Hindarilah 10 Kebiasaan Buruk yang Menguras Jumlah Enzim!


By Cindy Wijaya

Keberadaan enzim sangat vital demi kelangsungan hidup seseorang. Setiap fungsi dalam sistem tubuh kita memerlukan peran enzim di dalamnya agar berjalan dengan baik. Oleh sebab itu jika jumlah enzim dalam tubuh terkuras, tubuh Anda akan sakit-sakitan. Artikel ini akan membahas 10 kebiasaan buruk yang menguras jumlah enzim.

Gaya hidup yang tidak sehat diisi oleh kebiasaan-kebiasaan buruk yang terus menerus dilakukan. Sebagai akibatnya enzim tidak dapat berfungsi dengan baik, jumlah enzim pun berkurang, serta mengakibatkan sel-sel rusak menumpuk di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan terganggunya proses tubuh dalam menyembuhkan dirinya sendiri serta menghambat proses regenerasi sel-sel tubuh.

Ketika jumlah enzim terkuras akibat kebiasaan-kebiasaan buruk, maka kesehatan Anda pun akan berkurang. Oleh karena itu Anda perlu berupaya menghentikan atau mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk yang akan dijelaskan berikut ini. Banyak dari kebiasaan ini sering dianggap menyehatkan, tetapi mari kita lihat faktanya.

  • Banyak Makan Daging

    Terlalu banyak makan daging ternyata memberi dampak sangat buruk bagi kesehatan pencernaan, bahkan kesehatan tubuh jangka panjang. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun sudah menyatakan bahwa mengonsumsi daging setiap hari adalah pemicu awal dari tumbuhnya benih kanker dalam tubuh manusia di negara-negara barat dan di beberapa negara berkembang.

    Daging adalah salah satu jenis makanan yang mengandung banyak protein sehingga diyakini dapat menambah energi tubuh. Pada kenyataannya, kadar protein hewani dalam daging yang tinggi justru menyebabkan banyak gangguan kesehatan.

    Protein hewani sulit untuk dicerna manusia, sehingga tubuh mengeluarkan energi ekstra demi bisa mencernanya dengan baik. Dan jika masih ada sisa-sisa daging yang tidak ikut tercerna dengan baik pada usus, maka akan terjadi pembusukan. Akhirnya tubuh harus mengeluarkan energi ekstra lagi untuk membuang racun hasil pembusukan itu.

    Penggunaan energi ekstra yang berlebihan ini bisa menimbulkan radikal bebas yang memicu beragam penyakit degeneratif misalnya penyakit jantung dan diabetes. Kelebihan protein juga bisa memicu ADHD pada anak-anak—mereka cenderung susah berkonsentrasi dan gampang emosi. Konsumsi daging berlebih juga dapat memperberat kerja ginjal dan hati.

  • Banyak Makan Telur

    Mengonsumsi telur setiap hari memicu kelebihan protein dan kolesterol. Karena itu bisa menyebabkan terjadinya berbagai gangguan pada tubuh. Telur memang salah satu sumber protein hewani yang tinggi, namun jika dimakan secara berlebihan dapat mengakibatkan masalah kesehatan.

    Seperti halnya dengan daging, protein hewani yang didapat dari telur bila terlalu banyak dikonsumsi, tidak dapat dicerna dengan baik oleh pencernaan manusia. Sehingga terjadi penumpukan sisa-sisa dari makanan ini lalu menimbulkan pembusukan. Usus dan hati harus bekerja ekstra guna menetralisir racun hasil pembusukan tersebut dan inilah yang menyebabkan terkurasnya sejumlah besar enzim di dalam usus serta hati.

    Kelebihan protein dalam tubuh sebagian dibuang melalui urin, sebagian lagi diubah menjadi asam amino oleh enzim-enzim tubuh. Kemudian hati menguraikan asam amino ini lalu dialirkan ke dalam peredaran darah sehingga darah menjadi bersifat asam dan harus dinetralisir dengan sejumlah besar kalsium. Kemudian ginjal harus bekerja keras untuk menyaring kalsium serta darah yang sudah teroksidasi ini. Proses ini membutuhkan banyak enzim sebagai akibat dari konsumsi protein hewani yang berlebihan.

  • Minum Susu Hasil Pasteurisasi dan Homogenisasi

    Memang susu sapi segar yang sama sekali belum diproses mengandung banyak zat serta enzim yang baik bagi kesehatan. Sedangkan susu yang selama ini kita konsumsi kebanyakan adalah susu yang sudah melewati proses homogenisasi agar dihasilkan susu yang tidak mengandung krim.

    Proses homogenisasi inilah yang menyebabkan lemak susu sapi berikatan dengan oksigen menjadi lemak teroksidasi. Lemak ini tidak baik bagi tubuh, karena itu susu sapi yang mengandung lemak teroksidasi juga tidak baik bagi tubuh.

    Selain proses homogenisasi, ada juga proses pasteurisasi susu sapi yang bertujuan menyingkirkan bakteri serta kuman dari susu. Akan tetapi metode pateurisasi suhu tinggi (ultra high temperature/UHT) mengakibatkan rusaknya seluruh enzim dalam susu, karena enzim tidak tahan dengan panas melebihi 45 derajat Celcius.

    Proses pasteurisasi juga akan mengakibatkan protein dalam susu yang sudah teroksidasi menjadi rusak dan pecah, karena protein susu tidak tahan panas. Karena itulah susu yang sudah melewati proses pasteurisasi dan homogenisasi tidak baik bagi kesehatan Anda.

  • Mengonsumsi Yoghurt

    Yoghurt memang mengandung bakteri baik yaitu Laktobasilus. Akan tetapi bakteri ini sebenarnya sudah kita miliki di dalam susu kita. Konsumsi yoghurt, khususnya jika berlebihan, malah akan membuat kondisi usus jadi tidak sehat. Usus yang tidak sehat gampang terlihat dari bau feses dan kentut yang tajam akibat racun yang diproduksi di dalam usus.

    Orang dewasa yang mengonsumsi yoghurt mengalami kesulitan untuk menguraikan lakotsa di dalam yoghurt tersebut, karena enzim laktase yang berfungsi untuk mencerna laktosa tidak dimiliki oleh orang dewasa. Inilah kenapa banyak orang yang mengonsumsi yoghurt mengalami diare ringan. Jika Anda terus-menerus mengonsumsi yoghurt setiap hari, dampaknya akan lebih buruk lagi bagi kesehatan usus.

  • Menggunakan Margarin, Mentega, dan Minyak Goreng

    Minyak goreng, margarin, dan mentega adalah jenis makanan yang sangat mudah teroksidasi. Ketika makanan teroksidasi tersebut masuk ke dalam tubuh Anda, maka radikal bebas pun akan terbentuk. Radikal bebas memicu beragam penyakit kronis misalnya penyakit jantung, stroke, kanker, dan Alzheimer.

    Tubuh sebenarnya memiliki senjata alami untuk melawan radikal bebas yaitu enzim antioksidan. Akan tetapi saat memasuki usia 40 tahun enzim ini jauh berkurang. Karena itu tubuh menggunakan sisa enzim pangkal untuk melawan radikal bebas. Jika persediaan enzim pangkal ada banyak, tubuh bisa fokus melawan radikal bebas, tetapi jika persediaannya sedikit, maka tubuh tidak sanggup melawan radikal bebas sehingga akhirnya Anda jatuh sakit.

    Makanan yang diolah menggunakan margarin, mentega, atau minyak goreng dapat menguras enzim tubuh Anda ketika makanan itu masuk ke dalam tubuh. Karena itu Anda harus benar-benar memperhatikan bagaimana cara mengolah makanan dengan benar agar jumlah enzim tidak terkuras.

  • Kebiasaan Minum Kopi

    Kebiasaan menyeruput kopi secara terus-menerus setiap hari memaksa tubuh tetap bangung dalam posisi “waspada”. Tubuh yang selalu waspada karena pengaruh kafein kopi bagaikan suatu negara yang terus berada dalam kondisi siaga satu.

    Lama-kelamaan tubuh akan lelah dan jika terus seperti itu maka akan menguras jumlah enzim dalam tubuh untuk menetralisir kafein yang berlebihan. Selain itu kebiasaan minum kopi terus-menerus juga akan memberikan dampak seperti; insomnia, gula darah tinggi, depresi, dehidrasi, dan malnutrisi.

  • Kebiasaan Minum Teh

    Teh, terutama teh hijau, mengandung antioksidan dan mempunyai kemampuan untuk membunuh bakteri. Karena diyakini memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, akhirnya banyak orang yang mengonsumsi teh hijau secara berlebihan. Namun ternyata kelebihan minum teh dapat mengakibatkan kondisi lambung yang buruk.

    Antioksidan milik teh jika menyatu dengan antioksidan lain dalam tubuh, maka dapat menimbulkan tanin. Tanin ini adalah rasa sepat yang biasa kita temukan dalam tumbuh-tumbuhan. Tanin gampang teroksidasi dan berpotensi berubah menjadi asam tanat. Kelebihan asam tanat inilah yang berakibat buruk bagi lambung.

    Asam tanat ini juga mudah berinteraksi dengan zat besi sehingga proses penyerapan zat besi dari makanan akan mengalami gangguan. Karena itulah minum air mineral lebih dianjurkan daripada minum teh atau kopi.

  • Kurang Minum Air

    Tubuh manusia 80 persen terdiri dari air, sehingga air berperan penting bagi tubuh Anda. Air mineral yang baik, jernih, bersifat basa, serta mengandung banyak mineral dapat menetralisir zat-zat beracun dalam tubuh. Air juga memiliki peran penting lain seperti mendorong metabolisme, mengaktifkan bakteri dalam usus dan enzim, membuang kotoran dalam tubuh, serta melembapkan organ-organ di dalam tubuh.

    Jika tubuh kekurangan air, maka nutrisi tidak dapat disalurkan secara merata ke seluruh tubuh. Selain itu, racun, kotoran, dan zat berbahaya lainnya dapat menumpuk dan tidak dapat dibuang. Pada akhirnya, penumpukan zat-zat berbahaya ini dapat merusak sel-sel sehat sehingga mengalami mutasi menjadi sel-sel kanker.

  • Kebiasaan Minum Obat-Obatan

    Banyak orang yang sedikit sakit saja langsung meminum obat yang dibelinya di apotik atau warung. Padahal obat-obatan adalah zat asing dan tidak bersahabat di dalam tubuh kita. Padahal obat terbuat dari zat kimiawi yang harus dikonsumsi sesuai dengan resep dokter. Jika dosisnya berlebihan maka tubuh dapat membangun kekebalan terhadap obat dan memerlukan dosis lebih tinggi lagi di lain waktu Anda mengonsumsinya.

    Tidak jarang mereka yang sembarangan mengonsumsi obat akan mengeluh sakit pada ginjalnya. Ini wajar karena ginjal bertugas menyaring darah agar darah bisa dialirkan ke seluruh tubuh. Tetapi jika darah mengandung bahan-bahan kimiawin dari obat, maka tugas ginjal jadi lebih berat lagi. Jika terjadi terus-menerus ginjal bisa rusak sehingga tubuh menderita penyakit ginjal.

  • Kebanyakan Stress

    Hidup di jaman sekarang memang sangat identik dengan stress. Kehidupan keluarga, tuntutan pekerjaan, kehidupan pribadi, dan banyak hal lain menimbulkan banyak stress. Padahal terbiasa dengan stress adalah salah satu kebiasaan buruk yang menguras jumlah enzim. Sebagai akibatnya mereka yang sering stress biasanya juga akan sering mengeluh sakit.

    Stress juga memicu banyak kebiasaan buruk lain, semisal kurang tidur, malas berolahraga, dan gemar makan junk food. Selain itu saat sedang stress, tubuh bereaksi dengan melepaskan hormon kortisol yang lama-kelamaan akan mengganggu sistem kekebalan tubuh, jantung, dan metabolisme, sehingga menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap penyakit.

Demikianlah 10 kebiasaan buruk yang menguras jumlah enzim dalam tubuh. Padahal tubuh Anda membutuhkan sejumlah enzim agar dapat terus menjalankan fungsinya dengan baik.

Jika jumlah enzim terkuras akibat kebiasaan-kebiasaan buruk, maka kesehatan Anda pun akan berkurang sehingga Anda jadi gampang terkena penyakit dan susah sembuh. Oleh karena itu Anda perlu berupaya menghentikan atau mengubah kebiasaan-kebiasaan buruk yang sudah dijelaskan dalam artikel ini.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}