Hati-Hati dengan Bahan Kimia Teratogenik yang Dilarang Kementerian Kesehatan

DITULIS OLEH:
Fery Irawan 


Selain bahan kimia beracun dan bahan kimia karsinogenik, Anda juga perlu mengetahui jenis bahan kimia lainnya – yaitu bahan kimia teratogenik yang dilarang kementerian kesehatan. Tentu tidak banyak orang yang mengetahui sifat bahaya yang bisa berdampak bagi manusia yang terpapar zat kimia teratogenik yang dilarang kementerian kesehatan.

Seberapa penting bagi Anda untuk mengenali keberadan zat kimia teratogenik ini? Apa saja dampak bahaya yang bisa ditimbulkan oleh bahan kimia teratogenik tersebut. Dapatkah Anda menghindari keberadaan senyawa kimia berbahaya ini? Bagaimana dengan perawatan yang bisa Anda dapatkan saat mengalami paparan kimia teratogenik tersebut?

Bahan Kimia Teratogenik yang Dilarang Kementerian Kesehatan

Dalam artikel ini Anda dapat mewaspadai aneka jenis bahan kimia teratogenik yang dilarang kementerian kesehatan. Perlu diketahui bahwa keberadaan senyawa ini dapat memengaruhi kandungan Anda sebagai calon ibu. Maka, ada baiknya untuk memperhatikan dan sebisa mungkin menghindari paparan senyawa teratogenik tersebut.

Guna melindungi masyarakat agar terhindar dari bahan kimia berbahaya, maka dibuatlah Peraturan Menteri Kesehatan, Nomor 472/MENKES/PER/V/1996, tertanggal 09 Mei 1996. Dalam peraturan itu tercantum beberapa klasifikasi zat kimia teratogenik yang dilarang kementerian kesehatan.

Dalam peraturan itu, Anda dapat melihat adanya penggolongan sifat bahan kimia berbahaya bergantung pada potensi bahaya yang bisa ditimbulkan, misalnya; bahan kimia yang berpotensi sebagai zat beracun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif, iritan, dan oksidator. Tentu saja semua sifat zat kimia berbahaya ini dapat meningkatkan risiko bahaya yang bisa mengancam nyawa, secara langsung maupun tak langsung.

Paparan teratogenik diketahui menyumbang pada kasus cacat lahir dengan persentase sebesar 4% hingga 5% dari kasus bayi yang terlahir cacat. Teratogenik dapat berupa obat-obatan, bahan kimia, hingga infeksi yang dapat mengganggu perkembangan tidak normal pada janin. Apabila Anda merasa khawatir atau ragu dengan kondisi janin, cobalah untuk melakukan pemeriksaan medis pada dokter kandungan.

Simbol Bahan Kimia Teratogenik
Simbol Bahan Kimia Teratogenik

Apa Saja 10 Bahan Kimia Teratogenik yang Dilarang Kementerian Kesehatan?

Apa itu bahan kimia teratogenik yang dilarang kementerian kesehatan? Teratogenik merupakan sifat bahan kima yang menunjukan potensi bahaya pada embrio atau janin selama berada dalam kandungan sang Ibu. Dampak dari zat kimia teratogen dapat merusak sel embrio selama masa kehamilan. Sehingga bayi yang terlahir dapat mengalami cacat dan terhambat perkembangannya.

Paparan bahan kimia yang dilarang kementerian kesehatan dapat meningkatkan potensi cacat lahir berupa menempelnya kaki dan tangan sang buah hati. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan dan tak ada seorangpun yang ingin mengalami kondisi ini. Diketahui bahwa selama masa kehamilan, khususnya selama 3 bulan pertama kehamilan adalah masa yang rentan bagi perkembangan janin yang perlu diperhatikan.

Bagaimana jika Anda mengalami gejala kejang saat hamil karena penyakit epilepsi yang mengharuskan Anda untuk mengonsumsi obat dengan sifat teratogen tersebut? Menurut keterangan dari situs kesehatan “Healthline”, ada baiknya untuk mengonsumsi obat untuk mengendalikan gejala kejang, sekalipun mengandung efek teratogenik. Namun, pastikanlah dengan dokter yang merawat Anda sehubungan dengan hal tersebut.

Selain zat kimia adapula yang disebut dengan “agen teratogenik” salah satunya ialah organisme yang dapat menyebabkan infeksi rubella, cytomegalovirus, varicella, herpes simplex, toxoplasma hingga sipilis. Berikut merupakan 10 zat kimia teratogenik yang dilarang kementerian kesehatan.

Daftar 10 Bahan Kimia Teratogenik yang Dilarang Kementerian Kesehatan:
  1. Binapakril
  2. Etilenthiourea
  3. 2-Etoksietanol
  4. 2-Etoksietil asetat
  5. 2-Metoksietanol
  6. 2-Metoksietil asetat
  7. Timbal 2,4,6-trinitroresorcinoksida
  8. Timbal azida
  9. Timbal di(asetat)
  10. Tritimbal bis(ortofosfat)

Waspadai Keberadaan Bahan Kimia Teratogenik!

Bagaimana tingkat keparahan dari kontaminasi paparan zat kimia teratogenik yang dilarang kementerian kesehatan? Dampak dari kimia teratogenik bergantung pada tingkat kerentanan genetik yang dibawa ibu dan janin itu sendiri. Hal ini juga bergantung pada metabolisme tubuh sang Ibu. Hal ini akan menentukan seberapa besar kemungkinan terjadinya paparan.

Selain itu lamanya atau durasi Anda mengalami paparan senyawa kimiawi tersebut juga turut memengaruhi kondisi janin, terlebih jika janin secara genetik memang rentan terhadap senyawa kimia tertentu. Sampai saat ini penyebab terjadinya cacat lahir seringkali dikarenakan oleh kebiasaan minum alkohol secara tidak terkendali serta kebiasaan merokok.

alkohol termasuk bahan kimia teratogenik
Alkohol memiliki sifat teratogenik (Credit Photo: Tetra Images – Alamy Stock Photo)

Menurut National Center for Biotechnology Information, cacat lahir yang terkait dengan alkohol seringkali terjadi selama 3 hingga 8 minggu pertama usia kehamilan. Alkohol dapat mengalir masuk kedalam plasenta menuju janin dalam kandungan Anda. Sekalipun bagi Anda konsumsi alkohol masih dalam dosis yang wajar, hal ini tidaklah sama bagi janin dalam kandungan Anda.

Perlu diketahui bahwa setelah proses pembuahan terjadi, butuh waktu antara 6 hingga 9 hari hingga akhirnya embrio menempel di dalam rahim. Apabila ini terjadi, maka suplai darah antara ibu dan janin sudah terjadi. Sehingga apapun yang masuk kedalam darah akan masuk dalam janin Anda. Pengaruh dari bahan kimia teratogenik yang dilarang kementerian kesehatan dapat menetap pada janin selama 10 hingga 14 hari.

Ahli Herbal

Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!

WHATSAPP SEKARANG

Jumlah waktu tersebut cukup untuk merubah susunan organ janin yang sedang bertumbuh. Seringkali senyawa teratogen memengaruhi fungsi sistem saraf pusat dan tulang belakang bayi. Keberadaan teratogenik juga dapat mengganggu proses penutupan tuba neural, khususnya jika ini terjadi saat janin berusia 3,5 – 4,5 minggu.

Pertolongan Pertama Saat Terpapar Zat Kimia Teratogenik

Sayangnya tidak ada yang disebut dengan pertolongan pertama, Anda mungkin secara tidak sadar telah mengalami kontaminasi senyawa berbahaya tersebut. Apabila Anda mengetahui bahwa Anda mengalami kontaminasi bahan kimia teratogenik yang dilarang kementerian kesehatan, yang bisa Anda lakukan ialah melakukan pemeriksaan medis secepat mungkin.

Lalu, adakah cara menghindari zat kimia teratogenik yang dilarang kementerian kesehatan? Menurut situs kesehatan “Healthline”, secara umum risiko paparan zat teratogenik dapat dilakukan dengan menghindari penggunaan obat sebisa mungkin, selama masa kehamilan. Melakukan pemeriksaan kandungan merupakan langkah yang tepat untuk melindungi janin dalam rahim Anda. Selain itu, ada beberapa hal yang juga perlu dihindari.

Misalnya; berendam dalam “jacuzzi” ataupun berdiam diri diruang sauna dalam waktu yang lama. Selain itu, Anda juga perlu mewaspadai pemeriksaan yang menggunakan sistem radiasi ionisasi. Penyakit pada anak kecil juga dapat membahayakan janin, selama kehamilan cobalah untuk sebisa mungkin menghindari kontak dengan mereka yang mengidap cacar air, rubella, dan cytomegalovirus. Selain itu, Anda juga perlu waspada terhadap infeksi yang ditularkan melalui kotoran kucing atau toksoplasmosis.

Demikianlah informasi lengkap sehubungan dengan 10 bahan kimia teratogenik yang dilarang kementerian kesehatan. Perlu diketahui bahwa informasi terkait dengan zat kimia teratogenik yang dilarang kementerian kesehatan diberikan hanya sebagai keterangan pelengkap saja. Jika Anda memiliki keluhan sehubungan dengan kondisi kehamilan, sebaiknya berkonsultasilah secara langsung kepada dokter kandungan.

Sumber
CHW. Teratogens. URL: https://www.chw.org/medical-care/genetics-and-genomics-program/medical-genetics/teratogens

Healthline. Pregnancy and Teratogens. URL: https://www.healthline.com/health/pregnancy/teratogens

NCBI. Teratogens/Prenatal Substance Abuse. URL: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK132140/#__NBK132140_dtls__

Wikipedia. Teratogenik. URL: https://id.wikipedia.org/wiki/Teratogenik

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}