Cara Mencegah Kanker Prostat dengan Asupan Nutrisi yang Tepat: Bagian 1

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Oktober 18, 2017


Kanker prostat menempati posisi kedua sebagai kanker yang paling banyak diderita pria, dengan hampir 1 juta kasus baru terdiagnosa setiap tahun di seluruh dunia. Kanker ini juga adalah penyebab nomor 2 kematian akibat kanker pada pria. Beruntung, kanker prostat punya tingkat keberlangsungan hidup setelah diagnosis hingga mendekati 90%.

Faktor usia, ras, pola makan, gaya hidup, lingkungan, dan genetik—semuanya diyakini berperan dalam menentukan seberapa besar risiko kanker prostat pada seorang pria. Kanker ini biasanya muncul pada pria yang usianya 65 tahun atau lebih.

Pembesaran Prostat (BPH) Sering Keliru Dikira Kanker

Ukuran kelenjar prostat kira-kira sama dengan ukuran kenari dan letaknya tepat di bawah kandung kemih, di depan rektum. Prostat mengelilingi uretra, tabung yang mengalirkan urin dan air mani keluar dari tubuh. Karena itu, kelenjar prostat bisa memengaruhi kemampuan mengendalikan urin, yang disebut sebagai “kontinensia”.

Ribuan kelenjar kecil di prostat membuat cairan yang membentuk semen, dan juga melindungi serta menutrisi sperma. Kelenjar prostat juga membuat sebuah protein bernama PSA (prostate-spesific antigen), yang membantu menjaga semen tetap dalam bentuk cair.

Pada sejumlah pria, prostat mereka bertumbuh semakin besar seraya usia mereka bertambah, sehingga menekan uretra. Pada akhirnya uretra akan terhimpit, sehingga menyulitkan proses buang air kecil. Kondisi inilah yang disebut sebagai pembesaran prostat (Benign Prostatic Hyperplasia atau BPH).

BPH dianggap sebagai bagian normal dari proses penuaan pada pria, dan kemungkinan disebabkan oleh perubahan pada kadar hormon-hormon. Kondisi ini bisa memicu:

  • Kesulitan untuk mulai mengeluarkan urin dan menghentikannya
  • Lebih sering buang air kecil (beser)
  • Aliran urin yang lemah/lambat
  • Perasaan seperti kandung kemih tidak kosong meski sudah buang air kecil

Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, BPH dapat menghalangi kandung kemih, sehingga membuat penderitanya tidak bisa buang air kecil. Hal ini bisa memicu infeksi kandung kemih atau batu di kandung kemih, atau bahkan kerusakan ginjal.

Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa BPH bukanlah penyebab kanker prostat. Juga tidak memengaruhi kemampuan seorang pria untuk memiliki keturunan, atau menimbulkan gangguan ereksi.

Gejala-Gejala Kanker Prostat yang Sebenarnya

Hampir semua kanker prostat yang terdiagnosis adalah adenokarsinoma—nama ilmiah ini diberikan untuk kanker-kanker yang bermula di sel-sel yang membuat serta melepaskan lendir mukus dan cairan lain.

Kanker prostat berkembang ketika sel-sel kelenjar di prostat mulai bertumbuh di luar kendali. Perkembangannya bisa sangat lambat atau cukup pesat. Sebenarnya, diperkirakan bahwa hingga 80 persen pria di usia 80-an atau lebih kemungkinan memiliki kanker prostat ketika mereka meninggal—meski tanpa diketahui oleh dokter atau pun mereka sendiri!

Sering kali, para penderita kanker prostat tidak mengalami gejala-gejala awal sama sekali. Namun kanker prostat yang sudah tahap lanjut bisa menyebabkan penderitanya menjadi beser atau mempunyai aliran urin yang lemah, tetapi gejala-gejala ini juga bisa disebabkan oleh masalah prostat non-kanker. Apapun itu, Anda tetap harus waspada terhadap gejala-gejala umum kanker prostat berikut:

  • Menjadi beser
  • Sulit memulai atau meneruskan buang urin
  • Aliran urin yang lemah
  • Darah di urin atau semen
  • Buang urin terasa sakit atau terbakar
  • Perpaduan antara gejala-gejala di atas

Beruntung, kanker prostat adalah salah satu dari sedikit kanker yang bisa benar-benar disembuhkan, terutama jika kanker tersebut hanya berada di prostat. Tetapi daripada mengobatinya, bukanlah lebih baik untuk mencegah kanker prostat sebelum kanker tersebut mulai berkembang? Bagaimana caranya?

Mencegah Kanker Prostat dengan Hidupkan “Gen-Gen Pembunuh Tumor”

Ada pemikiran populer bahwa pola makan sehat, asupan nutrisi yang tepat, dan gaya hidup sehat dan aktif dapat membantu menurunkan risiko kanker prostat secara dramatis.

Sebagai contoh, sebuah studi percontohan pada pria Amerika yang memiliki risiko rendah terkena kanker prostat mendapati bahwa mengikuti pola makan dan gaya hidup sehat—antara lain dengan makan sedikit daging dan banyak sayuran serta buah juga rutin olahraga—bisa benar-benar mengubah perkembangan kanker dengan menghidupkan “gen-gen pembunuh tumor” serta mematikan aksi dari “pendukung tumor”.

Walaupun kebanyakan orang mengerti konsep dari pola makan sehat, tapi tidak semua orang mengerti peran dari nutrisi yang tepat untuk mencegah kanker prostat. Misalnya, beberapa penelitian menunjukkan adanya kaitan antara kekurangan vitamin dengan kanker.

Vitamin adalah senyawa organik (mengandung satu atau lebih atom karbon) dan biasanya merupakan nutrisi vital yang Anda butuhkan dalam jumlah terbatas agar tubuh berfungsi baik. Satu senyawa organik atau rangkaian senyawa yang terkait disebut sebagai vitamin bila Anda tidak dapat membuatnya dalam tubuh dalam jumlah yang cukup, jadi Anda harus memperolehnya dari makanan.

Contohnya, asam askorbat atau vitamin C adalah vitamin untuk manusia karena Anda sama sekali tidak dapat membuatnya di dalam tubuh. Tetapi, hewan bisa menghasilkannya dalam jumlah cukup di tubuh mereka dan tidak perlu memperolehnya dari makanan, jadi ini bukan vitamin untuk mereka.

Mari kita lihat peran yang dimainkan oleh vitamin dalam pencegahan kanker prostat, sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai penelitian ilmiah dan klinis.

Peran Penting Vitamin D Penting untuk Pencegahan Kanker Prostat

Dikenal sebagai “vitamin sinar matahari”, sebanyak hingga 80 – 90 persen dari vitamin D yang Anda butuhkan dibuat oleh tubuh ketika kulit terkena paparan cahaya matahari—terutama radiasi sinar UVB. Versi vitamin D yang paling penting adalah vitamin D3 (cholecalciferl) dan vitamin D2 (ergocalciferol).

Hanya ada sedikit makanan yang mengandung vitamin D, karena hanya dibuat secara alami dalam jumlah sedikit pada beberapa ikan berlemak, minyak hati ikan, dan kuning telur. Vitamin D juga terdapat pada produk susu dan biji-bijian yang sudah diperkaya.

Vitamin D dibutuhkan untuk tulang yang kuat karena membantu penyerapan dan penggunaan kalsium dari makanan. Vitamin ini juga bertanggungjawab untuk meningkatkan penyerapan kalsium, zat besi, magnesium, fosfat, dan zink di usus—dan juga membantu mempertahankan kadar kalsium serta fosfat dalam darah.

Dulu, kekurangan vitamin D telah lama dikaitkan dengan rakhitis—penyakit dimana tulang tidak memineralisasi dengan benar, mengakibatkan tulang menjadi lunak juga kelainan bentuk kerangka.

Kita sudah tahu bahwa vitamin D membantu meningkatkan kekuatan otot dan fungsi kekebalan, juga mengurangi peradangan. Akan tetapi, belakangan ini dipahami peran dari vitamin D dalam melindungi kita dari penyakit-penyakit.

Secara spesifik, kekurangan vitamin D dikaitkan dengan risiko tinggi untuk menderita 14 jenis kanker, diabetes, penyakit jantung, osteoporosis, artritis reumatoid, penyakit radang usus, multiple sklerosis, dan autism—juga kemungkinan penyakit-penyakit lain yang belum diketahui.

Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa kekurangan vitamin D memperbesar risiko kanker prostat. Vitamin D dipindahkan ke dalam darah oleh protein bernama vitamin D-binding protein (VDBP). Dalam uji laboratorium, protein lain yang dibuat dari VDBP, bernama VDBP-maf, sudah dibuktikan dapat menghalangi kemampuan sel-sel kanker prostat untuk bertumbuh, berpindah, dan bergerak dari lokasi awalnya ke area-area tubuh lain (metastasis).

Dalam uji coba menarik lain, para peneliti memeriksa pertumbuhan tumor pada kanker prostat di tikus percobaan yang kemampuan menggunakan vitamin D-nya sudah dihambat—dan mereka melihat bahwa pertumbuhan tumornya lebih cepat dari normal.

Beralih ke penelitian pada manusia, pada pasien kanker prostat yang tidak menyebar, ternyata kadar vitamin D mereka terus-menerus dalam jumlah kurang selama 5 tahun terakhir.

Di penelitian lain, pasien yang memiliki kadar 25-hidroksivitamin D terendah tampaknya mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker prostat yang menyebar. Hasil ini menunjukkan bahwa 25-hidroksivitamin D mungkin berperan dalam perkembangan kanker prostat—bahkan mungkin merupakan penanda prognosis yang andal pada pasien kanker prostat.

Catatan: 25-hidroksivitamin D adalah pra-hormon yang dibuat dari vitamin D3 (cholecalciferol) di dalam hati. Ukuran kadar 25-hidroksivitamin D dipakai untuk menentukan status vitamin D seseorang.

Dalam sebuah penelitian kontrol kasus, didapati pria yang mempunyai kadar rendah vitamin D sebelum biopsi prostat lebih mungkin untuk menderita kanker prostat dibandingkan pria yang kadar vitamin D-nya tinggi.

Penelitian lain memeriksa dugaan kaitan antara kadar vitamin D dengan tingkat keberlangsungan hidup pada veteran. Ditemukan bahwa veteran yang kekurangan vitamin D secara signifikan cenderung tidak sanggup bertahan. Kekurangan vitamin D di awal dan selanjutnya berarti berkurangnya tingkat keberlangsungan hidup setelah mendapat diagnosis kanker prostat.

Dari berbagai penelitian yang disebutkan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa kadar rendah vitamin D berkaitan dengan meningkatnya risiko Anda untuk mengidap kanker yang agresif. Disinilah letak peran vitamin D dalam pencegahan kanker prostat.

Jadi, bagaimana cara mencegah kanker prostat dalam hal ini? Satu cara terbaik untuk memperoleh cukup vitamin D adalah melalui sinar matahari. Tak heran jika pria yang kurang terkena cahaya matahari memiliki risiko lebih besar untuk kanker prostat.

Dilihat secara geografis, angka kematian akibat kanker prostat berbanding terbalik dengan tingkat paparan radiasi UV. Dengan kata lain, semakin banyak sinar matahari dan radiasi UV yang Anda hadapi, maka semakin rendah juga risiko Anda untuk terkena penyakit ini dan meninggal akibatnya.

Sayang sekali kenyataannya semakin banyak orang yang kekuragan vitamin D di berbagai belahan dunia, hanya karena mereka tidak menghabiskan cukup banyak waktu di bawah matahari.

Periksakanlah Kadar Vitamin D dalam Tubuh Anda!

Sebagai satu cara mencegah kanker prostat, maupun berbagai penyakit serius lain, Anda perlu secara teratur memantau dan menjaga kadar 25-hidroksivitamin D dalam darah. Kadar vitamin D yang optimal yaitu antara 60 – 100 ng/ml, dengan kisaran ideal antara 80 – 100 ng/ml untuk pencegahan kanker prostat. Kurang dari 50 ng/ml dianggap kekurangan vitamin D.

Kalau bisa, biarkanlah tubuh Anda membuat vitamin D sendiri melalui paparan sinar matahari. Ini adalah cara termudah dan terbaik untuk mengoptimalkan kadar vitamin D Anda. Tetapi, terpaan matahari sesekali ke wajah dan lengan saja tidak cukup. Sebaliknya, Anda harus membiarkan cahaya matahari menerpa sebagian besar area kulit Anda selama rata-rata 10 – 20 menit setiap kalinya.

Sinar UV dari matahari datang dalam dua panjang gelombang—UVA dan UVB. Sinar UVB adalah panjang gelombang yang sehat yang membantu kulit untuk menciptakan vitamin D. Tidak seperti UVA, kadar UVB hanya sedikit di pagi dan sore hari tetapi tinggi di tengah hari.

Jadi untuk memaksimalkan produksi vitamin D oleh tubuh, Anda butuh terpaan sinar matahari selama tengah hari. Selama periode ini, orang-orang yang berkulit cerah hanya butuh 10 – 20 menit untuk menciptakan cukup vitamin D. Semakin gelap kulit Anda, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan produksi vitamin D.

Jika di tempat tinggal Anda tidak mungkin mendapatkan sinar matahari, khususnya selama bulan-bulan musim dingin. Oleh sebab itu, ada anjuran untuk mengonsumsi suplemen vitamin D. Sebagai pedoman umum, konsumsilah 1.000 IU untuk setiap 11,4 kg berat badan untuk secara perlahan menaikkan kadar vitamin D Anda. Atau konsumsilah 2.000 IU untuk setiap 11,3 kg berat badan untuk meningkatkan kadar vitamin D dengan cepat.

Karena vitamin D adalah nutrisi yang larut dalam lemak, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen ini berbarengan dengan konsumsi makanan berlemak untuk penyerapan yang optimal.

Disamping vitamin D, apa saja vitamin atau nutrisi lain yang harus dipenuhi dalam upaya pencegahan kanker prostat? Anda bisa mendapatkan jawabannya di pembahasan selanjutnya mengenai cara mencegah kanker prostat dengan asupan nutrisi yang tepat di artikel bagian kedua.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}