Ketahuilah 5 Bahaya Perut Buncit, yang Bahkan Bisa Dimiliki Orang Kurus!


By Cindy Wijaya

Kegemukan itu tidak sehat, tetapi memiliki lemak perut yang berlebihan bahkan lebih buruk lagi. Disamping membuat Anda harus membeli celana baru, ada juga berbagai bahaya perut buncit yang mungkin tidak disadari.

Lemak yang menumpuk di perut, yang juga disebut lemak visceral, adalah lemak di sekitar organ hati dan organ-organ lain pada bagian perut.

Penyebab Perut Buncit

Banyak orang, khususnya mereka yang memiliki bentuk tubuh ‘apel’ atau ‘pir’, cenderung punya perut buncit karena menumpuknya lemak berlebihan di bagian tersebut. Lemak tidak akan menumpuk dalam waktu satu malam. Sebenarnya, lemak perut bisa disebabkan oleh banyak hal.

  • Makan banyak makanan dan minuman yang mengandung banyak gula dan fruktosa dapat menambahkan berat badan ekstra di sekitar pinggang.
  • Minum banyak alkohol dapat memicu lemak perut sekaligus juga peradangan, penyakit hati, dan masalah kesehatan lain.
  • Sering mengonsumsi lemak trans, salah satu lemak paling tidak sehat, dapat memicu lemak perut sekaligus peradangan, resistensi insulin, penyakit jantung, dan masalah kesehatan lain.
  • Gaya hidup kurang gerak juga adalah penyebab utama penumpukan lemak perut lainnya.
  • Pola makan rendah protein juga dapat menyebabkan perut buncit.
  • Wanita lebih cenderung punya perut buncit selama menopause akibat perubahan hormon pada tubuhnya.
  • Ketidakseimbangan bakteri usus memicu terbentuknya lemak visceral.
  • Terlalu stres meningkatkan hormon kortisol, yang pada akhirnya turut menyebabkan perut buncit.
  • Pola makan rendah serat dan tinggi tepung olahan juga memicu lemak perut.
  • Genetik juga berperan penting dalam membentuk rasio ukuran pinggang-ke-pinggul serta penyimpanan kelebihan kalori sebagai lemak perut.
  • Kurang tidur atau kurang tidur yang berkualitas dapat memicu kenaikan berat badan, termasuk di area perut.

Tidak soal apa penyebab di balik perut buncit Anda, satu hal yang pasti—itu tidak baik untuk kesehatan Anda. Sudah dilangsungkan penelitian yang mendalam untuk meneliti tentang bahaya perut buncit bagi kesehatan.

Bahaya Perut Buncit

Berhati-hatilah jika punya perut buncit, bisa saja Anda memiliki risiko untuk mengalami salah satu dari berbagai masalah kesehatan berikut ini.

1. Diabetes

Mempunyai lemak perut menambah risiko Anda untuk menderita diabetes. Sebenarnya, jika tubuh menyimpan lemak terutama di perut, maka risiko diabetes tipe 2 Anda jadi lebih besar daripada jika tubuh menyimpan lemak di tempat-tempat lain, misalnya di pinggul dan paha.

Obesitas visceral berarti ada banyak lemak menumpuk pada organ-organ utama yang bertanggung jawab untuk metabolisme glukosa. Ini memicu resistensi insulin dan disfungsi sel beta, yang akhirnya memicu kelainan pada homeostasis glukosa.

Penelitian tahun 2008 yang dirilis International Journal of Clinical Practice menyoroti adanya hubungan kuat antara obesitas visceral dengan perkembangan diabetes tipe 2. Mengurangi lingkar pinggang mungkin dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2 Anda.

Selain itu, penelitian tahun 2016 yang dirilis Diabetes Care melaporkan bahwa obesitas di perut lebih erat kaitannya dengan penyakit ginjal diabetik daripada jenis obesitas pada umumnya.

2. Penyakit Jantung

Membawa kelebihan lemak perut, tidak soal berapa pun berat badan Anda, dapat sangat memengaruhi risiko penyakit jantung Anda. Perut buncit memicu kadar trigliserida tingi dan kadar kolesterol ‘baik’ HDL yang rendah.

Penelitian tahun 2008 yang dimuat Circulation mendapati bahwa ukuran perut sangat berkaitan dengan penyakit kardiovaskular (jantung & pembuluh darah) serta kematian akibat kanker, terlepas dari indeks massa tubuh seseorang.

Juga, ukuran perut yang membuncit berkaitan dengan meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, bahkan di antara wanita yang berat badannya normal.

Penelitian tahun 2016 yang dimuat Journal of the American College of Cardiology melaporkan bahwa meningkatkan lemak perut dikaitkan dengan faktor risiko penyakit jantung yang baru diidentifikasi. Risikonya tetap ada bahkan setelah terjadi perubahan pada indeks massa tubuh serta ukuran pinggang—dua metode untuk memperkirakan apakah seseorang punya berat badan sehat.

3. Tekanan Darah Tinggi

Bahaya perut buncit juga dikaitkan dengan meningginya risiko tekanan darah tinggi. Penelitian tahun 2003 oleh para peneliti di Medical College of Georgia melaporkan bahwa obesitas dapat meningkatkan tekanan darah dengan cara menaikkan volum darah, bukan memicu penyempitan pembuluh darah. Juga, risikonya meningkat di antara orang-orang berperut buncit.

Penelitian tahun 2014 yang diterbitkan di Journal of the American College of Cardiology mendapati bahwa orang-orang dengan penumpukan lemak perut jauh lebih rentan mengalami darah tinggi. Ini terlepas dari jumlah keseluruhan lemak tubuh mereka. Hal ini terjadi karena lemak mengganggu fungsi ginjal.

4. Kanker

Lemak visceral yang berlebihan dapat menaikkan risiko Anda untuk terkena berbagai jenis kanker. Misalnya kanker usus besar, pankreas, payudara (khususnya setelah menopause), dan rahim.

Penelitian tahun 2013 yang dirilis Cancer Prevention Research memperlihatkan bahwa lemak visceral yang ada di sekitar organ-organ dalam secara langsung berkaitan dengan kanker usus.

Penelitian terbaru di tahun 2017 yang dirilis Oncogene memperlihatkan bahwa suatu protein khusus dilepaskan dari lemak dalam tubuh dapat menyebabkan sel yang tidak bersifat berubah menjadi sel kanker.

Penelitian itu juga menemukan bahwa lapisan bagian dalam dari lemak perut, jika dibandingkan dengan lapisan lemak tepat di bawah kulit, dicurigai sebagai pemicu utama karena melepaskan lebih banyak protein yang mendorong pertumbuhan sel-sel kanker.

5. Apnea Tidur

Apnea tidur diderita oleh banyak orang. Kondisi ini mengakibatkan orang tidak bernapas, biasanya selama 10 detik hingga 3 menit, dan dapat berulang ratusan kali selama tidur. Sekali pun mereka tidur, penderita kondisi ini sama seperti orang yang tidak tidur.

Jika Anda mengalaminya, itu artinya Anda juga rentan mengalami darah tinggi, pembengkakan jantung, bahkan juga gagal jantung dan serangan stroke. Dan memiliki lemak perut adalah salah satu faktor risiko di balik problem apnea tidur ini, terutama pada pria.

Penelitian tahun 1997 yang dirilis Journal of Internal Medicine menemukan bahwa penderita apena tidur obstruktif punya jauh lebih banyak lemak visceral daripada yang tidak mengalami apnea tidur. Ini menunjukkan bahwa lemak tersebut merupakan faktor risiko apnea tidur pada orang yang kegemukan.

Penelitian tahun 2013 yang dirilis European Respiratory Journal menganalisa hubungan antara lemak visceral dengan apnea tidur obstruktif pada pria maupun wanita yang kegemukan tetapi belum sampai obesitas.

Para peneliti menemukan bahwa lemak itu memang berkaitan dengan problem tidur ini yang dialami para pria, tetapi tidak pada para wanita. Pada wanita, lemak subkutan—yang ada tepat di bawah kulit—di perut dan seluruh tubuh adalah yang berkaitan dengan problem apnea tidur.

Itulah ke-5 bahaya perut buncit yang mungkin selama ini tidak disadari banyak orang. Lebih buruknya lagi, bahaya-bahaya seperti di atas bisa saja mengintai orang-orang yang tidak tergolong gemuk tetapi punya perut buncit.

Jadi jika Anda merasa memiliki kelebihan lemak perut, cobalah untuk memangkasnya agar tidak terancam bahaya perut buncit di atas. Upayakanlah gaya hidup sehat dengan lebih rajin olahraga, pola makan sehat, minum lebih banyak air, juga hindari makanan/minuman yang banyak mengandung pemanis dan kalori kosong.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}