Daun Kucai: Ciri-Ciri, Manfaat Kesehatan, dan Cara Mengolahnya


By Cindy Wijaya

Daun kucai sudah sejak dulu digunakan dalam pengobatan tradisional Tionghoa untuk beragam masalah kesehatan. Misalnya saja untuk mengatasi kelelahan, pengobatan penyakit hati, ginjal, dan pencernaan. Bukan cuman itu, daun kucai juga dapat membantu menurunkan darah tinggi dan kadar asam urat.

Apa sebenarnya daun kucai itu? Apa saja kandungan bermanfaat di dalamnya? Apa saja manfaat bawang kucai untuk kesehatan? Bagaimana cara mengolah daun kucai? Adakah efek samping daun kucai? Di artikel ini kita akan mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu.

Apa Itu Daun Kucai?

Tanaman kucai (Allium tuberosum) adalah spesies tumbuhan herbal yang berasal dari genus bawang (Allium). Itu artinya tanaman kucai masih berkerabat dengan bawang merah, bawang putih, bawang daun, bawang prei, bawang bombai, dan lokio atau bawang batak. Di Indonesia, tanaman ini lebih sering disebut ‘daun kucai’. Nama lain dari daun kucai adalah bawang kucai.

Karena berasal dari genus bawang dan sangat mirip dengan jenis daun bawang lain, kadang sulit untuk melihat perbedaan daun kucai dan daun bawang. Untuk membantu mencari tahu perbedaan daun kucai dan daun bawang lain, ingatlah ciri-ciri bawang kucai berikut:

Bunga Kucai: Bunganya ada di paling atas tanaman dan berwarna putih. Banyak korang senang melihat kecantikan dari bunga kucai sehingga sering menjadikannya tanaman hias.

Tanaman Kucai (Daunnya): Tanaman kucai memiliki tunas hijau yang tumbuh panjang dan subur, yang juga dapat dianggap sebagai daunnya.

Umbi Bawang Kucai: Umbi bawang kucai tumbuh di bagian pangkal tanaman. Umbi bawang kucai berwarna putih.

Akar Kucai: Akar dari tanaman herbal ini tumbuh di bagian bawah dari umbi atau bawang kucai.

Rasa Bawang Kucai: Bawang kucai punya rasa yang sangat kuat dan mirip seperti bawang putih.

Perbedaan Daun Kucai dengan Daun Bawang dan Lokio

Secara garis besar, perbedaan daun kucai dan daun bawang biasa dapat disimpulkan begini: Ukuran daun bawang lebih besar daripada bawang kucai. Warna daun bawang ada campuran warna putih yang terlihat di bagian batang sampai akarnya, sedangkan campuran warna putih di daun kucai tidak terlalu terlihat.

Dari segi rasanya, daun bawang punya rasa yang tidak terlalu kuat dibandingkan dengan bawang kucai yang menyengat seperti bawang putih. Dari aroma juga tercium perbedaan daun kucai dan daun bawang, karena bawang kucai aromanya lebih mirip dengan bawang putih.

Lalu bagaimana perbedaan lokio dan kucai? Keduanya juga tampak serupa jika dilihat sepintas. Dilihat dari bentuknya, daun kucai lebih tipis dan warnanya hijau segar seperti rumput. Perbedaan lokio dan kucai juga tampak dari warna putih di bagian bawah daunnya, pada kucai warnanya tidak menonjol sedangkan pada lokio tampak jelas.

Kandungan Bermanfaat pada Daun Kucai

Tanaman herbal ini mengandung banyak zat gizi. Setiap 500 g kucai segar mengandung protein kasar sektiar 12 g, lemak 2.5 g, glikosida 19 g, kalsium 280 mg, fosfor 225 mg, zat besi 5 mg, vitamin B 17.5 mg, vitamin C 95 mg. Kandungan-kandungan gizi tersebut bahkan melebihi yang dimiliki oleh sayuran daun lain seperti kubis, seledri, atau selada. Bahkan vitamin C yang dimiliki kucai empat kali lebih banyak daripada tomat.

Artikel ilmiah yang dimuat pada jurnal Food Chemistry mengungkapkan bahwa bagian biji dari tanaman kucai mengandung tiamin, riboflavin, dan niacin. Kandungan mineral biji tanaman kucai terdiri dari zat besi, kalsium, dan zink. Bagian bijinya juga mengandung asam amino esensial, isoluecine, tryptophan, dan lysine.

Tanaman kucai juga mengandung berbagai fitokimia dan kandungan-kandungan penting lainnya. Artikel ilmiah pada jurnal Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine menjelaskan bahwa tanaman kucai kaya akan kandungan senyawa sulfur, quertecin, flavonoid, saponin, dan senyawa-senyawa lain.

Senyawa-senyawa tersebut memiliki kemampuan sebagai anti-kanker, pencegah penyakit jantung dan pembuluh darah, anti-inflamasi, anti-obesitas, anti-diabetes, antioksidan, anti-bakteri, hingga pelindung saraf dan sistem kekebalan.

Ilustrasi Manfaat Bawang Kucai untuk Kesehatan
Credit Photo: Anna_Pustynnikova – Shutterstock

Manfaat Bawang Kucai untuk Kesehatan

Daun kucai memang jarang dijadikan bahan baku untuk resep masakan Indonesia, karena biasanya banyak dimanfaatkan pada masakan-masakan khas Tionghoa atau Asia Timur lainnya. Contohnya bubur, gyoza, dan pangsit. Tapi kadang kucai juga digunakan untuk makanan Indonesia, seperti toge goreng, nasi lengko, dan lumpa goreng.

Selain budidaya bawang kucai untuk masakan, banyak juga orang yang menanamnya untuk penghias saja karena bunga kucai yang indah ketika mekar. Tapi mengingat banyaknya manfaat bawang kucai untuk kesehatan, kita juga bisa menanamnya untuk keperluan kesehatan. Berikut akan dijelaskan sejumlah manfaat daun kucai untuk kesehatan.

Penurun Darah Tinggi

Manfaat daun kucai untuk penurun darah tinggi dimungkinkan karena adanya kandungan senyawa quercetin. Sebagaimana dibuktikan dalam artikel ilmiah pada The Journal of Nutrition, senyawa ini sanggup menurunkan tekanan darah pada penderita darah tinggi. Karena itu herbal bawang kucai dapat dimanfaatkan sebagai cara menurunkan darah tinggi yang alami.

Penurun Asam Urat Tinggi

Bawang kucai bisa dijadikan makanan untuk asam urat karena mengandung senyawa quercetin dan senyawa aktif lain yang berfungsi sebagai antioksidan di dalam tubuh. Bila dikonsumsi rutin, senyawa-senyawa tersebut akan bekerja dengan cara menghambat aktivitas xanthine oxidase yang merupakan pemicu kenaikan asam urat dalam tubuh. Dengan begitu, kadar asam urat pun secara bertahap akan kembali normal.

Menjaga Kesehatan Hati

Senyawa-senyawa bersifat antioksidan yang dimiliki bawang kucai dapat memulihkan kerusakan atau gangguan pada fungsi hati yang diakibatkan oleh radikal bebas. Bila fungsi hati terjaga dengan baik, maka kesehatan hati pun dapat terpelihara.

Menjaga Kesehatan Ginjal

Manfaat bawang kucai untuk kesehatan ginjal berasal dari senyawa sulfur yang dimilikinya, yang dapat bertindak secara amelioratif pada fungsi ginjal. Amelioratif artinya bersifat memperbaiki. Kesehatan ginjal dapat dijaga apabila fungsinya terpelihara dengan baik.

Menjaga Kesehatan Pencernaan

Manfaat kucai untuk kesehatan pencernaan dimungkinkan oleh kandungan senyawa di dalamnya yang bertugas sebagai antioksidan dan anti-bakteri. Antioksidan membantu menangkal dan memperbaiki kerusakan maupun gangguan yang terjadi pada sistem pencernaan akibat radikal bebas. Sedangkan aktivitas anti-bakteri akan membantu mengatasi gangguan pencernaan apapun yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Mengatasi Kelelahan

Senyawa-senyawa aktif pada bawang kucai dapat menjadi antioksidan dalam tubuh kita. Tubuh kita setiap hari terkena radikal bebas yang dapat melukai sel-sel tubuh. Antioksidan berfungsi melawan radikal-radikal bebas tersebut dan memulihkan kerusakan yang telah terjadi. Dengan begitu sistem kekebalan tubuh kita pun menjadi lebih kuat. Dengan kekebalan yang kuat, tubuh akan lebih mudah mengatasi kelelahan serta mengelola energi dengan baik.

Mengobati Luka & Gigitan Serangga

Aktivitas anti-inflamasi yang dihasilkan oleh senyawa-senyawa aktif dalam bawang kucai akan mempercepat penyembuhan dari luka dan bekas gigitan serangga. Aktivitas itu akan mengurangi reaksi peradangan (inflamasi) dan merangsang pembentukan pembuluh-pembuluh darah baru pada bekas luka sehingga penyembuhannya lebih efektif.

Cara Mengolah Daun Kucai

Bawang kucai biasa dijadikan bumbu untuk berbagai masakan sup, salad, sayuran, daging, seafood, dan masakan lainnya. Untuk cara memasak daun kucai, umumnya tidak dianjurkan memasak lebih dari 5 menit karena akan menghilangkan cita rasanya. Karena itulah biasanya daun kucai dimakan mentah-mentah atau ditambahkan terakhir saat masakan sudah siap.

Jika ingin lebih memanfaatkannya sebagai herbal, cara mengolah daun kucai untuk obat adalah dengan merebusnya. Anda hanya perlu menyiapkan 15 – 20 helai daun kucai, cuci sampai bersih, lalu rebus dengan 3 gelas. Biarkan airnya mendidih sampai tersisa tinggal 1 gelas. Air rebusannya bisa diminum 3 kali sehari setelah makan.

Efek Samping Daun Kucai

Meskipun belum ada laporan mengenai efek samping daun kucai, tetapi orang yang alergi bawang atau daun bawang sebaiknya tidak mengonsumsi herbal ini.

Selain itu bila dikonsumsi secara berlebihan, ada kemungkinan akan timbul rasa tidak nyaman pada perut. Jadi disarankan untuk mengonsumsi bawang kucai secukupnya saja agar bisa merasakan manfaat bawang kucai untuk kesehatan tanpa efek samping.

Kesimpulan tentang Bawang Kucai

Bawang kucai punya banyak kandungan zat gizi, mulai dari protein, kalsium, fosfor, hingga vitamin B dan C. Kucai juga mengandung berbagai senyawa bermanfaat seperti sulfur, quercetin, flavonoid, dan saponin.

Karena itu terdapat berbagai manfaat bawang kucai untuk kesehatan, antara lain sebagai penurun darah tinggi, penurun asam urat, menjaga kesehatan hati, menjaga kesehatan ginjal, menjaga kesehatan pencernaan, mengatasi kelelahan, hingga mengobati luka dan gigitan serangga.

Cara mengolah daun kucai untuk obat sederhana, cukup dengan merebus 15 – 20 helai daun kucai yang sudah dicuci bersih bersama 3 gelas air, lalu tunggu sampai airnya tersisa 1 gelas. Air rebusan bisa diminum 3 kali sehari setelah makan.

Namun sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan, karena ada kemungkinan muncul efek samping daun kucai berupa rasa tidak nyaman pada perut. Anda yang alergi terhadap bawang atau daun bawang juga sebaiknya tidak mengonsumsi herbal ini.

Demikianlah ulasan artikel ini tentang daun kucai. Semoga dengan adanya informasi ini kita semua jadi punya wawasan lebih luas seputar herbal-herbal bermanfaat yang ada di Indonesia. Nantikan juga ulasan-ulasan menarik lain mengenai herbal, pemanfaatan herbal, dan info serta tips kesehatan lainnya hanya di Deherba.com.

Sumber

Hu, Guohua & Lu, Yanhua & Wei, Dongzhi. (2006). Chemical characterization of Chinese chive seed (Allium tuberosum Rottl.). Food Chemistry. 99. 693-697. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2005.08.045

Zeng, Yawen & Li, Yuping & Yang, Jiazhen & Pu, Xiaoying & Du, Juan & Yang, Xiaomeng & Yang, Tao & Yang, Shuming. (2017). Therapeutic Role of Functional Components in Alliums for Preventive Chronic Disease in Human Being. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. 2017. 1-13. https://doi.org/10.1155/2017/9402849

Edwards, R. L., Lyon, T., Litwin, S. E., Rabovsky, A., Symons, J. D., & Jalili, T. (2007). Quercetin reduces blood pressure in hypertensive subjects. The Journal of nutrition, 137(11), 2405–2411. https://doi.org/10.1093/jn/137.11.2405

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}