Apakah vape berbahaya bagi kesehatan? Ya ada, vape punya risiko bagi kesehatan, tidak soal apa jenis vape yang digunakan. Dan bahaya vape tersebut tetap bisa dialami meski seseorang hanya menggunakan vape saja, atau berganti dari rokok biasa ke vape.
Karena itu banyak pakar kesehatan memberi saran bahwa yang terbaik adalah dengan menghindari rokok biasa maupun rokok elektrik alias vape.
Memang penelitian mengenai dampak vape terhadap kesehatan masih terus dilakukan, dan mungkin butuh waktu sebelum kita bisa mengerti sepenuhnya risiko jangka panjangnya bagi kesehatan.
Namun berdasarkan temuan-temuan yang sudah ada, jelas terlihat bahwa menggunakan vape tidak aman dan tidak sehat. Berikut adalah sejumlah fakta mengenai vape atau rokok elektrik yang perlu Anda tahu.
Lebih Bahaya Vape atau Rokok Biasa?
Jika ditanya lebih bahaya vape atau rokok biasa, memang jawabannya rokok biasa lebih bahaya. Tapi bukan berarti vape sama sekali aman. Vape atau e-cigarette memanaskan nikotin (yang diekstrak dari tembakau), perasa, dan bahan kimia lainnya untuk menciptakan aerosol yang dihirup penggunanya.
Rokok tembakau biasa mengandung 7000 bahan kimia, banyak diantaranya beracun. Meskipun masih belum diketahui pasti bahan kimia apa saja yang ada dalam rokok elektrik, namun dapat dipastikan bahwa bahan kimia beracun yang dipaparkan lebih sedikit daripada rokok biasa.
Namun, ada juga wabah cedera paru-paru dan kematian yang dikaitkan dengan vaping. Pada 21 Januari 2020, lembaga Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengonfirmasi 60 kematian pada pasien EVALI. EVALI adalah penyakit paru-paru yang diakibatkan oleh penggunaan rokok elektrik atau vape.
Kasus tersebut tampaknya terutama memengaruhi orang-orang yang memodifikasi alat vape mereka atau menggunakan e-liquid yang dimodifikasi dari pasar gelap. Ini khususnya berlaku untuk produk vape yang mengandung tetrahydrocannabinol (THC).
CDC telah mengidentifikasi vitamin E asetat sebagai bahan kimia yang perlu diwaspadai di antara penderita EVALI. Vitamin E asetat adalah zat pengental yang sering dipakai dalam produk vape THC, dan ditemukan di semua sampel cairan paru-paru pasien EVALI yang diperiksa oleh CDC.
Karena itu CDC menyarankan agar orang-orang:
- Tidak memakai produk rokok elektrik atau vape yang mengandung THC.
- Hindari memakai produk vape yang berasal dari sumber tidak jelas, misalnya dari teman, keluarga, atau penjual
- Tidak memodifikasi atau menambahkan zat apa pun ke alat vape yang tidak disertakan pabrikannya.
Bahaya Vape Menurut Penelitian
Nikotin merupakan bahan utama dalam rokok biasa maupun rokok elektrik, dan sangat bersifat candu. Ini membuat penggunanya ketagihan dan menderita gejala penarikan jika tidak memenuhi keinginan menggunakan vape.
Nikotin juga merupakan zat beracun. Ini meningkatkan tekanan darah dan memacu adrenalin, yang meningkatkan detak jantung dan kemungkinan terkena serangan jantung.
Apakah vape berbahaya bagi kesehatan? Ada banyak hal yang masih belum diketahui tentang vape, termasuk bahan kimia apa yang menyusun uapnya dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan fisik secara jangka panjang.
Namun sudah ditemukan ada bahaya vape menurut penelitian. Data penelitian yang sudah ada menunjukkan kaitannya dengan penyakit paru-paru kronis dan asma, serta kaitan antara penggunaan ganda rokok eletrik dan rokok biasa dengan penyakit kardiovaskular (berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah).
Bahan Liquid Vape Apakah Berbahaya?
Sebuah ulasan penelitian yang ditulis tahun 2019 dan dipublikasikan dalam Current Atherosclerosis Reports menunjukkan bahwa bahan liquid vape mengandung partikulat, zat pengoksidasi, aldehida, dan nikotin. Saat terhidrup, aerosol ini kemungkinan besar berdampak pada jantung dan sistem peredaran darah.
Vape Sama Mencandunya dengan Rokok Biasa
Ada bahaya vape atau rokok elektrik yang sama dengan rokok biasa, yaitu sifatnya yang sangat mencandu. Bahaya vape ini menurut penelitian bisa sama dengan mencandunya heroin dan kokain, dua jenis narkoba yang daya adiktifnya (candu) sangat tinggi.
Yang lebih buruk, banyak pengguna rokok elektrik mengonsumsi lebih banyak nikotin daripada pengguna rokok tembakau biasa. Karena pengguna bisa membeli cartridge berkekuatan ekstra, yang punya kadar nikotin lebih tinggi, atau bisa meningkatkan voltase rokok elektrik untuk mendapatkan lebih banyak nikotin.
Vape Bukan Alat yang Baik untuk Berhenti Merokok
Meski diklaim dan dipasarkan sebagai produk pendukung berhenti merokok, e-cigarette tidak menerima persetujuan lembaga Food and Drug Administration (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) sebagai alat berhenti merokok.
Mau BEBAS dari SAKIT dengan herbal yang tepat? KONSULTASI GRATIS klik tombol WhatsApp ini:
WHATSAPP SEKARANGAda bahaya vape menurut penelitian dalam hal ini. Sebuah penelitian mendapati bahwa kebanyakan orang yang berniat memakai rokok elektrik untuk menghentikan kecanduan nikotin akhirnya justru terus merokok, baik rokok biasa maupun rokok elektrik.
Mengingat wabah akibat EVALI yang disinggung sebelumnya, CDC menyarankan orang dewasa yang memakai rokok elektrik dengan tujuan berhenti merokok untuk mempertimbangkan risiko dan manfaatnya, serta mempertimbangkan penggunaan alat berhenti merokok lain yang telah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Bahaya Vape Menurut WHO
Ada banyak jenis rokok elektrik alias vape yang dijual bebas. Rokok elektrik (dalam bahasa Inggris, e-cigarette) merupakan bentuk yang paling umum dari electronic nicotine delivery systems (ENDS) dan electronic non-nicotine delivery systems (ENNDS). Tapi ada bentuk-bentuk lain, seperti e-cigar, e-pipe, dan lain sebagainya. ENDS mengandung beragam jumlah nikotin dan emisi yang berbahaya.
Emisi vape biasanya mengandung nikotin dan zat beracun lainnya yang berbahaya bagi penggunanya yang terkena paparan aerosol secara langsung. Beberapa produk vape diklaim bebas nikotin, tapi ternyata ditemukan mengandung nikotin.
Menurut penjelasan WHO, ada bukti yang menunjukkan bahwa ada bahaya vape bagi kesehatan dan produk tersebut tidaklah aman. Namun WHO mengakui bahwa memang masih terlalu dini untuk memberikan jawaban jelas mengenai dampak jangka panjangnya dari penggunaan vape (bagi perokok aktif) atau paparan vape (bagi perokok pasif).
Vape terutama berisiko jika digunakan oleh anak-anak dan remaja. Nikotin sangatlah bersifat candu dan otak anak muda masih berkembang sampai usia pertengahan 20-an. Paparan terhadap nikotin pada anak-anak dan remaja bisa punya dampak merusak yang jangka panjang pada otak dan ada risiko kecanduan nikotin.
Selain itu, ada semakin banyak bukti yang memperlihatkan bahwa anak di bawah umur yang belum pernah merokok tetapi menggunakan ENDS setidaknya dua kali lebih mungkin untuk mulai merokok tembakau biasa suatu saat nanti.
ENDS juga meningkatkan risiko untuk penyakit jantung serta paru-paru. Juga menimbulkan risiko yang signifikan bagi wanita hamil yang menggunakannya, karena dapat merusak janin yang sedang bertumbuh.
ENDS juga menimbulkan paparan nikotin dan zat kimia berbahaya lain bagi orang-orang di sekitar penggunanya.
Anak-anak yang berada di dekat vape atau ENDS liquid (cair) juga memiliki risiko yang serius. Ada risiko alat bocor, atau anak-anak menelan cairan, dan ENDS diketahui menyebabkan cedera serius, termasuk luka bakar, melalui api dan ledakan.
Kesimpulan tentang Bahaya Vape atau Rokok Elektrik
Jadi apakah rokok elektrik itu berbahaya bagi kesehatan? Ya, ada bahaya vape atau rokok elektrik menurut WHO maupun menurut penelitian.
Ada kaitan antara merokok, baik rokok biasa maupun rokok elektrik, dengan penyakit paru-paru dan kardiovaskular (berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah).
Jadi jika Anda berniat untuk menggunakan vape sebagai alat untuk berhenti merokok, sebenarnya ini bukan pilihan yang baik. Ada baiknya konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan terbaik untuk Anda.