Kenapa Anda Sakit Kepala Setelah Beraktivitas Dibawah Sinar Matahari?


By Cindy Wijaya

Di kala Anda selesai beraktivitas di bawah terik sinar matahari di siang hari yang panas, tiba-tiba kepala Anda terasa sakit. Kadang sakit kepala ini muncul sebagai migrain yang cukup menyiksa dan sulit untuk diatasi.

Ini lazim terjadi saat udara sedang terik-teriknya. Anda terpaksa menjalankan aktivitas di siang hari tepat di saat sinar matahari sedangg terik-teriknya. Atau malah masalah sakit kepala ini muncul di saat Anda sedang asyik berlibur di pantai di saat siang hari yang terik. Alih-alih menjadi segar pasca berjemur di bawah sinar matahari, Anda malah merasakan sakit kepala hebat yang mengganggu.

Apa sebenarnya yang terjadi, kenapa Anda bisa mengalami serangan sakit kepala hebat setelah Anda menghabiskan waktu di bawah sinar matahari yang terik dan panas? Bagaimana terik matahari memengaruhi kesehatan kepala Anda?

Dalam laman livestrong dijelaskan beberapa orang memang mengalami hipersensitif terhadap paparan terik sinar matahari berlebihan. Mereka akan mengalami keluhan sakit kepala menusuk hingga migrain yang relatif berat. Meski keluhan sifatnya cenderung relatif pada setiap orang, beberapa orang bisa jadi hanya mengalami sakit kepala ringan sedang sisanya bisa mengalami gangguan kesehatan selama beberapa hari.

Ada beberapa alasan kenapa seseorang mengalami sakit kepala setelah beraktivitas dibawah sinar matahari. Dan beberapa alasan tersebut antara lain:

1. Dehidrasi

Salah satu alasan terkuat kenapa berpanasan dibawah sinar matahari yang terik menyebabkan migrain dan sakit kepala adalah karena dehidrasi. Sangat lazim setelah Anda berpanas-panasan, tubuh mengeluarkan banyak keringat untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil. Panas berlebihan dari paparan sinar matahari menaikkan suhu tubuh Anda dan untuk menurunkannya lagi Anda akan berkeringat banyak.

Kondisi ini menyebabkan kadar air dalam tubuh Anda berkurang. Dan inilah pemicu dehidrasi. Dehidrasi memang dapat memicu migrain dan sakit kepala. Ini karena ketika kadar air dalam tubuh berkurang maka sirkulasi darah menuju otak akan menurun.

Sebagaimana diketahui, darah akan menghantarkan oksigen menuju otak, sementara otak sangat membutuhkan aliran oksigen untuk menjalankan fungsinya. Jadi, karena sirkulasi darah menuju otak tidak lancar, maka suplai oksigen menurun yang menjadi penyebab migrain.

Di sisi lain, otak sendiri membutuhkan kadar air yang cukup untuk menjaga kesinambungan fungsi neurotransmitter. Kekurangan kadar air akan menurunkan kadar air dalam otak dan menyebabkan sejumlah fungsi neurotransmitter terganggu. Anda merasakan percikan tidak normal pada otak yang memicu sakit kepala dan efek blur pada pandangan.

2. Kenaikan suhu otak

Kepala menjadi bagian yang secara langsung terpapar sinar matahari. Dan ini jelas menyebabkan kepala demikian mudah mengalami kenaikan suhu bila Anda berada di ruang terbuka yang terpapar sinar matahari terik yang panas.

Masalahnya fungsi kendali suhu pada kepala justru tidak sebaik pada tubuh lain, karena kelenjar keringat pada kepala tidak sesempurna pada bagian tubuh lain. Kelenjar keringat terbaik pada kepala justru terletak pada sisi muka dimana keringat dengan mudah menetes pada dahi dan pelipis. Ini membuat suhu pada bagian depan dan samping kepala cenderung lebih dingin dari bagian lain kepala.

Menurut situs SinusWars.com dijelaskan bahwa ketika kepala sedang kepanasan, biasanya sejumlah jaringan saraf akan bergerak secara otomatis pada area depan dan sisi samping kepala. Tekanan berlebihan pada kedua sisi ini memicu kepala menjadi sakit di sisi depan dan samping.

3. Paparan sinar matahari pada pandangan mata

Menurut situs HealthCentral.com dijelaskan bahwa masalah sakit kepala karena sinar matahari juga bisa disebabkan oleh efek radiasi sinar matahari pada mata. Biasanya karena efek sinar UV yang berlebihan dan menembus sistem penglihatan, maka sejumlah saraf pada area mata mengalami beberapa kondisi yang bisa memicu sakit kepala.

Anda bisa merasakannya ketika Anda memasuki ruang bertata cahaya ruang pasca berlama-lama berada di luar ruangan yang terik. Anda bisa merasakan mata mulai kesulitan beradaptasi dengan tata cahaya yang ada dan kehilangan kemampuan fokus.

Ekspos berlebihan cahaya pada mata mengganggu sistem saraf mata dan sejumlah jaringan penting pada mata. Meski sifatnya cenderung sementara, tetapi akan sangat mengganggu kinerja saraf pusat.

4. Beberapa penyebab lain

Anda bisa mencoba memahami apa yang Anda lakukan ketika Anda tengah beraktivitas di bawah sinar matahari yang terik. Bisa jadi, efek sakit kepala memburuk karena Anda melakukan aktivitas fisik yang melelahkan. Aktivitas fisik di bawah paparan sinar matahari yang panas sangat tidak disarankan, karena bisa memperburuk efek dehidrasi.

Selain itu pastikan Anda juga tidak melewatkan waktu makan dan minum. Ketika Anda melewatkan waktu makan dan tidak minum dengan cukup di saat Anda beraktivitas di bawah sinar matahari, maka akan memperburuk kondisi sakit kepala dan migrain yang muncul. Kurang makan sendiri bisa memicu sakit kepala, jadi pepaduan antara terlambat makan dan paparan sinar matahari akan menggandakan efek sakit kepala.

Dalam informasi lain pada livestrong.com dijelaskan bahwa mengonsumsi makanan dan minuman yang asam seperti es lemon tea dan es jeruk bisa juga memperburuk sakit kepala. Asam citrik ternyata dapat bekerja negatif pada sistem saraf di kepala Anda.

Minuman dingin pada beberapa orang juga tidak disarankan, karena serangan dingin di tubuh Anda kepanasan juga akan memicu serangan sakit kepala hebat. Tubuh Anda sedang dalam mode untuk memaksimalkan proses pendinginan. Paparan dingin mendadak justru berbahaya pada tubuh, termasuk bisa memicu efek demam dan keluhan tegangan mendadak pada jaringan saraf pusat di kepala.

Lalu bagaimana cara terbaik untuk mencegah efek sakit kepala setelah beraktivitas di bawah sinar matahari? Sejumlah saran berikut bisa Anda coba.

  • Hindari minuman dingin saat Anda terpapar sinar matahari panas. Minumlah minuman hangat untuk membantu Anda merasa lebih nyaman. Makanan pedas juga dipercaya membantu Anda menghindari efek sakit kepala.
  • Hindari mengeringkan keringat dengan paksa seperti dengan membiarkan tubuh Anda terpapar kipas angin atau AC. Mengeringkan keringat paksa ini bisa membuat tubuh Anda tidak beradaptasi dengan alami dan memicu sakit kepala.
  • Pastikan Anda minum cukup selama beraktivitas di luar ruangan, minumlah bahkan ketika Anda belum merasa kehausan.
  • Pastikan Anda makan cukup dan istirahat cukup.
  • Kenakan baju berwarna cerah, pakai sunglasses dan pastikan Anda mengenakan topi atau payung untuk memastikan kepala Anda tidak terpapar langsung sinar matahari. Anda bisa juga mengenakan kerudung sebagai pengganti topi.
  • Kurangi aktivitas fisik di luar untuk menekan kemungkinan Anda dehidrasi.

Cara-cara di atas cukup untuk membantu Anda menghindari efek sakit kepala setelah beraktivitas di bawah sinar matahari. Beberapa orang memang cukup tahan untuk beraktivitas di luar ruangan tanpa merasakan efek sakit kepala, tetapi Anda yang sensitif sebaiknya memperhatikan apa saja yang memicu sakit kepala pasca beraktivitas di bawah sinar matahari dan memahami cara-cara pencegahannya.

Satu lagi yang perlu diingat, apabila sakit kepala disertai dengan gejala kemerahan dan panas pada kulit, kebingungan, napas jadi cepat dan pendek, detak jantung cepat, kram otot, serta kelelahan, sebaiknya Anda segera cari bantuan medis. Bisa jadi gejala-gejala tersebut adalah gejala heatstroke yang dapat berakibat fatal jika dibiarkan.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}