Memahami Manfaat Vitamin C sebagai Terapi Kanker

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Maret 4, 2017


Kita mengerti bahwa vitamin dan mineral dibutuhkan oleh tubuh agar bisa berfungsi dengan normal. Misalnya, vitamin A dikatakan baik untuk menjaga fungsi mata atau vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang. Juga manfaat vitamin C untuk memelihara kesehatan kulit.

Sewaktu mulai terserang penyakit, sejak dulu kita mengenal cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan minum obat. Namun dunia kesehatan belakangan ini menegaskan bahwa ada peran lebih dari vitamin dan mineral, termasuk untuk membantu memaksimalkan proses penyembuhan, bahkan lebih dari itu, juga berperan langsung dalam proses penyembuhan.

Manfaat Vitamin C Untuk Terapi Kanker

Riset yang dikembangkan Weill Cornell Medicine di New York dan dipublikasikan dalam Journal Science pada tahun 2016, mendapati bahwa sejumlah vitamin dan mineral juga bermanfaat dalam penyembuhan. Salah satu fokus riset adalah vitamin C yang ditengarai memiliki kemampuan untuk terapi kanker.

Dalam riset tersebut ditemukan bahwa vitamin C bermanfaat dalam proses penyembuhan kanker kolorektal. Terapi dengan vitamin C dalam skala tertentu bahkan dikatakan bisa lebih efektif dari kemoterapi. Pandangan ini sebenarnya juga bukan baru, mengingat dalam sejarah dunia kesehatan vitamin C sudah dianggap sebagai salah satu terapi kanker di tahun 50-an. Namun terapi ini tidak dilanjutkan karena dianggap tidak memberi hasil signifikan.

Menurut Dr. Lewis Cantley, salah satu pakar yang terlibat dalam riset tersebut, sebagaimana dijelaskan The Truth About CANCER, bahwa kesalahan terapi di masa tahun 50-an terletak pada dosis serta cara pemberian yang dilakukan.

Menurut beliau, vitamin C dalam dosis tinggi, setidaknya ekstraksi vitamin C dari 300 buah jeruk, dapat membantu mengatasi mutasi gen yang biasa terjadi pada kasus kanker kolorektal. Selama ini kemoterapi dianggap masih cukup lemah mengarah pada karakter mutasi gen yang lazim muncul pada kasus kanker kolorektal. Dan untuk bisa memasukkan vitamin C dalam dosis demikian tinggi secara aman, sebaiknya vitamin dimasukan dengan infus atau suntikan sehingga langsung terlarut dalam darah.

Cara Kerja Vitamin C Dalam Melemahkan Kanker

Pada dasarnya vitamin C (asam askorbat) adalah sejenis antioksidan. Sebagaimana jenis anti oksidan lain, kinerja utamanya memang membantu melakukan proses detoksifikasi dan membersihkan tubuh dari endapan toksin. Asam askorbat juga bisa bekerja dalam menstimulasi liver untuk bekerja lebih optimal.

Peran vitamin C juga menjadi salah satu komponen utama dari senyawa antioksidan alami glutathion dan sebagai bagian dari komponen protein kolagen yang sangat berperan dalam proses regenerasi sel tubuh. Ini menjadikan vitamin C dapat bermanfaat untuk menjaga kemurnian DNA serta proses kesinambungan regenerasi sel.

Vitamin C juga memiliki peran penting untuk menstimulasi fungsi imunitas. Sel darah putih membutuhkan asam askorbat dalam menjalankan fungsinya untuk menjadi garda depan sistem daya tahan tubuh.

Tak hanya itu, riset di Weill Cornell Medicine juga menunjukkan manfaat vitamin C yang secara khusus melemahkan sel-sel agresif abnormal. Menyerang langsung dari dalam sel dengan mengincar nukleus sel (inti sel) sehingga sel akhirnya melemah dan mati.

Menariknya, ketika kebanyakan substansi menyerang kanker dari permukaan luar, vitamin C justru memiliki kemampuan masuk ke dalam nukleus sel kanker dengan melakukan penyamaran. Asam askorbat dalam prosesnya akan berubah menjadi Dehydroascorbic acid atau DHA.

DHA yang dianggap bukan toksin oleh sel kanker diserap dan membuatnya dengan mudah masuk ke dalam inti sel. Di saat inilah DHA kembali berubah sebagai asam askorbat yang agresif menekan kadar karsinogen dalam inti sel dan melemahkan inti sel. Dalam prosesnya, pelemahan ini akan mengacu pada kematian sel.

Asam askorbat dalam dosis tinggi yang berinteraksi dengan sejumlah unsur logam tubuh juga akan membentuk senyawa hidrogen piroksida. Hidrogen piroksida ini juga bekerja sebagai toksin pada sel kanker. Sel kanker biasanya memang memproduksi jenis senyawa tertentu serupa protein, yang ketika berinteraksi dengan hidrogen piroksida justru akan berubah menjadi toksin yang melemahkan nukleus sel kanker. Demikian informasi yang disampaikan dalam laman CANCER TUTOR.

Cara Penggunaan Vitamin C Dalam Terapi Kanker

Para pakar telah menyepakati bahwa vitamin C memang memiliki kemampuan sebagai anti kanker. Namun kesepakatan ini tak lantas membuat vitamin C dengan mudah menjadi pilihan terapi bagi pengidap kanker. Karena rupanya dibutuhkan jumlah vitamin C dalam dosis sangat besar untuk bisa bekerja melawan kanker. Jumlah yang tidak cukup kuat untuk diatasi fungsi pencernaan dan fungsi ginjal, sehingga terapi dengan vitamin C untuk kanker bisa jadi malah membahayakan.

Dan inilah yang kemudian mendorong dimanfaatkannya sistem terapi intravena vitamin C atau infus vitamin C dosis tinggi. Terapi kanker ini dianggap lebih aman untuk fungsi ginjal dan pencernaan dibandingkan bila pasien diminta mengonsumsi asupan mengandung vitamin C dalam dosis sangat tinggi melalui mulut (oral).

Hal senada juga dijelaskan dalam sebuah riset yang dirilis pada National Institutes of Health tahun 2006 dengan tajuk “Intravenously administered vitamin C as cancer therapy: three cases”, dijelaskan bahwa vitamin C dalam dosis sangat tinggi setiap hari akan menjadi salah satu terapi kuat untuk melemahkan kanker.

Sebenarnya konsep infus vitamin C dosis tinggi sudah sempat dikemukakan oleh seorang pakar biokimia bernama Linus Pauling dari Oregon State University yang menemukan pemanfaatan suntik vitamin C dosis tinggi terhadap sejumlah kasus kesehatan, termasuk kanker. Beliau sendiri merupakan salah satu tokoh penerima hadiah Nobel dalam bidang kesehatan.

Terapi ini mencegah terjadinya iritasi pada lambung dan usus, serta sangat efektif secara langsung mendorong vitamin C terserap langsung oleh darah. Ketika oksigen sudah memenuhi darah, maka oksigen akan dihantarkan ke seluruh tubuh.

Dengan terapi yang semacam ini sejumlah pakar memberi klaim oleh sejumlah pakar bahwa hasil dari terapi vitamin C ini bahkan bisa memberi manfaat 4 kali lebih baik daripada mereka yang tidak mengonsumsi vitamin C.

Sejauh ini pandangan mengenai manfaat vitamin C dalam dosis besar untuk kanker tidak mendapatkan pandangan kontra sebesar terapi-terapi kanker lainnya. Ini karena riset-riset memang cukup kuat membuktikan adanya kaitan antara vitamin C, sistem imunitas, dan daya tahan tubuh terhadap kondisi mutasi gen.

Vitamin C memang sangat baik dalam membantu meningkatkan imunitas, diyakini oleh banyak pakar sebagaimana dijelaskan MAYO CLINIC. Manfaat vitamin C dalam proses detoksifikasi tubuh juga telah terbukti. Hanya saja sejauh mana pengaruh vitamin C terhadap kanker belum sepenuhnya dibuktikan. Dan itulah yang menyurutkan penggunaan vitamin C dosis tinggi via infus ini sebagai terapi kanker.

Namun dalam laman MAYO CLINIC di atas diyakini bahwa vitamin C setidaknya bisa bekerja menekan efek samping dari terapi-terapi kanker konvensional dengan mencegah kerusakan sel sehat serta efek inflamasi yang lazim terjadi pada pasien terapi. Vitamin C juga diyakini akan membantu memaksimalkan manfaat dari pengobatan kanker konvensional.

Saat ini, sejumlah klinik di Amerika sudah mulai menggunakan terapi infus vitamin C dosis tinggi ini dalam protokol pengobatan kanker yang mereka terapkan. Sebagian besar diterapkan sebagai protokol tambahan untuk memaksimalkan pengobatan dan sebagai terapi untuk menekan kerusakan sel. Tetapi dalam tahap awal atau stadium awal, terapi infus vitamin C dosis tinggi ini juga diterapkan sebagai terapi utama.

Kontroversi seputar manfaat vitamin C untuk terapi kanker masih tetap bergulir seiring dengan pandangan sejumlah pakar yng khawatir kinerjanya tak cukup kuat bila digunakan sebagai terapi pengobatan utama. Juga karena adanya kekhawatiran apabila infus vitamin C bisa menyisakan efek samping yang belum terdeteksi. Tetapi sejak tahun 2015, terapi infus vitamin C dosis tinggi ini sudah masuk dalam daftar terapi medis standar pada National Cancer Institutes.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}