Cara Mencegah Kanker Prostat dengan Asupan Nutrisi yang Tepat: Bagian 2

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Oktober 20, 2017


Dalam artikel bagian pertama, kita telah membahas bahwa kanker prostat adalah kanker nomor dua yang paling banyak diderita pria, dan merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada pria. Kabar baiknya, kanker prostat memiliki tingkat keberlangsungan hidup setelah diagnosa yang mencapai hampir 90%!

Jelaslah bahwa kunci untuk keberhasilan pengobatan adalah dengan mendeteksi dini kanker ini serta menanganinya dengan baik. Namun, masih belum jelas bagaimana hal tersebut dapat dilakukan. Misalnya saja, ada kemungkinan tes PSA yang selama ini dipakai bukanlah indikator akurat untuk menilai risiko kanker prostat.

Di waktu bersamaan, berkembang pemikiran yang menjadi populer bahwa pola makan sehat, asupan nutrisi yang tepat, dan gaya hidup sehat yang aktif dapat secara efektif membantu mencegah kanker prostat.

Pada artikel pertama, kita telah melihat bahwa bagaimana vitamin D mempunyai peran yang cukup penting dalam memengaruhi risiko kanker prostat. Tampaknya kekurangan vitamin D adalah salah satu yang memicu meningginya risiko perkembangan kanker prostat—atau setidaknya seberapa parah kanker prostat yang akan diderita.

Sekarang mari kita pertimbangkan jenis vitamin atau nutrisi lain yang diperlukan dalam upaya pencegahan kanker prostat.

Manfaat Vitamin E untuk Mencegah Kanker Prostat

Vitamin E pertama kali ditemukan tahun 1922 dan terbagi dalam 8 bentuk berbeda—dimana alfa-tokoferol (biasa terdapat dalam suplemen makanan) adalah bentuk yang paling melimpah di dalam tubuh dan paling aktif secara biologis.

Di sisi lain, sebagian besar bentuk vitamin E pada makanan adalah gamma-tokoferol. Sumber makanan vitamin E antara lain inti dari benih gandum (wheat germ), kacang pohon, selai kacang asli, biji-bijian, kuning telur, zaitun, juga minyak zaitun.

Minyak sayur dan margarin juga merupakan sumber vitamin E, namun Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi kedua produk tersebut karena sifat peradangan yang dimilikinya.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa vitamin E dapat melindungi kita dari beragam jenis penyakit kronis, berkat kemampuan antioksidan kuatnya. Antioksidan mencegah atau mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh spesies oksigen reaktif (ROS) atau radikal bebas.

Radikal bebas bereaksi secara kimiawi dengan struktur-struktur selular, seperti DNA dan protein, merusak mereka lalu memicu proses penuaan serta berkembangnya penyakit kronis semacam diabetes, penyakit jantung, juga kanker.

Penelitian NIH-AARP Diet and Health Study dibentuk untuk menentukan apakah suplemen vitamin E dan gamma-tokoferol dalam makanan sanggup mencegah kanker prostat. Para peserta penelitian ini mengisi kuesioner dan terus mengikuti penelitian ini selama 5 tahun.

Di akhir penelitian, tidak ada kaitan ditemukan antara suplemen vitamin E dan risiko kanker prostat. Akan tetapi, konsumsi tinggi gamma-tokoferol dari makanan terlihat mampu menurunkan risiko kanker prostat stadium lanjut.

Dalam penelitian lain, pasien kanker prostat tampaknya mengalami penurunan kadar vitamin E yang signifikan pada darah mereka daripada partisipan lain yang sehat. Namun tidak ada bukti yang menjelaskan apa sebab dan akibatnya.

Para partisipan di penelitian Prostate, Lung, Colorectal, and Ovarion (PLCO) Screening Trial diperiksa kadar alfa-tokoferol dan gamma-tokoferol dalam darah mereka, dibandingkan dengan risiko kanker mereka. Terlihat ada hubungan terbalik antara tingkat alfa-tokoferol dengan kanker prostat, namun hanya pada partisipan yang masih merokok dan yang baru saja berhenti.

Dengan kata lain, semakin banyak alfa-tokoferol yang dimiliki orang-orang dalam darah mereka, semakin rendah risiko kanker prostat mereka.

Pada penelitian Physicians’ Health Study II, para pesertanya yang secara acak menerima 400 IU alfa-tokoferol buatan (sintetis) setiap hari selama rata-rata 8 tahun mempunyai tingkat kanker prostat yang sama dengan peserta yang diberikan alfa-tokoferol secara terkontrol.

Ini menunjukkan bahwa vitamin E kemungkinan tidak mampu mencegah kanker prostat. Lebih jauh lagi, didapati bahwa pemberian suplemen vitamin E tidak memiliki efek terhadap angka kematian yang disebabkan oleh kanker prostat pada para pesertanya.

Penelitian lain memperlihatkan bahwa variasi genetik pada gen-gen spesifik bisa memberikan pengaruh terhadap efek suplemen alfa-tokoferol untuk pencegahan kanker prostat. Berbagai uji klinis yang masih berlangsung meninjau khasiat serta keamanan dari berbagai bentuk vitamin E untuk pengobatan kanker prostat.

Sebagaimana terlihat di sini, tidak ada bukti yang jelas untuk menilai seberapa besar peran vitamin E untuk menurunkan risiko kanker prostat. Tetapi, ada kemungkinan konsumsi suplemen ini bisa menurunkan sejumlah risiko serta memberikan perlindungan dari jenis-jenis kanker prostat yang ganas. Bagaimanapun, sebaiknya Anda memastikan untuk tidak kekurangan vitamin E.

Efek dari Pola Makan terhadap Pencegahan Kanker Prostat

Suatu ulasan secara luas yang dilakukan oleh sekelompok ahli atas nama World Cancer Research Fund dan American Institute for Cancer Research telah memperlihatkan adanya hubungan jelas antara makanan dan nutrisi tertentu dengan risiko kanker prostat.

Sebagai contoh, makanan-makanan yang kaya akan asam lemak omega-3 dan likopen melindungi dari kanker prostat, sama juga dengan makanan-makanan rendah karbohidrat. Sebagai tambahan, polong-polongan, teh hijau, delima, juga kadar tinggi vitamin D dalam darah juga menurunkan risiko kanker prostat.

Di sisi lain, kelebihan konsumsi produk susu atau suplemen mengandung kalsium telah dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker prostat.

Begitu juga, konsumsi rutin dari minuman manis dan makanan olahan dikaitkan dengan risiko kanker prostat yang lebih besar.

Buah dan sayuran yang diolah seara organik, bebas pestisida, dan tidak diradiasi merupakan sumber vitamin, mineral, dan ratusan fitokimia yang sehat. Beberapa penelitian epidemiologi mendapati bahwa semakin banyak buah dan sayuran yang Anda santap, maka semakin rendah juga risiko kanker secara keseluruhan, termasuk kanker prostat.

Secara spesifik, sayuran kubis-kubisan misalnya brokoli, kol, kembang kol; dan sayuran allium seperti bawang putih, bawang prei, lokio (bawang batak), dan bawang merah mengandung fitokimia sulfur (dikenal sebagai sulforaphane) yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sekaligus juga menghambat pertumbuhan sel serta mendorong proses kematian sel pada sel-sel kanker.

Misalnya saja, brokoli mengandung sulforaphane kuat. Penelitian memperlihatkan bahwa pria yang makan brokoli menunjukkan ratusan perubahan bermanfaat pada gen-gen yang diketahui berperan untuk melawan kanker.

Sayuran allium juga tampaknya memberi perlindungan terhadap kanker prostat, namun buktinya masih terbatas. Sebuah uji acak melibatkan 199 pria mendapati bahwa konsumsi campuran antara delima, teh hijau, brokoli, dan kunyit secara signifikan mengurangi tingkat kenaikan protein PSA pada pria penderita kanker prostat.

“Pola makan Mediterania”—yang sejak lama dikaitkan dengan umur panjang serta mencegah penyakit kardiovaskular dan kanker—mencakup banyak makanan yang berperan dalam pencegahan kanker prostat. Dibandingkan dengan pola makan kebanyakan orang di negeri Barat, orang Yunani memiliki tingkat kematian kanker prostat yang lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa pola makan Mediterania mungkin membantu mencegah kanker prostat.

Ada kaitan jelas antara kegemukan dengan risiko kanker prostat yang lebih besar, bersamaan dengan kenaikan risiko penyebaran kanker juga kematian di antara orang-orang kegemukan yang menderita kanker ini.

Di bagian selanjutnya, mari kita lihat lebih dekat sejumlah nutrisi dari makanan dan apa peran mereka dalam pencegahan kanker prostat.

Karbohidrat Berdampak pada Risiko Kanker Prostat

Beberapa ahli percaya bahwa kadar tinggi insulin akan memicu kanker prostat. Jadi masuk akal bagi mereka bahwa mengurangi asupan karbohidrat—terutama makanan dengan indeks glikemik tinggi—untuk mengendalikan kadar insulin juga akan membantu pencegahan kanker prostat.

Catatan: Indeks glikemik (IG) adalah angka yang mengindikasikan efek makanan tersebut pada kadar glukosa darah (gula darah). Angka standarnya adalah 100, sama dengan jumlah glukosa murni yang setara. Indeks glikemik mewakili kenaikan kadar gula darah seseorang akibat konsumsi suatu jenis makanan, dan berguna untuk memahami bagaimana cara tubuh memecah jenis-jenis karbohidrat berbeda selama mencerna.

Pada uji hewan percobaan, pola makan nol karbohidrat dan rendah karbohidrat (keduanya rendah IG) terlihat memperlambat pertumbuhan tumor prostat. Di penelitian pada manusia, asupan karbohidrat olahan dalam jumlah besar (tinggi IG) dikaitkan dengan meningkatnya risiko kanker prostat.

Dalam upaya pencegahan kanker prostat, para ahli menganjurkan untuk mengonsumsi sejumlah karbohidrat komples yang kaya serat makanan, yang IG nya rendah – sedang, serta mengandung banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh agar sehat dan bebas penyakit.

Sejumlah karbohidrat komplek seperti itu misalnya adalah labu, ubi jalar, pisang tanduk, kinoa (quinoa), beras merah, beras cokelat, pisang, dan jagung manis organik.

Selain membantu mencegah kanker prosta, mengganti makanan cepat saji dengan jenis karbohidrat kompleks juga akan memperbaiki kadar insulin, kolesterol, juga kestabilan tekanan darah.

Dan hindarilah produk biji-bijian olahan yang sudah dibbuang bagian kulit dan benihnya yang kaya serta dan nutrisi. Makanan-makanan yang terbuat dari biji-bijian olahan (misalnya terdapat pada banyak produk sereal) biasanya sangat sedikit kandungan serat dan nutrisinya.

Penelitian baru-baru ini memperihatkan bahwa konsumsi rutin dari makanan olahan dan minuman manis berkaitan dengan risiko kanker prostat tiga kali lebih besar, sedangkan asupan makanan olahan yang lebih banyak, termasuk pizza, burger, dan sandwich, menambah risiko kanker prostat dua kali lipat.

Yang terpenting, pastikan untuk benar-benar menghindari atau meminimalkan konsumsi makanan olahan, antara lain permen, kue, pie, donut, dan semua makanan serta minuman yang diberikan pemanis buatan. Makanan olahan dan minuman manis melipatgandakan risiko kanker prostat Anda.

Mencegah Kanker Prostat dengan Asam Lemak Omega-3

Asam lemak omega-3 adalah lemak tak jenuh ganda (PUFA). Mereka termasuk asam alfalinolenik rantai pendek (ALA) dan asam ekosapentaenoik (EPA) yang lebih penting juga asam dokosaheksaenoik (DHA).

Kita mendapatkan ALA ketika mengonsumsi tumbuh-tumbuhan dan minyak nabati—khususnya dari kenari, biji-bijian yang bisa dimakan, minyak alga, biji rami dan minyak biji rami, minyak Echium, dan minyak hemp.

Sumber makanan yang mengandung lebih banyak EPA dan DHA adalah ikan berlemak seperti ikan cod, haring, makerel, salmon liar, tuna, dan sarden. Minyak ikan, minyak telur, minyak cumi, dan minyak krill, serta berbagai rumput laut dan fitoplankton yang dapat dimakan juga merupakan sumber EPA dan DHA yang baik.

Juga, kita bisa membuat rantai panjang omega-3 PUFA—EPA dan DHA—dari ALA rantai pendek di tubuh kita, walaupun kemampuan untuk melakukan ini akan terganggu seiring bertambahnya usia.

Uji coba laboratorium pada jalur-jalur sel dan uji pada hewan menunjukkan bahwa omega-3 menurunkan risiko kanker secara keseluruhan dengan menekan peradangan, mendorong kematian sel (apoptosis), dan mencegah pembentukan pembuluh darah baru yang merangsang pertumbuhan tumor.

Omega-3 PUFA telah dibuktikan mampu memperbalmbat pertumbuhan sel-sel kanker prostat pada uji laboratorium. Lebih jauh lagi, konsumsi tinggi omega-3 telah dikaitkan dengan tingkat kematian yang rendah pada pria penderita kanker prostat non-metastatis (tidak menyebar) pada penelitian Health Professionals Follow-up study.

Dalam sebuah penelitian dari 48 pria penderita kanker prostat, biopsi berulang dalam 6 bulan menunjukkan bahwa suplemen EPA mampu mencegah perkembangan lebih lanjut dari kanker prostat mereka.

Pola makan rendah lemak ditambah suplemen omega-3 PUFA selama 4 – 6 minggu sebelum menjalani prostatektomi radikal (operasi pembedahan untuk membuang sebagian atau seluruh kelenjar prostat) mengurangi proliferasi sel kanker prostat juga perkembangan siklus sel.

Secara umum, konsumsi rutin omega-3 PUFA dari ikan akan menurunkan risiko kanker prostat yang fatal. Akan tetapi, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami seberapa banyak dan jenis pasti dari omega-3 yang benar-benar bermanfaat untuk pencegahan kanker prostat.

Dari artikel bagian kedua ini, Anda dapat mengerti bahwa kekurangan vitamin E berhubungan dengan besarnya risiko Anda untuk menderita kanker prostat, atau jenis kanker prostat yang lebih ganas.

Untuk asupan yang perlu dibatasi yaitu produk susu juga suplemen yang mengandung kalsium. Disamping itu, juga diteliti bahwa karbohidrat dan biji-bijian olahan (makanan bergula dan bertepung) harus dihindari atau diganti dengan karbohidrat kompleks. Sedangkan asupan yang patut disertakan dalam upaya mencegah kanker prostat adalah asam lemak omega-3 dari ikan-ikanan.

Lalu, apa lagi yang perlu dimasukkan dalam asupan sehari-hari yang berguna dalam pencegahan kanker prostat? Anda bisa mendapatkan jawabannya di pembahasan berikutnya mengenai cara mencegah kanker prostat dengan asupan nutrisi yang tepat di artikel bagian ketiga.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}