Benarkah Mengonsumsi Udang Dan Vitamin C Bisa Berakibat Fatal?

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Februari 13, 2016


Sejak beberapa tahun lalu, muncul pemberitaan mengenai bahaya mengonsumsi udang apabila bersamaan dengan makanan yang mengandung vitamin C. Berita ini sempat berkembang secara viral di berbagai penjuru dunia dan hingga kini diyakini kebenarannya oleh banyak pihak.

Informasi yang menyebar ini berkaitan dengan sebuah peristiwa kematian yang diklaim disebabkan oleh keracunan arsenik trioksida, sejenis turunan arsenik yang sifatnya dikatakan lebih ganas dari arsenik organik biasa. Dan berita ini menambahkan bahwa arsenik ini berasal dari turunan arsenik organik dalam udang yang mengalami reaksi kimia dengan vitamin C sehingga mengalami peningkatan sifat beracunnya menjadi arsenik trioksida.

Apakah pemberitaan ini benar-benar terjadi? Benarkah seseorang bisa meninggal karena makan udang bersamaan dengan mekanan bervitamin C? Bagaimana pandangan ahli mengenai pemberitaan ini?

Sebagai catatan, pemberitaan ini sempat pula menyertakan sebuah hasil riset di Chicago University mengenai kandungan arsenik dalam udang dan bagaimana arsenik bereaksi terhadap kandungan asam askorbat—elemen senyawa dalam vitamin C.

Artikel ini akan mengutip beberapa ulasan pakar kesehatan dunia mengenai pemberitaan ini untuk membantu menjawab dan menemukan kebenaran.

Salah satu ulasan yang berhasil dihimpun datang dari sebuah laman yang diurus langsung oleh seorang dokter yang juga mengajar di Chicago University, Dr. Chet Zelasko, Phd. Beliau mengatakan bahwa riset yang disebarluaskan memang benar pernah diadakan di Chicago University pada tahun 1985. Sayangnya riset itu tidak dinyatakan lolos uji oleh badan penilaian karena kurangnya faktor-faktor pendukung riset.

Ini membuat riset tersebut seharusnya tidak layak dijadikan rujukan, bahkan riset tersebut tidak pernah dijurnalkan. Selain itu, riset tersebut sudah digagalkan dalam sebuah riset resmi yang dijurnalkan dalam British of Nutrition pada tahun 2013. Riset ini diselenggarakan University of Nanjing dan dibakukan dalam China National Standard.

Riset asal China ini memang membuktikan adanya kandungan arsenik dalam udang. Kandungan arsenik yang terdeteksi dalam udang mayoritas bersifat organik yang artinya stabil, tidak bisa berubah menjadi bentuk kimia lain oleh paparan panas, dingin, atau reaksi kimiawi lain. Sifat organik disematkan karena mampu dinetralisir oleh tubuh dengan mekanisme sistem hati.

Namun dalam udang juga ditemukan sejumlah kecil arsenik inorganik yang dalam setiap ekornya hanya diperkirakan berkonsentrasi antara 0,4 % saja. Dan diakui juga sifat inorganik menyebabkannya perlu proses pembuangan yang optimal untuk menyingkirkannya dari dalam tubuh, alias tidak bisa dinetralkan dan bisa saja terjadi reaksi kimia sehingga berubah wujud secara kimia.

Catatan lainnya, arsenik trioksida memang adalah bentuk turunan dari arsenik murni yang sifatnya bisa menjadi lebih beracun dan mematikan dari arsenik peroksida—jenis arsenik murni dalam udang. Hanya saja untuk bisa mematikan tetap diperlukan dosis besar.

Tapi meskipun terjadi sebuah reaksi kimiawi yang menyebabkan arsenik inorganik dalam udang ini bisa berubah menjadi arsenik trioksida maka diperlukan setidaknya 105 kg udang agar cukup untuk membunuh seseorang.

Kembali pada ulasan Dr. Chet, bahwa tidak akan ada reaksi kimia yang terjadi ketika jeruk dan udang dicampur bersama. Bahkan tidak ditemukan reaksi kimia beracun sebagaimana diberitakan ketika sejumlah arsenik peroksida yang merupakan bentukan murni arsenik inorganik dalam tubuh udang ketika dipadukan dengan asam askorbat.

Tentu saja selama ini masyarakat Cina dan Asia Tenggara sendiri sudah biasa memadukan hidangan udang dengan sejenis kuah asam manis yang biasanya terbuat dari perasan jeruk nipis, asam belimbing, asam jawa, tomat, ataupun jeruk lemon. Ketiganya jelas mengandung vitamin C dalam konsentrasi tinggi. Beberapa daerah lain seperti kawasan Hawaii, Melanesia, dan Italia juga memiliki konsep hidangan yang hampir serupa.

Bila memang pemberitaan itu benar adanya, bukankah seharusnya sudah banyak orang yang meninggal karena kasus tersebut? Jadi lupakan pemberitaan hoax mengenai beracunnya perpaduan antara udang dan vitamin C. Dan, janganlah berhenti menyantap hidangan udan dan vitamin C hanya karena isu-isu tidak jelas.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}