• Home
  • Blog
  • PCOS
  • Penyakit PCOS: Info Seputar Gangguan Kesehatan Wanita

Penyakit PCOS: Info Seputar Gangguan Kesehatan Wanita

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Maret 2, 2018


Penyakit PCOS adalah masalah kesehatan wanita yang bisa memengaruhi kadar hormon, periode menstruasi, dan proses ovulasi. Dikatakan bahwa penyakit ini bisa memengaruhi kesuburan serta kemungkinan seorang wanita untuk hamil. Bahkan juga memicu perubahan pada tubuh wanita menjadi lebih ‘maskulin’.

Pada kesempatan ini kami akan mencoba menguak apa sebenarnya penyakit PCOS ini. Apa yang membuat penyakit ini bisa muncul? Mengingat banyak pasien PCOS sering tak mendapatkan cukup informasi mengenai penyakit ini, semoga artikel ini dapat membantu memberikan pemahaman yang lebih baik.

Apa Sebenarnya Penyakit PCOS?

PCOS atau lazim pula disebut dengan Polycystic ovary syndrome adalah kondisi gangguan keseimbangan hormonal pada fungsi reproduksi dan metabolisme wanita. Penyakit ini dilaporkan telah terdiagnosis pada 10 juta orang di dunia menurut sumber PCOS Awareness Association.

Masalah utama dari PCOS terletak pada tingginya hormon androgen yang disertai dengan penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh. Dan kondisi ini dapat merujuk pada gangguan keseluruhan pada tubuh wanita. Bukan hanya pada fungsi reproduksi, tetapi berkaitan dengan seluruh fungsi tubuh termasuk metabolisme dan emosi.

Androgen, Estrogen, dan Progesteron

Androgen sendiri adalah hormon pembawa faktor maskulinitas pada wanita. Sedangkan estrogen adalah hormon yang membawa faktor kefemininan pada wanita. Dan progesteron adalah hormon yang bekerja menyeimbangkan fungsi keduanya.

Selain tentu saja ketiga hormon tersebut memiliki peran-peran penting dalam fungsi genital, libido, reproduksi, hingga stamina dan metabolisme tubuh.

Dalam kondisi tertentu dan setelah terjadi ketidakseimbangan tiga hormon itu dalam jangka lebih panjang, akan muncul masalah pada fungsi ovarium. Ini karena ovarium tidak bisa dengan normal menyelesaikan tugasnya memproduksi telur secara sempurna.

Akibatnya terbentuk kista-kista kecil pada ovarium yang berisi cairan. Meski kasus pembentukan kista-kista kecil ini sendiri hanya mencapai 10% dari seluruh kasus PCOS. Pada fase lanjut kista yang tertumpuk dalam ovarium akan memenuhi  ovarium dan menggagalkan ovarium dalam membentuk dan melepas telur baru. Ini akan memicu terjadinya ketidaksuburan pada wanita.

Apa Penyebab PCOS?

Sulit untuk memahami apa sebenarnya yang menjadi penyebab PCOS. Menurut sumber mayoclinic.org, penyakit PCOS memiliki kaitan erat dengan masalah pra diabetes, diabetes, dan masalah jantung.

Sedangkan menurut sumber PCOS Awareness Association masalah PCOS berkaitan erat dengan gangguan hormon seksual pada wanita.  Dan menariknya, setiap jenis hormon seksual ini memiliki peran lebih dari sekadar hormon seksual, tetapi juga berpengaruh luas pada seluruh fungsi tubuh.

Setidaknya ada 3 hormon yang mengalami gangguan pada kasus PCOS, yakni:

Androgen

Ada beberapa kesamaan karakter antara androgen dengan hormon testosteron pada pria. Pada dasarnya, meski hormon ini bekerja dengan membawa faktor maskulinitas, wanita tetap memproduksi hormon ini secara reguler.

Tubuh wanita membutuhkan peran androgen dalam kadar terbatas. Menurut sumber healthywomen.org, androgen dibutuhkan untuk fungsi pubertas, menumbuhkan rambut, libido wanita, hingga sejumlah fungsi genital. Androgen juga berperan kecil pada fungsi ginjal dan hati.

Bila kadarnya berlebihan, akan memicu ketidaksempurnaan pada pembentukan dinding endometrium saat menjelang haid. Juga menyebabkan gangguan pada proses pembentukan telur oleh ovarium.

Kelebihan androgen juga memicu gangguan metabolisme, gangguan fungsi kelenjar minyak pada wajah, dan kegagalan proses pembakaran lemak. Ada kaitan pula antara kelebihan androgen dengan fungsi pembentukan energi dari glukosa. Ini sebabnya pasien PCOS cenderung terlihat gemuk, berjerawat, berbulu tebal, dan memiliki risiko lebih tinggi mengalami diabetes.

Insulin

Terkait dengan meningkatnya kadar androgen, penderita PCOS juga akan mengalami gangguan resistensi insulin. Insulin adalah hormon yang bekerja mengirimkan sinyal pada sel tubuh untuk menyerap glukosa dari darah.

Namun bila terjadi resistensi insulin, sel-sel tubuh akan gagal membaca sinyal yang dikirim sehingga gagal menyerap glukosa dalam darah. Kadar glukosa cenderung meninggi, sementara sel-sel tubuh tidak berfungsi baik akibat kekurangan suplai energi.

Akibatnya penderita PCOS mudah lelah, mengantuk, daya tahannya berkurang, gampang mengalami peradangan, dan sering kehilangan stamina.

Dalam Endocrine Reviews dijelaskan penderita PCOS akan sangat rentan mengalami masalah resistensi insulin. Setidaknya lebih dari 50% pasien PCOS yang mengalami resistensi insulin serius.

Dalam The PCOS Nutritions ada pandangan bahwa resistensi insulin lah yang menjadi penyebab PCOS. Ini karena peningkatan kadar insulin berlebihan akan mengacaukan formasi hormon reproduksi.

Kelebihan insulin juga dapat memicu gangguan fungsi hati, ginjal, dan jantung. Termasuk fungsi kelenjar-kelenjar dalam tubuh yang berkaitan dengan seluruh fungsi hormonal dalam tubuh.

Progesteron

Penyakit PCOS juga membuat tubuh penderitanya kekurangan progesteron. Hormon ini secara normal bekerja mengatur siklus haid, proses menuju kehamilan, serta proses pembentukan telur dan janin.

Dan karena mengalami penurunan kadar progesteron, maka sejumlah fungsi tadi akan terganggu. Inilah yang menyebabkan penderita PCOS akan mengalami siklus haid yang tidak teratur, gangguan endometrium, dan kadang juga gangguan pembentukan telur.

Bahkan karena progesteron memiliki peran yang luas, bisa saja terjadi gangguan pada fungsi endokrin, fungsi metabolisme, tiroid, keseimbangan fluida tubuh, sel tulang hingga sistem saraf, dan mood. Itu salah satu alasan kenapa pasien PCOS cenderung mengalami keluhan yang kompleks pada tubuh mereka.

Kenapa Terjadi Kekurangan Progesteron?

Tidak mudah menjelaskan mengapa penyakit PCOS dan kekurangan progesteron saling berkaitan. Ada lingkaran tak berujung ketika membicarakannya. Namun secara singkat gambarannya dapat dipahami dari penjelasan sederhana berikut.

Pada dasarnya, penderita PCOS mengalami peningkatan produksi androgen dan insulin. Kondisi ini dapat mengganggu produksi hormon lutein dan hormon stimulan folikel pada ovarium. Kedua hormon ini berperan dalam produksi telur dan persiapan pembuahan di ovarium.

Fungsi lain dari kedua hormon itu adalah mendorong produksi progesteron. Bila terjadi gangguan dengan kedua hormon tersebut, otomatis tubuh kurang memproduksi progesteron.

Ini karena sistem reproduksi wanita memiliki mekanisme otomatis yang mengatur kinerja sejumlah hormon secara berurutan. Dalam kondisi normal, tepat setelah hormon lutein dan stimulan folikel merampungkan tugasnya dalam ovarium, tubuh akan membacanya sebagai perintah meningkatkan produksi progesteron.

Hormon ini akan memerintahkan sel-sel endometrium untuk menebalkan diri serta menyimpan komponen darah dalam tubuh. Bila kedua hormon tidak bekerja optimal dalam ovarium, maka sistem otomatis ini akan terganggu.

Kondisi ini yang ditengarai akan memicu sejumlah masalah terkait kesuburan. Ada dua aspek yang berjalan di sini sehingga membuat penderitanya lebih sulit hamil.

Dua Faktor Penyebab Sulit Hamil

Pertama karena proses penebalan dinding rahim pada masa subur tak berjalan dengan baik. Kekurangan progesteron menyebabkan masalah tersebut. Akhirnya janin yang berhasil dibuahi tidak berhasil melekat dengan sempurna pada rahim dan gagal berkembang.

Kedua karena mekanisme yang tidak berjalan lancar ini menyebabkan ovarium terstimulasi memproduksi telur lebih sering dari seharusnya namun dengan fase yang tidak sempurna. Ketidakberhasilan ini justru membentuk kista-kista kecil pada ovarium yang dapat menutup jalan produksinya telur.

Bagaimana dengan Hormon Estrogen?

Menariknya, hormon estrogen justru bukan menjadi pusat perhatian dalam penyeba PCOS. Padahal sebagian besar dari kita mengenali hormon ini sebagai lawan dari androgen pada wanita.

Rupanya dalam sejumlah temuan, justru penderita PCOS memiliki kadar estrogen normal, bahkan bisa jadi relatif tinggi. Salah satu jurnal yang membahas jelas mengenai ini dapat Anda lihat pada American Journal of Obstetrics and Gynecology tahun 1993.

Ini karena ketika terjadi kelebihan androgen, tubuh secara otomatis akan memproduksi senyawa aromatase yang mengubah hormon androgen menjadi estradiol, komponen utama dari estrogen.

Dan dalam hal ini mekanisme ini tidak berdampak baik bagi tubuh, karena kelebihan hormon estrogen dengan kadar progesteron yang rendah juga tidak sehat untuk fungsi reproduksi.

Sistem pengubahan ini juga memengaruhi sejumlah hormon mood pada otak, mengganggu ketahanan dan kepadatan tulang, serta mengganggu kinerja metabolisme.

Kesimpulan

Ada situasi kompleks dalam tubuh yang perlu dihadapi penderita penyakit PCOS. Itu sebabnya perawatan bagi pasien PCOS terbilang rumit dan melibatkan banyak aspek. Mulai dari aspek kesuburan, keseimbangan metabolisme dan glukosa dalam darah, sistem endokrin, hingga kinerja ginjal serta hati.

Demikianlah ulasan mengenai penyakit PCOS. Pada kesempatan berikutnya kita akan mencoba memahami lebih dalam perihal apa saja gejala PCOS yang mudah dikenali dan bagaimana pengobatan PCOS secara medis. Temukan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar info kesehatan, tips kesehatan, serta pengobatan alami hanya di Deherba.com.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}