Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Ovarium

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

September 17, 2015


Kanker ovarium merupakan jenis kanker yang tumbuh pada organ ovarium. Kanker ovarium sendiri merupakan jenis kanker yang cukup banyak menyerang wanita usia matang hingga manula dengan jumlah pasien relatif tinggi mencapai kisara 230 ribu pasien baru tiap tahunnya. Data ini berdasar fakta yang disampaikan oleh dinas kesehatan tahun 2012. Dikatakan pula bahwa penyakit ini berada pada posisi ke tujuh sebagai penyakit kanker yang paling banyak menyerang wanita.

Ovarium sendiri merupakan bagian dari sistem genital yang terletak di atas rongga rahim. Terdiri dari dua buah organ dengan bentuk seperti kantung yang berposisi masing-masing di kanan dan kiri tubuh tepat di atas pinggang. Ovarium yang dalam bahasa umum dikenal pula sebagai indung telur ini memiliki fungsi sebagai produsen sel telur sekaligus sebagai pusat produksi hormone estrogen dan progesteron.

Banyak kasus kanker ovarium terdeteksi terlambat karena memang gejala awal dari penyakit ini relative tidak disadari pasien. Padahal menurut cancer.org, ketika kanker ovarium disadari lebih awal, pasien memiliki prognosis yang relatif tinggi dengan kemungkinan keberhasilan mencapai sekitar 85%.

Kanker ovarium ini juga terbagi dalam beberapa kategori berdasar jenis sel dimana lokasi sel kanker tumbuh dalam ovarium. Dan jenis-jenis kanker ovarium tersebut adalah sebagai berikut:

  • Kanker Epitelial

    Pada jenis kanker ini, sel kanker tumbuh pada jaringan epitel atau jaringan yang menjadi lapisan pembungkus dari ovarium. Kanker jenis ini kerap kali tidak disadari pasien sampai kemudian menyebar ke bagian dalam dari indung telur atau ovarium. Dalam cancer.org dikatakan setidaknya 90% kasus kanker indung telur di dunia merupakan jenis kanker epitelial ini.

  • Kanker Stromal

    Kanker yang satu ini tumbuh pada jaringan stromal dari ovarium. Jaringan stromal merupakan lokasi pembentukan hormon estrogen dan progesteron. Pertumbuhan kanker pada sistem hormonal bisa menyebabkan ketidak seimbangan hormonal pada tubuh wanita. Kanker ini diderita oleh 7% pegidap kanker ovarium. Dikatakan kanker jenis ini lebih kerap terdeteksi awal karena selalu diawali oleh keluhan hormonal yang sulit diatasi.

  • Kanker Germial

    Jenis kanker ini tumbuh pada sel-sel ovarium yang berfungsi memproduksi telur. Kasus kanker ini terbilang jarang dan lebih sering menyerang wanita muda. Kanker ini terbilang berbahaya karena akan menyebabkan kemandulan dengan sangat cepat.

Penyebab Kanker Ovarium

Penyebab kanker ovarium belum sepenuhnya bisa dipastikan. Beberapa pakar melihat adanya banyak faktor yang bisa berpadu bersama menciptakan risiko kanker ovarium. Meski adanya unsur genetik, dimana tubuh secara alami cenderung mudah melakukan mutasi gen dari orang lain, namun menurut mayo clinic, beberapa faktor berikut bisa menjadi penyebab kanker ovarium atau setidaknya meningkatkan risiko kanker ovarium.

  • Lesi atau Inflamasi pada Ovarium

    beberapa kasus kanker memang diawali dari kasus infeksi yang memunculkan kondisi lesi atau inflamasi. Dari kondisi ini bisa muncul jaringan parut atau kerusakan sel yang berubah menjadi abses. Jaringan parut atau inflamasi akut bisa menjadi pemicu penyimpangan dalam proses regenerasi sel. Kadang infeksi pada vagina dan serviks juga bisa memicu munculnya kanker pada ovarium.

  • Paparan Estrogen Berlebihan

    Tubuh wanita mengandung dua hormon alami, yakni estrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi membentuk fungsi organ wanita, serta membantu proses siklus haid. Demikian pula progesterone meski secara khusus hormone kedua ini lebih berfungsi pada kondisi kehamilan, membantu kesuburan dan bersifat menetralkan estrogen.

    Estrogen berlebihan dipastikan menjadi pemicu banyak kasus kanker, seperti kanker payudara, kanker rahim termasuk kanker ovarium. Sehingga paparan estrogen berlebihan bisa menjadi pemicu risiko kanker ovarium. Dan beberapa kondisi dianggap meningkatkan paparan estrogen pada tubuh, seperti:

    • Terapi Penggantian Hormon Estrogen

      Beberapa kondisi kadang membuat seseorang harus menjalankan terapi estrogen untuk menambah kadar estrogen dalam tubuh mereka. Namun di sisi lain keberadaan estrogen artifisial ini malah menjadi boomerang yang nantinya bisa memicu kanker pada area genital termasuk kanker ovarium.

    • Masa Menstruasi yang Lama

      Kadang ditemukan wanita yang mendapatkan haid pertama mereka di usia dini dan beberapa malah mengalami menopause lebih terlambat. Wanita dengan kondisi ini akan terpapar estrogen dalam periode yang lebih panjang. Untuk Anda ketahui dalam proses menstruasi akan melibatkan perubahan jumlah hormonal pada tubuh dari hormon estrogen dan hormon testosteron. Paparan estrogen ini baru berhenti pada saat menopause sehingga pada akhirnya meningkatkan risiko kanker ovarium.

    • Tidak Pernah Mengalami Hamil

      Untuk meredam efek samping dari estrogen , tubuh wanita membutuhkan lebih banyak paparan hormon progesteron. Dan masa paparan maksimal hormone progesteron adalah ketika hamil. Jadi, ketika seorang wanita tidak pernah hamil, risiko mereka menjadi lebih tinggi untuk mengidap kanker ovarium.

    • Mengalami Kasus Polycystic Ovary Sindrome (PCOS)

      Pada kasus PCOS, tubuh membentuk lebih banyak hormone androgen. Secara alami tubuh kemudian melawannya dengan membentuk hormone estrogen, sehingga di saat yang sama terjadi paparan estrogen berlebihan. Dari kondisi ini kemudian muncul lebih banyak kista dan polip terutama pada rahim dan ovarium yang bisa berkembang menjadi pra kanker.

    • Asupan Toksin

      Organ genital wanita cukup rentan terhadap serangan toksin. Toksin akan mengganggu keseimbangan produksi hormon, memiliki sifat karsinogen sehingga membentuk habitat nyaman bagi pertumbuhan kanker dalam rahim. Kadang toksin bisa masuk dari kebiasaan menggunakan pembalut dengan pewangi dan pemutih buatan atau menggunakan pencuci genital yang mengandung banyak bahan kimia.

    • Faktor Genetik

      Seseorang bisa mengalami peningkatan risiko kanker ovarium bila dalam garis keluarga mereka tedapat history kanker ovarium. Biasanya mereka dengan faktor genetik kanker ovarium memiliki gen bawaan khusus pembawa faktor kanker seperti BRCA1 dan BRCA 2.

    • Faktor Usia

      Stidaknya lebih dari 50% pengidap kanker ovarium berasal dari kalangan wanita usia manula. Beberapa meyakini perlu proses tahunan sampai paparan toksin dan estrogen memicu kanker ovarium.

    • Pernah Menggunakan IUD

      Penggunaan IUD pada beberapa kasus seperti pada pengidap PCOS atau pada pemilik faktor genetic kanker bisa menyebabkan reaksi ketidak seimbangan hormonal dan beberapa reaksi lain yang kerap kali bisa memicu pertumbuhan kanker pada ovarium.

Gejala Kanker Ovarium

Gejala kanker ovarium pada stadium awal kerap kali tidak mudah dikenali karena memang tedikit samar. Namun beberapa gejala berikut ini bisa memandu Anda mengenali lebih baik keberadaan kanker ovarium pada penderitanya.

  • Perut sering merasa kembung.
  • Pembengkakan pada perut.
  • Sering mual, mudah kenyang dan sesak di perut tengah
  • Muncul tekanan dan rasa nyeri pada perut tengah hingga area pinggang atas
  • Berat badan turun drastis
  • Sering konstipasi.
  • Lebih sering buang air kencing
  • Terasa sakit pada saat berhubungan intim
  • Menstruasi kerap muncul tidak teratur
  • Keputihan beraroma, dengan warna seperti susu atau mengandung darah.
  • Muncul perdarahan pada vagina.

Pengobatan Kanker Ovarium

Pengobatan kanker ovarium dijalankan dengan disesuaikan berdasar kondisi pasien termasuk kondisi stadium kanker. Biasanya prosedur pengobatan kanker ovarium hampir serupa dengan metode pengobatan kanker ovarium

Hingga perlu sebuah analisa lengkap untuk mengetahui dengan pasti keberadaan kanker, baik itu posisi maupu stadium dari kanker itu sendiri. Mengingat posisi ovarium yang relatif dalam dan tersembunyi perlu dilakukan rangkaian test yang lebih spesifik.

Pada umumnya dalam menganalisa keberadaan kanker ovarium, test pertama dilakukan dengan menganalisa keberadaan protein CA 125. Protein ini merupakan senyawa khas yang dihasilkan oleh sel kanker, termasuk kanker ovarium. Meski keberadaan CA 125 yang tinggi tak memberi kepastian adanya kanker dan tak semua kasus kanker ovarium ditandai dengan keberadaan CA 125.

Untuk itu tetap penting untuk dilakukan beberapa test tambahan seperti USG, MRI, CT-scan, rontgen sampai biopsi untuk memastikan keberadaan kanker, lokasi massa kanker dalam ovarium juga untuk mengenali stadium dari kanker ovarium tersebut.

Belakangan cara akurat demi memastikan kondisi paling spesifik dari sel kanker adalah dengan prosedur endoskopi yakni dengan menggunakan selang berkamera disertai alat kuret sel yang dimasukan langsung melalui vagina untuk melihat secara langsung pada sel kanker. Biasanya bersama dengan proses ini dilakukan biopsi atau pengambilan sampel sel dengan cara kuret. Juga terdapat test dengan laparoskopi, dengan membuat robekan kecil pada sisi perut untuk prosedur menyerupai endoskopi.

Setelah proses deteksi dinyatakan selesai dan pasien positif mengidap kanker ovarium, maka dokter baru bisa memutuskn metode pengobatan apa yang sesuai dengan kasus pasien. Bila deteksi dilakukan di awal, prognosis penyembuhan bisa mencapai 80%. Namun di stadium akhir, peluang pasien bisa bertahan selama 10 tahun hanya sekitar 40% saja.

Adapun beberapa prosedur pengobatan kanker indung telur tersebut adalah sebagai berikut:

  • Operasi Pengangkatan

    Secara umum pihak medis akan memilih prosedur pengangkatan kanker bila sudah berkenaan dengan kanker ovarium.. Prosedur pengangkatan bisa diawali dari pengangkatan jaringan terserang kanker dengan metode pengikisan. Kemudian bisa pula berkembang menjadi pengangkatan satu bagian dari ovarium dan mempertahankan ovarium pada sisi yang lain.

    Prosedur pengangkatan bisa menjadi lebih berat ketika perlu dilakukan pengangkatan satu bagian ovarium berikut dengan tuba falopinya. Atau malah diperluka pengangkatan kedua ovarium baik tanpa atau beserta tuba falopi. Juga bila diperlukan adanya pengangkatan sistem limfatik yang mengiringi sistem produksi telur ini.

    Prosedur pengangkatan kanker ini pada umumnya menyebabkan terjadnya risiko penurunan kemungkinan memiliki keturunan bahkan sampai 0% pada pengangkatan seluruh bagian dari kedua ovarium.

  • Radioterapi

    Terapi ini memanfaatkan radiasi dari gelombang radio dalam frekuensi tertentu.Biasanya prosedur ini juga dijalankan untuk mengecilkan ukuran dari sel kanker sebelum operasi atau mengatasi sisa sel kanker paska operasi.

    Pada kasus kanker ovarium stadium awal, tindakan radiasi dengan prosedur pembedahan juga biasa dijalankan. Di sini pasien akan melakukan proses pembedahan tepat pada lokasi sel kanker di dalam ovarium. Kemudian pasien akan mendapat paparan gelombang radio pada sel kanker.

    Penembakan langsung macam ini bisa menekan efe kerusakan sel sehat akibat radiasi dengan hasil lebih optimal.Meski demikian secara umum radioterapi tetap menyisakan beberapa efek samping seperti rasa nyeri sendi, kerusakan kulit, rasa mual dan beberapa gejala ringan lain.

  • Prosedur Photodynamic Therapy (PDT)

    Prosedur ini memanfaatkan peran sinar laser sebagai alat pemotong tanpa lesi atau luka sekaligus media pembakar sel yang dapat mematikan sel seketika. Di sini akan dilakukan pembedahan langsung pada ovarium. Sel kanker yang berada pada ovarium tersebut kemudian akan mendapat suntikan senyawa khusus yang membuat sel kanker menjadi peka terhadap cahaya. Setelahnya, dilakukan penembakan laser langsung pada sel kanker sehingga sel kanker terpotong, terlepas dan sisa-sisa sel kanker yang ada akan terbakar dengan otomatis tanpa ada nya lesi yang rentan menjadi infeksi dan pertumbuhan kanker.Prosedur ini efektif pada sel kanker dalam jumlah kecil atau pada stadium awal. Tindakan ini juga tergolong rendah risiko selama dilakukan pada saat pasien dalam kondisi baik.

  • Kemoterapi

    Sejak dulu prosedur kemoterapi sudah banyak diterapkan dalam prosedur pengobatan kanker, termasuk pengobatan kanker ovarium. Pasien akan mendapatkan suntikan sejenis senyawa anti kanker aktif yang akan mencari seiap sel yang berkembang dan berperilaku tidak normal dalam tubuh manusia.

    Pengobatan ini sangat efektif untuk mengatasi kanker yang sudah berkembang menjadi stadium lanjut dan untuk kanker sekunder, yakni kanker yang berasal pada proses metatstatis atau pelepasan sel kanker pada organ lain

    Dalam prosedur ini pasien akan mendapat asupan senyawa kimiawi khusus seperti carboplatin atau juga dikombinasikan dengan paclitaxel yang akan bekerja membunuh sel kanker secara menyeluruh, termasuk pada kanker ovarium.

    Kemoterapi biasanya menyebabkan beberapa efek samping. Terutama karena sifat sneyawa yang agresif sehingga kadang juga menyebabkan kematian sel sehat. Beberapa gejala seperti masalah kerontokan rambut, sariawan, kehilangan nafsu makan, mual, kehilangan indera perasa dan penciuman, infeksi, penurunan imunitas, kerusakan kulit dan nyeri sendi juga otot kerap muncul dalam proses menjalani terapi ini.

Fakta menunjukan kanker ovarium termasuk salah satu mesin pembunuh wanita dengan risiko pengobatan kanker ovarium yang terbilang tinggi. Kenyataan ini memaksa pasien untuk mencari solusi tambahan, selain untuk memaksimalkan pengobatan juga untuk membantu menekan efek samping. Salah satu solusi ini adalah dengan obat herbal. Beberapa obat herbal yang bisa menjadi solusi tambahan pengobatan kanker ovarium tersebut antara lain:

  • Sarang Semut

    Herbal ini berasal dari pedalaman papua dan berdasarkan bukti empiris dari para penggunanya herbal ini dapat membantu penderita kanker hanya dalam beberapa bulan saja.

    Penelitian-penelitian yang dilakukan berkenaan herbal ini masih tergolong terbatas. Namun bahkan dari hasil penelitian yang ada pun, Sarang Semut terbukti mengandung kandungan-kandungan yang secara efektif menumpas kanker.

    Di dalam herbal ini terdapat kandungan tanin, flavonoid, serta polifenol yang bekerja sebagai antioksidan tubuh. Sarang Semut menjadi pilihan herbal anti-kanker, oleh karena kemampuan reaksi obat ini lebih cepat dalam menyembuhkan kanker dibandingkan jenis obat herbal tertentu.

    Senyawa-senyawa dalam Sarang Semut terbukti ampuh dalam menumpas berbagai jenis tumor maupun kanker. Khasiat Sarang Semut sebagai obat kanker ovarium diduga kuat berkaitan dengan kandungan senyawa flavonoidnya. Ada sejumlah mekanisme kerja flavonoid dalam menumpas kanker, antara lain:

    • Anti-proliferasi
      Menghambat proses perbanyakan sel abnormal kanker
    • Inaktivasi karsinogen
      Menonaktifkan zat-zat penyebab kanker
    • Penghambatan siklus sel
      Kanker menyebabkan siklus pembelahan sel terjadi terus-menerus. Flavonoid bekerja dengan menghambat siklus pembelahan sel tersebut.
    • Inhibisi angiogenesis
      Menghambat pembentukan pembuluh darah baru pada sel kanker sehingga mencegah sel kanker mendapat makanannya. Apabila nutrisi yang didapatkan sel kanker tidak mencukupi, maka lama-kelamaan sel kanker akan mati.
    • Induksi apoptosis dan diferensiasi
      Merangsang sel kanker melakukan bunuh diri.
    • Pembalikan kekebalan multi-obat
      Flavonoid mencegah tubuh agar tidak mengembangkan kekebalan terhadap obat-obat yang sedang dikonsumsi.

    Herbal asli Papua ini pun mengandung Alfa-tokoferol yang berkhasiat sebagai anti-kanker sekaligus menangkal serangan radikal bebas. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa ekstrak kasar Sarang Semut memiliki kandungan Alfa-tokoferol yang mampu meredam radikal bebas hingga mendekati 100%.

    Namun, penelitian berkenaan dengan Sarang Semut masih tergolong sedikit. Oleh karenanya bisa saja ke depannya akan ditemukan lagi beragam zat-zat aktif dalam Sarang Semut yang tentunya semakin menjelaskan mengapa Sarang Semut mampu menumpaskan kanker secara cepat dan tuntas.

  • Noni Juice

    Juice ini berasal dari sari buah yang berasal dari daerah tropis. Tanaman ini dikenal pula sebagai tanaman dengan khasiat penyembuhan untuk beragam penyakit sampai dijuluki sebagai tanaman dewa di Tahiti. Di Indonesia sendiri buah ini dikenal sebagai salah satu tanaman herbal yang kaya khasiat.

    Buah noni memiliki aroma yang khas dan kurang disukai. Namun dengan pengolahan tepat aroma dan rasanya bisa disamarkan sama sekali tanpa mengurangi khasiatnya. Dalam buah noni terdapat flavonoid, berpadu dengan kandungan senyawa xeronine, sejenis protein khas yang berfungsi mengendalikan pertumbuhan dan regenerasi sel untuk tetap dalam mekanisme seharusnya.

    Buah noni juga mengandung sederet senyawa unik yang baik untuk membantu mempertahankan regenerasi sel dalam sistem yang normal. Apalagi kalau bukan senyawa scolopetin, terpenoid dan damnachantal. Ketiganya juga bekerja sebagai antioksidan, juga menekan efek kerusakan sel karena serangan kanker.

    Fitonutrien dalam buah noni juga terbukti mengembalikan imunitas dan membantu mendorong produksi antigen yang befungsi memerangi sel kanker secara alami, termasuk mencegah terjadinya mutasi gen.

Padukan pengobatan kanker ovarium dengan pengobatan herbal di atas dan dapatkan kecepatan penyembuhan yang lebih baik, prognosis dengan peluang hidup yang lebih tinggi dan tentu saja efek samping pengobatan medis yang lebih rendah. Kedua herbal ini sudah banyak direkomendasikan karean terbukti ecara empiris dan sudah memiliki begitu banyak testimony yang membuktikan khasiatnya sebagai anti kanker.

Itulah beberapa informasi seputar kanker ovarium, termasuk penyebab dan gejala dari kanker ovarium. Dengan demikian Anda bisa lebih memahami mengenai penyakit ini dan bisa mencegah penyakit ini menyerang Anda lebih baik.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}