Pilihan Obat Autoimun: Tanpa Resep, Obat Resep, dan Herbal


By Cindy Wijaya

Penyakit autoimun membuat sistem imun tubuh menyerang sel-sel tubuh itu sendiri. Karena itu tujuan utama pengobatan autoimun adalah berupaya mengendalikan respons imun yang ada di dalam tubuh. Dokter sering kali meresepkan pasiennya obat autoimun yang dapat mengurangi peradangan dan gejala-gejala lain akibat respons imun.

Seorang penderita penyakit autoimun mungkin perlu mencoba berbagai pilihan obat yang berbeda sebelum menemukan yang tepat untuk dirinya. Sebagai pedoman umum, pengobatan biasanya tidak sampai menyembuhkan, tetapi dapat mengurangi gejala dan membantu mengelola kondisi kesehatan dengan lebih baik.

Jenis pengobatan yang spesifik dapat bervariasi tergantung pada jenis autoimun yang diderita dan seberapa parah itu. Dalam artikel ini akan dibahas empat jenis pengobatan autoimun yang umum: obat yang dapat dibeli tanpa resep, obat yang harus dengan resep, penyesuaian gaya hidup, dan pengobatan alami dengan herbal.

Obat Autoimun yang Bisa Dibeli Tanpa Resep

Obat autoimun ini tidak membutuhkan resep dokter dan mungkin adalah yang pertama kali disarankan oleh dokter saat Anda memeriksakan diri. Biasanya obat tanpa resep mampu mengatasi gejala-gejala yang ringan, misalnya rasa sakit atau nyeri.

Contohnya jenis obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) dapat membantu mengatasi gejala peradangan, pembengkakan, kekakuan, demam, dan rasa sakit. Obat-obatan OAINS yang dapat dibeli tanpa resep antara lain: aspirin, ibuprofen, acetaminophen, dan naproxen.

Perlu diingat bahwa obat-obatan tanpa resep yang cocok bagi Anda tergantung pada jenis autoimun yang Anda derita dan seberapa jauh penyakit itu sudah berkembang. Jika Anda periksa ke dokter, dokter mungkin akan menyarankan untuk mencoba beberapa jenis obat berbeda. Ada penderita autoimun yang hanya butuh obat tanpa resep untuk mengendalikan penyakitnya.

Obat Autoimun yang Harus dengan Resep

Jika Anda punya gejala-gejala yang parah atau jika obat tanpa resep tidak mempan, Anda mungkin perlu mengonsumsi obat penyakit autoimun yang harus dengan resep. Obat-obatan resep dapat membantu mengatasi berbagai gejala seperti demam, nyeri, kecemasan, pembengkakan, depresi, kelelahan, gangguan tidur, masalah kulit, ruam, atau gangguan pencernaan.

Obat-obatan resep biasanya harganya lebih mahal daripada obat-obatan tanpa resep, dan mereka mungkin punya efek samping lebih banyak. Jadi selalu konsultasikan dengan dokter mengenai penggunaannya dan agar menemukan obat yang tepat bagi Anda.

Obat Autoimun Imunosupresan

Pengobatan imunosupresan bekerja dengan cara menargetkan berbagai bagian sistem imun dan menekannya. Imunosupresan dapat membantu mengelola kondisi Anda dan melindungi fungsi organ, misalnya dengan mengendalikan peradangan.

Beberapa pengobatan imunosupresan yang umum diberikan dokter antara lain kemoterapi dosis rendah dan obat-obatan untuk mencegah reaksi penolakan setelah transplantasi organ.

Berikut adalah beberapa pengobatan imunosupresan untuk mengobati penyakit autoimun:

  • Corticosteroid
  • Cyclosporine
  • Methotrexate
  • Azathioprine
  • Hydroxychloroquine
  • Sulfasalazine
  • Mycophenolic acid
  • Cyclophosphamide
  • Leflunomide

Ada juga jenis obat biologis, yang merupakan imunosupresan yang menargetkan bagian tertentu dari sistem imun, misalnya menghalangi reseptor tertentu pada sel-sel. Dokter biasanya memberikan obat autoimun ini melalui suntikan atau infus.

Berikut beberapa obat imunosupresan jenis biologis:

  • IL-1 blocker
  • IL-6 blocker
  • TNF-inhibitor
  • Biologis yang menghalangi aktivitas sel T
  • Biologis yang memengaruhi sel B
  • JAK inhibitor
  • Belimumab

Obat Autoimun untuk Mengatasi Nyeri

Dokter Anda pertama-tama akan menyarankan untuk mengonsumsi obat OAINS untuk mengobati rasa nyeri yang ringan. Namun jika penyakit autoimun menyebabkan rasa nyeri yang parah, sampai mengganggu kegiatan Anda, ia mungkin akan memberi obat resep untuk meredakan nyeri.

Obat resep untuk mengobati rasa nyeri akibat penyakit autoimun biasanya termasuk obat opioid, antara lain:

  • Codeine
  • Oxycodone
  • Morphine
  • Demerol
  • Methadone
  • Fentanyl
  • Tramadol

Perlu diingat bahwa penggunaan opioid jangka panjang dapat menyebabkan toleransi dan kecanduan terhadapnya. Selain itu ada juga efek samping seperti sembelit, rasa kantuk, atau lemas.

Obat Autoimun untuk Mengatasi Kelelahan

Penyakit autoimun dapat menimbulkan kelelahan, dan ada kemungkinan sebenarnya ada masalah kesehatan lain yang turut memicu kelelahan itu. Belum lagi ada beberapa obat penyakit autoimun yang punya efek samping rasa lelah atau lemas.

Bicarakanlah dengan dokter yang menangani Anda, ia mungkin perlu menyesuaikan obat-obatan yang Anda konsumsi apabila masalah kelelahan ini sudah sampai parah.

Berikut adalah beberapa obat dan suplemen yang dapat mengatasi kelelahan akibat autoimun:

  • Suplemen zat besi dan hormon erythropoietin
  • Vitamin dan suplemen
  • Antidepresan
  • Psikostimulan

Obat Autoimun untuk Mengatasi Gejala-Gejala Lain

Karena ada berbagai macam penyakit autoimun, obat yang disarankan untuk Anda mungkin juga bervariasi berdasarkan kondisi Anda dan gejala spesifik Anda. Misalnya, Anda mungkin perlu mengonsumsi zat tertentu, seperti insulin atau obat pengganti hormon tiroid, untuk menggantikan apa yang hilang dalam tubuh Anda karena penyakit autoimun.

Berikut pilihan pengobatan lain yang dapat membantu mengendalikan penyakit autoimun:

  • Obat anti-rematik untuk memperlambat penyakit autoimun.
  • Imunoglobulin intravena untuk membantu sistem imun.
  • Obat antimalaria untuk membantu mengatasi ruam kulit dan gejala-gejala lain.
  • Antikoagulan untuk mencegah pembekuan darah.
  • Steroid untuk membantu mengatasi gejala seperti rasa sakit, bengkak, atau rasa nyeri.

Mengendalikan Autoimun dengan Penyesuaian Gaya Hidup

Penyesuaian gaya hidup dapat membantu Anda mengelola penyakit autoimun, di samping mengonsumsi obat autoimun. Karena sebagian besar pilihan pengobatan medis tidak sampai menyembuhkan, maka gaya hidup jadi penting untuk membantu Anda merasa lebih baik.

Tujuan membuat penyesuaian ini adalah untuk mengurangi peradangan dalam tubuh dan mengendalikan gejala-gejala lainnya.

Dokter yang menangani mungkin bisa memberi beberapa saran gaya hidup, tetapi Anda harus bersedia untuk mengubah cara hidup Anda.

Namun sebaiknya jangan coba lakukan semua perubahan itu secara bersamaan atau dalam waktu dekat, karena Anda bisa merasa kewalahan dan akhirnya menyerah. Perubahan gaya hidup sehat jauh lebih mungkin berhasil jika dilakukan secara bertahap, seiring berlalunya waktu.

Penyesuaian Makanan

Anda perlu mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang, termasuk sayuran, buah-buahan, dan serealia utuh (whole grain). Batasi lemak trans, lemak jenuh, gula, dan garam. Fokuslah untuk mengonsumsi makanan berprotein dan yang mengandung lemak sehat.

Sebisa mungkin hindari makanan olahan yang diberi pemanis dan garam tambahan, yang tidak punya manfaat gizi. Selain itu, batasi atau hindari asupan kafein dan alkohol.

Memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh adalah cara penting untuk mengendalikan penyakit ini, di samping mengonsumsi obat autoimun.

Penyesuaian Pola Tidur

Tidur penting untuk kesehatan, tetapi penderita autoimun bisa jadi mengalami gangguan tidur. Selain itu ada obat penyakit autoimun yang bisa memengaruhi tidur.

Upayakanlah untuk mendapat cukup tidur agar tidak memperparah gejala-gejala autoimun. Pada umumnya orang dewasa butuh 7 – 9 jam tidur setiap malam. Namun kebutuhan tidur setiap orang bisa berbeda-beda.

Upayakan juga untuk tidur malam dan bangun pagi di jam yang sama setiap hari, termasuk di akhir pekan. Dan buatlah kamar tidur Anda nyaman dan gelap di saat jam tidur. Sebaiknya tidak mengoperasikan peralatan elektronik, contohnya HP, tepat sebelum tidur.

Teratur Olahraga

Olahraga bisa membantu mengatasi kelelahan dan gejala-gejala autoimun lain. Tetapi jangan sampai olahraga berlebihan karena bisa membebani tubuh. Mulailah dengan olahraga yang ringan dulu, misalnya olahraga jalan kaki atau jogging setiap pagi.

Saat olahraga, tubuh menciptakan endorfin yang membuat Anda merasa lebih baik. Kegiatan fisik juga memperbaiki kelenturan, jangkauan gerak, massa otot, dan sirkulasi darah. Anda juga bisa mengurangi rasa nyeri yang diderita dan punya lebih banyak energi jika teratur olahraga. Di malam harinya juga mungkin Anda bisa tidur lebih enak.

Ilustrasi Olahraga untuk Obat Penyakit Autoimun
Olahraga Membantu Mengelola Kondisi Autoimun (Photo by JESHOOTS.com)

Obat Autoimun Alami dengan Konsumsi Herbal

Sebagaimana sudah disinggung di awal artikel, ada yang disebut pengobatan alami untuk membantu mengendalikan autoimun. Salah satu yang dapat dimanfaatkan ialah herbal Noni juice.

Herbal ini mampu membantu mengendalikan dan menyesuaikan kembali sistem imun yang secara salah menyerang sel-sel tubuh sehat.

Noni juice juga bisa membantu menyeimbangkan kadar hormon, sebab kadar hormon yang tinggi diduga adalah salah satu pemicu autoimun pada wanita. Di samping itu Noni juga membantu mengatasi peradangan yang terjadi dalam tubuh, dan peradangan adalah faktor utama dari penyakit autoimun.

Seseorang yang punya tingkat stres tinggi diketahui dapat mengalami gejala-gejala autoimun yang lebih berat. Nah, herbal ini juga sanggup menurunkan tingkat stres, baik stres secara fisik mupun emosi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Noni juice merupakan herbal pendamping yang dapat diandalkan untuk sebagai pengobatan pendamping atau alternatif.

Akan tetapi ada baiknya Anda konsultasikan dulu dengan dokter yang menangani sebelum mengonsumsi herbal ini. Begitu juga Anda perlu berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi herbal, suplemen, atau obat apapun untuk penyakit autoimun.

Demikianlah artikel ini yang mengupas tentang obat autoimun. Semoga informasi ini dapat berguna bagi Anda dan keluarga. Temukan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar masalah kesehatan, tips kesehatan, dan pemanfaatan herbal hanya di Deherba.com.

Sumber

Sumber Referensi:

Verywell Health. How Autoimmune Diseases Are Treated. URL: https://www.verywellhealth.com/how-autoimmune-diseases-are-treated-5093794

Palu, Afa K, dkk. 2008. The Effects of Morinda Citrifolia L. (Noni) on the Immune System: Its Molecular Mechanisms of Action. Journal of Ethnopharmacology. 115(3): 502-6

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}