Atasi Efek Junk Food Dengan 3 Makanan Terbaik Ini!


By Cindy Wijaya

Selama ini kita tentu sudah cukup akrab soal informasi mengenai betapa berbahayanya mengonsumsi junk food. Bagaimana makanan yang dapat dikategorikan sebagai junk food mengandung cukup banyak kandungan berbahaya yang dapat memberi efek samping pada tubuh, bahkan bisa pada tahap yang cukup serius pada paparan jangka panjang.

Secara umum, sejumlah senyawa dalam makanan yang masuk dalam kategori junk food memiliki efek merusak sel, memberi efek korosi dan mengiritasi sehingga memicu terjadinya sejumlah kasus infeksi pada jangka panjang. Selain itu, sifatnya cenderung panas sehingga memicu sejumlah keluhan yang kadang secara awam diidentifikasi sebagai panas dalam.

Ini belum masuk pada ranah toksin, yang juga kerap dengan mudah Anda temukan dalam junk food. Makanan olahan ini mengandung sangat banyak senyawa yang bila diabaikan terus masuk dalam tubuh, membebani kinerja hati, mengacaukan keseimbangan komposisi darah dan mempengaruhi secara negatif regenerasi sel dan kemurnian DNA. Kondisi ini kerap diklaim sebagai awal dari proses pembentukan pra kanker.

Faktanya, dilapangan tak semudah itu juga menghindari sepenuhnya junk food. Padahal satu kali asupan bisa memberi pengaruh terhadap tubuh Anda secara negatif. Belum lagi dengan sejumlah kebiasaan buruk Anda yang lain seperti kurang tidur, bekerja terlalu lelah, stress, kurang olahraga dan kebiasaan makan buruk lain seperti terlalu banyak gula dan terlalu banyak daging.

Sebuah riset yang dikembangkan di University of California, Los Angeles menemukan adanya beberapa jenis senyawa yang bisa bekerja sekaligus sebagai astringent, anti oksidan dan sebagai stimulan yang bekerja menjaga regenerasi sel berjalan dengan normal dalam kondisi DNA yang murni.

Senyawa ini disebut dengan asam docosahexaenoid atau dalam bahasa awam dikenal dengan asam omega 3. Yang unik, formula DHA yang berasal dari nabati diklaim lebih efektif mengatasi efek samping junk food. Dan adapun sejumlah makanan yang dinyatakan mengandung senyawa unik tersebut adalah.

  • Lidah buaya

    Lidah buaya rupanya mengandung kandungan DHA yang baik untuk kesehatan. DHA nabati dalam lidah buaya menjadikan lidah buaya bekerja sebagai salah satu astringent atau penyegar tubuh terbaik.

    Kinerja terbaiknya ditemukan dalam sebuah riset yang diungkap dalam British Journal of General Practice bahwa lidah buaya efektif untuk membantu mengatasi peradangan dan inflamasi pada usus, mengatasi intensitas suhu pada usus dan membantu memperbaiki kerusakan pada sel dinding usus. Lidah buaya sendiri bisa bekerja sebagai probiotik yang merupakan makanan bagi pertumbuhan bakteri sehat dalam usus.

    Lidah buaya juga bekerja efektif sebagai salah satu serat sehat yang akan bekerja sekaligus memperbaiki fungsi dan produksi enzim dalam usus serta membantu melunakan feses. Feses akan lebih lancar sehingga mempercepat proses pembuangan toksin dari dalam usus.

  • Rumput laut

    Satu lagi sumber DHA nabati yang bekerja efektif mengatasi toksin sekaligus sebagai astringent bagi tubuh. Sifatnya memang sangat efektif membantu mengentaskan sejumlah keluhan peradangan pada saluran pencernaan, mengatasi pengendapan toksin pada usus dengan melancarkan pencernaan. Juga menjadi salah satu sumber prebiotik sehat bagi tubuh dan membantu mengembalikan keseimbangan enzim dalam pencernaan.

    Kelebihan dari rumput laut adalah kandungan vitamin B12 di dalamnya. Hanya pada rumput laut Anda bisa menemukan kandungan vitamin B12 selain pada jenis makanan daging-dagingan. Ini jelas sumber vitamin B12 yang lebih sehat.

    Kandungan protein, mineral dan vitamin di dalamnya juga menjadikan rumput laut sebagai pilihan asupan yang kaya nutrisi. Jika lidah buaya memiliki kemampuan astringent dan anti inflamasi yang kuat, maka rumput luat dipilih karena kandungan nutrisinya yang sangat lengkap. Kandungan mineral dalam rumput laut mencapai 50an jenis. Ditambah dengan senyawa anti oksidan di dalamnya sesuai dengan warna yang ditemukan dalam rumput laut.

  • Kacang walnut

    Bicara soal kacang, rasanya memang sudah lama kita mengenalnya sebagai salah satu sumber DHA terbaik dalam makanan nabati. Dan sebenarnya bukan hanya kacang walnut saja yang baik untuk mengatasi efek junk food. Setiap jenis kacang-kacangan jelas bekerja dalam fungsi yang sama.

    Hanya saja, walnut memiliki kelebihan pada nutrisi serat yang sangat tinggi, konon diyakini melebihi kadar serat pada jenis kacang-kacangan sejenis lainnya. Setidaknya demikian berdasar riset yang dikembangkan oleh Yale University.

    Kandungan serat yang sangat tinggi dalam kacang walnut membuat makanan satu ini efektif sebagai pilihan diet. Bukan hanya itu, kacang walnut juga baik untuk mengatasi pengendapan toksin dan residu pencernaan dengan lebih cepat.

Dalam riset UCLA tersebut juga diungkap, bahwa salah satu kunci dalam mengatasi efek junk food adalah dengan melancarkan pencernaan. Semakin cepat kinerja pencernaan, semakin baik proses pembuangan kotoran dalam hal ini tinja, semakin baik tubuh mengatasi toksin dalam makanan. Dan semakin rendah pula kesempatan senyawa-senyawa dalam junk food untuk mengkorosi sel-sel dalam tubuh, terutama pada pencernaan.

Ingatlah bahwa junk food dinamai seperti itu bukanlah tanpa alasan, zat-zat di dalam makanan tersebut sangatlah buruk bagi kesehatan. Daripada repot-repot mengatasi efek junk food, bukankah lebih mudah untuk menghindari makanan ini?

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}