Penebalan Dinding Rahim: Penyebab, Ciri-Ciri & Cara Mengobatinya

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Mei 16, 2018


Penebalan dinding rahim, bahasa kedokterannya hiperplasia endometrium, dapat menjadi penyebab pendarahan menstruasi yang tidak normal. Bisa saja masalah ini dapat sembuh sendiri tanpa perlu diobati. Tapi kadang dibutuhkan pengobatan tertentu agar masalahnya tidak semakin parah.

Dalam artikel ini Anda akan menemukan penjelasan tentang bagaimana kondisi hiperplasia endometrium bisa terjadi, penyebab penebalan dinding rahim ini, ciri-ciri penebalan dinding rahim, cara mengatasi penebalan dinding rahim, juga pantangan makanan untuk penderita penebalan dinding rahim.

Apa Itu Hiperplasia Endometrium?

Seperti namanya, hiperplasia endometrium adalah penebalan yang terjadi pada dinding rahim sebelah dalam. Jika diterjemahkan kata per kata, “hiperplasia” artinya pertumbuhan yang berlebihan sedangkan “endometrium” adalah nama untuk dinding rahim sebelah dalam.

Ilustrasi Hiperplasia Endometrium
Ilustrasi perbedaan endometrium normal dengan hiperplasia endometrium (Credit: Designua – Shutterstock)

Sebenarnya pada wanita yang masih usia subur (belum menopause), dinding rahim bagian dalam mereka akan meluruh (rontok) sendiri setiap bulan selama menstruasi. Tetapi pada kasus hiperplasia endometrium, sel-sel yang ada di endometrium berkembang biak terlalu banyak sehingga terjadilah penebalan dinding rahim. Ada dua jenis hiperplasia endometrium, yaitu:

Hiperplasia Endometrium Tanpa Atipia:

Pada jenis ini, dinding rahim menebal karena ada lebih banyak sel yang dihasilkan. Namun semua sel itu normal atau sehat, dan sangat kecil kemungkinannya untuk berubah jadi sel kanker. Seiring waktu, perkembangbiakan sel yang berlebihan itu mungkin akan berhenti dan hiperplasia bisa sembuh sendiri. Tapi kadang juga perlu diobati supaya berhenti.

Hiperplasia Endometrium Atipikal:

Pada jenis ini, sel-sel yang berkembang biak secara berlebihan bukanlah sel normal. Mereka adalah sel atipikal (tidak normal) dan lebih besar kemungkinannya untuk berubah menjadi sel kanker apabila terus dibiarkan tanpa diobati.

Hiperplasia endometrium biasanya terjadi setelah seorang wanita melewati menopause, yaitu ketika ia semestinya tidak lagi mengalami menstruasi. Kadang penebalan juga bisa dialami saat masa transisi menopause (perimenopause), ketika seorang wanita mulai jarang menstruasi. Meski begitu, wanita-wanita muda yang belum menopause juga bisa mengalaminya.

Apa Penyebab Penebalan Dinding Rahim?

Penyebab penebalan dinding rahim sering kali karena tubuh menghasilkan estrogen berlebihan tanpa diimbangi progesteron yang cukup. Kedua hormon ini memainkan peran penting dalam menstruasi dan kehamilan.

Selama ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur), estrogen menebalkan dinding rahim (endometrium), sementara progesteron mempersiapkan rahim untuk kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan maka kadar progesteron turun. Penurunan ini memicu rahim untuk meluruhkan lapisan endometrium yang akan keluar sebagai perdarahan menstruasi.

Wanita yang mengalami hiperplasia endometrium tubuhnya hanya menghasilkan sedikit progesteron. Akibatnya rahim tidak meluruhkan lapisan endometriumnya. Sebaliknya dinding rahim itu terus tumbuh dan menebal.

Jadi, ketidakseimbangan antara estrogen dengan progesteron itulah yang menjadi penyebab penebalan dinding rahim.

Estrogen adalah hormon yang penting untuk fungsi seksual dan reproduksi wanita. Sedangkan progesteron adalah hormon yang dihasilkan oleh indung telur (ovarium) untuk menyiapkan rahim agar siap menjadi tempat berkembangnya sel telur yang sudah dibuahi.

Apa Faktor Pemicu Penebalan Dinding Rahim?

Meski penyebab penebalan dinding rahim pada dasarnya adalah ketidakseimbangan jumlah hormon estrogen dan progesteron, tapi ada beberapa faktor yang memicu masalah ketidakseimbangan itu. Berikut adalah sejumlah hal yang dapat menyebabkan kenaikan jumlah estrogen dan kurang memadainya progesteron di dalam tubuh:

  • Memasuki menopause, yang artinya tidak lagi terjadi ovulasi dan tubuh tidak lagi menghasilkan progesteron.
  • Memasuki perimenopause (mendekati menopause), sehingga ovulasi tidak lagi terjadi secara teratur.
  • Melewati menopause dan sudah atau sedang menggunakan terapi estrogen.
  • Memiliki siklus menstruasi tidak teratur, infertilitas (ketidaksuburan), atau sindrom ovarium polikistik.
  • Mengonsumsi obat yang meniru kerja estrogen.
  • Kegemukan atau obesitas.

Selain faktor-faktor di atas, ada lagi beberapa hal yang membuat Anda lebih berisiko mengalami kondisi penyebab hiperplasia endometrium:

  • Berusia di atas 35 tahun.
  • Mulai menstruasi di usia yang sangat muda.
  • Baru menopause di usia yang sudah tua.
  • Mengidap penyakit lain, misalnya diabetes, penyakit tiroid, atau penyakit kandung empedu.
  • Punya riwayat keluarga penderita kanker rahim, ovarium (indung telur), atau usus besar.

Dari faktor-faktor di atas dapat terlihat bahwa ada beberapa faktor yang dapat dihindari dan ada juga yang tidak. Faktor penyebab penebalan dinding rahim yang dapat dihindari misalnya kegemukan dan konsumsi obat tertentu.

penebalan dinding rahim - hiperplasia endometrium - penyebab penebalan dinding rahim
Siklus menstruasi tidak teratur bisa menjadi tanda adanya ketidakseimbangan hormon penyebab hiperplasia endometrium. (Credit: Aleksandr N – Shutterstock)

Seperti Apa Ciri-Ciri Penebalan Dinding Rahim?

Gejala dinding rahim menebal yang paling utama yaitu pendarahan dari vagina atau menstruasi yang tidak seperti biasanya. Perhatikanlah beberapa ciri-ciri hiperplasia endometrium berikut ini:

  • Pendarahan selama menstruasi yang lebih banyak atau lebih lama dari biasanya.
  • Haid datang lebih cepat, kurang dari 21 hari setelah haid terakhir.
  • Penderahan seperti datang bulan, padahal belum waktunya menstruasi.
  • Tidak mengalami menstruasi, padahal belum menopause.
  • Pendarahan seperti datang bulan, padahal sudah melewati menopause

Tetaplah waspada dengan gejala-gejala di atas walapun Anda tidak merasa memiliki faktor penyebab penebalan dinding rahim. Jika Anda mengalami pendarahan yang tidak normal dan sudah berusia 35 tahun atau lebih, disarankan untuk meminta dokter melakukan tes untuk mengecek apakah terjadi hiperlasia endometrium pada rahim Anda.

Cara Dokter Mendiagnosis Hiperplasia Endometrium


Dokter akan melakukan pemeriksaan dan tes yang diperlukan untuk mendiagnosis masalah kesehatan Anda. Tes-tes yang diperlukan biasanya ada tiga, yakni ultrasonografi medis, biopsi endometrium, dan histereskopi.

Ultrasonografi medis, disingkat USG, digunakan untuk memeriksa penyebab dari gejala pendarahan dari vagina. Tes ini juga dapat mengecek ketebalan dari dinding rahim.

Biopsi endometrium berguna untuk mengambil sampel dari jaringan di dinding rahim. Sampel itu kemudian diperiksa di laboratorium menggunakan mikroskop.

Histeroskopi digunakan dokter untuk melihat keadaan di dalam rahim. Tes ini menggunakan alat berupa tabung kecil yang dipasangkan kamera. Alat itu dimasukkan dengan hati-hati ke dalam rahim melalui vagina. Alat itu akan mengirimkan gambar keadaan dalam rahim ke layar komputer.

Bagaimana Cara Mengobati Penebalan Dinding Rahim?

Dinding rahim yang menebal dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron, jadi cara mengobatinya pun perlu melibatkan pengendalian hormon tersebut. Dan cara mengobati penebalan dinding rahim juga disesuaikan dengan jenis hiperplasia apa yang Anda alami.

Pengobatan Hiperplasia Endometrium Tanpa Atipia

Jenis hiperplasia ini sangat kecil kemungkinannya untuk berubah jadi kanker, bahkan ada kemungkinan bisa sembuh sendiri. Jadi adakalanya tidak dibutuhkan cara mengobati penebalan dinding rahim yang khusus. Dokter mungkin meminta pasien untuk menunggu dan melihat perkembangannya, apakah sudah kembali normal atau tidak.

Namun kadang dokter juga menyarankan pasien menjalani suatu perawatan untuk membantu menormalkan kondisi dinding rahim. Salah satu cara mengatasi kondisi penebalan ini yaitu dengan memasang alat kontrasepsi IUS (Intra Uterine System) ke dalam rahim.

IUS akan melepaskan hormon progesteron yang diharapkan bisa menipiskan dinding rahim. IUS akan dipasang paling tidak selama 6 bulan dan paling lama 4 – 5 tahun. Metode pengobatan ini cukup berhasil dalam mengatasi hiperplasia endometrium.

Jika tidak ingin menggunakan IUS, metode alternatif yaitu dengan mengonsumsi tablet progesteron setiap hari selama 6 bulan. Namun cara ini mungkin menimbulkan lebih banyak efek samping dan keberhasilannya tidak sebaik IUS.

Pengobatan Hiperplasia Endometrium Atipikal

Jenis hiperplasia ini lebih mungkin untuk berubah menjadi kanker, karena yang menjadi penyebab penebalan dinding rahim adalah sel-sel tidak normal (atipikal). Dokter mungkin akan menganjurkan pasien untuk menjalani operasi histerektomi sebagai cara mengobati penebalan dinding rahim.

Histerektomi adalah operasi untuk mengangkat dan menghilangkan rahim. Tujuannya agar sel-sel penyebab penebalan dinding rahim tidak berkembang menjadi sel-sel kanker. Jika Anda sudah menopause, dokter mungkin menawarkan untuk sekaligus mengangkat indung telur dan saluran telur (tabung Fallopi) Anda.

Bila Anda masih di usia subur dan masih ingin hamil, cobalah diskusikan apakah ada pilihan alternatif pengobatan hiperplasia endometrium selain histerektomi. Dokter mungkin akan memberikan perawatan terapi hormon selama 6 bulan ke depan dan melakukan tes biopsi untuk melihat apakah hasilnya baik.

Jika terapi hormon hasilnya cukup baik, Anda mungkin bisa menunda operasi histerektomi sampai Anda memutuskan untuk tidak punya anak lagi. Setelahnya dokter akan tetap menganjurkan Anda untuk menjalani histerektomi. Karena ada risiko bahwa hiperplasia endometrium bisa muncul kembali lalu berubah menjadi kanker.

Cara Mengobati Penebalan Dinding Rahim secara Alami

Satu cara mengobati penebalan dinding rahim secara alami adalah menggunakan herbal. Herbal untuk pengobatan hiperplasia endometrium alami haruslah yang sanggup membantu menekan pertumbuhan dan perkembangbiakan sel-sel berlebih di dinding rahim. Kemampuan inilah yang dimiliki oleh herbal Sarang Semut Papua (Myrmecodia pendans).

Sarang Semut Papua
Sarang Semut Papua, Obat Herbal Hiperplasia Endometrium

Sarang Semut dapat secara signifikan menekan pertumbuhan dan invasi dari sel-sel yang tumbuh tidak normal. Bahkan herbal ini juga mampu memicu proses apoptosis (kematian) dari sel-sel yang tidak normal.

Itu berarti bila dikonsumsi secara rutin, Sarang Semut dapat membantu mengendalikan perkembangbiakan dari sel-sel di endometrium sehingga tidak terus terjadi penebalan. Bersamaan dengan itu, herbal ini juga dapat memicu kematian pada sel-sel tidak normal yang menumpuk di endometrium.

Pantangan Makanan Penyebab Penebalan Dinding Rahim

Ingatlah bahwa penyebab hiperplasia endometrium ialah ketidakseimbangan hormon estrogen dengan progesteron. Jadi ada baiknya Anda menghindari makanan-makanan yang dapat memicu ketidakseimbangan hormon. Berikut adalah beberapa pantangan makanan penyebab penebalan dinding rahim:

Gula:

Entah gula putih, gula merah, gula jagung, atau apapun itu, yang pasti gula telah terbukti memperparah masalah hormon pada wanita. Karena itu Anda perlu membatasi asupan gula maupun makanan/minuman yang mengandung banyak gula.

Alkohol:

Penelitian mendapati bahwa konsumsi alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen pada wanita yang telah menopause yang sedang menjalani terapi estrogen. Karena itu dikhawatirkan bahwa wanita yang mengonsumsi minuman beralkohol memiliki risiko lebih besar untuk mengalami masalah di endometriumnya.

Daging Merah:

Kalau sering mengonsumsi daging merah, Anda lebih rentan memiliki kadar estrogen yang berlebihan di dalam tubuh. Ingatlah bahwa kelebihan estrogen merupakan sebagian dari penyebab hiperplasia endometrium. Jadi batasilah konsumsi daging merah seperti daging sapi, kambing, dan daging domba.

Makanan Berlemak:

Makanan yang mengandung lemak tak sehat berpengaruh buruk pada keseimbangan hormon Anda. Contoh-contoh makanan mengandung lemak yang harus dihindari yaitu mentega, margarin, kulit daging ayam, susu tinggi lemak (full-fat, whole milk), makanan yang digoreng, kue, dan biskuit.

Ilustrasi Makanan Penyebab Penebalan Dinding Rahim
Makanan yang mengandung banyak gula dan lemak tak sehat dapat memicu kondisi penyebab penebalan dinding rahim (Credit: Syda Productions – Shutterstock)

Itulah beberapa contoh pantangan makanan penyebab penebalan dinding rahim. Hindarilah makanan dan minuman seperti di atas, dan perbanyaklah asupan makanan dan minuman sehat misalnya sayuran, buah, kacang-kacangan, biji-bijian, herbal, rempah, ikan, dan daging tanpa lemak.

Kesimpulan tentang Hiperplasia Endometrium

Sebagai kesimpulan dari artikel ini, ada beberapa hal penting yang perlu Anda ingat. Pertama, hiperplasia endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron jadi penting untuk menjaga keseimbangan hormon Anda. Kedua, beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab penebalan dinding rahim yaitu konsumsi obat tertentu, kegemukan, haid tidak teratur, dan penyakit lain yang diderita.

Ketiga, ciri-ciri penebalan dinding rahim yang terutama ialah perdarahan dari vagina atau menstruasi yang tidak seperti biasanya. Keempat, cara mengobati penebalan dinding rahim setidaknya ada tiga, menggunakan alat kontrasepsi IUS, terapi hormon, serta operasi histerektomi.

Kelima dan yang terakhir, bila memiliki masalah pada dinding endometrium, Anda disarankan untuk menghindari makanan-makanan seperti gula, alkohol, daging merah, dan makanan berlemak, karena bisa menjadi makanan penyebab penebalan dinding rahim.

Demikianlah ulasan tentang penebalan dinding rahim. Semoga informasi ini membuat Anda lebih peduli terhadap kesehatan diri sendiri maupun keluarga. Jangan lewatkan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar info kesehatan, tips kesehatan, dan pengobatan herbal hanya di Deherba.com.

Sumber

Referensi Hiperplasia Endometrium:

Pietrangelo, Ann. What Is Endometrial Hyperplasia and How Is It Treated?. https://www.healthline.com/health/endometrial-hyperplasia

Cleveland Clinic. Endometrial Hyperplasia. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16569-atypical-endometrial-hyperplasia

Familydoctor.org. Endometrial Hyperplasia. https://familydoctor.org/condition/endometrial-hyperplasia/

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}