Antioksidan: Apa Itu & Mengapa Kita Membutuhkannya?

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Oktober 9, 2019


Jika rutin membaca artikel kesehatan, biasanya Kita akan sering membaca tentang antioksidan dan manfaat yang diberikannya bagi kesehatan. Dalam pembicaraan sehari-hari dengan seorang teman yang punya gaya hidup sehat pun Kita kemungkinan akan mendengarnya bercerita tentang buah atau jenis makanan lain yang tinggi antioksidan.

Tetapi meski sering dibicarakan, sayangnya masih banyak orang tidak tahu apa itu antioksidan dan bagaimana manfaat yang diberikannya bagi tubuh. Padahal itu sangat dibutuhkan oleh tubuh agar dapat tetap berfungsi dengan baik. Artikel ini akan membantu kita untuk lebih mengerti tentang peran dan manfaat antioksidan bagi kesehatan.

Apa Itu Antioksidan?

Antioksidan (antioxidant) adalah molekul yang melawan radikal-radikal bebas di dalam tubuh Kita. Radikal bebas merupakan molekul tak stabil yang dapat membahayakan apabila kadarnya sudah terlalu tinggi di dalam tubuh. Mereka ada kaitannya dengan banyak jenis penyakit, termasuk diabetes, gangguan jantung, dan kanker.

Tubuh Kita memiliki pertahanan antioksidannya sendiri untuk menjaga radikal bebas tetap terkontrol. Namun, antioksidan juga dapat diperoleh dari makanan, terutama dalam buah, sayur, dan semua makanan lain yang berasal dari tanaman. Beberapa vitamin, seperti vitamin E dan C, adalah antioksidan yang efektif.

Bagaimana Radikal Bebas Bekerja?

Radikal bebas akan terus-menerus terbentuk di dalam tubuh. Bila tidak ada antioxidant, radikal bebas akan dengan sangat cepat menimbulkan bahaya serius, yang akhirnya mengakibatkan kematian. Meski begitu, radikal bebas juga punya fungsi-fungsi yang penting bagi kesehatan.

Contohnya, sel-sel kekebalan tubuh menggunakan radikal bebas untuk melawan infeksi. Oleh sebab itu tubuh Kita membutuhkan keseimbangan antara kadar radikal bebas dan antioxidant. Apabila kadar radikal bebas melebihi antioxidant, maka akan terjadi kondisi yang dinamakan “stres oksidatif” (oxidative stress).

Kondisi stres oksidatif yang berkepanjangan dapat merusak DNA dan molekul-molekul penting lainnya di dalam tubuh. Kadang-kadang kondisi itu bahkan dapat menyebabkan kematian sel.

Kerusakan pada DNA membuat tubuh Kita riskan mengembangkan kanker, dan beberapa ilmuwan menduga bahwa kerusakan ini juga punya peran penting dalam proses penuaan.

Sejumlah faktor gaya hidup, stres, dan lingkungan dapat memicu pembentukan radikal bebas dan stres oksidatif secara berlebihan. Faktor-faktor tersebut antara lain:

  • Polusi udara
  • Asap rokok
  • Konsumsi alkohol
  • Racun (toksin)
  • Kadar gula darah tinggi
  • Banyak mengonsumsi asam lemak tak jenuh gkita
  • Radiasi, termasuk terkena sinar matahari secara berlebihan
  • Infeksi bakteri, jamur, atau virus
  • Konsumsi zat besi, magnesium, tembaga, atau zink secara berlebihan
  • Terlalu banyak atau terlalu sedikit oksigen di dalam tubuh
  • Olahraga yang terlalu berat dan berkepanjangan
  • Konsumsi antioksidan dalam jumlah terlalu tinggi, seperti vitamin C dan E
  • Defisiensi (kekurangan) antioksidan

Kondisi stres oksidatif yang berkepanjangan bisa menyebabkan peningkatan risiko untuk mengalami penyakit serius, seperti penyakit kardiovaskular (yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah) atau jenis penyakit kanker tertentu.

Antioksidan dalam Makanan

Semua makhluk hidup di bumi membutuhkan antioxidant agar bisa bertahan hidup. Tubuh Kita menghasilkan antioksidannya sendiri, seperti cellular antioxidant glutathione. Tumbuhan dan hewan, serta semua bentuk kehidupan lainnya, juga memiliki pertahannya sendiri terhadap radikal bebas dan kerusakan oksidatif.

Oleh sebab itu, antioxidant bisa ditemukan pada semua jenis makanan yang seutuhnya (whole food) berasal dari tumbuhan atau dari hewan. Kita perlu mendapatkan asupan antioksidan dari makanan. Faktanya, hidup kita bergantung pada asupan antioxidant tertentu, misalnya vitamin C dan E.

Akan tetapi banyak antioksidan non-esensial lain yang terdapat dalam makanan. Meski tidak dibutuhkan oleh tubuh kita, namun mereka punya peran penting bagi kesehatan kita secara keseluruhan.

Manfaat kesehatan yang diberikan oleh makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti buah atau sayur, biasanya sebagian berasal dari kandungan antioksidan tinggi yang ada di dalamnya. Beberapa contoh makanan yang tinggi antioksidan misalnya adalah buah beri, teh hijau, kopi, dan cokelat hitam.

Buah Beri, Sumber Antioksidan Tingkat Tinggi
Image by Deborah Breen Whiting from Pixabay

Menurut sejumlah penelitian kopi adalah sumber antioksidan terbesar dalam pola makan orang Barat, tetapi ini lebih karena orang-orang di sana umumnya tidak mengonsumsi banyak makanan yang tinggi antioksidan.

Makanan dari daging dan ikan juga mengandung antioksidan, tetapi tidak tinggi seperti yang dimiliki oleh buah dan sayur.

Selain punya manfaat bagi kesehatan kita, antioksidan juga bisa memperpanjang umur simpan dari makanan alami maupun olahan. Karena itu mereka sering digunakan sebagai zat tambahan dalam pembuatan makanan. Contohnya, vitamin C sering ditambahkan ke makanan olahan agar makanan lebih awet.

Jenis-Jenis Antioksidan dari Makanan

Antioxidant dapat dibagi menjadi dua: yang larut dalam air atau larut dalam lemak. Antioxidant yang larut dalam air melakukan aksinya dalam cairan di dalam dan di luar sel-sel, sedangkan antioxidant yang larut dalam lemak terutama beraksi di dalam membran sel-sel.

Berikut adalah jenis-jenis antioksidan penting yang bisa kita peroleh dari makanan:

  • Vitamin C: Ini adalah jenis antioksidan larut dalam air dan dikenal sebagai nutrisi makanan yang penting.
  • Vitamin E: Ini adalah jenis antioksidan larut dalam lemak dan punya manfaat penting untuk melindungi membran sel dari kerusakan oksidatif.
  • Flavonoid: Kelompok antioksidan dari tumbuh-tumbuhan ini punya banyak manfaat bagi kesehatan.

Ada banyak zat di dalam makanan yang berfungsi sebagai antioksidan dan juga memiliki manfaat-manfaat penting. Contohnya adalah zat curcuminoid di dalam kunyit dan zat oleocanthal di dalam minyak zaitun. Selain berfungsi sebagai antioxidant, kedua zat tersebut juga memiliki aktivitas anti-inflamasi yang kuat.

Apakah Perlu Asupan dari Suplemen?

Mendapatkan asupan antioksidan yang cukup memang penting bagi kesehatan kita. Tetapi bukan berarti kita perlu mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan. Kelebihan asupan antioxidant bisa menimbulkan efek samping berbahaya dan bahkan memicu terjadinya lebih banyak kerusakan oksidatif, bukannya mencegahnya—sebuah fenomena yang disebut “antioxidant paradox”.

Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa antioksidan dalam dosis tinggi bisa memperbesar risiko kematian. Untuk alasan inilah, banyak dokter dan ahli kesehatan menganjurkan orang-orang untuk menghindari suplemen antiokisdan dosis tinggi. Namun dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat mengenai hal ini.

Daripada mendapatkannya dari suplemen, jauh lebih baik kita mengonsumsi makanan-makanan yang mengandung antioksidan tingkat tinggi. Berbagai penelitian memperihatkan bahwa antioksidan dari makanan sanggup mengurangi kerusakan oksidatif pada kadar yang lebih besar daripada suplemen.

Ada kemungkinan kandungan-kandungan senyawa lain di dalam makanan bekerja secara sinergis dengan antioksidan untuk memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan. Karena itulah hanya mengasup satu atau dua nutrisi terpisah tidak memberikan efek yang sama dibandingkan dengan mengonsumsi makanan seutuhnya.

Cara terbaik untuk memastikan bahwa asupan antioksidan kita sudah cukup adalah dengan mengupayakan pola makan yang terdiri dari beraneka ragam buah dan sayur. Tentunya diimbangi dengan mengupayakan pola hidup sehat lainnya, seperti tidur yang cukup dan olahraga secara teratur.

Walaupun suplemen antioksidan dosis tinggi tidak dianjurkan, namun suplemen dosis rendah (seperti multivitamin) mungkin dapat bermanfaat jika kita sedang kekurangan nutrisi tertentu atau saat kita tidak bisa mengikuti pola makan sehat.

Kesimpulan tentang Antioksidan

Antioksidan (antioxidant) adalah molekul yang menetralkan radikal-radikal bebas di dalam tubuh. Radikal bebas adalah molekul tak stabil yang dapat membahayakan sel-sel tubuh kita. Tubuh kita membutuhkan keseimbangan antara kadar radikal bebas dan antioxidant. Jika keseimbangannya terganggu maka akan menimbulkan kondisi stres oksidatif yang bisa memicu berbagai jenis penyakit.

Antioksidan dapat ditemukan pada makanan-makanan yang terbuat dari tumbuhan atau hewan, tetapi antioksidan tingkat tinggi dapat diperoleh dari buah dan sayur. Ada banyak jenis antioksidan dari makanan, yang paling terkenal yaitu vitamin C, vitamin E, dan flavonoid.

Meski kita membutuhkan antioksidan, namun kita tidak dianjurkan untuk mengonsumsi antioksidan secara berlebihan, terutama dari suplemen dosis tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen antioksidan dosis tinggi bisa berbahaya bagi kesehatan. Jadi jauh lebih baik untuk mendapat asupan antioksidan dari makanan yang seutuhnya (whole food) terbuat dari buah dan sayur.

Demikianlah artikel ini yang mengulas tentang antioxidant. Semoga informasi ini dapat memotivasi Anda untuk lebih peduli terhadap kesehatan. Temukan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Sumber Referensi:

Arnarson, Atli. Antioxidants Explained in Simple Terms. Published: 2019-07-29. URL: https://www.healthline.com/nutrition/antioxidants-explained. Accessed: 2019-10-08

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}