Kebiasaan Menyakiti atau Melukai Diri Sendiri: Kenapa Bisa Terjadi?


By Cindy Wijaya

Ketika sedang merasa marah, frustasi serta kepedihan emosi lain, ada dorongan yang sangat kuat untuk mengambil pisau kemudian melukai lengannya sendiri hingga berdarah-darah. Sesudahnya, emosinya seolah-olah kembali mereda. Ini adalah secuplik episode dari kebiasaan menyakiti diri, mengerikan bukan?

Ya, meski mengerikan kebiasaan ini nyata dan pelakunya seringkali adalah para remaja. Berbeda dengan kasus bunuh diri, pelaku kebiasaan ini tidak bermaksud untuk menghilangkan nyawanya.

Mengapa Ada Orang yang Memiliki Kebiasaan Melukai Diri?

Pelaku kebiasaan ini dengan sengaja melukai diri sendiri sebagai cara untuk mengatasi rasa sakit emosi, amarah, dan frustasi. Biasanya kepedihan emosi yang mereka rasakan sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Seorang pakar kesehatan mental, Steven Levenkron, dalam bukunya yang berjudul Cutting menggambarkan pelaku kebiasaan menyakiti diri sebagai “seseorang yang mengira bahwa sakit fisik dapat menjadi obat untuk kepedihan emosi”.

Karena kebiasaan menyakiti diri seringnya akibat dorongan impulsif—muncul secara tiba-tiba menurut kehendak hati, maka tindakan ini dapat dikategorikan sebagai gangguan perilaku impuls-kontrol. Kebiasaan ini bisa saja merupakan gejala depresi, kelainan perilaku makan, atau gangguan mental lain sehingga bantuan medis mungkin dibutuhkan.

Apakah Pelaku Kebiasaan Melukai Diri Sekadar Cari Perhatian?

Orang yang suka melukai diri cenderung bertindak secara sembunyi-sembunyi karena sangat malu pada kebiasaannya. Mereka pintar menyembunyikan bekas lukanya agar tidak ada yang tahu, karena mereka tidak bermaksud memanfaatkan luka atau memar untuk mencari perhatian.

Namun, ada seseorang yang dulu memiliki kebiasaan ini mengakui bahwa ia sering berharap ada yang menyadari bekas lukanya agar kebiasaannya bisa segera ketahuan dan cepat mendapat bantuan.

Bagaimana Cara Mengidentifikasi Pelaku Kebiasaan Melukai Diri?

Orang yang suka menyakiti diri hampir pasti memiliki jejak atau tanda di tubuhnya, dan dapat juga dikenali dari perilakunya. Biasanya terdiri dari:

  • Ada bekas luka, seperti luka sayatan atau luka bakar
  • Terdapat luka, goresan/cakaran, atau memar yang masih baru
  • Menderita patah tulang
  • Menyimpan atau memegang benda tajam di tangan
  • Sering mengenakan baju berlengan panjang dan celana panjang, bahkan ketika cuaca panas
  • Mengaku sering mengalami kecelakaan atau terjatuh
  • Menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menyendiri
  • Kesulitan dalam memperdalam hubungan antar pribadi
  • Sering mempertanyakan identitas diri, misalnya “Siapa saya?” atau “Apa yang saya lakukan di sini?
  • Emosional dan tidak dapat diprediksi perilakunya
  • Sering menyatakan bahwa dirinya tidak berdaya, putus asa atau tidak berharga

Bagian Tubuh Mana Saja yang Sering Dilukai?

Lengan, kaki, dan bagian dada atas adalah sasaran utama pelaku kebiasaan melukai diri karena area inilah yang paling mudah dicapai dan disembunyikan dibalik pakaian. Tetapi area tubuh lain pun tidak luput. Orang yang suka menyakiti dirinya sendiri mungkin memiliki lebih dari satu cara untuk menyakiti dirinya sendiri, namun cara yang paling umum adalah menyayat diri.

Jika Anda merasa ada orang terdekat atau anggota keluarga yang dicurigai memiliki kebiasaan melukai diri, sebaiknya dekati dia dengan lembut dan bantu dia untuk mencari bantuan. Anda dapat menjadi tempat curhat baginya agar dia tidak perlu menyakiti diri sendiri untuk menenangkan emosinya.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}