Sewaktu Anda mengidap suatu penyakit, apa yang terlintas di kepala Anda? Bukankah obat untuk mengatasi derita yang disebabkan oleh penyakit tersebut? Ya, banyak orang akan segera mengambil tindakan ini. Sebenarnya, bagaimana cara tubuh bereaksi terhadap jenis obat-obatan yang Anda konsumsi? Apakah memang mendatangkan manfaat atau justru membahayakan tubuh? Mari kita selidiki bersama, beberapa fakta dan pendapat pakar kesehatan mengenai hal ini!
Beberapa orang terlalu cepat mengambil keputusan untuk mengonsumsi obat-obatan bahkan dalam keadaan sepele yang sebenarnya tidak memerlukannya. Misalnya saja pada saat seseorang mengalami sakit kepala, ada yang cenderung segera mengonsumsi obat yang dijual bebas. Mungkin karena pengalaman sebelumnya yang memperlihatkan adanya perubahan. Padahal tidak selalu sakit kepala disebabkan oleh hal yang sama, walaupun penggunaan obat tertentu dapat seolah-olah menuntaskan masalah Anda, ini tidak selalu berhasil bagi penggunaan berjangka panjang. Mengapa begitu?
Karena sebenarnya obat-obatan merupakan zat asing yang masuk kedalam tubuh. Sampai suatu waktu tubuh masih dapat mentolerirnya, namun adakalanya tubuh bereaksi sebaliknya – sehingga menimbulkan apa yang disebut sebagai kontra-indikasi. Ada juga yang merasa bahwa obat herbal merupakan jenis obat yang paling aman untuk dikonsumsi, namun sebenarnya sama saja. Apapun jenisnnya, baik itu obat yang dihasilkan melalui proses kimiawi ataupun herbal yang diolah secara tradisional memiliki komposisi zat yang asing bagi tubuh dan menimbulkan reaksi kimia.
Perhatikanlah setiap komposisi obat medis maupun herbal yang Anda miliki, paling tidak ada satu jenis zat kimia bukan? Ya, keduanya memiliki unsur kimiawi, karena bagaimanapun setiap organisme memiliki unsur kimia yang berbeda-beda. Unsur kimia yang satu dengan yang lain tentu akan menghasilkan reaksi kimia lainnya, begitulah yang terjadi pada setiap makhluk hidup ataupun segala jenis obat yang Anda konsumsi. Kebanyakan orang tidak menyadarinya. Karena, seperti telah disebutkan – tubuh Anda mentolerirnya. Namun, adapula yang sangat sensitif terhadap obat-obatan demikian.
Keadaan seperti ini bisa jadi karena tidak terbiasa mengonsumsi obat-obatan sehingga tubuh peka terhadapnya. Hal ini juga dialami oleh Dr. Hiromi Shinya, bahkan minum kopi saja dapat menaikan tekanan darahnya sebesar 10 hingga 20 poin. Sebagai dokter yang memberikan obat kepada pasien, beliau menekankan bahwa para dokter yang memberikan obat memiliki tanggung jawab untuk memilih obat yang menimbulkan paling sedikit beban bagi tubuh.
Dr. Hiromi Shinya malah melakukan percobaan terhadap dirinya sendiri guna mengetahui efek dari obat-obatan yang akan ia berikan kepada pasien, walau pun sudah ada keterangan yang biasanya dicantumkan dalam setiap kemasan obat. Hal ini dilakukan guna memastikan keamanan obat sebelum dikonsumsi pasien, karena banyak juga obat yang memiliki reaksi tertentu dan tidak tertera dalam kemasan obat.
Maka berhati-hatilah sewaktu mengonsumsi obat dalam jangka waktu yang panjang. Terutama jika suatu obat cepat bereaksi – hal ini menandakan adanya efek beracun yang lebih kuat di dalam kandungan obat tersebut yang seringkali memengaruhi kesehatan Anda secara keseluruhan. Apakah obat bermanfaat atau merugikan? Simpulkanlah sendiri!