Dermatitis Kontak: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Pengobatannya


By Cindy Wijaya

Dermatitis kontak terjadi sewaktu kulit kita kontak dengan sesuatu yang mengiritasi kulit, atau yang kita alergi terhadapnya. Saat itu terjadi biasanya muncul gejala-gejala seperti gatal, ruam merah, seringnya dengan benjolan dan lepuhan. Kadang juga disertai kulit kering, pecah-pecah, terbakar, dan mengelupas. Semua itu bisa kita alami dalam waktu cepat dan cepat hilang juga, atau bisa juga muncul secara perlahan dan bertahan lama.

Apa sebenarnya dermatitis kontak itu? Apa penyebab dermatitis ini? Bagaimana ciri-ciri terjadinya? Berapa lama dermatitis kontak terjadi? Bagaimana pengobatan untuk masalah kulit ini? Apakah dermatitis kontak bisa sembuh sendiri?

Apa Itu Dermatitis Kontak?

Dermatitis kontak adalah ruam merah dan gatal yang disebabkan oleh kontak langsung dengan sesuatu atau karena reaksi alergi terhadap sesuatu itu.

Ada banyak hal yang bisa menyebabkan reaksi seperti itu, termasuk sabun, kosmetik, wewangian, perhiasan, dan tanaman.

Anda perlu mencari tahu apa yang menyebabkan reaksi dermatitis pada diri Anda supaya bisa menghindarinya. Kalau Anda bisa mengenalinya dan menghindarinya, gejala-gejala ruam biasanya dapat menghilang sendiri dalam waktu 2 – 4 minggu.

Untuk membantu pemulihan kulit, Anda bisa mencoba menenangkan kulit dengan kompres dingin yang basah, krim atau losion anti-gatal, serta perawatan-perawatan diri lainnya.

Apa Perbedaan Dermatitis Kontak dan Atopik?

Meski punya gejala-gejala yang mirip, keduanya punya penyebab yang sama sekali berbeda.

Sebagian besar kasus dermatitis atopik diduga terjadi karena kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Sedangkan dermatitis kotnak berkembang ketika kulit kontak dengan sesuatu yang memicu reaksi.

Apa Penyebab Dermatitis Kontak?

Perlu diketahui bahwa dermatitis ini dibagi menjadi dua, yaitu dermatitis kontak iritan dan alergi. Jenis iritan jauh lebih umum dialami orang-orang dibandingkan jenis alergi.

Pada jenis iritan, reaksi kulit terjadi ketika ada sesuatu yang merusak lapisan pelindung terluar dari kulit Anda.

Sebagian orang punya reaksi yang kuat terhadap suatu iritan hanya karena satu kali kontak. Sedangkan orang-orang lain baru mulai mengalami gejala reaksi setelah kontak berulang terhadap iritan. Dan beberapa orang sanggup mengembangkan toleransi terhadap iritan itu seiring waktu.

Beberapa iritan yang umum memicu reaksi dermatitis ini antara lain:

  • Zat pelarut
  • Alkohol 70%
  • Pemutih dan deterjen
  • Sampo
  • Zat di udara, seperti serbuk gergaji atau debu wol
  • Tanaman
  • Pupuk dan pestisida

Sedangkan pada jenis alergi, reaksi terjadi ketika Anda sensitif terhadap sesuatu sehingga memicu reaksi imun pada kulit Anda. Biasanya hanya terjadi pada area yang kontak dengan alergen. Tetapi bisa juga reaksi muncul dari sesuatu yang memasuki tubuh melalui makanan, zat perasa, obat-obatan, ataupun prosedur medis atau gigi.

Anda mungkin menjadi sensitif terhadap alergen yang kuat, seperti poison ivy, setelah satu kali kontak. Alergen yang lebih lemah mungkin perlu beberapa kali kontak selama beberapa tahun sampai memicu alergi. Setelah Anda mengembangkan alergi terhadap suatu zat, bahkan sejumlah kecil zat tersebut pun dapat menimbulkan reaksi.

Sejumlah alergen yang umum antara lain:

  1. Nikel, yang digunakan dalam perhiasan, gesper, dan banyak barang lain.
  2. Obat-obatan, seperti krim antibiotik dan antihistamin oral.
  3. Balsam Peru, yang digunakan dalam banyak produk, seperti parfum, kosmetik, obat kumur dan perasa.
  4. Formaldehida, yang ada dalam pengawet, desinfektan, dan pakaian.
  5. Produk perawatan diri, seperti deodoran, sabun mandi, pewarna rambut, kosmetik, dan cat kuku.
  6. Tanaman seperti poison ivy dan mangga, yang mengandung zat yang sangat alergi yang disebut urushiol.
  7. Zat di udara, seperti serbuk sari dan insektisida semprot.
  8. Produk yang menyebabkan rekasi saat Anda berada di bawah sinar matahari, seperti beberapa sunscreen dan obat-obatan oral.

Anak-anak kecil juga dapat mengembangkan kondisi dermatitis ini akibat kontak dengan popok, tisu bayi, sunscreen bayi, pakaian dengan kancing besi atau pewarna, dan lain sebagainya.

Bagaimana Ciri-Ciri Dermatitis Kontak?

Ciri-ciri terjadi masalah kulit ini adalah: gatal-gatal, rasa terbakar, kering, pecah-pecah, dan kemerahan pada kulit. Kadang juga dapat disertai oleh benjolan-benjolan lepuh berisi cairan.

Penting untuk diketahui, jika Anda mengalami gejala-gejala reaksi alergi yang akut, contoh sesak napas, bengkak pada tenggorokan, mulut, atau bibir, segera cari bantuan medis.

Reaksi yang akut dapat muncul secara cepat dengan ciri-ciri yang khas. Contoh penyebab reaksi yang akut adalah tanaman poison ivy.

Sedangkan reaksi yang kronis tidak selalu menimbulkan gejala-gejala yang khas. Anda mungkin memiliki bagian-bagian kulit yang kering, memerah, atau kasar yang tampaknya tidak pernah hilang, meski sudah dioleskan losion berulang kali.

Gejala-gejala yang Anda rasakan dapat terjadi di bagian tubuh mana pun yang kontak dengan pemicu, termasuk wajah, kelopak mata, tangan, kaki, dan area alat kelamin.

Gejala-gejala tersebut tidaklah menular. Anda tidak akan menularkannya ke orang lain, meski dia kontak dalam waktu lama dengan Anda.

Berapa Lama Dermatitis Kontak Terjadi?

Ruam di kulit biasanya mulai muncul dalam waktu beberapa menit hingga beberapa jam setelah kontak. Kemudian gejala-gejala di kulit dapat terus ada selama 2 – 4 minggu, meski Anda sudah tidak kontak lagi dengan pemicunya.

Bagaimana Pengobatan Dermatitis Kontak?

Masalah kulit ini sangat umum dialami orang-orang, biasanya tidak serius dan dapat membaik sendiri dalam waktu sekitar 3 minggu. Perawatan diri yang baik dapat membantu pemulihan dan menjaga diri tetap nyaman sembari menunggu ruam sembuh.

Salah satu hal terpenting yang harus dilakukan adalah menghindari pemicu yang menyebabkan reaksi di kulit Anda. Sayangnya ini kadang penyebabnya susah dikenali.

Jadi cobalah ingat-ingat lagi apa benda atau zat yang baru Anda gunakan: perawatan rambut atau kulit, deterjen, wewangian atau parfum, produk pembersih, perhiasan, atau bahkan pakaian.

Sering kali lokasi terbentuknya ruam di kulit dapat menjadi petunjuk apa sebenarnya pemicu reaksi dermatitis ini.

Gunakan Kompres Dingin

Kompres dingin dapat meringankan rasa gatal, menyengat, dan panas di kulit. Tempelkan kain yang dibasahi air dingin di atas ruam selama 10 – 15 menit, ulangi beberapa kali sehari.

Mandi Berendam Air Hangat

Mandi berendam air hangat dapat menenangkan kulit. Tapi jangan tambahkan produk wewangian atau bubble bath di air berendam. Karena bisa menambah parah iritasi.

Tetapi Anda boleh menambahkan oatmeal koloid, tentunya yang tanpa bahan pewangi, untuk membantu meredakan gejala-gejala ruam.

Sering Pakai Pelembap

Untuk kulit kering dan pecah-pecah, oleskan pelembap untuk melindunginya dan menenangkannya sampai sembuh. Pilihlah produk pelembap untuk dermatitis kontak dengan hati-hati, jangan pakai yang mengandung pewangi atau yang dapat menimbulkan alergi.

Oleskan sesering yang dibutuhkan sepanjang hari untuk mengatasi kekeringan di kulit, dan pakai juga tepat sebelum tidur malam.

Pakai Obat-Obatan

Ada beberapa jenis obat yang dapat dibeli secara bebas untuk meringankan gejala-gejala dermatitis. Contohnya adalah krim hidrokortison (hydrocortisone) untuk mengatasi gatal, iritasi, dan peradangan di kulit. Losion kalamin juga bagus untuk meredakan gatal. Atau Anda dapat meminum obat antihistamin oral untuk mengurangi gatal-gatal bila penggunaan obat luar tidak mempan.

Demikianlah artikel ini yang membahas mengenai dermatitis kontak. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda dan keluarga. Temukan juga ulasan menarik lain seputar masalah kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Sumber Referensi:

Mayo Clinic. Contact dermatitis. URL: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/contact-dermatitis/symptoms-causes/syc-20352742

Verywellhealth. Contact Dermatitis. URL: https://www.verywellhealth.com/contact-dermatitis-overview-4581980

Verywellhealth. How Contact Dermatitis Is Treated. URL: https://www.verywellhealth.com/contact-dermatitis-treatment-4685697

Verywellhealth. The Differences Between Atopic and Contact Dermatitis. URL: https://www.verywellhealth.com/atopic-dermatitis-contact-dermatitis-difference-83219

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}