Penyakit Diabetes Neuropati: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya


By Nurul Kuntarti

Penyakit diabetes neuropati adalah bentuk komplikasi dari penyakit diabetes. Kondisi ini dapat terjadi baik pada diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2. Bagaimana mengenali gejala diabetes neuropati ini? Dan apa sebenarnya penyebab diabetes neuropati?

Tidak banyak yang memahami bahwa mereka dengan kondisi diabetes menahun beresiko tinggi mengalami gangguan diabetes neuropati. Dan ketika kondisi ini menyerang, Anda bisa jadi mengalami luka cukup serius dan berat tanpa sedikitpun merasakan sakit.

Jangan mengira menjadi tidak merasakan sakit adalah kabar baik. Karena sebenarnya, rasa sakit adalah salah satu bentuk respon tubuh terhadap serangan penyakit. Tanpa rasa sakit, Anda tidak memiliki alarm memadai untuk memindai keberadaan penyakit. Hingga keluhan ini bisa berujung fatal.

Apa Sebenarnya Penyakit Diabetes Neuropati?

Penyakit diabetes neuropati merupakan kondisi komplikasi serius dari diabetes, baik itu diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2. Keluhan ini lazim terjadi pada mereka yang sudah mengalami penyakit diabetes menahun. Terbentuk secara bertahap dan perlahan, hingga kerap kali tidak disadari oleh penderita.

Penyakit diabetes neuropati terjadi ketika diabetes yang menahun menyebabkan kerusakan pada sistem saraf tubuh. Kerusakan saraf ini akan menyebabkan fungsi organ tertentu menurun, karena kinerja sistem saraf di dalamnya yang tidak bekerja. Beberapa pasien mengalami gangguan pada fungsi pencernaan, seksual, fungsi pembuangan dan lain sebagainya.

Karena sebenarnya setiap jenis organ memiliki jaringan saraf tersendiri sebagai sensor untuk organ tersebut bekerja. Bila sensor saraf ini mengalami kerusakan, maka otomatis fungsi organ akan mengalami gangguan.

Seperti pada kantung kandung kemih, jaringan saraf berfungsi untuk merespon tanda bahwa kantung sudah penuh oleh cairan urin. Hingga mendorong munculnya rasa ingin BAK. Ketika saraf pada kantung kandung kemih disfungsi, maka pasien tidak merasakan respon tersebut, dan akan mengeluarkan air urin tanpa menyadarinya.

Ini sebabnya gejala penyakit diabetes neuropati dapat berbeda-beda. Tergantung dimana lokasi kerusakan saraf terbentuk. Sementara penyakit ini dapat terbentuk di setiap jaringan saraf dalam tubuh.

Neuropati juga dapat menyebabkan pasien kehilangan kemampuan merasakan sakit. Ini terjadi ketika kerusakan saraf muncul pada saraf sensori pada area kulit dan otot. Ini akan membahayakan, karena ketika terbentuk luka pada area tertentu pada tubuh. Karena pasien tidak dapat merasakan nyeri. dan  ini menyebabkan pasien abai akan lukanya. Hingga memungkinkan luka berkembang menjadi inflamasi dan kerusakan jaringan yang serius.

Apa Sebenarnya Penyebab Diabetes Neuropati?


Masih ada perdebatan soal apa sebenarnya penyebab diabetes neuropati. Sejumlah pakar diabetes berpendapat gangguan kerusakan saraf ini disebabkan oleh efek dari peningkatan kadar gula berlebih pada jaringan saraf yang menyebabkan saraf rusak dan tidak berfungsi.

Sejatinya kerusakan saraf tidak selalu disebabkan oleh diabetes. Penyebab neuropati dapat dikaitkan dengan kasus kolesterol tinggi jangka panjang, kekurangan vitamin B12 hingga efek cidera dan gangguan otot seperti karpal sindrom. Kasus ini juga dapat dikaitkan dengan kebiasaan mengonsumsi alkohol dan tekanan darah tinggi menahun.

Tetapi pada kasus diabetes neuropati, maka penyebab utamanya tentu saja adalah hiperglikemia dalam jangka panjang. Sifat glukosa yang berlebih yang cenderung menyebabkan efek inflamasi dan kerusakan diduga kuat menjadi penyebab rusaknya jaringan saraf yang rentan.

Biasanya, mereka yang sehari-hari tidak mengendalikan kadar gula darah mereka dengan baik cenderung beresiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit diabetes neuropati ini. Demikian pula dengan mereka dengan kondisi obesitas. Ini karena penyebab diabetes neuropati lain juga adalah endapan lemak di area saraf. Sesuatu yang lazim terjadi pada mereka dengan kondisi diabetes dan obesitas.

Ilustrasi Penyebab Diabetes Neuropati
Photo by jarun011 from Getty Images via Canva

Kenali Gejala Diabetes Neuropati


Sebagaimana sudah dijelaskan penyakit diabetes neuropati dapat menyerang setiap bagian tubuh. Ini sebabnya gejala dari diabetes neuropati dapat sangat beragam. Kadang pada tingkat awal, gejala diabetes neuropati cenderung samar dan ringan, hingga banyak penderita sulit menyadarinya.

Secara umum bila Anda merasakan sejumlah tanda seperti mudah kesemutan, rasa kebas di area tertentu, kesulitan koordinasi, mudah bingung, otot melemah hingga rasa kembung berketerusan dapat menjadi gejala awal dari penyakit diabetes neuropati ini.

Namun, sejatinya gejala dari penyakit diabetes neuropati ini dikenali berdasar lokasi kerusakan saraf dan jenis dari penyakit diabetes neuropati. Untuk itu mari kita lihat lebih jauh bagaimana gejala diabetes neuropati berdasar jenis-jenisnya.

  • Periferal neuropati

    Ini merupakan jenis penyakit diabetes neuropati yang paling banyak ditemukan. Periferal neuropati merupakan kondisi kerusakan saraf yang terjadi pada organ motorik utama seperti kaki dan tangan, termasuk di dalamnya jari kaki, telapak kaki, dan telapak tangan.

    Ketika pasien dengan kondisi peripheral neuropati, mereka mudah mengalami luka pada kaki tanpa menyadarinya. Efek mati rasa membuat kaki tidak peka akan rasa nyeri akibat luka. Ini membuat mereka cenderung abai akan luka yang terbentuk.

    Sementara mereka dengan kondisi hiperglikemia cenderung mudah mengalami peradangan dan lambat dalam proses penyembuhan. Tanpa perawatan maksimal, luka kecil dapat memburuk dengan cepat. Luka kecil rentan berlanjut menjadi luka abses dan inflamasi serius. Bahkan tidak menutup kemungkinan mengalami kerusakan jaringan dan membusuk, tanpa disadari.

    Tidak jarang, kondisi ini bermuara pada keputusan pengangkatan jaringan hingga tindakan amputasi. Karena dikhawatirkan kerusakan jaringan ini menyebar ke area jaringan lain yang masih normal.

    Biasanya sulit untuk mengenali gejala dari jenis diabetes neuropati satu ini. Justru karena tidak menunjukan rasa, pasien kerap tidak menyadari bila kaki atau tangan mereka sudah mengalami kerusakan saraf berat.

    Namun sejumlah gejala bisa menjadi alarm mengenali adanya diabetes neuropati pada organ motorik Anda. Sebut saja seperti gejala kebas, mati rasa, rasa tebal, menjadi kebal dengan tusukan atau sentuhan dengan benda dingin dan panas.

    Kadang keluhan juga ditandai dengan keluhan keram yang datang tanpa alasan jelas. Otot juga terasa lebih lemah dan tidak cukup kuat untuk menjalankan tugas mudah Pada kondisi lebih lanjut, pasien bisa kehilangan keseimbangan saat berjalan dan kendali untuk mengangkat, menekan atau menarik benda.

    Mereka dengan kondisi peripheral neuropati sebaiknya lebih berhati-hati supaya tidak terbentuk luka di area kaki. Karena mereka memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami peradangan berat di kaki, dan akan lebih sulit pula untuk diatasi.

  • Autonomik neuropati

    Setelah peripheral neuropati, autonomik neuropati adalah jenis penyakit diabetes neuropati kedua yang paling banyak terdiagnosa. Jenis neuropati ini menyerang sistem saraf yang bekerja pada organ-organ dalam sistem tubuh.

    Kerusakan karena penyakit autonomik neuropati ini dapat mempengaruhi penurunan fungsi pada sistem pencernaan, kinerja pembuangan air urin, sistem pernafasan, sistem kardiovaskular, organ seksual, hingga produksi keringat. Gejala diabetes neuropati di sini akan sangat beragam tergantung dimana kerusakan berkembang.

    Pada setiap organ yang berperan dalam sistem tubuh, terdapat jaringan saraf yang menerima sinyal tertentu. Sinyal ini sekaligus menjadi tanda bagi organ untuk bekerja. Bila sistem saraf yang ada pada organ tersebut rusak, maka organ kehilangan kontrol untuk mengendalikan kapan seharusnya bekerja dan kapan seharusnya berhenti.

    Seperti bila sistem saraf pada kandung kemih rusak, maka tubuh tidak akan mendapatkan sinyal saat kandung kemih penuh. Hingga seseorang tidak akan merasakan adanya dorongan untuk buang air kecil. Dan kemudian pasien akan BAK tanpa sadar.

    Sistem pencernaan juga dapat mengalami gangguan serupa. Menyebabkan lambung dan usus tidak dapat merespon adanya makanan yang masuk. Proses cerna berjalan relatif lebih lambat dan pasien terus menerus merasa begah karena makanan tidak segera turun menuju usus. Karena tidak ada sinyal yang menandai waktunya pencernaan bekerja lebih aktif.

    Gangguan seksual juga menjadi salah satu bentuk dari Autonomik neuropati. Di  dalam kasus ini, sinyal stimulasi seksual tidak dapat direspon oleh sistem saraf. Pasien akan mengalami gejala diabetes neuropati seperti disfungsi ereksi atau keluhan vagina kering.

  • Proximal neuropati

    Proximal neuropati merupakan jenis diabetes neuropati yang relatif lebih jarang. Bila peripheral neuropati menyerang saraf yang merespon rasa nyeri, maka pada kasus penyakit diabetes neuropati kali ini, keluhan kerusakan neuro justru menyebabkan kerusakan pada otot.

    Tentu dipahami, bahwa pada otot juga terdapat jaringan saraf yang bekerja merespon sinyal. Tetapi, ketika sistem saraf pada otot rusak maka pasien akan mengalami lemah otot. Otot tidak dapat berfungsi dengan baik dan mengalami gangguan motorik. Gangguan mungkin akan menyebar pada jaringan persendian.

    Pasien mungkin akan sulit berjalan, bergerak, jongkok, berlari, menggenggam dan lain sebagainya. Menariknya, keluhan ini biasanya hanya menyerang 1 sisi tubuh, hingga acapkali dianggap sebagai stroke akibat diabetes.

    Biasanya serangan muncul pada area sekitar pergelangan, siku, paha, lutut dan jemari. Akan tetapi seiring waktu, gangguan kerusakan ini mungkin untuk pulih meski akan memakan waktu yang tidak singkat.

  • Mononeuropati

    Mononeuropati atau fokal neuropati adalah bentuk dari penyakit diabetes neuropati yang menyerang satu titik lokal pada tubuh. Gejala dari diabetes neuropati ini antara lain munculnya efek lemah otot yang muncul mendadak pada satu titik tubuh. Biasanya area yang rentan adalah area jari-jari, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan lain sebagainya.

    Salah satu bentuk dari penyakit yang erat kaitannya dengan mononeuropati adalah karpal tunnel sindrom. Karpal tunnel sindrom merupakan gangguan pada area otot tangan setelah mengerjakan pekerjaan berulang setiap hari.

    Gangguan karena mononeuropati juga acapkali diasosiasikan gejala reumatik. Padahal sebenarnya gangguan otot ini tidak melulu area persendian, tetapi juga dapat terjadi pada area otot.

    Biasanya bersamaan dengan melemahnya jaringan saraf di area tertentu akibat diabetes, tubuh melakukan aktivitas berat yang menyebabkan efek tekanan besar pada otot dan sendi tersebut. Ini menjadi penyebab munculnya keluhan diabetes mono neuropati ini.

    Akibatnya otot mengalami pelemahan fungsi atau kemudian dikenal dengan mononeuropati. Gejala lain dari diabetes neuropati ini adalah munculnya rasa nyeri dan tertekan pada otot yang terserang. Ini akibat kontraksi otot yang terjadi.

Ilustrasi Gejala Penyakit Diabetes Neuropati
Photo by Sorapop Udomsri via Canva

Diagnosa dan Pengobatan Diabetes Neuropati

Pada umumnya, pemeriksaan berkala setidaknya setahun sekali akan dilakukan secara medis ketika seseorang sudah terdiagnosa mengidap diabetes. Karena setidaknya 50% kasus diabetes dapat berkembang menjadi neuropati. Meski secara umum ada kriteria tertentu seseorang menjadi lebih beresiko untuk mengidap penyakit diabetes neuropati.

  • Mengalami kecenderungan hiperglikemia bertahun-tahun
  • Disertai dengan gangguan kesehatan lain seperti hipertensi dan kolesterol tinggi
  • Mereka yang mengonsumsi minuman keras
  • Kekurangan vitamin B12

Bila ditemukan adanya data hiperglikemia dalam jangka panjang, sebaiknya pasien diabetes melakukan pemeriksaan fisiologi demi memeriksa kemungkinan mengidap diabetes neuropati. Proses pemeriksaan dilakukan dengan mengecek respon otot dan indera perasa pada area kaki dan tangan.

Biasanya gangguan neuropati juga bisa di cek dengan melihat pada tingkah laku dan gestur yang berbeda yang ditunjukan pasien terduga. Bila memang terdapat otot yang tampak bekerja berbeda dan atau terasa nyeri berketerusan.

Sejumlah gejala diabetes neuropati yang mudah dikenali bisa menjadi patokan, seperti perubahan tekstur dan bentuk pada permukaan kulit area tertentu, munculnya pembengkakan, munculnya abses terbuka. Keluhan seperti mudah kesemutan, otot kaku dan sulit dikendalikan, rasa nyeri yang tidak kunjung hilang atau justru keluhan kebas dan mati rasa juga sangat perlu dipertimbangan.

Sejumlah rangkaian test lazim dilakukan dalam proses diagnosa. Seperti dengan  electromyogram (EMG) dianggap efektif membaca perilaku elektrik atau kelistrikan yang lazim terlihat pada sistem jaringan saraf. Atau dengan rangkaian test Nerve Conduction Velocity Test (NCV) sebagai sistem pembaca sinyal apda sistem saraf.

Terapi Diabetes Neuropati


Setelah proses diagnosa dijalankan dan diketahui positif pasien mengidap penyakit diabetes neuropati, maka proses terapi akan dijalankan. Tetapi terapi untuk penyakit diabetes neuropati sendiri tidak sederhana. Tingkat keberhasilannya sekalipun tidak terlalu tinggi. Sejumlah jaringan saraf memerlukan waktu cukup panjang untuk bisa pulih.

Biasanya, terapi-terapi pengobatan terfokus pada anti inflamasi dan anti nyeri. Proses penyembuhannya sendiri akan disesuaikan dengan lokasi dimana luka berada. Ditemani dengan obat-obatan untuk membantu terapi diabetes supaya kadar gula dalam darah tetap terkendali.

Cara yang semakin efektif cara untuk mengendalikan resiko penyakit-penyakit ini adalah dengan rutin mengonsumsi makanan kaya vitamin. Ini sangat membantu mengendalikan kadar gula dalam darah dan membantu mencegah perkembangan luka atau peradangan.

Pencegahan Penyakit Diabetes Neuropati

Setidaknya 50% kasus diabetes dapat berkembang menjadi gangguan saraf. Artinya begitu seseorang yang telah tervonis diabetes maka sebaiknya melakukan sejumlah langkah pencegahan. Dan berikut adalah sejumlah cara pencegahan yang dapat Anda lakukan.

  • Selalu pantau kadar gula dalam darah secara rutin
  • Jalankan diet pengendalian kadar gula darah dengan tepat dan terkendali
  • Menjadi tetap aktif secara fisik
  • Pemeriksaan fisik rutin

Gangrene

Kondisi gangrene dapat dikaitkan dengan penyakit diabetes neuropati. Tetapi sebenarnya, gangrene adalah kondisi yang lebih serius dari diabetes neuropati. Karena di sini, tidak hanya jaringan saraf saja yang mati, tetapi juga jaringan pembuluh darah. Akibatnya sel-sel yang sudah rusak sebelumnya akibat inflamasi menjadi mati karena tidak mendapatkan suplai darah memadai.

Kerusakan jaringan pembuluh darah juga disebabkan oleh efek hiperglikemia yang berketerusan. Biasanya tidak hanya ditandai dengan efek mati rasa dan luka yang berkembang cepat. Gangrene memiliki bentuk luka yang lebih serius, tampak gelap, beraroma membusuk dan biasanya tidak dapat lagi dikembalikan normal. Karenanya solusi pengobatannya hanya dengan amputasi.

Meski resiko dari penyakit diabetes neuropati pada penderita diabetes cenderung tinggi, disiplin yang tinggi akan sangat membantu menurunkan resiko. Tetapi ketika gejala diabetes neuropati mulai terlihat, segera lakukan terapi sebagaimana disarankan dokter untuk membantu memperlambat perkembangannya. Dan tentu saja selalu kendalikan kadar gula darah karena ini adalah aspek penyebab utama dari diabetes neuropati.

Sumber

Referensi Penyakit Diabetes Neuropati:

Carmella Wint, Matthew Solan, Brian Wu. Healthline. Everything You Should Know About Diabetic Neuropathy. https://www.healthline.com/health/type-2-diabetes/diabetic-neuropathy

Diabetes.co.uk. Neurophaty. https://www.diabetes.co.uk/diabetes-complications/diabetes-neuropathy.html

Yvette Brazier. Medicalnewstoday. What to know about diabetic neuropathy. https://www.medicalnewstoday.com/articles/245310

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}