Makanan yang Teroksidasi Apa Dampaknya Bagi Tubuh Anda

DITULIS OLEH:
Fery Irawan 

Juni 7, 2018


Setiap orang memiliki kebutuhan kalori yang berbeda, misalnya pada pria memerlukan konsumsi makanan hingga 2000 kalori, sedangkan wanita 1600 kalori setiap harinya. Kebutuhan kalori ini seringkali dipenuhi dengan konsumsi makanan bernutrisi yang juga mengandung enzim dalam makanan segar. Mengapa? Karena sayuran segar tidak mengalami proses oksidasi. Apa maksudnya? Secara singkat, proses oksidasi dapat menyebabkan suatu kondisi makanan menjadi berkarat, karena adanya ikatan zat dengan oksigen. Tapi, bagaimana mungkin ini dapat terjadi?

Memang tanpaknya ini adalah sesuatu yang mustahil terjadi pada makanan, namun makanan yang teroksidasi dapat dengan mudah Anda ketahui. Bagaimana caranya? Misalnya saat Anda menggoreng makanan yang teroksidasi, biasanya minyak untuk menggoreng berubah warna menjadi hitam atau kehilangan warna kuning-keemasannya. Begitupula dengan buah segar seperti apel atau kentang, perubahan warna menjadi cokelat merupakan tanda terjadinya proses oksidasi. Bila Anda mengonsumsi makanan demikian, tentu tubuh Anda akan mudah terserang radikal bebas.

Radikal Bebas dapat merusak DNA dalam tubuh Anda yang berfungsi sebagai peta tubuh, sederhananya radikal bebas dapat menimbulkan kanker dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Tak hanya makanan saja, bahkan alkohol maupun tembakau juga dapat menghasilkan radikal bebas.

Bukankah dampak-dampak buruk ini sering disebutkan dalam berbagai media? Namun, ternyata radikal bebas memiliki sisi lain yang akan mengejutkan Anda! Misalnya radikal bebas dapat membunuh virus, jamur, bakteri, dan menekan infeksi hingga taraf tertentu. Namun, jika berlebihan barulah berbahaya.

Sebenarnya tubuh Anda sudah memiliki perlengkapan alami yang dapat menetralisasi serangan radikal bebas, berupa enzim antioksidan yang disebut super-oksida dismutase. Jumlah enzim ini akan menurun setelah seseorang berusia 40 tahun, inilah alasan mengapa beberapa orang rentan mengalami sakit setelah usia tersebut. Apabila enzim ini menurun, tubuh akan mengambilnya dari cadangan enzim pangkal (enzim segala enzim) guna mencegah terjadinya penyakit. Bila jumlah enzim pangkal tidak mencukupi kebutuhan tubuh, maka penyakit akibat radikal bebas tak dapat dihindari lagi.

Agar ini tidak terjadi, Anda sebaiknya menghindari makanan yang dapat meningkatkan kadar radikal bebas dalam tubuh. Sebaliknya, konsumsilah makanan yang dapat meningkatkan enzim, sehingga bila radikal bebas menyerang, tubuh Anda dapat mempertahankan dirinya. Apa sajakah itu? Mari kita mulai dari buah-buahan berikut ini!

Contohnya, pepaya – buah tropikal yang satu ini banyak mengandung enzim papain yang membantu proses pemecahan protein. Nanas yang mengandung enzim bromelain yang berfungsi sebagai anti-peradangan. Selain itu kebanyakan kecambah juga banyak mengandung enzim. Selain itu, kacang-kacangan juga mengandung enzim. Hindari konsumsi daging sekalipun itu bernutrisi. Karena kandungan protein yang berlebihan akan sangat menguras enzim yang digunakan untuk memecahnya. Jadi, pola makan yang seimbang memang perlu diterapkan.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Fery Irawan seorang editor sekaligus penulis yang antusias dan sadar untuk memberikan informasi kesehatan yang tidak berat sebelah. Aktif menulis beragam artikel kesehatan selama beberapa tahun terakhir. Ia selalu berupaya menyampaikan informasi yang aktual dan terpercaya, sesuai dengan ketentuan dan prinsip jurnalistik yang ada. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}