Kenapa Makanan Pedas Menyebabkan Anda Diare?


By Cindy Wijaya

Pernahkah Anda menyadari beberapa kali Anda mengalami diare atau setidaknya BAB yang sangat lunak dan berair setelah Anda sebelumnya mengonsumsi makanan pedas seperti cabai, merica, atau mungkin jenis yang sedikit lebih berani seperti wasabi atau andaliman? Mungkin sebagian dari Anda sedikit bertanya-tanya apa sebabnya makanan pedas semacam ini bisa memengaruhi bentuk dan formula dari BAB atau feses.

Sebenarnya memang ada alasan medis yang mendasar kenapa makanan pedas bisa menyebabkan diare. Tetapi sebelum kita mencoba menjabarkannya pada Anda, perlu pula Anda pahami, bahwa kebiasaan diare pasca mengonsumsi makanan pedas kadang sifatnya sedikit kompleks dan personal.

Ada anekdot yang mengatakan mereka yang sudah biasa mengonsumsi makanan pedas akan terbiasa dan akhirnya kebal, jadi tidak akan mengalami diare. Masalahnya mereka yang bertempat di area dimana kebiasaan makanan pedas sudah menjadi kelaziman, bukan lantas bebas diare pasca mengonsumsi makanan pedas. Kadang kala efek diare juga menyerang.

Bagaimana Bisa Makanan Pedas Menyebabkan Diare?

Dalam makanan pedas, seperti pada cabai, paprika, bubuk kayene terdapat kandungan senyawa pembawa pedas seperti capsaicin. Pada lada terdapat piperin dan carmanitin sedang pada wasabi Anda bisa temukan senyawa isothiocyanathin yang juga bekerja dengan cara yang sama sebagaimana capsaicin.

Efek panas dan pedas yang muncul karena pengaruh senyawa pembawa rasa pedas ini memengaruhi pencernaan. Pada jangka pendek memicu produksi sejumlah enzim pencernaan, salah satunya adalah enzim asam hidroklorik.

Asam hidrokrolik memang menyebabkan kadar asam pada lambung dan pencernaan meningkat. Namun di sisi lain kemampuannya cukup efektif untuk mendorong kinerja bakteri dalam pencernaan. Sekaligus menarik banyak air yang kemudian akan bekerja membersihkan dan mendorong makanan dalam usus. Pencernaan akan lebih lancar dan memudahkan feses keluar dari usus besar.

Di satu sisi, berkat aktivasi asam hidrokrolik ini dinding usus akan lebih bersih. Aliran feses menjadi lebih lancar dan kadang karena demikian banyaknya kadar air dalam feses, feses menjadi terlalu lunak bahkan menjadi diare.

Di sisi lain, efek senyawa pembawa rasa pedas ini juga menyebabkan dinding usus mengalami iritasi skala ringan. Iritasi yang menyebabkan dinding usus mengalami kendala untuk berperistaltik secara normal.

Akibatnya sisa makanan di dalam usus akan turun dengan lebih cepat. Proses aliran cepat ini akan menggiring air di sekitar usus untuk membantu. Bersamaan dengan itu, mekanisme tubuh menarik banyak air menuju dinding usus karena usus yang terpapar pedas akan merasa panas. Air secara naluriah akan bekerja mendinginkan dinding usus.

Perpaduan dari kedua kondisi inilah yang kemudian menyebabkan beberapa orang mengalami efek diare pasca mengonsumsi makanan pedas. Namun masalah penyebab diare ternyata tidak bisa digambarkan dengan sesederhana ini. Karena faktanya ada banyak faktor penyebab seseorang menjadi rentan dan mudah mengalami diare.

Faktor-Faktor yang Membuat Anda Rentan Terkena Diare

Kerentanan ini biasanya terkait dengan keseimbangan bakteri sehat dalam pencernaan. Ketika kadar bakteri sehat kalah dari bakteri jahat dan akhirnyatergusur oleh bakteri jahat, di saat itu tubuh lebih mudah mengalami serangan sakit.

Kondisi yang sudah rapuh ini ditambah dengan bisa berkembang menjadi lebih rapuh ketika tubuh sedang kelelahan atau ketika vitalitas sedang menurun. Pada kondisi ini pasien cenderung akan lebih mudah mengalami diare.

Bila diare terjadi sesekali dan interval waktu yang berjauhan, sebenarnya sama sekali aman. Sebuah riset yang diungkap dalam www.livestrong.com dikatakan bahwa Journal of the American Medical Association pada tahun 1988 membuktikan bahwa makanan pedas memang bisa menyebabkan rasa mulas dan perih di perut, termasuk juga disertai diare.

Kondisi ini bila hanya terjadi sesekali malah memberi manfaat baik. Karena diare akan menyebabkan usus lebih bersih. Stimulan dalam makanan pedas menyebabkan sistem enzim dalam pencernaan menjadi lebih aktif.

Namun, bila Anda memang memiliki keluhan dengan pencernaan seperti masalah dengan maag (gastritis), iritasi dengan usus, Hemorhoid, dan jenis iritasi serta peradangan pencernaan lain, ada baiknya Anda menghindari makanan pedas.

Sifat senyawa pembawa rasa pedas cukup keras pada iritasi dan bisa menyebabkan rasa perih yang cukup berat. Meski dalam beberapa riset sempat diungkap bahwa makanan pedas, memiliki kemampuan anti inflamasi dengan kemampuan setingkat dibawah kemampuan anti inflamasi pada allisin pada bawang putih.

Kondisi rasa panas dan efek diare ini sebenarnya secara umum tidak mengganggu. Namun bila Anda merasa efek diare ini memberi rasa tidak nyaman pada Anda, Anda bisa melakukan beberapa langkah sederhana untuk membantu menguatkan pencernaan Anda.

Beberapa langkah tradisional sederhana bisa Anda coba dengan rutin mengonsumsi kunyit juga pepaya. Keduanya memiliki manfaat memperbaiki fungsi enzim sekaligus menguatkan dinding usus. Kunyit efektif membantu mencegah dan mengatasi inflamasi, sekaligus membantu meredakan efek nyeri akibat iritasi. Pepaya memberi manfaat untuk meningkatkan kadar bakteri baik dalam pencernaan.

Atau Anda menggunakan Noni Juice sebagai terapi. Sifat noni juice yang mendinginkan membantu mengurangi efek panas dan perih pada perut dan anus. Noni Juice jelas mengandung anti inflamasi dan memilikisejumlah elemen nutrisi yang membuatnya mampu bekerja meningkatkan jumlah bakteri baik dalam pencernaan. Noni Juice juga bekerja terhadap keseimbangan enzim dalam pencernaan dan membantu meregenerasi sel dinding usus yang usang sehingga efektif pula menguatkan dinding usus.

Dengan terapi sederhana ini, secara bertahap Anda bisa mulai mengonsumsi makanan pedas setiap beberapa pekan sekali. Dalam beberapa waktu pencernaan Anda akan lebih nyaman dengan makanan pedas. Jadi kenapa harus menolak makanan pedas?

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}