5 Penyebab Kematian Mendadak, Tak Hanya Karena Serangan Jantung

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Agustus 30, 2022


Sudah sewajarnya kita ingin hidup lama dalam keadaan yang sehat dan bisa menikmati kebersamaan dengan keluarga dan teman-teman yang kita sayangi. Tapi sayang, sebagai manusia tidak sempurna kita harus menerima kenyataan bahwa kita bisa sewaktu-waktu menghadapi kematian. Adakalanya kematian datang secara mendadak, bahkan pada orang yang tidak menunjukkan tanda-tanda sakit.

Peristiwa itu kerap membuat kerabat dekat yang ditinggalkan akan sulit untuk menerima, karena tanpa disangka-sangka mereka harus dipisahkan oleh kematian dengan orang yang disayangi.

Saat seseorang meninggal secara tiba-tiba, banyak yang mengaitkan dengan serangan jantung. Namun sebenarnya penyebab kematian mendadak tidak hanya gangguan pada jantung. Ada beberapa penyebab meninggal mendadak lain yang juga perlu diwaspadai, sebelum terlambat.

Artikel ini akan mengupas sejumlah masalah kesehatan yang dapat menjadi penyebab meninggal secara tiba-tiba.

Aritmia

Aritmia adalah gangguan yang terjadi pada irama jantung, dimana irama detak jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan.

Ada banyak penyebab aritmia yang fatal, termasuk kardiomiopati, cacat bawaan pada sistem konduksi (seperti sindrom QT berkepanjangan atau sindrom Brugada), serta iskemik dari infark miokard akut atau infark yang terjadi sebelumnya.

Ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan aritmia dan kematian mendadak, seperti hiperkalemia yang terlihat pada pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir yang menjalani hemodialisis (cuci darah), dan hipokalemia pada pasien yang menggunakan diuretik.

Sejumlah besar pasien yang menderita kematian jantung mendadak tidak menunjukkan gejala-gejala sebelumnya. Namun ada juga yang mungkin sudah punya riwayat nyeri dada, sesak napas, jantung berdebar-debar, pusing, atau pingsan.

Jadi, bahkan orang yang sehat dan relatif masih muda yang hanya merasakan “keluhan ringan”, seperti jantung berdebar-debar, perlu ditanggapi dengan serius dan perlu dipantau kondisinya dalam perjalanan ke rumah sakit.

Aritmia yang fatal adalah penyebab kematian mendadak yang umum. Pengenalan dini pada risiko aritmia dan pengobatan yang tepat dari penyebab-penyebab aritmia dapat menyelamatkan nyawa.

Lakukanlah pemeriksaan kesehatan secara rutin bila Anda menderita hipertensi, masalah jantung, gangguan tiroid, diabetes, atau pernah menjalani operasi jantung. Segera periksakan diri ke dokter jika Anda sering mengalami nyeri dada, sesak napas, dan jantung berdebar-debar, terutama bila keluhan tersebut datang secara tiba-tiba.

Infark Miokard Akut

Infark miokard akut (disingkat IMA) adalah istilah kedokteran untuk serangan jantung. Kondisi ini terjadi apabila plak berkembang di dalam arteri seiring waktu dan akhirnya pecah dan menyumbat aliran darah. Akibatnya jantung jadi kekurangan oksigen (iskemia).

Jika iskemia terjadi pada area jantung yang cukup luas dan berlangsung lama, akan terjadi kematian sel yang meluas dan mengakibatkan IMA, yang dapat menjadi penyebab meninggal mendadak.

Gejala utama dari IMA adalah nyeri dada yang tidak juga hilang meski sudah istirahat. Di samping itu penderita IMA juga mungkin mengalami sesak napas, berkeringat berlebihan, mual, muntah, jantung berdebar-debar, batuk, pusing, dan perasaan lemas.

Keberhasilan penanganan dari IMA sangat bergantung pada waktu. Segera bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat apabila mengalami gejala-gejala di atas, bahkan meski tidak disertai nyeri dada. Karena diperkirakan bahwa sebanyak 1 dari 4 pasien IMA tidak mengalami nyeri dada.

Intrakranial Darurat

Masalah intrakranial adalah penyebab kematian mendadak yang sering diabaikan. Tekanan intrakranial adalah nilai tekanan di dalam rongga kepala, yang jika meningkat dan tidak segera ditangani dapat mengancam nyawa.

Penyebab paling umum dari peningkatan tekanan intrakranial adalah cedera pada kepala, misalnya karena pukulan atau hantaman keras ke kepala. Selain itu ada juga masalah kesehatan yang dapat meningkatkan tekanan intrakranial, misalnya stroke, infeksi otak, tumor atau kanker otak, dan aneurisma otak.

Kondisi meningkatnya tekanan intrakranial dapat menimbulkan gejala-gejala seperti sakit kepala, mual, muntah, penglihatan ganda, tekanan darah naik, perasaan bingung, gelisah, atau perubahan pada perilaku. Bisa juga muncul gejala lebih berat, seperti pupil mata tidak merespons perubahan cahaya, sesak napas atau napas cepat, kejang, serta pingsan atau koma.

Emboli Paru

Emboli paru adalah kondisi penyumbatan pada pembuluh darah di paru-paru akibat adanya sumbatan tidak larut, seperti gumpalan darah, udara, dan cairan amnion.

Emboli paru lebih umum terjadi pada orang yang sudah berusia cukup tua, penderita kanker, pasien yang baru menjalani operasi, pasien yang menggunakan obat yang mengandung estrogen, pasien yang terbaring di tempat tidur, dan mereka yang sebelumnya pernah mengalami trombosis vena dalam.

Ada tiga faktor yang ditemukan menyebabkan hampir setiap kasus emboli paru: aliran darah yang statis (misalnya karena lama tidak bergerak), kondisi hiperkoagulasi (misalnya karena terapi estrogen, merokok, dan faktor keturunan); dan cedera pembuluh darah (misanya karena cedera, bahkan yang relatif kecil). Namun emboli paru juga dapat terjadi pada orang-orang yang tidak diketahui memiliki faktor-faktor risiko di atas.

Sebuah penelitian memperkirakan bahwa kematian mendadak adalah indikasi pertama dari emboli paru pada sebanyak 25% pasien emboli paru. Dari jumlah tersebut, sesak napas dan nyeri dada adalah gejala yang terkait. Karena itu sesak napas yang tidak jelas penyebabnya harus selalu segera diperiksakan ke dokter.

Diseksi Aorta

Diseksi aorta juga dapat menjadi penyebab meninggal secara tiba-tiba. Pada pasien dengan penyakit pembuluh darah (seringkali akibat komorbiditas jangka panjang seperti hipertensi, kolesterol, atau merokok), aliran darah yang bergejolak di aorta dapat menyebabkan aneurisma dari dinding arteri karena melemahnya pembuluh darah.

Meskipun awalnya tidak berbahaya, karena ukuran aneurisma ini bertambah seiring waktu, mereka menjadi semakin berisiko untuk pecah.

Aneurisma aorta, meski umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, dapat menyebabkan rasa sakit yang menjalar ke punggung atau panggul saat meluas atau pecah. Pecahnya (diseksi) aorta menyebabkan perdarahan internal yang luas.

Gejala dari diseksi aorta terjadi secara tiba-tiba dan bisa muncul kapan pun. Beberapa gejalanya antara lain: nyeri dada dan punggung atas yang muncul mendadak, sakit perut parah yang tiba-tiba, gejala mirip stroke, keringat berlebihan, sesak napas, pusing, mual, dan pingsan.

Kesimpulan tentang Penyebab Kematian Mendadak

Itulah sejumlah masalah kesehatan yang dapat menjadi penyebab meninggal mendadak. Agar terhindar dari kondisi fatal yang bisa berakhir pada kematian secara tiba-tiba, kita semua harus selalu periksa kondisi kesehatan secara rutin.

Tak terkecuali orang yang masih muda dan orang yang relatif sehat, tetap harus rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Ini adalah salah satu langkah penting untuk memelihara kondisi tubuh.

Beberapa contoh pemeriksaan yang wajib dilakukan secara rutin yaitu: berat badan dan tinggi badan, tekanan darah, kadar gula darah dan kolesterol. Minta saran juga dari dokter mengenai apa pemeriksaan-pemeriksaan lain yang perlu rutin dilakukan.

Di samping itu, upayakan juga gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan bergizi seimbang, tidak merokok, serta rajin olahraga atau melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.

Demikianlah artikel ini yang membahas tentang penyebab kematian mendadak. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda dan keluarga. Temukan juga artikel-artikel informatif lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

JEMS. Five Common Causes of Sudden Unexpected Death Every EMS Provider Should Know. URL: https://www.jems.com/patient-care/five-common-causes-sudden-unexpected-dea/

Top Doctors. Sudden death. URL: https://www.topdoctors.co.uk/medical-dictionary/sudden-death

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}