Sembuh dari Kanker Tanpa Kemo, Mungkinkah?


By Nurul Kuntarti

Selama ini kita mengenal cara paling konvensional untuk pengobatan kanker adalah dengan kemoterapi dan radiasi. Tetapi mungkinkah untuk dapat sembuh dari kanker tanpa kemo? Adakah cara pengobatan kanker tanpa kemoterapi yang diakui secara medis efektif?

Bicara soal kemoterapi memang akan cukup kompleks. Metode ini dianggap efektif membantu mengatasi kanker. Namun di sisi lain, kemoterapi menyisakan demikian banyak efek samping yang cukup berat bagi pasien.

Untuk itu, sejumlah upaya dilakukan untuk menemukan terapi altenatif mengatasi kanker tanpa kemoterapi. Diharapkan penyembuhan kanker nantinya dapat bebas efek samping namun memiliki efektivitas tinggi untuk sembuh.

Kemoterapi dan Efek Sampingnya

Sebenarnya, kemoterapi bukan metode pengobatan yang secara spesifik digunakan untuk kanker. Kemoterapi rupanya juga dimanfaatkan untuk pengobatan sejumlah penyakit lain. beberapa penyakit berkaitan dengan autoimun dan kasus tulang belakang juga dapat diterapi dengan menggunakan kemoterapi.

Tetapi memang kebanyakan kasus penyakit yang ditangani dengan kemoterapi adalah kanker. hampir semua jenis kanker dapat diatasi dengan metode kemoterapi. Meski dengan tingkat keberhasilan yang bervariasi.

Kemoterapi sendiri adalah penggunaan senyawa kimia khusus untuk diminumkan, diinfuskan atau dioleskan pada pasien untuk kemudian bekerja menyerang sel-sel rusak yang membelah diri dengan agresif.

Bila operasi atau radiasi bekerja dengan menyerang sel kanker pada lokasi dengan spesifik. Maka kemoterapi bekerja pada seluruh tubuh.  Metode ini dianggap efektif mengatasi persebaran sel kanker, metastasis dan pembentukan sel kanker mikro. Senyawa akan karakter sel dengan karakter khusus yang dimiliki oleh sel kanker dan mematikannya.

Target dari sistem terapi kemo sendiri dapat terbagi dalam 3 target. Target pertama adalah penyembuhan. Tujuannya adalah untuk menghentikan pembentukan sel kanker baru, mematikan sel kanker yang tersisa dan mengembalikan fungsi organ yang rusak.

Namun, bila target pertama dirasa sulit dicapai, setidaknya pasien dapat mencapai target kedua untuk membantu mengendalikan pertumbuhan sel kanker. Kemudian pada pilihan terakhir, target kemoterapi setidaknya untuk membantu pasien mempertahankan kondisi tubuhnya. Mencegah kerusakan berkembang lebih lanjut dan menjaga kestabilan kondisi pasien.

Efek Samping Kemoterapi


Masalah terbesar adalah sejumlah sel sehat kadang memiliki sedikit karakter yang serupa dengan sel kanker. kesamaan ini membuat sel sehat turut mengalami kerusakan dan gangguan akibat serangan kemoterapi. Inilah yang menyebabkan kemoterapi memiliki sejumlah efek samping. Ini karena kemoterapi akan melemahkan imunitas dan merusak sel sehat tertentu dalam tubuh.

Bagaimana efek samping dari kemoterapi ini muncul sifatnya sangat bervariasi pada setiap pasien. Bergantung pada kesamaan karakter sel dengan karakter sel kanker yang ada dalam tubuh. dan bergantung pada kondisi dari tiap pasien masing-masing. Reaksi dari kemoterapi sendiri akan sangat beragam. Efek samping dapat berjalan singkat atau bahkan bertahan dalam jangka panjang.

Sejumlah efek samping mungkin muncul bersamaan dengan pemberian kemoterapi pada pasien kanker. Beberapa efek samping tersebut antara lain adalah mual, kerontokan rambut, konstipasi, kerusakan kulit, hilangnya indera perasa, gangguan mood, gangguan saraf, sakit kepala, gangguan lambung, sariawan, mata kering dan beberapa keluhan lain.

Dalam kondisi lebih serius, pasien mungkin akan mengalami efek samping jangka panjang seperti gangguan hati dan ginjal. Munculnya keluhan impotensi dan infertilitas. Dan munculnya gangguan saraf serius yang mengakibatkan kemampuan respon terhadap rangsangan melemah.

Demikian banyak efek samping dari metode inilah yang membuat banyak orang mulai mencari solusi alternatif pengobatan kanker tanpa kemoterapi. Diharapkan pasien dapat sembuh dari kanker tanpa kemo. Sehingga bebas efek samping yang berat.

Mungkinkah Sembuh dari Kanker Tanpa Kemo?

Dikatakan sebelumnya bahwa kemoterapi merupakan metode pengobatan konvensional dan paling umum digunakan untuk mengatasi kanker. Jadi, mungkinkah untuk dapat sembuh dari kanker tanpa kemo?

Tentu saja bisa, karena sebenarnya kemoterapi hanya satu dari sejumlah metode penyembuhan kanker yang disediakan. Ada sejumlah terapi lain yang dapat digunakan berdampingan dengan kemoterapi. Atau justru sepenuhnya melepas kemoterapi untuk mendapatkan alternatif pengobatan yang dianggap lebih aman.

Tentu saja menentukan pilihan untuk mengatasi kanker dengan kemoterapi atau tidak bukan keputusan yang sederhana. Diperlukan analisa matang dengan melihat sejumlah aspek untuk memastikan pilihan terapi terbaik yang dapat digunakan untuk pengobatan kanker.

Sejumlah jenis kanker memiliki spesifikasi dan karakter tertentu yang membuat pengobatan kanker tanpa kemoterapi dianggap lebih efektif.  Dan tentu saja penentuan ini akan memerlukan sejumlah test untuk memastikan apakah sel kanker bersangkutan memang sesuai dengan karakter tersebut.

sembuh dari kanker tanpa kemo
Ada Beragam Pengobatan Kanker Tanpa Kemoterapi (Credit: bleakstar / Shutterstock)

Alternatif Pengobatan untuk Sembuh dari Kanker Tanpa Kemo

Mengacu dari pandangan di atas, apa saja alternatif pengobatan kanker tanpa kemoterapi yang banyak direkomendasikan? Setidaknya berikut adalah sejumlah rekomendasi alternatif metode untuk sembuh dari kanker tanpa kemo.

Imunoterapi


Metode terapi pengobatan kanker tanpa kemoterapi ini dibuat dengan berdasar pada fakta bahwa sebenarnya tubuh manusia memiliki sebuah sistem yang sejatinya dapat bekerja melawan pembentukan kanker.

Tubuh manusia memiliki sistem imunitas yang bekerja membaca munculnya gangguan termasuk kerusakan sel dan mengatasinya dengan cepat. sistem imun ini termasuk pula bekerja mematikan sel-sel usang, mematikan sel rusak dan mendorong terjadinya regenerasi.

Proses ini melibatkan seluruh sistem imunitas, termasuk sel-sel darah putih dan plasma. Yang bekerja mematikan sel rusak, melawan unsur toksin dan radikal bebas yang dapat mengoksidasi sel dan melawan pembentukan sel yang bermutasi.

Gangguan akan terjadi ketika kinerja dari sistem imun tidak lagi mampu mengimbangi laju kerusakan sel. akibatnya proses kerusakan dan mutasi tidak lagi dapat dikendalikan. Saat inilah sel kanker terbentuk.

Dan pada imunoterapi, secara medis, kemampuan imunitas tubuh distimulasi untuk lebih agresif dan lebih cerdas mendeteksi munculnya sel-sel rusak dengan lebih spesifik. Menemukan karakter khusus dari sel kanker dengan lebih efektif, sehingga juga lebih efektif menyerang tepat pada kelemahan sel.

Pada umumnya, proses ini dilakukan dalam sejumlah tahapan. Diawali dengan deretan test untuk menemukan komponen kimia dan protein dari sel kanker bersangkutan, berikut karakter dan kelemahan dari sel  kanker tersebut.

Dari hasil test ini dilakukan sejumlah rekayasa untuk memproduksi sel-sel darah putih khusus yang lebih peka terhadap kelemahan dan karakter dari sel kanker bersangkutan.  Dengan harapan, ketika imunita rekayasa ini dimasukan ke dalam tubuh pasien, akan bekerja lebih agresif menyerang sel kanker dengan tepat sasaran.

Terapi Hormon


Terapi hormon adalah pendekatan khusus yang dapat diberikan untuk pengobatan kanker yang memang pertumbuhannya erat kaitannya dengan hormon. Sejumlah kanker memang pertumbuhannya dipicu oleh dominasi hormon tertentu. Atau justru tumbuh akibat tubuh kekurangan hormon tertentu.

Sejumlah kanker yang berkaitan dengan hormon antara lain adalah kanker payudara, kanker endometrium, kanker rahim, kanker prostat dan kanker indung telur.

Pada kasus demikian, pengobatan kanker tanpa kemoterapi dapat diterapkan dengan menekankan pada masalah hormon. Menurut laman Oncolink.org, sejumlah sel memiliki reseptor hormon tertentu, yang ketika reseptor ini terstimulasi berlebihan justru akan memicu mutasi gen dari sel bersangkutan.

Dan untuk menanggulangi kondisi ini, pasien akan menjalankan terapi khusus untuk mengendalikan kadar hormon tersebut. Diharapkan ini akan menurunkan kecenderungan sel untuk bermutasi dan mengurangi pembentukan sel kanker.

Metode ini pada umumnya sulit dijalankan secara mandiri. Untuk dapat sembuh dari kanker tanpa kemo, terapi hormon perlu dipadukan dengan terapi medis lain untuk mendapatkan hasil optimal.

Terapi Tertarget


Sebenarnya mekanisme dari terapi ini memiliki banyak kesamaan dengan kemoterapi. Hanya saja metode ini dapat digolongkan sebagai pengobatan kanker tanpa kemoterapi, karena memang karakter dari pengobatan ini bekerja lebih efektif dan spesifik dari kemoterapi.

Kemoterapi bekerja dengan spektrum lebih luas, sehingga sejumlah sel sehat dalam tubuh juga rentan turut mengalami kerusakan. Pada terapi tertarget, sifat pengobatan akan lebih spesifik menyerang sel kanker yang ada pada tubuh pasien.

Sebelum pengobatan dilakukan, pasien akan menjalankan rangkaian test untuk memahami lebih baik karakter dari sel kanker dalam tubuh pasien. Dari hasil test ini kemudian ditentukan serangan kimiawi seperti apa yang dapat secara spesifik menyerang kelemahan sel kanker pada tubuh pasien.

Terapi tertarget  sifatnya sangat personal. Terapi untuk pasien satu akan berbeda dengan pasien yang lain. karena sejatinya, setiap sel kanker pada setiap pasien mungkin memiliki karakter berbeda, kelemahan dan kemampuan bertahan yang berbeda.

Terapi tertarget akan menyerang secara khusus nukleus dari sel kanker untuk menghentikan mekanisme pembelahan diri dari sel kanker. Atau secara khusus melemahkan daya tahan sel, mematikan kemampuan hidup sekaligus menyerang jaringan pembuluh darah penunjang dari sel kanker. Akhirnya, sel kanker akan kekurangan asupan makanan dan mati.

Meski dikatakan memiliki efek kerusakan lebih rendah dari kemoterapi, tetap saja sembuh dari kanker tanpa kemo bukan bebas risiko. Efek samping dari terapi ini mungkin saja muncul, meski sifatnya akan spesifik untuk setiap pasien. Ini bergantung pada jenis senyawa yang diberikan dan respon tubuh terhadap senyawa tersebut.

Transplantasi Sel Induk


Stem cell atau sel induk memang banyak diakui memiliki efek penyembuhan termasuk sebagai pengobatan kanker. Pada umumnya penggunaan sel induk sebagai pengobatan kanker tanpa kemoterapi dilakukan untuk kanker yang dapat diatasi dengan membentuk sel baru yang bebas kanker.

Ini lazim dilakukan pada kanker darah seperti leukemia, lymphoma atau multiple myeloma. Dengan harapan tubuh akan memiliki sel induk baru yang belum terkontaminai kanker. sehingga dapat memproduksi sel darah dengan normal tanpa unsur kanker di dalamnya. Dan efektif menghentikan pembentukan sel darah rusak kembali.

Sel induk sendiri biasanya diperoleh dari darah periferal, sumsum tulang belakang dan tali pusar.  Ini merupakan cikal bakal dari sel darah. bahkan sebenarnya diyakini merupakan cikal bakal dari seluruh sel dalam tubuh.

Sel induk akan membantu pasien untuk mendapatkan sumber pembentukan sel darah baru. Sehingga regenerasi sel darah diharapkan dalam kembali normal. Dan tidak lagi membentuk sel darah yang mengandung kanker kembali.

Tindakan ini sampai saat ini termasuk tindakan medis dengan biaya besar. Sulitnya tindakan ini dilakukan, apalagi tidak mudah mendapatkan sel induk yang sesuai untuk pasien menjadi persoalan tersendiri. Tidak heran kemudian banyak masyarakat modern menyimpan sel induk mereka secara khusus dengan harapan dapat dimanfaatkan kemudian hari tanpa bergantung pada donor.

Hipertermia


Pernah terpikir bahwa Anda dapat sembuh dari kanker tanpa kemo hanya dengan mengandalkan suhu panas? Karena sejumlah riset menemukan potensi penyembuhan kanker hanya dengan memberikan pasien kanker paparan suhu di atas suhu normal tubuh atau hipertermia.

Dalam riset ditemukan bahwa dengan  meningkatkan suhu tubuh pasien, maka sel tubuh akan membuka akses lebih baik dan mengalami penurunan ketahanan tubuh. Hasilnya, sel kanker akan lebih peka terhadap pengobatan.

Biasanya hipertermia ini dilakukan bersamaan dengan imunoterapi atau terapi tertarget. Dengan harapan pasien akan lebih efektif merespon terapi yang diberikan. Sel kanker lebih cepat mati tanpa sempat merusak sel-sel sehat lain.

Hanya saja, pemanasan suhu tubuh sendiri bukan tanpa risiko. Sejumlah  risiko kerusakan sel menjadi ancaman, terutama bila pemanasan tubuh tidak dilakukan dalam kontrol yang baik. perlu dilakukan sejumlah test untuk melihat ketahanan pasien. Dan sejauh mana kebutuhan pasien untuk menjalankan pemanasan.

Kadang, pemanasan hanya perlu dilakukan secara lokal. Terapi ini kadang akan menyisakan sisa luka bakar akibat pemanasan lokal. Pilihan yang juga lazim dilakukan adalah dengan Radiofrequency ablation (RFA). Metode RFA akan dilakukan dengan memasukan perangkat pemanas mikro ke dalam area dalam tubuh dekat kanker berada. Perangkat biasanya dimasukan dengan endoskopi atau penyuntikan.

Cara pemanasan ini memang acapkali dianggap kontroversial karena efek sampingnya yang dianggap tidak mudah dikendalikan. Tak jarang pasien mengalami kerusakan sel akibat paparan panas yang berlebihan.

Terapi Fotodinamik


Metode ini merupakan pendekatan unik yang belakangan mulai banyak dilakukan sebagai upaya sembuh dari kanker tanpa kemo. Di sini pasien akan menjalankan pengobatan dengan mengandalkan pencahayaan radiasi khusus.

Jadi, pasien akan disuntikan dengan sejenis senyawa khusus yang bersifat photosensitizing agents. Senyawa ini akan disuntikan tepat dimana sel kanker berada. Secara unik senyawa ini akan menyerang sel kanker ketika mendapatkan sinyal khusus dari cahaya radiasi tertentu.

Sehingga setelah penyuntikan, dan senyawa bersangkutan telah terserap oleh sel kanker, pasien akan mendapatkan paparan cahaya radiasi khusus dan gelombang spesifik. Cahaya ini yang akan mengaktifkan kemampuan senyawa untuk menyerang kanker dan mematikan sel. senyawa akan beroksidasi dan menjadi toksin bagi sel kanker.

Meski dikatakan metode ini aman dan cenderung efektif, metode pengobatan kanker ini tetap memiliki kelemahan. Terutama karena metode ini hanya efektif pada kondisi kanker yang belum menyebar.  Dan pada sejumlah pasien, efek sensitivitas mereka terhadap cahaya akan berlangsung dalam jangka tertentu pasca pengobatan.

Terapi Laser


Sebenarnya, kata LASER merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation. Laser akan bekerja selayaknya pisau untuk membelah dan memotong. Tentu saja dengan keuntungan efek perdarahan yang sangat minimal. Laser bahkan bisa bekerja dalam area yang sangat kecil dan mikro seperti pada retina mata dan pembuluh darah.

Penggunaan cahaya laser ini akan efektif memotong massa kanker, merusak jaringan pembuluh darah penunjang dari massa kanker dan  membantu meringankan gejala pada pasien. Cahaya laser dapat membuka saluran yang tersumbat sehingga meringankan gejala dan gangguan yang dirasakan pasien karena serangan kanker.

Tindakan ini sangat efektif membantu mengurangi risiko dari proses pembedahan. Karena dengan bedah laser, sisa bekas lukanya akan lebih ringan dan lebih cepat sembuh. Meski tentu saja, tindakan ini tetap memiliki kelemahan. Terutama karena penembakan laser sulit untuk diterapkan pada kasus kanker yang sudah menyebar dan bermetastasis.

Cryotherapy


Terapi ini kadang disebut dengan terapi dingin atau terapi dengan gas bersuhu sangat rendah untuk membekukan area dimana kanker berada. Biasanya tindakan dilakukan dengan bedah endoskopi, menggunakan perangkat selang khusus yang dimasukan ke area dimana massa kanker berada.

Menurut sumber Reviews of Urology tahun 2004, metode ini memiliki tingkat efektivitas tinggi mengatasi pembentukan massa kanker pada area berbentuk saluran, termasuk pada saluran kencing, pernafasan dan pencernaan.

Setelah perangkat berhasil masuk dan mencapai lokasi massa kanker, gas akan disemprotkan ke massa kanker sampai massa kanker membeku sempurna. Proses berikutnya dilakukan dengan mengangkat massa kanker yang sudah mengeras dan beku ini.

Tindakan ini dianggap aman dan rendah risiko, karena biasanya tidak akan menyebabkan perdarahan dan menyisakan efek nyeri yang lebih ringan. Hanya saja, metode ini dianggap kurang efektif bila diterapkan pada pengobatan kanker yang telah menyebar atau berada relatif tersembunyi hingga sulit dicapai dengan endoskopi.

Akupuntur


Metode akupuntur untuk pengobatan kanker tanpa kemoterapi mungkin belum banyak dikenal. Metode ini dianggap lebih efektif digunakan membantu meringankan gejala dan efek dari kanker. kebanyakan orang beranggapan akupuntur tak cukup mampu bekerja langsung pada massa kanker.

Hal tersebut dikuatkan pada Hematology/Oncology Clinics of North America tahun 2008 yang menjelaskan kemampuan metode ini untuk meringankan gejala. Termasuk pula membantu menurunkan efek samping dari terapi lain.

Hanya saja, dijelaskan bahwa dalam kondisi tertentu, terapi ini dapat membantu proses sembuh dari kanker tanpa kemo. Karena akupuntur akan membantu proses blokade sirkulasi darah menuju area tertentu, sekaligus dapat membantu melancarkan sirkulasi ke area tertentu dalam tubuh.

Ini memungkinkan akupuntur untuk menghambat aliran darah menuju lokasi kanker berada. Namun juga membantu menstimulasi sirkulasi darah lebih baik menuju sistem imunitas untuk meningkatkan kemampuan kerja imunitas. Akupuntur juga dapat membantu kinerja terapi lain untuk dapat direspon lebih baik oleh tubuh.

Ilustrasi Pengobatan Kanker Tanpa Kemo
(Credit: marstockphoto / Shutterstock)

Ada banyak lagi potensi pengobatan yang belakangan mulai dijalankan sebagai metode pengobatan kanker tanpa kemoterapi. Akan tetapi tentu saja kebanyakan dari metode ini belum sepenuhnya dapat diyakini efektif membantu proses sembuh dari kanker tanpa kemo. Diperlukan deretan riset untuk memastikan bahwa terapi ini memang terbukti secara medis dan empiris membantu penyembuhan kanker.

Demikianlah artikel ini yang mengulas tentang kemungkinan pasien kanker untuk sembuh tanpa kemo. Semoga informasi ini dapat berguna khususnya bagi Anda yang sedang berjuang menghadapi penyakit ganas ini. Temukan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar penyakit kanker hanya di Deherba.com.

Sumber

Referensi Sembuh dari Kanker Tanpa Kemo:

Cancer.org. Updated: 2016- 02-16. How Is Chemotherapy Used to Treat Cancer?. URL: https://www.cancer.org/treatment/treatments-and-side-effects/treatment-types/chemotherapy/how-is-chemotherapy-used-to-treat-cancer.html.

WebMD. Reviewed: 2018-02-22. 10 Things You Didn’t Know About Chemotherapy. URL: https://www.webmd.com/cancer/chemo-did-not-know#1.

American Cancer Society. Updated: 2018. Treatment Types. URL: https://www.cancer.org/content/cancer/en/treatment/treatments-and-side-effects/treatment-types.html.

Jessie Quinn. Cheatheet. Updated: 2018-08-16. Fighting Cancer Without Chemotherapy: 8 Alternatives to Chemo and Radiation. URL: https://www.cheatsheet.com/health-fitness/fighting-cancer-without-chemotherapy-alternatives-to-chemo-and-radiation.html/.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}