Kemoterapi: Jenis, Efek Samping, dan Cara Mempersiapkan Diri


By Cindy Wijaya

Kemoterapi adalah metode pengobatan yang menggunakan obat bersifat agresif untuk menghancurkan sel-sel yang tumbuh cepat di dalam tubuh. Biasanya kemoterapi dimanfaatkan dalam pengobatan kanker, karena sel-sel kanker bertumbuh serta membelah secara cepat daripada sel-sel normal.

Seorang dokter yang khusus menangani pasien kanker dikenal sebagai dokter onkologis, dan mereka lah yang akan bekerja sama dengan Anda untuk membuat rencana pengobatan Anda.

Kemoterapi adalah pengobatan bersifat agresif yang bertujuan memperlambat perkembangan sel-sel yang tingkat pertumbuhannya cepat, seperti sel kanker.

Biasanya metode ini digunakan dalam kombinasi dengan metode lain, misalnya operasi, radiasi, atau terapi hormon. Hal ini bergantung pada:

  • Stadium dan jenis kanker yang dimiliki
  • Kesehatan secara keseluruhan
  • Pengobatan kanker yang sebelumnya dijalani
  • Lokasi sel kanker
  • Pilihan pribadi

Walaupun kemoterapi secara medis sudah terbukti efektif untuk melawan sel-sel kanker, tapi sayangnya pasien yang menjalaninya sering kali harus mengalami efek samping-efek samping serius yang berdampak berat pada kehidupan mereka.

Jadi sebelum memutuskan menjalani kemoterapi, pasien dianjurkan untuk mempertimbangkan matang-matang efek samping-efek samping berat yang mungkin dialami dan bandingkan dengan risiko yang akan muncul jika tidak menjalani kemoterapi.

Kemoterapi Digunakan untuk Pengobatan Apa Saja?

Metode ini umumnya digunakan dengan tujuan:

  • Mengurangi jumlah sel kanker dalam tubuh
  • Menekan kemungkinan penyebaran kanker
  • Mengecilkan ukuran tumor
  • Mengurangi gejala-gejala yang dirasakan

Jika Anda sudah menjalani operasi untuk mengangkat tumor yang bersifat kanker, misalnya operasi lumpektomi untuk kanker payudara, mungkin dokter akan menganjurkan Anda untuk kemoterapi guna membunuh sel kanker yang mungkin tersisa.

Kemoterapi juga digunakan untuk mempersiapkan pasien sebelum melanjutkan ke metode pengobatan lain. Ukuran tumor bisa diperkecil dengan kemoterapi sehingga bisa lebih mudah diangkat melalui operasi atau untuk mempersiapkan terapi radiasi.

Dalam kasus kanker stadium akhir, kemoterapi mungkin dapat meringankan rasa sakit yang dirasakan pasien.

Selain untuk pengobatan kanker, kemoterapi dapat digunakan untuk mempersiapkan pasien penyakit sumsum tulang sebelum menjalani pengobatan sel induk sumsum tulang.

Kemoterapi dalam dosis yang jauh lebih rendah juga bisa membantu menangani kelainan sistem kekebalan tubuh yang menyerang sel-sel sehat, seperti pada penyakit lupus atau artritis rematoid.

Apa Saja Efek Samping Kemoterapi?

Kemoterapi ditujukan untuk membunuh sel-sel yang membelah secara cepat. Meskipun sel-sel kanker memang seperti itu, tapi rupanya sel-sel sehat juga ada yang membelah secara cepat sehingga ikut diserang kemoterapi. Sel-sel sehat yang bisa ikut terserang adalah yang berada pada: darah, rambut, kulit, dan lapisan saluran usus.

Karena itulah pengobatan ini sering menimbulkan efek samping yang berkaitan dengan area-area tersebut, misalnya:

  • Gampang memar dan pendarahan berlebihan
  • Diare
  • Mulut kering
  • Sariawan
  • Kelelahan
  • Demam
  • Rambut rontok
  • Hilang selera makan
  • Mual
  • Muntah
  • Berat badan turun
  • Rasa sakit akibat kerusakan saraf
  • Infeksi
  • Anemia
  • Sembelit
  • Neuropati
  • Limfedema
  • Gangguan ingatan
  • Gangguan konsentrasi
  • Perubahan kulit
  • Perubahan kuku
  • Insomnia
  • Perubahan seksual
  • Perubahan kesuburan

Dokter yang menangani Anda dapat membantu menangani efek samping-efek samping tersebut dengan menggunakan obat-obatan, tips-tips gaya hidup, dan saran-saran lainnya.

Untuk membantu Anda mengatasi efek tak mengenakkan akibat kemoterapi, artikel berikut membahas beberapa tips praktisnya: 5 Tips Mengatasi Efek Samping Mengganggu Akibat Kemoterapi.

Sebagian besar efek samping ini akan berkurang dan menghilang secara bertahap ketika pengobatan selesai. Tetapi ada beberapa efek jangka-panjang yang mungkin akan terasa bahkan bertahun-tahun setelahnya, bergantung pada jenis kemoterapi yang dijalankan.

Efek jangka-panjang tersebut termasuk kerusakan yang terjadi pada: organ jantung, ginjal, paru-paru, saraf, dan organ reproduksi.

Bahkan ada kemungkinan berkembang kanker lain akibat pengobatan kemoterapi. Karena itu sebelum menjalaninya, Anda disarankan berbicara dengan dokter mengenai risiko-risiko dan gejala-gejala yang mungkin akan dialami.

Bagaimana Mempersiapkan Diri Sebelum Kemoterapi?

Karena kemoterapi adalah metode pengobatan yang sifatnya serius, maka penting untuk mempersiapkan matang-matang sebelum memulainya. Dokter dan staf rumah sakit akan membantu Anda mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul.

Sebelum mulai terapi, Anda akan melakukan serangkaian tes guna memastikan apakah kondisi Anda cukup sehat untuk kemoterapi. Ini termasuk pemeriksaan jantung dan tes darah untuk memastikan kesehatan liver. Tes-tes ini juga digunakan dokter dalam menentukan jenis kemoterapi mana yang tepat bagi Anda.

Dokter juga mungkin menyarankan Anda untuk periksa ke dokter gigi sebelum mulai terapi. Karena kemoterapi memengaruhi kemampuan tubuh dalam menyembuhkan diri, maka infeksi apa pun pada gusi atau gigi bisa saja menyebar ke seluruh tubuh akibat kemoterapi.

Dokter mungkin akan memasang port jika Anda memutuskan untuk menjalani kemoterapi melalui jalur intravenous (IV). Port adalah alat yang ditanam di dalam tubuh, biasanya di dada dekat pundak. Tujuannya supaya lebih mudah menyalurkannya ke pembuluh darah dan agar tidak terlalu sakit. Selama proses pengobatan, IV akan dimasukkan melalui port.

Tips untuk Mempersiapkan Diri

  • Persiapan di rumah: cuci pakaian-pakaian kotor, belanja bahan-bahan untuk masak, dan tugas-tugas lain yang mungkin terlalu berat untuk dilakukan setelah kemoterapi.
  • Siapkan bala bantuan: Mintalah bantuan dari teman atau keluarga untuk membantu melakukan pekerjaan rumah tangga atau merawat anak Anda.
  • Antisipasi efek samping: Tanyakan dokter mengenai efek samping apa saja yang mungkin muncul dan bagaimana cara menanganinya.
  • Aturlah pekerjaan Anda: Anda memang masih bisa bekerja sambil menjalani kemoterapi, tapi Anda mungkin tidak akan sanggup melakukan pekerjaan-pekerjaan berat seperti dulu.
  • Cari dukungan: Bicaralah dengan orang yang Anda percayai untuk membantu Anda tetap berpandangan optimis.

Bagaimana Kemoterapi Dilakukan?

Kemoterapi biasanya diberikan dalam bentuk pil atau dimasukkan langsung ke pembuluh darah melalui suntikan atau IV. Selain dua cara utama ini, kemoterapi juga mungkin dilakukan dalam beberapa cara lain.

  • Kemoterapi bisa diarahkan langsung ke tumor, bergantung pada lokasi tumor. Jika Anda menjalani operasi pengangkatan tumor, dokter mungkin bisa menanamkan alat cakram yang akan melepaskan obat kemoterapi dari waktu ke waktu.
  • Beberapa jenis kanker kulit bisa ditangani dengan kemoterapi berbentuk krim.
  • Kemoterapi bisa diarahkan ke bagian tubuh tertentu melalui pengobatan loka, misalnya langsung ke perut, dada, sistem saraf pusat, atau ke dalam kandung kemih melalui uretra.
  • Beberapa jenis kemoterapi bisa dikonsumsi secara oral melalui mulut (dalam bentuk pil).
  • Obat-obatan kemoterapi berbentuk cairan dapat dimasukkan langsung sekaligus, atau bisa dipasang alat port dimana jarum dimasukkan untuk setiap kali pengobatan. Dengan metode infus port hanya akan terasa sakit di tempat suntikan di kali pertama pemasangan, tetapi jarum port bisa melonggar tergantung pada aktivitas Anda.

Jadwal kemoterapi, seberapa sering Anda akan mendapatkan pengobatan, akan disesuaikan dengan kondisi Anda. Jadwalnya bisa berubah jika tubuh Anda tidak mampu menerima kemoterapi pertama dengan baik, atau bisa ditingkatkan atau dikurangi bergantung pada reaksi sel-sel kanker terhadap kemoterapi.

Tim dokter yang menangani akan selalu memantau efektivitas pengobatan yang dijalani. Mereka memantau dengan melakukan berbagai pemeriksaan. Dokter juga mungkin akan menyesuaikan pengobatan Anda dari waktu ke waktu.

Anda harus selalu menjaga komunikasi yang terbuka dengan dokter tentang bagaimana kemoterapi memengaruhi Anda. Beritahukanlah kepada mereka mengenai efek samping ap saja yang dirasakan atau masalah-masalah lain yang berkaitan sehingga mereka bisa membuat penyesuaian yang dibutuhkan.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}