Saat Susu Menjadi Menu Makanan yang Buruk Bagi Pencernaan Anda!


By Fery Irawan

Dimanapun Anda berada pasti banyak yang mengatakan bahwa susu sangat bermanfaat bagi kesehatan, bahkan dikalangan para pakar kesehatan juga menganjurkan konsumsi susu. Begitu pula saat Anda masih bersekolah dulu, para guru menerangkan bahwa susu sangatlah penting bagi kehidupan manusia dan perkembangannya. Susu menjadi salah satu kebutuhan yang tak kalah penting dengan makanan lainnya yang memiliki nilai gizi. Namun, fakta lainnya juga dapat menjadi pertimbangan Anda sewaktu hendak mengonsumsi susu. Perhatikan keterangan berikut!

Memang susu merupakan zat cair yang banyak mengandung protein, lemak, glukosa, kalsium dan vitamin. Walaupun begitu, minum susu sebenarnya tidaklah sama dengan minum air mineral ketika haus. Mengapa? Tahukah Anda bahwa susu mengandung kasein sebesar 80% yang terbentuk dari protein susu. Ketika Anda menelannya dalam sekali teguk, kasein akan menggumpal dalam lambung, sehingga sulit untuk dicerna. Tak hanya itu, alasan mengapa susu merupakan menu yang buruk bagi pencernaan ialah komponen didalamnya yang telah dihomogenisasi, apakah itu?

Homogenisasi adalah proses meratakan kadar lemak dalam susu melalui proses pengadukan. Apa pengaruhnya? Saat susu diaduk, susu akan bercampur dengan udara yang mengandung oksigen – sehingga komponen lemak dalam susu mengalami oksidasi. Susu tersebut cenderung menghasilkan radikal bebas yang berpengaruh buruk bagi tubuh. Lalu, saat susu dipasteurisasi dalam suhu 100°C, enzim yang ada dalam susu akan hancur – mulai dari suhu 93°C. Maka, susu yang Anda beli di toko tidak menghasilkan enzim bagi tubuh, kualitas lemak dan proteinnya juga sudah berubah.

Bahkan ada pendapat bahwa susu sapi yang dijual di toko tidak cocok bagi anak sapi. Saat Anda mencoba memberikan susu olahan tersebut, anak sapi akan mati dalam periode 4 hingga 5 hari. Mengherankan bukan? Masih banyak fakta menarik lainnya yang berkaitan dengan konsumsi susu, kelihatannya memang agak ekstrim dan menimbulkan pro-kontra, namun pendapat ini diperoleh berdasarkan pengalaman Dr. Hiromi Shinya yang telah melakukan banyak perawatan medis terkait dengan sistem pencernaan pada orang-orang Jepang dan Amerika. Karena banyaknya manfaat susu yang di iklan-kan dan anjuran pakar, fakta ini tampaknya menjadi sisi yang terlupakan atau terabaikan.

Apakah dengan demikian Anda harus menghentikan kebiasaan minum susu? Itu pilihan pribadi Anda, mungkin yang harus diubah adalah cara Anda meminumnya, yaitu; tidak seperti orang yang haus dan hendak meneguk air mineral. Anda perlu meneguknya sedikit demi sedikit, memang memakan waktu yang cukup lama, tapi tak ada salahnya untuk menikmati susu lebih lama bukan dan menyenangkan. Sekalipun kasein dalam susu menggumpal dalam lambung, setidaknya itu tidak menjadi bongkahan besar, bukankah demikian? Ya, ini sekedar teori yang bisa disimpulkan sendiri!

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}