Apa Obat Herbal TBC Terbaik?


By Cindy Wijaya

Berdasarkan data dari WHO, TBC adalah salah satu penyakit karena kuman paling mematikan setelah AIDS, malah jumlah pengidapnya lebih mengkhawatirkan dari AIDS sendiri. Dan kabar buruknya Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah pegidap TBC tertinggi di dunia.

Penyakit ini tergolong mudah menular, sangat mematikan dan bisa merusak banyak organ lain dalam tubuh selain paru-paru. Dan itu sebabnya kami tertarik mengulas penyakit berbahaya ini dan pengobatannya dengan cara alternatif melalui obat herbal TBC.

Memahami Penyakit TBC

TBC atau dalam bahasa medis lebih dikenal dengan istimah Tubercolosis ini adalah sejenis serangan infeksi pada paru-paru yang dilakukan oleh sejenis bakteri ganas bernama Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini mudah Anda temukan di udara dengan tingkat kekumuhan tinggi. Itu sebabnya masyarakat pada kawasan kumuh cenderung lebih mudah terjangkit TBC dari masyakarat pada pemukiman modern.

Penyakit ini merusak sel-sel dalam paru-paru sehingga mematikan fungsinya secara perlahan. Efek kerusakan ini bahkan bisa menyebabkan pasien mengalami batuk darah yang kerap, rasa sesak disertai demam dan nyeri dada. Biasanya pasien akan kehilangan nafsu makan sehingga menjadi sangat kurus, terlebih penyakit ini kerap kali menyisakan efek tulang punggung yang terkesan melengkung karena efek sesak yang berketerusan.

Sebenarnya proses penularannya tidak semudah flu, meski sama-sama dengan pelantaran udara. Seorang yang terpapar bakteri Mycobacterium tuberculosis tak akan sekonyong-konyong akan terjangkit TBC begitu saja, karena sifat daya serang bakterinya tidak secepat flu. Tetapi efek dari serangan bakteri bisa lebih merusak dari flu biasa.

Biasanya mereka yang merokok, hidup dalam lingkungan berpolusi tinggi, atau justru sangat kerap berinteraksi dengan pengidap TBC memang lebih mudah terserang bakteri Mycobacterium tuberculosis ini dari yang lain. Anak-anak dan manula dengan kekebalan tubuh yang tidak sempurna sebagaimana orang dewasa juga lebih sensitive terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis.

Karena selain dalam merusak sel paru-paru, rupanya beberapa fakta menunjukan penyakit ini juga bisa menyerang otak, sistem syaraf sampai pencernaan dan kelenjar getah bening. Sehingga kerusakan menjalar tak ubahnya dengan masalah yang disebabkan oleh sel kanker.

Dan yang lebih buruk lagi, kerap kali bakteri ini memasuki tubuh tidak langsung menyerang tubuh melainkan berdiam diri dulu dalam tubuh sambil menunggu kondisi tubuh tengah lemah dan menyerang. Serangan bakteri di saat tubuh tidak fit menyebabkan serangan menjadi lebih mudah. Secara medis kondisi ini disebut serangan TBC laten. Bila bakteri langsung menyerang tubuh seketika ketika memasuki tubuh biasa pula disebut dengan istilah TBC aktif.

Menurut pandangan medis, kecenderungan TBC laten untuk menular bisa 3 -4 kali lebih rendah dari jenis TBC aktif. Proses pembekuan bakteri selama dalam tubuh menurunkan kemampuannya beberapa kali lipat. Itu pula sebabnya TBC laten malah lebih mudah diatasi dari TBC aktif.

Penanganan TBC dengan Obat Herbal TBC

Berdasar metode medis, Biasanya penderita TBC akan menjalani pengobatan selama kisaran 6 bulan hingga 9 bulan. Namun dengan pengobatan intensif dan rutin, setidaknya kondisi parah dari batuk akibat TBC bisa berkurang signifikan dalam 4 mingguan.

Biasanya metode pengobatannya dengan pemberian antibiotik yang akan pasien konsumsi selama masa pengobatan sampai usai. Beberapa jenis obat antibiotik yang kerap dokter berikan kepada pasien TBC antara lain soniazid, rifampicin, pyrazinamide dan ethambutol.

Seorang pasien harus menjalankan pengobatan secara rutin dengan disiplin, karena ketika mereka melupakan satu jadwal pengobatan mereka harus mengulang lagi pengobatan dari awal dan kadang juga bisa jadi tubuh akan resisten terhadap obat antibiotik tersebut dan akhirnya masa pengobatan bisa menjadi lebih lama 3 kali lipat.

Hanya saja beberapa obat tersebut akan memberi efek samping yang cukup membuat tidak nyaman pada pasien. Antara lain dengan munculnya rasa mual, kehilangan nafsu makan, kulit mengering, keluhan pada kesehatan hati sehingga kencing menjadi keruh kegelapan dan kadang disertai tanda-tanda menyerupai penyakit kuning seperti mata dan kulit menguning. Pada beberapa orang muncul feel ruam-ruam kemerahan pada kulit dan gatal-gatal.

Rumitnya pengobatan TBC membuat beberapa pasien mencoba solusi pengobatan tradisional dengan obat herbal TBC. Cara ini sama sekali tidak mendapat larangan dokter selama sifat obat herbal tidak berlawanan dengan kinerja antibiotik dan tidak mematikan fungsi antibiotik. Karena sifat krusialnya peran antibiotik dalam pengobatan TBC samai tuntas.

Salah satu obat herbal TBC yang diterima secara umum dalam dunia medis adalah Noni juice. Karena Noni juice tidak memiliki sifat merusak kandungan dan kemampuan kerja dari pengobatan medis sebagaimana sifat dari jenis herbal keras lain macam kunyit.

Selain itu dalam obat herbal TBC satu ini malah terdapat kandungan anti oksidan tinggi yang baik untuk membantu mengatasi keluhan toksinitas yang kerap menjadi efek samping dari residu pengobatan TBC. Apalagi dengan menurunnya fungsi paru-paru maka masalah toksinitas juga menjadi persoalan yang perlu diatasi.

Tetapi selain itu dalam Noni juice terdapat anti bakteri yang aktif dan siap berperang melawan beragam bakteri termasuk bakteri penyebab TBC ini. Juga mengandung scolopetin yang bersifat anti inflamasi dan anti alergi, keduanya bermanfaat untuk meredakan gejala infeksi dan membantu mencegah kondisi infeksi menjadi semakin berat, termasuk bila TBC berkomplikasi dengan alergi.

Menurut penelitian yang disampaikan oleh DR H Arkam Subroto, Noni juice terbukti mampu mempercepat proses penyembuhan infeksi karena bakteri pada saluran pernafasan setidaknya 2 -3 kli lebih cepat. Sehingga jelas Noni juice adalah pilihan terbaik dalam pencarian obat herbal TBC yang mampu menjadi pendamping pengobatan TBC yang panjang dan berat.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}