan sebagian besar kasus tidak menunjukan gejala serius.

Fakta yang dianggap menyebabkan data di sebagian besar negara dianggap meragukan. Mengingat kebanyakan orang dengan gejala flu biasanya memandang sepele dan enggan memeriksakan diri. Dan faktanya, pada level ini kasus corona mungkin untuk sembuh dengan sendirinya melalui mekanisme imunitas tubuh.

Tetapi pada usia lanjut, perkembangan penyakit bisa memburuk lebih cepat. Potensi tinggi untuk mengalami pneumonia, serangan asma yang berat, peradangan pada saluran pernafasan serius hingga gangguan kerusakan paru-paru yang mematikan.

kematian karena corona virus
Credit Photo: Wavebreak Media Ltd / 123rf

Kenapa Kematian Karena Virus Corona Tinggi di Usia Lanjut?

Ada banyak alasan kenapa mereka yang menginjak usia manula cenderung lebih rentan terhadap serangan virus corona. Mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gejala yang lebih serius bahkan mengalami kondisi yang lebih buruk termasuk kematian.

Tetapi setidaknya ada beberapa alasan utama bagaimana tingkat kematian dan keseriusan kondisi karena virus corona pada manula lebih berat.

  • Aspek daya tahan tubuh

    Memasuki usia di atas 50 tahun, daya tahan tubuh seseorang akan menurun. Ini adalah sebuah kondisi yang alami terjadi. Terdapat pengaruh kuat kemampuan regenerasi sel yang menurun pada usia lanjut yang turut menurunkan performa daya tahan tubuh. Ini membuat manula beberapa kali lebih memiliki risiko terhadap virus corona.

    Memasuki usia manula, sistem imunitas mengalami penurunan kemampuan untuk mengidentifikasi karakter antigen yang masuk kedalam tubuh. Gen asing yang berdiam tidak serta merta diberantas karena proses identifikasi berjalan lebih lambat.

    Pada manula, makrofag yang menjadi salah satu elemen utama dari sel darah putih yang sejatinya menjadi salah satu garda paling proaktif terhadap se lasing justru bekerja paling lambat dibandingkan sel darah putih lain.

    Pada manula, produksi sel T menurun. Sel T yang menjadi bagian penting sistem limfatik dan sangat efektif membaca antigen. Sifatnya sangat agresif bahkan menjadi elemen yang sangat diandalkan melawn infeksi dan sel kanker. Bila jumlahnya menurun, maka proses serangan yang agresif terhadap sel asing juga turut berkurang..

    Manula juga terbukti tidak memiliki protein antibody sebanyak orang dewasa muda. Ini karena kinerja sistem limfatik yang juga turut menurun dan kinerja proses regenerasi sel yang sudah melambat.

    Ini membuat seorang manula lebih mudah terpapar virus Corona. Dan begitu terpapar, risiko penyakit karena virus corona juga lebih cepat muncul, berkembang dengan lebih pesat dan mungkin menyebabkan kematian.

  • Aspek kondisi tubuh

    Lebih dari 70% manula pada dasarnya sudah tidak dalam kondisi kesehatan yang prima. Penyakit degeneratif dan ancaman kesehatan lain sudah muncul pada saat seseorang mencapai usia di atas 50 tahun, bahkan semakin memburuk ketika di atas 70 tahun.

    Sebut saja seperti masalah jantung koroner,tekanan darah tinggi, stroke, diabetes, asam urat,reumatik, osteosklerosis, liver, pencernaan, ginjal, hingga masalah kanker. Masalah-masalah kesehatan yang pada umumnya akan menurunkan performa tubuh manula secara general.

    pada kondisi ini, mereka menjadi berkali lipat lebih rentan terhadap infeksi. Terutama jenis infeksi serius seperti COVID-19 ini. Pada dasarnya, penyakit-penyakit ini mengganggu kelancaran sirkulasi darah yang pada akhirnya dapat mengganggu kinerja sistem limfatik.

    Tidak hanya itu, gangguan pada sejumlah organ dapat menyebabkan tubuh sudah mengandung lebih banyak toksin dari orang dewasa muda. Kadar toksin yang tinggi pada tubuh menyebabkan mereka lebih mudah untuk mengalami serangan infeksi dan inflamasi atau peradangan.

    Karena toksin sendiri merupakan agen inflamasi. Semakin tinggi kadar toksin dalam tubuh semakin retan seseorang mengalami peradangan. Semakin rentan pula sel-sel tubuh untuk rusak dengan kemampuan regenerasi sel yang sangat lambat.

  • Aspek ketahanan pasien terhadap penyakit

    Pasien di usia lanjut, cenderung tidak tahan terhadap serangan penyakit. Demam ringan yang kerap kali tidak digubris oleh orang dewasa muda, akan menjadi sangat mengganggu ketika terjadi pada manula.

    Ketahanan manula pada rasa nyeri dan rasa sakit yang muncul lebih rendah dari mereka di usia dewasa muda. Begitu juga kemampuan untuk pulih dari penyakit. Proses penyembuhan inflamasi atau peradangan yang berkembang karena COVID-19 berjalan lebih lambat pada manula.

    Sementara pasien lebih lambat untuk pulih, imunitas juga bekerja dengan kinerja yang relatif rendah. Hingga kerusakan yang muncul akan berkembang lebih masif dari pada yang terjadi pada usia muda.

    Pada dasarnya, lepas dari risiko virus corona dan potensi kematian karena virus corona, manula sudah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengidap bronchitis dan pneumonia. Kondisi saluran pernafasan yang sudah tidak fit membuatnya lebih rentan mengalami infeksi. Apalagi bila juga disertai riwayat merokok atau aktivitas tertentu yang membuat saluran pernafasan cenderung mengandung banyak residu dan toksin.

Yang Perlu Dilakukan Manula untuk Mengurangi Risiko virus Corona


Karena daya tahan tubuh manula cenderung lemah hingga membuatnya beberapa kali lebih rentan untuk terinfeksi virus corona dan mengidap penyakit COVID-19. Maka sebaiknya sejumlah langkah pencegahan ini perlu untuk dilakukan.

  • Menjauhi kerumunan

    Sulit memastikan bahwa semua orang sepenuhnya sehat, dan ketika berada di kerumunan faktor risiko tentu saja semakin tinggi. Membangun jarak secara social sudah dikampanyekan di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Jarak menjadi kunci utama untuk mencegah paparan dengan efektif.

    Bila kita meminimalisir aktivitas yang membuat kita berinteraksi dengan banyak orang, maka semakin efektif kita mencegah penularan COVID-19. Dan perihal ini tentu saja harus semakin ditekankan pada manula.

  • Jaga kebersihan

    Sabun, anti septik, alkohol dan desinfektan adalah musuh dari virus corona. Sehingga ketika kita menjalankan gaya hidup bersih dengan lebih kerap mencuci tangan, mandi setiap habis berpergian, maka risiko virus corona dapat dikendalikan.

    Manula juga disarankan membawa antiseptic cair untuk membantu melawan virus corona yang mungkin ada di tangan atau benda sekitar kita tanpa harus selalu bergantung dengan sabun. Sebaiknya perhatikan juga kebersihan benda yang biasa kita gunakan, termasuk ponsel, dompet, tas, topi, jilbab dan lain sebagainya.

  • Asupan yang bernutrisi

    Meski dikatakan bahwa imunitas pada manula cenderung menurun, tetapi dengan menambahkan asupan makanan bernutrisi, maka akan sangat membantu mendorong kinerja imunitas untuk menjadi lebih baik.

    Mungkin tidak akan menyamai performa imunitas pada usia dewasa muda, tetapi setidaknya lebih efisien dan efektif dibandingkan sebelumnya. Penambahan vitamin C, B, D, zink, magnesium, protein dan lain sebagainya akan menjadi opsi penting untuk memperbaiki imunitas pada manula.

    Hanya saja perhatikan dosis, karena pada usia manula, toleransi tubuh pada sejumlah vitamin sedikit menurun. Seperti manula biasanya akan mudah diare bila terlalu banyak mengonsumsi vitamin C.

Kondisi manula yang secara umum tidak fit dengan performa daya tahan tubuh yang sudah menurun, menjadi penyebab kenapa risiko virus corona menjadi lebih tinggi. Lakukan pencegahan dan segera periksakan diri bila ditemukan adanya gejala virus corona untuk mencegah terjadinya infeksi berkelanjutan dan kematian karena virus corona.

Sumber

Referensi Risiko Virus Corona:

Sarah Elizabeth Adler. AARP. 2020-03-14. Why Coronaviruses Hit Older Adults Hardest. https://www.aarp.org/health/conditions-treatments/info-2020/coronavirus-severe-seniors.html

Robert Cuffe. BBC News. 2020-03-04. Coronavirus death rate: What are the chances of dying?. https://www.bbc.com/news/health-51674743

Peter J. Delves , PhD. Mercks Mannuals. 2019-05-01. Effects of Aging on the Immune System. https://www.merckmanuals.com/home/immune-disorders/biology-of-the-immune-system/effects-of-aging-on-the-immune-system

Mary Ann E. Zagaria, Pharm D, MS, CGP. US Pharmacist. 2011-08-09. Predisposition to Infection in the Elderly. https://www.uspharmacist.com/article/predisposition-to-infection-in-the-elderly

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}