Pertolongan Pertama Digigit Ular, Ketahui Sebelum Kejadian!


By Cindy Wijaya

Gigitan ular tidak hanya bisa terjadi saat berada di kawasan hutan. Akhir-akhir ini banyak berita tentang ular yang mendatangi kawasan permukiman, bahkan di kota besar. Dan salah satu yang mendatangi adalah jenis ular kobra, yang berbisa dan tentunya dapat membahayakan nyawa. Bagaimana cara penanganan gigitan ular? Apa saja langkah-langkah pertolongan pertama digigit ular?

Sebenarnya secara naluri ular tidak akan sengaja mendekati dan menyerang manusia, ular biasanya menghindari manusia. Tetapi adakalanya mereka pergi ke kawasan permukiman karena mengikuti mangsanya, seperti tikus atau hewan lain yang jadi makanannya.

Meski tidak sengaja menemui manusia, namun jika merasa terancam atau tidak sengaja terinjak, ular bisa menyerang untuk mempertahankan diri. Karena itu ada baiknya Anda mengetahui langkah-langkah pertolongan pertama saat digigit ular untuk mengantisipasi situasi yang darurat.

Selain membahas langkah-langkah pertolongan pertama gigitan ular, artikel ini juga akan mengupas tentang cara mengenali gejala gigitan ular berbisa dan tidak berbisa, serta jenis-jenis ular berbisa yang biasanya ada di Indonesia.

Pertolongan Pertama Digigit Ular

Jika Anda terkena gigitan ular, segera hubungi nomor telepon darurat di daerah Anda. Atau segera datangi IGD terdekat. Ini khususnya penting jika area gigitan ular tersebut berubah warna, mulai membengkak atau terasa menyakitkan. Petugas medis bisa langsung memberikan obat antivenom sebagai penanganan gigitan ular itu.

Selagi menunggu bantuan medis datang atau selagi dalam perjalanan menuju IGD, Anda bisa melakukan langkah-langkah pertolongan pertama digigit ular berikut ini:

  • Menjauhlah dari jangkauan ular yang menyerang Anda
  • Tetaplah tenang dan jangan banyak bergerak untuk membantu memperlambat penyebaran racun
  • Lepaskan perhiasan, aksesori, dan pakaian ketat sebelum area gigitan ular mulai membengkak
  • Jika mungkin, posisikan tubuh Anda sehingga area gigitan ular setara atau lebih rendah dari posisi jantung
  • Bersihkan luka gigitan ular dengan sabun dan air. Tutupi dengan pembalut yang bersih dan kering.

Perhatikan juga pengingat-pengingat penting berikut ini dalam pertolongan pertama digigit ular:

  • Jangan gunakan torniket (alat untuk menghambat aliran darah pada bagian tertentu) atau kompres es
  • Jangan menyayat luka atau mencoba mengeluarkan racun
  • Jangan minum kafein atau alkohol, karena dapat mempercepat penyerapan racun dalam tubuh
  • Jangan mencoba menangkap ular yang menyerang Anda. Ingat saja warna dan bentuknya sehingga Anda bisa memberitahukannya pada petugas medis yang menolong Anda. Jika membawa HP, ambil foto ular dari jarak yang aman untuk membantu mengenali jenis ular itu.

Mengenali Gejala Gigitan Ular Berbisa dan Tidak Berbisa

Ular biasanya menggigit di kaki atau tangan. Jika yang menggigit adalah ular tidak berbisa, biasanya gejala gigitan ular adalah rasa nyeri dan dua luka tusuk di area yang digigit.

Namun jika yang menggigit adalah ular berbisa, maka gejala gigitan ular yang muncul biasanya adalah dua luka tusuk dan rasa sakit terbakar yang parah di area itu dalam waktu 15 – 30 menit. Gejala ini bisa berkembang menjadi pembengkakan dan memar di luka gigitan hingga ke lengan atas atau atas paha.

Ada juga gejala-gejala yang mungkin dirasakan setelah digigit ular berbisa, misalnya rasa mual, sesak napas, badan lemas, dan rasa aneh di mulut.

Beberapa jenis ular, seperti ular karang (di Indonesia misalnya ular cabai), memiliki bisa yang menimbulkan gejala neurologis (berkaitan dengan saraf). Misalnya kesemutan, kesulitan bicara, dan lemas.

Kadang-kadang ular berbisa dapat menggigit tanpa mengeluarkan bisa, yang disebut gigitan kering (dry bite). Hasil dari “gigitan kering” ini adalah iritasi di area yang digigit.

Mengenali Jenis-Jenis Ular Berbisa di Indonesia

Indonesia menjadi rumah bagi lebih dari 400 spesies ular yang berbisa maupun tidak berbisa. Ular yang berbisa dianggap lebih berbahaya karena dapat melumpuhkan manusia hanya dengan gigitannya saja. Berikut ini adalah 10 jenis ular berbisa sangat berbahaya yang ada di Indonesia.

Ular Lanang (King Cobra)

Ular lanang atau king cobra (Ophiophagus hannah) biasanya ada di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Bangka, Bali, Kepulauan Mentawai dan Kepulauan Riau. Mereka adalah ular berbisa terbesar di dunia, bisa mencapai sekitar 6 meter. Ular ini biasa tinggal di hutan, hutan bakau, daerah pertanian, persawahan, dan permukiman.

Percobaan laboratorium memperlihatkan bahwa satu kali gigitan ular king cobra dapat mengeluarkan bisa yang cukup untuk membunuh 10 orang. Jadi segera cari penanganan gigitan ular ini secara medis dan lakukan pertolongan pertama digigit ular selagi menunggu bantuan medis.

Ular Lanang atau King Cobra
Photo by potowizard from Getty Images via Canva

Ular Weling

Ular weling (Bungarus candidus) biasanya ada di Jawa, Sumatera, Bali, dan Sulawesi. Mereka mungkin berdiam di dekat sumber air, seperti sawah, dan kadang juga bersembunyi di lubang tikus. Saat mencari mangsa, ular ini mungkin keluar hingga ke sekitar jalanan atau tepi jalan di sekitar rerumputan. Gigitan ular weling dapat mengakibatkan kerusakan jaringan saraf dan kelumpuhan.

Ular Weling
Photo by parianto keraton from Getty Images via Canva

Ular Welang

Ular welang (Bungarus fasciatus) biasanya ada di Jawa, Kalimantan, Borneo, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Natuna, Sumatera, dan Ambon. Mereka tinggal di daerah hutan, rawa, hutan bakau, sawah, dan juga di sekitar pedesaan. Ular ini suka berdiam di daerah kering terbuka yang dekat sumber air dan bersembunyi di bawah kayu atau batu atau di lubang tikus. Gigitan ular welang dapat menimbulkan rasa kantuk, tetapi jangan pernah tidur karena bisa membahayakan.

Ular Welang
Photo by Puripat penpun from Getty Images via Canva

Ular Picung

Ular picung (Rhabdophis subminiatus) biasanya ada di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Mereka sering ditemukan oleh manusia, sehingga membuatnya lebih berbahaya. Meski dulu dianggap sebagai spesies ular berbisa rendah, namun ada beberapa kasus gigitan ular ini yang ternyata berbisa tinggi dan bisa mengancam nyawa. Penampilannya yang menarik dan ukurannya yang kecil juga dapat membuat orang-orang tidak sadar dengan kemampuan bisanya yang tinggi.

Ular Picung
Photo by Kritsada Petchuay from Getty Images via Canva

Ular Sendok Jawa

Ular sendok jawa (Naja sputatrix) biasanya ada di Jawa, Lombok, Sumatera, Flores, Komodo, Bali, Alor, Sulawesi, dan Lomblen. Mereka dapat hidup di dekat permukiman, mungkin di daerah pedesaan, taman dekat kota, atau di sekitar selokan. Mereka sangat berbisa, dan gigitan ular ini dapat berakibat kematian.

Mereka juga bisa menyemburkan bisanya tepat ke mata, yang dapat mengakibatkan luka permanen hingga kebutaan. Jadi dalam melakukan pertolongan pertama gigitan ular, langsung jauhi ular ini sedikitnya 2 meter.

Ular Sendok Jawa
Photo by ePhotocorp from Getty Images via Canva

Ular Tanah

Ular tanah (Calloselasma rhodostoma) biasanya ada di Jawa. Mereka sangat berbisa dan dapat menggigit dengan cepat. Penampilannya yang mirip dedaunan kering juga membuatnya sulit terlihat. Gigitan ular tanah dikenal sebagai “pembusuk jari” karena dapat mengakibatkan amputasi jari jika digigit di area itu. Dan banyak kasus yang berakhir kematian karena tidak segera mendapat penanganan gigitan ular secara medis. Fakta lainnya, ular tanah merupakan penyebab kasus gigitan ular terbanyak di seluruh daerah persebarannya.

Ular Tanah
Photo by JoeFotoIS from Getty Images via Canva

Ular Cabai Kecil

Ular cabai kecil (Calliophis intestinalis) biasanya ada di Jawa, Kepulauan Mentawai, dan Sumatera. Mereka dapat berada di hutan lembap, sawah, kebun, dan kadang di taman yang rimbun tak terurus. Mereka suka dengan daerah yang tertutup, gelap, dan lembap.

Ular Cabai Kecil
Photo by ePhotocorp from Getty Images via Canva

Ular Hijau Ekor Merah

Ular hijau ekor merah (Trimeresurus albolabris Gray) biasanya ada di Jawa, Lombok, Sumatera, Flores, Komodo, Bali, Alor, Sulawesi, dan Lomblen. Mereka hidup di atas pohon karena memangsa burung, cicak, kadal, dan binatang pohon lainnya. Mereka dapat ditemukan di daerah pinggiran sawah atau ladang dan di hutan hujan tropis. Ada anggapan bahwa semua ular hijau berbahaya, padahal sebenarnya tidak. Yang perlu dianggap berbahaya adalah ular hijau ekor merah yang tergolong berbisa tinggi.

Ular Hijau Ekor Merah
Photo by phatthanun from Getty Images via Canva

Ular Bandotan Puspa

Ular bandotan puspa (Daboia siamensis) biasanya ada di Jawa Timur, Komodo, Flores, Lomblen, dan Endeh. Mereka tergolong cepat beradaptasi sehingga bisa ditemukan di berbagai jenis habitat dan tidak punya habitat khusus. Tetapi ular ini sering ditemukan di padang rumput terbuka, semak belukar, hutan sekunder, perkebunan, dan di dekat peternakan yang banyak terdapat tikus.

Ular Bandotan Puspa
Photo by Kwhisky from Getty Images via Canva

Ular Bandotan Pohon

Ular bandotan pohon (Trimeresurus puniceus) biasanya ada di Jawa, Sumatera, Kepulauan Natuna, Mentawai, dan Simalur. Mereka berbisa tinggi dan dapat menggigit dengan cepat. Penampilannya juga bisa tersamar sehingga sulit dilihat. Gigitan ular bandotan pohon dapat langsung menimbulkan rasa sakit terbakar dan pembengkakan besar di area gigitan. Meski belum pernah terjadi kasus kematian, namun Anda tetap perlu mendapat penangangan gigitan ular yang benar untuk mengobatinya.

Ular Bandotan Pohon
Photo by dwi septiyana from Getty Images via Canva

Jika Bingung Itu Gigitan Ular Berbisa atau Bukan…

Jika Anda tidak mengerti tentang jenis-jenis ular yang berbisa dan yang tidak, bisa jadi sulit untuk mengetahui apakah ular yang menyerang Anda berbahaya atau tidak. Jika memang demikian, lebih baik untuk selalu memperlakukan gigitan ular seolah-olah itu dari ular berbisa.

Kadang orang yang tidak berpengalaman tidak tahu apakah luka gigitan yang dia alami berasal dari ular atau bukan, karena ular dapat menggigit dengan cepat dan langsung pergi sebelum disadari orang itu. Untuk itu, ada baiknya Anda mengenali gejala luka gigitan yang berasal dari ular:

  • Ada dua luka tusuk
  • Bengkak dan kemerahan di sekitar luka
  • Rasa sakit di sekitar luka gigitan
  • Kesulitan bernapas
  • Mual dan muntah
  • Penglihatan kabur
  • Berkeringat dan mengeluarkan air liur
  • Mati rasa di wajah dan anggota badan

Beberapa jenis ular berbisa juga dapat menyebabkan gejala khas yang tidak dimiliki oleh gigitan ular lainnya.

Yang paling penting untuk dilakukan setelah mengenali gejala-gejala seperti di atas adalah segera mencari penanganan gigitan ular secara medis. Petugas medis dapat membantu mengenali apakah itu berasal dari ular berbisa atau bukan.

Jika berasal dari ular berbisa, ia akan memberikan obat antivenom sebagai cara mengobati gigitan ular. Jika berasal dari ular tidak berbisa dan lukanya tidak serius, ia mungkin hanya akan membersihkan luka dan memberikan vaksin tetanus.

Demikianlah artikel ini yang membahas tentang pertolongan pertama digigit ular. Semoga informasi ini dapat membuat Anda sanggup mengantisipasi situasi darurat jika tidak sengaja digigit ular. Nantikan juga ulasan-ulasan bermanfaat lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Sumber Referensi:

Mayo Clinic. Snakebites: First aid. URL: https://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-snake-bites/basics/art-20056681

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Sepuluh Ular Berbisa dan Berbahaya di Indonesia. URL: https://lendah.kulonprogokab.go.id/detil/336/sepuluh-ular-berbisa-dan-berbahaya-di-indonesia

Healthline. Snake Bites. URL: https://www.healthline.com/health/snake-bites#identifying-snakes

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}