Apa yang Sebenarnya Jadi Penyebab Keputihan?


By Cindy Wijaya

Problem keputihan boleh dibilang merupakan problem klasik yang dialami oleh banyak kaum wanita. Sayangnya masih banyak wanita yang tidak tahu menahu mengenai masalah ini dan penyebab keputihan. Mereka seringkali menyepelekan masalah keputihan dan menganggapnya sudah biasa. Tetapi apakah keputihan itu memang normal dan tidak perlu ditakutkan?

Cairan putih yang keluar dari vagina sebenarnya memiliki fungsi yang penting dalam sistem reproduksi wanita. Cairan tersebut dibuat oleh kelenjar-kelenjar di dalam vagina dan serviks, kemudian menghanyutkan sel-sel mati dan bakteri keluar. Fungsinya ini membuat vagina tetap bersih dan membantu mencegah terjadinya infeksi.

Sering kali, keputihan adalah hal yang wajar. Jumlah, bau, dan warna cairan keputihan yang keluar dapat bervariasi, tergantung pada siklus menstruasi Anda. Sebagai contoh, biasanya akan ada lebih banyak cairan keputiha yang keluar apabila siklus menstruasi sedang dalam tahap ovulasi, atau ketika Anda sedang menyusui atau ketika terangsang secara seksual. Bau keputihan mungkin jadi berbeda pada masa kehamilan atau jika Anda tidak menjaga kebersihan organ reproduksi.

Perubahan-perubahan tadi biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi apabila warna, bau, atau kekentalan dari cairan keputihan tampaknya aneh (khususnya jika disertai dengan rasa gatal atau sensasi terbakar di vagina), itu bisa jadi tanda-tanda infeksi atau penyakit dan perlu diberi perhatian khusus.

Apa Penyebab Keputihan yang Tidak Normal?

Perubahan apapun dari keseimbangan normal bakteri di vagina dapat memengaruhi bau, warna, dan tekstur cairan keputihan. Beberapa hal yang bisa mengganggu keseimbangan bakteri yakni:

  • Penggunaan antibiotik atau steroid
  • Vaginosis bakterial—infeksi bakteri yang sering dialami oleh wanita hamil atau wanita yang berganti-ganti pasangan seks.
  • Penggunaan pil KB
  • Kanker serviks
  • Penyakit menular seksual—infeksi klamidia atau gonorea
  • Diabetes
  • Cairan pencuci vagina dan sabun yang diberi pewangi
  • Infeksi panggul setelah operasi
  • Penyakit radang panggul
  • Trikomoniasis, infeksi parasit yang biasanya disebabkan oleh hubungan seks tanpa pengaman
  • Atrofi vagina—penipisan dan pengeringan dari lapisan luar vagina selama menopause
  • Vaginitis—iritasi di vagina atau sekitarnya
  • Infeksi jamur

Jenis-Jenis Keputihan yang Tidak Normal dan Kemungkinan Penyebabnya

Berdarah atau kecoklatansiklus mentruasi tidak teratur, kanker serviks, atau kanker endometrial. Gejala yang menyertai: perdarahan vagina yang abnormal dan nyeri panggul.

Keruh atau kekuninganpenyakit menular seksual gonorea. Gejala yang menyertai: Perdarahan diluar waktu menstruasi, beser, dan nyeri panggul.

Berbusa, kekuningan, atau kehijauan dan berbau—penyakit trikomoniasis. Gejala yang menyertai: Rasa sakit dan gatal ketika buang air kecil.

Merah muda—peluruhan lapisan dinding rahim setelah melahirkan (lokia).

Kental, putih, lengket—infeksi jamur. Gejala yang menyertai: Pembengkakan atau nyeri di sekiat vulva, gatal-gatal, dan sakit saat berhubungan seks.

Putih, abu-abu, atau kekuningan dan berbau amisvaginosis bakterial. Gejala yang menyertai: Gatal-gatal atau sensasi terbakar, kemerahan, dan pembengkakan di vagina atau vulva.

Cara Dokter Mendiagnosis Keputihan yang Tidak Normal

Dokter akan memulai pemeriksaan dengan mengevaluasi riwayat kesehatan dan gejala-gejala yang dirasakan oleh pasien. Evaluasi tersebut bisa berupa pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Kapan keputihan yang tidak normal mulai terjadi?
  • Apa warna dari cairan keputihan?
  • Apakah cairan tersebut berbau?
  • Apakah ada rasa gatal, nyeri, atau sensasi terbakar di vagina atau sekitarnya?
  • Apakah Anda punya lebih dari satu pasangan seks?

Disamping itu dokter juga mungkin akan mengambil sampel cairan keputihan atau melakukan pemeriksaan Pap untuk mengambil sel-sel dari serviks dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap sel tersebut. Setelah memastikan penyebab keputihan, dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai dengan penyebabnya tersebut.

Sebagai contoh, keputihan abnormal yang disebabkan oleh infeksi jamur biasanya akan diobati dengan obat-obatan antifungal yang berupa krim atau gel yang dimasukkan ke dalam vagina. Keputihan akibat vaginosis bakterial dapat diobati menggunakan pil atau krim antibiotik. Dan penyakit trikomoniasis biasanya diobati menggunakan obat metronidazole atau tinidazole.

Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah infeksi vagina yang dapat memicu keluarnya cairan keputihan yang tidak normal.

  • Menjaga kebersihan organ reproduksi dengan membersihkannya secara teratur menggunakan sabun dan air hangat.
  • Jangan gunakan sabun yang diberi pewangi atau cairan khusus pembersih vagina yang disebut douche.
  • Setelah selesai buang air kecil atau buang air besar, selalu bersihkan vagina secara menyeluruh agar mencegah bakteri masuk ke dalam dan menyebabkan infeksi.
  • Kenakan celana dalam berbahan 100% katun dan sebaiknya jangan kenakan pakaian yang terlalu ketat.

Menjaga kebersihan organ reproduksi Anda merupakan langkah penting untuk mencegah terjadinya keputihan yang tidak wajar. Jadi mulai dari sekarang sebaiknya Anda lebih cermat dalam memperhatikan kehigienisan pribadi.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}