Kenali Dulu Mitos Penyakit Migrain yang Bisa Menyesatkan

DITULIS OLEH:
Nurul Kuntarti 

Oktober 14, 2021


Keluhan penyakit migrain memang bukan keluhan yang asing di kalangan awam. Hanya sayangnya, banyak orang memandang keluhan migrain sebagai penyakit ringan dan sepele. Ini karena banyaknya mitor penyakit migrain yang tersebar di masyarakat dan menyesatkan pandangan kebanyakan orang.

Karena sebenarnya, dalam kacamata medis, penyakit migrain tidak lagi dipandang sebagai penyakit sakit kepala biasa. Ini adalah gangguan sistem saraf yang kompleks. Melibatkan banyak aspek termasuk sistem saraf pusat dan tepi, sistem pencernaan, endokrin dan hormonal, sirkulasi darah kardiovaskular dan banyak elemen lain.

Memahami dan memisahkan, mana yang termasuk mitos dan mana yang fakta mengenai penyakit migrain akan membantu Anda memahami bagaimana cara terbaik menghadapi migrain yang menyerang.

Apa Saja Mitos Penyakit Migrain Yang Perlu Diluruskan?


Ada banyak info seputar kesehatan yang tersebar dengan luas di masyarakat. Tidak terkecuali penyakit migrain. Masalahnya, tidak mudah untuk mengenali sumber asli dari informasi informasi ini. Tidak sedikit di antaranya datang dari sumber yang tidak terpercaya. Atau beberapa datang dari riset riset lama yang sudah tidak lagi akurat dengan pemahaman medis kekinian.

Dan ini menyebabkan pandangan menyesatkan seputar penyakit migrain. Padahal bagi penderita migrain penting memahami penyakit yang mereka hadapi dengan tepat. Terutama mereka yang harus berhadapan dengan migrain dengan kontinuitas kambuh yang tinggi.

Ini membantu mereka mengenali apa sebenarnya yang terjadi dengan tubuh mereka. Juga memahami apa sebenarnya pemicu yang mendorong kambuhnya migrain. Termasuk pula cara terbaik untuk mengatasi dan mencegah keluhan ini muncul berulang.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah sejumlah mitos penyakit migrain yang akan kami coba luruskan untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan faktual.

  • Migrain hanya sakit kepala biasa dan tidak serius

    Migrain memang salah satu dari bentuk sakit kepala. Namun adalah mitos penyakit migrain bila dipandang tidak serius. Bila keluhan migrain kerap datang berulang, maka ini bisa jadi tanda bahaya. Demikian penjelasan dari Dr. Medhat Mikhael, salah satu pakar Spine Health Center at Memorial Care Orange Coast Medical Center, Fountain Valley California.

    Migrain mungkin muncul dalam tingkat rasa sakit yang ringan dan dapat ditahan. Namun juga bisa memberi efek seolah kepala berdentum dan dipukul kuat. Dan faktanya, migrain tidak mutlak hanya soal sakit kepala. Ini adalah kondisi yang kompleks, melibatkan sirkulasi darah, kondisi hormonal, sistem saraf, otot dan aspek lainnya.

    Kadang pasien juga akan mengalami masalah gangguan keseimbangan, rasa mual dan rasa tidak nyaman di perut, leher atau pundak kaku, pandangan memburam, mata berair dan peka cahaya, serta peka terhadap suara.

    Dan pada fase yang relatif berat, seseorang bisa sulit sama sekali untuk beraktivitas, namun juga sulit untuk beristirahat. Meski dikatakan pula kondisi berat pada migrain bisa bersifat relatif pada setiap pasien. Pahami pula akan adanya fakta bahwa dalam prosentasi kecil, migrain bisa berasosiasi dengan gejala stroke.

    Migrain juga bisa menjadi tanda keluhan serius lain. Beberapa jenis infeksi, termasuk meningitis, radang otak hingga COVID 19 bisa ditandai dengan migrain di awal. Beberapa infeksi yang tidak berkaitan dengan otak seperti tifus atau demam berdarah juga mungkin ditandai dengan migrain. Beberapa jenis kanker dan tumor juga mungkin disertai dengan keluhan migrain.

  • Migrain yang benar hanya bila pasien mengalami aura

    Mitos penyakit migrain lain yang kerap juga muncul adalah pemahaman bahwa migrain yang benar adalah keluhan sakit kepala yang disertai aura. Aura sendiri adalah gangguan sensor seperti efek tersambar. Biasanya dirasakan seperti kilatan cahaya, suara mendenging tiba tiba atau rasa terkejut di kepala.

    Sebenarnya, hanya 30% dari kasus migrain yang ditandai dengan gejala aura. Bahkan sejumlah penderita migrain tidak pernah mengalami aura sama sekali. Namun biasanya, migrain dengan aura cenderung muncul dengan rasa nyeri yang lebih berat.

    Meski diasumsikan aura sebagai tanda migrain yang relatif berat, tidak berarti migrain tanpa aura adalah jenis yang ringan. Setiap migrain terutama yang kerap muncul harus tetap ditindak lanjuti dengan serius.

  • Migrain pada dasarnya sama

    MIgrain sebenarnya terdiri dalam beberapa kelas, ini biasanya berkaitan dengan tingkat nyeri dan efek dari migrain itu sendiri. jadi mitos bila dikatakan migrain pada dasarnya sama untuk semua orang.

    Ada migrain dengan aura, dan ada migrain tanpa aura. Aura sendiri biasanya bisa menjadi tanda bahwa kondisi migrain akan berat. Migrain berat juga bisa ditandai dengan beberapa tanda atau sinyal awal. Sebut saja seperti kaku atau tegang di leher, rasa berat di kepala atau rasa tekanan di puncak kepala atau area sekitar dahi dan mata.

    Migrain juga bisa muncul dengan rasa nyeri di seluruh kepala, bisa pula hanya berpusat di satu sisi. Ada pula pasien yang mengeluhkan rasa sakit yang berpindah di kedua sisi. Beberapa pasien akan merasakan efek yang menyeluruh hingga rasa tidak nyaman di pencernaan. Ada pula yang mengeluhkan gangguan keseimbangan seiring dengan munculnya migrain berulang.

  • Pengobatan anti nyeri biasa sudah menjadi solusi aman dan standar untuk migrain

    Kebanyakan kasus migrain diatasi dengan cepat menggunakan obat migrain di apotik. Anda bisa memilih beragam jenis obat pereda nyeri seperti aspirin, ibuprofen dan parasetamol. Atau obat pereda nyeri yang lebih keras seperti Naproxen, Toradol atau Indomethacin.

    Banyak asumsi atau mitos penyakit migrain yang melihat terapi anti nyeri ini efektif. Sehingga cukup dengan mengatasinya secara cepat menggunakan pereda nyeri maka keluhan migrain Anda akan terselesaikan.

    Hanya saja, obat obat jenis pereda nyeri ini sifatnya tidak mengatasi penyebab, hanya bekerja cepat meringankan rasa nyeri yang muncul. Artinya, migrain mungkin akan mereda sesaat, tetapi bisa jadi akan muncul kembali.

    Dan yang lebih berbahaya, tubuh sebenarnya memiliki batasan terhadap toleransi asupan pereda nyeri. Terlalu sering mengonsumsi pereda nyeri mungkin memberi efek kebal di jangka panjang.

  • Tidak ada cara mencegah migrain

    Banyak orang percaya bahwa migrain dapat datang tanpa diduga dan sulit dicegah. Bila Anda pahami lebih jauh, pandangan tersebut jelas hanya mitos penyakit migrain belaka. Migrain mungkin untuk dicegah.

    Alih alih selalu bergantung dengan obat pereda nyeri di pasaran, sebenarnya Anda bisa mengendalikan migrain Anda. Ada beberapa cara yang dapat membantu mengendalikan migrain untuk terus menerus kambuh.

    Mulai dengan memperbaiki siklus tidur, mengurangi stress, olahraga teratur, mengatur pola makan termasuk di antaranya menjalankan diet khusus untuk meredakan migrain. Terdapat pula pandangan soal potensi vitamin dan mineral tertentu untuk membantu mencegah migrain datang berulang. Beberapa herbal juga diyakini dapat membantu mencegah migrain.

    Ada pula cara yang kini mulai disosialisasikan untuk mencegah dan mengendalikan migrain. Yakni dengan mengonsumsi obat khusus menurunkan level Calcitonin Gene-Telated Peptide (CGRP). Dalam sejumlah riset diyakini, CGRP pada penderita migrain cenderung lebih tinggi. Dan ini memiliki efek inflamasi pada jaringan saraf pusat.

    Catatan penting perihal pencegahan migrain adalah tidak ada cara yang berlaku untuk semua orang. Karena penyebab dan pemicu migrain sendiri sangat beragam. Dari aspek hormonal, sirkulasi darah, kelelahan, kurang oksigen di otak, stress, gangguan saraf dan lain sebagainya. Dan terapi yang terbaik untuk setiap pasien adalah yang sesuai dengan penyebab dan pemicu migrain yang dialami pasien tersebut.

  • Terapi migrain terbaik harus dilakukan dengan test MRI

    Sebagaimana dijelaskan di atas, pengobatan migrain sejatinya tidak sekedar meredakan nyeri, tetapi mengendalikan migrain. Mencegah migrain datang berulang dan mengurangi intensitas nyeri yang dihasilkan.

    Untuk itu, diperlukan pengujian untuk memastikan apa penyebab dan pemicu migrain pada pasien. MRI memang salah satu cara efektif menemukan masalah pada otak. Hanya saja, MRI bukan satu satunya cara. Mematok prosedur MRI sebagai cara mutlak menentukan kondisi migrain tidak lebih dari mitos penyakit migrain.

    MRI atau Magnetic resonance imaging dan prosedur pengambilan gambar lain memang bisa menjadi pilihan. Bila ditengarai adanya gangguan fisik pada otak dan sistem saraf. Namun tidak semua penyebab migrain dapat ditemukan dengan prosedur ini.

    Jangan ragukan diagnosis dokter bila Anda tidak disarankan menjalankan prosedur MRI dan sejenisnya. Bisa jadi secara medis dipastikan migrain yang Anda alami tidak perlu didiagnosa dengan prosedur tersebut.

  • Diet untuk migrain adalah cara paling efektif cegah migrain

    Sebagaimana dijelaskan di atas, cara terbaik dalam menghadapi migrain adalah dengan mencegahnya seoptimal mungkin. Hanya saja, tidak mudah menentukan cara terbaik dalam menentukan pencegahan migrain.

    Kadang pihak medis pun akan menggunakan konsep trial and error dalam hal ini. Dan di antara cara yang banyak direkomendasikan adalah diet migrain. Diet ini dijalankan dengan berpaku pada panduan makanan yang diduga kuat memicu migrain dan membantu mengendalikan migrain.

    Anda mungkin akan diminta mengendalikan asupan kopi, makanan berkolesterol, makanan dengan kandungan tyramine, kacang dan keju. Namun disarankan untuk mengonsumsi minyak ikan, sayuran, makanan tanpa pengawet dan makanan tanpa garam berlebihan.

    Hanya saja, acuan ini berkembang menjadi mitos penyakit migrain. Banyak orang kemudian memandang cara ini adalah paling efektif. Padahal, tidak semua orang akan merasakan efek signifikan dari diet migrain sebagaimana diharapkan. Pengaruhnya pada satu pasien bisa berbeda dibandingkan pasien lain.

  • Suplemen untuk migrain selalu manjur

    Selain dengan diet migrain, pencegahan yang bisa Anda gunakan adalah dengan mengasup suplemen khusus. Suplemen di sini mengandung vitamin atau mineral penting yang biasanya kadarnya relatif rendah ditemukan pada penderita migrain.

    Hingga saat ini metode ini termasuk banyak disarankan, namun tidak dapat bekerja mutlak pada setiap orang. Beberapa pasien mungkin menunjukan penurunan intensitas dan frekuensi kambuh. Namun beberapa tidak menunjukan efek. Biasanya solusi suplemen akan diberikan dalam jangka tertentu dengan pemantauan medis untuk melihat apakah pilihan ini efektif pada pasien.

  • Migrain pada ibu hamil tidak bisa diatasi

    Salah satu keluhan yang kadang dirasakan ibu hamil adalah migrain. Biasa muncul pada paruh pertama kehamilan. Kadang muncul dengan rasa nyeri ringan, namun banyak pula yang mengeluhkan rasa nyeri yang tajam dan kuat.

    Kebanyakan kasus migrain pada ibu hamil memang dikaitkan dengan perubahan hormonal pada wanita hamil. Ini mengganggu keseimbangan hormon pada otak dan memicu gangguan neurotransmitter di dalam otak. Ini berakibat ibu hamil rentan stress, kelelahan, insomnia, mood swing dan migrain.

    Informasi ini memang benar adanya, hanya saja kemudian muncul mitos penyakit migrain yang berdasar dari informasi sepotong tersebut. Bahwa migrain yang muncul pada ibu hamil tidak bisa diatasi, tetapi dibiarkan sampai mereda dengan sendirinya.

    Ibu hamil memang harus sangat berhati hati dalam memilih obat yang dikonsumsi. Beberapa memang dapat mengganggu perkembangan dan kesehatan janin. Tetapi, ada sejumlah obat yang dapat diresepkan untuk meredakan nyeri kepala pada ibu hamil. Hanya sangat perlu diingat untuk tidak membeli obat migrain sendiri tanpa konsultasi terlebih dulu dengan dokter kandungan Anda.

  • Pindah ke lokasi dengan cuaca lebih hangat lebih baik untuk pengidap migrain

    Asumsi atau mitos penyakit migrain lain yang juga banyak berkembang adalah soal pengaruh cuaca dengan migrain. Bahwa migrain acapkali muncul pada saat udara cenderung dingin dan lembab.

    Pandangan ini benar, hanya saja banyak orang kemudian menilai bahwa untuk mencegah migrain Anda bisa pindah dari kawasan bercuaca dingin dan lembab ke area bercuaca hangat. Faktanya lagi lagi ini tidak selalu bekerja pada semua orang.

    Justru, cuaca hanya pemicu ringan dari kasus migrain. Biasanya mereka yang pada dasarnya rentan mengalami migrain yang kemudian menjadi mudah migrain sebagai respon sensitif terhadap cuaca dingin. Jadi, meski pasien memutuskan untuk pindah ke kawasan bercuaca hangat, migrain belum tentu hilang. Karena aspek penyebab utamanya tidak diatasi dengan tuntas.

Kebanyakan kita mungkin pernah mengalami migrain dan ini tidak berkembang menjadi masalah serius. Tetapi, waspada ketika migrain terus datang berulang dengan tingkat nyeri yang relatif kuat. Tidak hanya karena ini sangat mengganggu aktivitas dan istirahat Anda, tetapi juga mungkin merupakan tanda dari kondisi yang serius.

Tetapi, di atas itu semua, penting untuk memahami lebih baik apa yang Anda alami dengan migrain. Pastikan Anda memahami fakta soal migrain dan tidak terjebak oleh informasi yang ternyata hanya mitos penyakit migrain. Ini akan penting untuk menentukan langkah tepat dalam mengendalikan dan mengatasi migrain.

Sumber

mitos penyakit migrain:

Cleveland Clinic. 2019. These 10 Migraine Myths Are Hogwash. https://health.clevelandclinic.org/these-10-migraine-myths-are-hogwash/

Tim Newman. Medical News Today. 2021. Medical myths: 11 migraine misunderstandings. https://www.medicalnewstoday.com/articles/medical-myths-all-about-migraines

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}