13 Tips Berpuasa untuk Penderita Diabetes


By Nurul Kuntarti

Setiap bulan Ramadan datang, satu pertanyaan selalu muncul di masyarakat. Sebenarnya apakah penderita diabetes boleh puasa? Bila dibolehkan, lantas bagaimana seharusnya cara puasa bagi penderita diabetes? adakah tips khusus berpuasa untuk penderita diabetes?

Puasa hukumnya wajib bagi muslim, dan menariknya terdata kisaran 150 juta orang muslim terdiagnosa memiliki masalah diabetes. Meski pada saat sakit seseorang dibebaskan dari kewajiban berpuasa, tetapi tentu saja pertanyaan soal apakah penderita diabetes boleh untuk puasa masih bermunculan. Bila dibolehkan, lalu adakah ketentuan khusus dalam menjalankan puasa bagi penderita diabetes?

Apakah Penderita Diabetes Boleh Puasa?

Pada dasarnya, penderita diabetes boleh untuk puasa. Dalam kondisi yang fit, dipastikan penderita diabetes cukup aman untuk tidak makan dan minum dalam jangka waktu tertentu setiap harinya.

Tetapi berbeda dengan kebanyakan orang dengan kondisi yang sehat dan prima, puasa bagi penderita diabetes harus dilakukan dengan cukup cermat. Meski secara medis tidak ada larangan untuk penderita diabetes menjalankan puasa, Anda tetap perlu memahami bahwa sebenarnya terdapat sejumlah resiko puasa bagi penderita diabetes.

penderita diabetes boleh puasa
Credit Photo: thefoodgrapher / Shutterstock

Resiko Puasa bagi Penderita Diabetes


Sebelum menjelaskan bagaimana cara dan tips untuk tetap sehat berpuasa untuk penderita diabetes, kita perlu memetakan dulu, apa saja sebenarnya resiko yang mungkin mengancam pasien diabetes bila mereka berpuasa.

Seseorang dengan diabetes mungkin untuk mengalami sejumlah kondisi ketika berpuasa karena metabolisme tubuhnya yang sudah tidak berjalan dengan normal. Baik itu karena produksi insulin yang sudah tidak efisien maupun karena pengaruh pengobatan rutin yang harus dijalankan.

Resiko-resiko ini dapat muncul karena sejumlah kondisi pada tubuh penderita diabetes. Sebut saja tidak berfungsinya

Setidaknya terdapat 4 ancaman yang menjadi resiko puasa bagi penderita diabetes, yakni :

  • Hipoglikemia

    Kondisi ini terjadi ketika kadar gula yang terlarut dalam darah berada pada level rendah, dibawah 70 mg/dl. Biasanya terjadi pada tengah hari di tengah waktu puasa. Penderita mungkin akan merasakan efek lemas, mengantuk hebat, pusing dan berkunang-kunang saat gula darah turun drastis.

    Penderita diabetes pada umumnya sudah menjalankan pola diet yang sekaligus disinergikan dengan jadwal minum obat yang sesuai.  Ini supaya kadar gula darah tetap stabil. Hanya ketika berpuasa, pola makan dan jadwal minum obat tentu saja akan terpengaruh dan mungkin menyebabkan kadar gula di saat tengah berpuasa drop sekali.

  • Hiperglikemia

    Kondisi ini terjadi ketika kadar gula terlarut dalam darah berada pada level tinggi, sekitar di atas 300 mg/dl. Pada umumnya serangan hiperglikemia akan terjadi saat orang berbuka puasa. Ketika asupan kalori meningkat drastis, sementara kadar insulin dalam tubuh tidak cukup siap menghadapi asupan kalori lebih ini.

    Ini adalah kekhawatiran terbesar lain yang sering kali dihadapi pasien diabetes.  Masa puasa bagi penderita diabetes mungkin tidak menjadi masalah, tetapi kala berbuka ancaman muncul karena pada umumnya orang akan makan lebih banyak dari biasanya saat berbuka.

  • Dehidrasi

    Pasien diabetes ternyata memiliki tingkat resiko lebih tinggi untuk mengalami dehidrasi. Karena ketika tubuh mengalami hiperglikemia, tubuh secara alami akan mengalirkan kelebihan gula ini masuk ke sistem urinasi dan mengalir keluar dari tubuh melalui urin.

    Dikhawatirkan, ketika berbuka penderita mengalami hiperglikemia, maka asupan air yang dikonsumsi akan terbuang percuma melalui mekanisme pembuangan ini. Hingga ketika saat puasa bagi penderita diabetes menjadi terasa lebih berat. Karena cadangan air yang seharusnya tersedia sejak sahur sudah banyak berkurang akibat berkemih berlebihan.

  • Ketoasidosis

    Kondisi ketika kadar gula dalam tubuh rendah sekali, hingga tubuh membentuk energi dari cadangan lemak. Bila aktivitas ini terjadi berlebihan, proses pembakaran akan membentuk residu berupa zat asam bernama keton yang sifatnya akan menjadi toksin bagi tubuh.

    Pada kadar tertentu, penarikan energi dari cadangan lemak justru dianggap baik. Bahkan dianggap efektif membantu keberhasilan penurunan berat badan. Tetapi pasien diabetes mungkin menghadapi situasi yang lebih masif, hingga produksi zat keton yang berlebihan.

puasa bagi penderita diabetes
Credit Photo: Julia Mikhaylova / Shutterstock

Tips Berpuasa untuk Diabetes


Bila dikatakan sebelumnya bahwa sebenarnya penderita diabetes boleh untuk menjalankan puasa. Ternyata puasa bagi penderita diabetes bukan tanpa resiko. Dan untuk itu, ada tips khusus berpuasa untuk penderita diabetes, supaya dapat menekan resiko-resiko yang mungkin muncul.

Adapun sejumlah tips berpuasa untuk penderita diabetes tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

  • Konsultasikan rencana Anda berpuasa dengan dokter

    Sebelum mulai berpuasa, pastikan Anda sudah berkonsultasi dengan dokter langganan Anda. Bukan sekedar untuk memastikan apakah kondisi Anda cukup aman untuk berpuasa, tetapi untuk membantu Anda merubah jadwal mengonsumsi obat atau suntikan insulin sesuai dengan jadwal buka dan sahur.

    Tanpa perubahan jadwal minum obat yang tepat, resiko untuk Anda mengalami hiperglikemia dan hipoglikemia selama menjalankan puasa akan relatif tinggi. Itu sebabnya tips berpuasa untuk penderita diabetes satu ini menjadi sangat penting untuk Anda jalankan.

  • Latih sejak 2 bulan

    Beberapa pakar menyarankan untuk bisa berpuasa untuk penderita diabetes, Anda perlu mencoba secara perlahan merubah ritme makan menyesuaikan dengan periode puasa Ramadan setidaknya 1 – 2 bulan sebelum puasa Ramadan dimulai.

    Anda bisa melakukannya secara bertahap dengan mengurangi makan di siang hari, melakukan sarapan lebih awal dari hari biasa dan disertai dengan menu yang lebih padat. Sembari Anda melakukan pengawasan bersama dokter mitra mengenai perkembangan kadar gula darah Anda. Ini membantu melihat apakah Anda sebagai penderita diabetes cukup siap dan boleh untuk menjalankan puasa Ramadan.

  • Hindari makan dalam jumlah besar sekaligus

    Supaya ketika berbuka Anda tidak membanjiri tubuh Anda dengan kalori, coba untuk makan dalam porsi kecil untuk beberapa kali makan. Anda bisa berbuka dengan menu camilan ringan, kemudian beralih ke menu berat setelah 1 jam kemudian dan mengonsumsi camilan atau kolak 1 jam kemudian.

    Ini membantu Anda tetap memiliki kadar gula yang terkendali dan tidak sekaligus menjadi tinggi di satu waktu. Lakukan hal serupa saat sahur untuk membantu Anda tidak mengalami peningkatan gula darah di awal puasa. Karena mengawali hari dengan kondisi hiperglikemia akan memudahkan Anda untuk mengalami dehidrasi di akhir hari.

  • Fokus pada makanan yang memberi efek kenyang lama

    Tips berpuasa untuk pasien diabetes berikutnya adalah untuk menjadi bijak dan selektif terhadap makanan yang diasup. Kadang berpuasa membuat orang lapar mata dan tergiur dengan mudahnya pada beragam hidangan.

    Coba untuk lebih terkendali dengan memilih makanan yang sifatnya mengenyangkan lebih lama, seperti makanan karbohidrat kompleks, protein dan sayuran. Kandungan protein dan serat akan sangat efektif membantu Anda tetap merasa kenyang lebih lama. Dan membantu Anda tetap efektif mengendalikan kadar gula darah dalam sehari.

    Hindari pula hanya mengonsumsi karbohidrat saja pada saat berbuka dan sahur. Karena ini akan memudahkan kenaikan gula darah dan menyebabkan Anda lebih cepat lapar di tengah hari.

  • Selalu membawa air dan permen untuk simpanan dalam tas

    Meski Anda berpuasa, selalu pastikan untuk menyiapkan air minum bekal dan permen dalam tas Anda. Anda juga bisa memilih bekal berupa minuman manis atau juice buah yang sudah ditambahkan gula atau madu sebagai alternatif.

    Jadi ketika sewaktu-waktu Anda merasakan efek hipoglikemia atau merasakan efek dehidrasi Anda bisa segera mengambil langkah darurat.Biasanya gejalanya hampir serupa, seperti rasa kunang-kunang, kepala yang sakit atau pening, efek lemas, terasa letih hebat, kaki atau jemari tangan terasa dingin hingga kadang menjadi gemetar.

  • Minum dengan optimal

    Selama masa bebas untuk makan dan minum, selalu pastikan Anda mengasup air dengan cukup. Setidaknya tetap memenuhi kebutuhan 8 gelas atau 2 liter sehari. Ini membantu memenuhi kebutuhan air selama masa puasa. Mengingat meski penderita diabetes boleh puasa, mereka tetap sangat rentan untuk mengalami dehidrasi.

    Tetapi hati-hati, sejumlah minuman justru dapat menyebabkan masalah pada penderita diabetes. Seperti minuman dengan kadar gula tinggi termasuk koktail buah, juice buah dengan gula tambahan, minuman soda dan lain sebagainya. Juga termasuk minuman dengan kadar kafein tinggi. Karena kafein bersifat diuretik hingga malah menyebabkan kita lebih banyak Buang Air Kecil (BAK).

  • Tetap rutin olahraga

    Puasa bagi penderita diabetes memang harus dilakukan dengan cara yang tepat. Tetapi, bukan berarti menjadi bermalas-malasan. Apalagi dengan tidak melakukan aktivitas fisik demi alasan menghemat energi.

    Tips berpuasa untuk diabetes kali ini justru menyarankan Anda untuk tetap beraktivitas fisik dengan moderat. Anda tetap bisa luangkan waktu berolahraga di pagi atau sore hari dengan waktu yang lebih singkat dan beban pembakaran yang lebih ringan.

  • Rasakan setiap keluhan

    Tips berpuasa untuk penderita diabetes berikutnya adalah menjadi selalu waspada. Jangan menjadi abai dengan kondisi tubuh Anda, bahkan untuk setiap gejala dan keluhan yang muncul. Mengabaikan keluhan dapat berakibat fatal bagi penderita diabetes. Bila memang kondisi menjadi turun, Anda tidak boleh meneruskan puasa.

    Sadari bilamana Anda merasa terlalu lemah dan terlalu lesu. Waspada pula bila Anda menemukan urin dengan warna yang terlalu pekat. Perhatikan pula bila Anda menjadi kehilangan konsentrasi, sulit memahami kata-kata yang disampaikan orang lain, pening atau menjadi bingung. Hati-hati pula dengan keluhan ringan seperti mual atau sakit kepala.

  • Lakukan pemeriksaan darah harian

    Banyak penderita diabetes mengabaikan aktivitas rutin ini dan memilih tidak melakukannya. Tetapi bila Anda penderita diabetes dan berkenan untuk berpuasa, pemeriksaan rutin harian tidak boleh absen untuk Anda lakukan.

    Kadang beberapa pasien tidak mengalami gejala signifikan bahkan ketika kondisi gula darahnya menjadi tinggi atau rendah sekali. Tips berpuasa untuk penderita diabetes dengan menjalankan pemeriksaan rutin ini akan membantu memantau kadar gula darah setiap waktunya. Anda bisa lakukan 2 – 4 kali sehari dengan test cepat.

  • Moderat dengan buah

    Dikatakan alih-alih banyak mengonsumsi karbohidrat kita lebih baik mengonsumsi buah dan sayur. Tetapi, pada penderita diabetes, tidak semua buah aman untuk dikonsumsi bebas. Beberapa buah mengandung gula cukup tinggi hingga tidak sepenuhnya aman untuk pasien diabetes.

    Tetapi mengingat buah itu kaya akan manfaat, Anda tetap boleh mengonsumsi buah. Tetapi hindari mengonsumsi buah berdekatan dengan mengasup makanan lain yang manis atau kaya karbohidrat. Konsumsi dengan kadar moderat saja dan tidak berlebihan supaya tidak mendongkrak kadar gula berlebihan.

  • Batasi gorengan

    Sebenarnya asupan gorengan sama sekali tidak disarankan untuk menjadi menu berbuka puasa. Hanya saja tips berpuasa untuk diabetes kali ini lebih menyarankan untuk Anda membatasi asupan gorengan dalam jumlah minimal saja.

    Dalam batas tertentu, gorengan masih bisa ditoleransi tetapi sebenarnya gorengan cenderung menyebabkan kenaikan kolesterol dalam darah. Masalahnya kolesterol akan memperburuk kondisi pasien dengan diabetes. Jadi pastikan hanya mengonsumsi gorengan sekedarnya saja.

  • Kendalikan asupan makanan manis

    Bila makan buah saja harus dalam kadar moderat, apalagi makanan manis. Tentu secara awam kita memahami betul bahwa makanan manis dapat dengan cepat menaikan kadar gula darah. Itu sebabnya perlu untuk Anda perhatikan betul berapa yang Anda asup tiap harinya. Tetapi tips berpuasa untuk diabetes kali ini tidak serta merta melarang mengonsumsi makanan manis.

    Faktanya, makanan manis juga tetap bermanfaat untuk menjadi menu buka. Penderita diabetes boleh berbuka puasa dengan makanan manis karena terbukti ini akan membantu menaikan tingkat glikemik yang drop selama berpuasa. Hanya saja, pastikan jumlahnya tetap terbatas supaya kenaikan gula darah tidak naik terlalu drastis.

  • Sahur pada waktu akhir

    Supaya cadangan kalori dalam tubuh dapat mencukupi kebutuhan tubuh seharian, maka tips berpuasa untuk diabetes kali ini adalah disarankan sekali untuk melakukan sahur di akhir waktu mendekati waktu awal berpuasa, pada saat subuh. Setidaknya Anda memulai awal puasa dalam keadaan perut terisi penuh dan kalori dalam kadar tinggi.

    Upayakan untuk makan dengan menu lengkap termasuk di dalamnya ketersediaan protein dan sayuran atau buah sehingga kebutuhan tubuh harian akan terpenuhi dengan baik. Optimalkan dengan sumber karbohidrat kompleks untuk dapat merasa kenyang lebih lama. Ini akan sangat membantu ketahanan puasa bagi penderita diabetes.

Itulah tadi sejumlah tips berpuasa untuk pasien diabetes. Penderita diabetes sebenarnya memang boleh berpuasa, tetapi dengan segala keterbatasan kondisi mereka, maka sejumlah langkah harus diterapkan supaya puasa tetap berjalan baik untuk penderita diabetes.

Sumber

Sumber Referensi Tips Berpuasa untuk Diabetes:

International Diabetes Federation. Updated: 2020-05-05. Guidelines for people with diabetes. https://www.idf.org/our-activities/education/diabetes-and-ramadan/people-living-with-diabetes.html

Dr Daphne Su-Lyn Gardner. SingHealth. Diabetes and Ramadan: 9 Tips for Safe Fasting. https://www.healthxchange.sg/diabetes/living-well-diabetes/diabetes-ramadan-tips-safe-fasting

Vanesa Caceres. HealthUSNews. Updated: 2017-06-22. How Diabetics Can Fast for Ramadan, Other Holidays or Even Surgery. https://health.usnews.com/health-care/patient-advice/articles/2017-06-22/9-guidelines-for-fasting-when-you-have-diabetes

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}