Gejala-Gejala AIDS Yang Mudah Dikenali

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Juni 5, 2015


AIDS dan HIV — Hampir semua orang pernah mendengar tentang penyakit AIDS. Bahkan edukasi mengenai HIV/AIDS berupa seminar singkat sudah banyak dicanangkan di sekolah-sekolah. Ini tentu bertujuan untuk mencegah penyebaran HIV. Tetapi apakah Anda mengetahui apa saja gejala-gejala AIDS dan HIV?

Dalam artikel ini Anda akan melihat gejala-gejala AIDS dan HIV pada penderitanya. Mulai dari stadium awal hingga stadium lanjut. Apa saja tanda-tandanya? Mari kita perhatikan informasi berikut. — Sumber: AIDS and HIV Symptoms

Gejala-Gejala AIDS

Anda tidak dapat menentukan apakah seseorang terinfeksi HIV hanya dari penampilan luarnya saja. Walaupun tampaknya pengidap HIV tidak mengalami gejala apapun dan sehat-sehat saja, namun sebenarnya ia berpotensi menularkan HIV kepada orang lain. Bahkan banyak pengidap HIV yang sama sekali tidak tahu bahwa dirinya sudah terinfeksi.

Gejala yang muncul pada tahap awal infeksi HIV sulit dikenali. Karena gejala awalnya tidak jelas atau bahkan tidak ada, orang-orang yang telah terinfeksi HIV seringkali sama sekali tidak menyadarinya. Untuk mengenali lebih jauh mengenai gejala-gejala AIDS dan HIV, ada baiknya Anda memahami tahap-tahap infeksi HIV.

Infeksi HIV terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama disebut sebagai infeksi akut atau serokonversi, dan ini biasanya terjadi dalam waktu 2 sampai 6 minggu setelah terpapar virus atau menjadi terinfeksi. Ini adalah ketika sistem kekebalan tubuh sedang berjuang melawan HIV.

Gejala-gejala dari infeksi akut tersebut terlihat mirip dengan penyakit akibat virus lainnya dan seringkali menyerupai gejala flu. Gejalanya bisa berlangsung selama satu atau dua minggu dan kemudian akan benar-benar hilang seraya virus memasuki tahap tanpa gejala.

Gejala-Gejala AIDS — Tahap Pertama

Gejala awal infeksi HIV akut diantaranya meliputi:

  • Sakit kepala
  • Diare
  • Mual dan muntah
  • Kelelahan
  • Sakit otot
  • Sakit tenggorokan
  • Ruam merah yang tidak gatal, biasanya terdapat di bagian dada
  • Demam

Segera periksakan diri ke Dokter apabila Anda merasa telah terpapar HIV. Sekarang dokter telah menemukan cara mencegah HIV supaya tidak memegang kendali dalam tubuh. Ini bisa dilakukan apabila Anda dan dokter bertindak cepat setelah terjadinya infeksi tahap awal. Petugas kesehatan yang terkena darah dari orang yang terinfeksi HIV biasanya diberikan obat anti-HIV untuk melindungi diri. Obat ini harus diminum dalam waktu 72 jam sejak paparan awal.

Anda mungkin akan diminta menjalankan pemeriksaan menggunakan tes HIV untuk mendeteksi keberadaan antigen HIV dan antibodi HIV. Anda mungkin akan diresepkan obat-obatan anti-HIV yang harus diminum dalam jangka waktu tertentu. Memang akan ada efek samping negatif dari penggunaan obat-obatan ini, tetapi obat ini diperlukan guna menghentikan infeksi HIV di dalam tubuh.

Sayangnya, banyak orang tidak menyadari ketika tubuhnya telah terinfeksi HIV. Tetapi beberapa minggu kemudian mereka dapat mengalami gejala-gejala dari serokonversi. Timbulnya gejala-gejala ini menunjukkan bahwa tubuh sedang berusaha melawan HIV.

Gejala-Gejala AIDS — Tahap Kedua

Setelah jangka waktu dari serokonversi pertama, sistem kekebalan tubuh kalah dalam pertarungan melawan HIV sehingga gejala-gejalanya menghilang.

Infeksi HIV masuk ke dalam tahap kedua, yang dapat berlangsung dalam jangka waktu lama tanpa gejala—disebut sebagai periode asimpomatik/laten. Di tahap ini seringkali orang yang terinfeksi tidak menyadari dirinya telah terinfeksi dan bisa menularkan HIV ke orang lain. Jangka waktu ini bisa berlangsung selama 10 tahun atau lebih.

Selama jangka waktu tanpa gejala ini, HIV secara perlahan membunuh sel-sel T CD4 sekaligus menghancurkan sistem kekebalan tubuh Anda. Tes darah yang dilakukan dalam jangka waktu ini dapat mengungkapkan berapa jumlah sel T CD4 yang tersisa. Secara normal, seseorang memiliki jumlah angka sel T CD4 sekitar 450 sampai 1400 sel per mikroliter.

Jumlah ini berubah secara konstan bergantung pada kondisi kesehatan orang tersebut. Bagi orang yang terinfeksi HIV, jumllah sel T CD4 akan terus menurun sehingga menjadikan dirinya rentan terkena berbagai infeksi lainnya—dan terancam bahaya terkena AIDS.

Gejala-Gejala AIDS —Tahap Ketiga

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah tahap ketiga dan terakhir dari infeksi HIV. Ketika jumlah sel T CD4 sudah turun sampai jumlahnya di bawah angka 200, maka orang tersebut didiagnosis menderita AIDS. Seseorang yang terinfeksi HIV baru bisa didiagnosis memiliki AIDS apabila ia menderita “penyakit terkait AIDS” seperti sarkoma Kaposi (suatu jenis kanker kulit) atau pneumonia pneumositis (suatu penyakit paru-paru).

Beruntung, tersedia kombinasi obat yang digunakan untuk mengobati gejala-gejala AIDS dan HIV —sebuah “koktail”— dapat membantu tubuh membangun kembali sistem kekebalannya. Obat ini biasanya mahal dan menimbulkan tantangan tersendiri untuk rutin mengonsumsinya karena efek samping yang ditimbulkannya. Tetapi sangat dianjurkan agar tidak menghentikan pengobatan ini tanpa terlebih dulu berkonsultasi dengan dokter.

Orang-orang yang memiliki jumlah sel T CD4 yang rendah juga mungkin diberikan pengobatan agar terhindar dari infeksi oportunistik. Pengobatan semacam itu harus terus dilakukan sampai jumlah CD4 telah meningkat.

Beberapa orang sama sekali tidak menyadari dirinya telah terinfeksi HIV, dan baru mengetahui keberadaan infeksi HIV dalam tubuhnya setelah mengalami sejumlah gejala-gejala AIDS dan HIV berikut:

  • Selalu merasa kelelahan sepanjang waktu
  • Pembengkakan kelenjar getah bening di wilayah leher atau selangkangan
  • Demam yang berlangsung selama lebih dari 10 hari
  • Berkeringat di malam hari
  • Penurunan berat badan padahal tidak sedang diet
  • Bintik-bintik keunguan pada kulit yang tidak segera hilang
  • Sesak napas
  • Diare berat yang terus terjadi
  • Infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina
  • Gampang memar atau perdarahan yang tidak jelas sebabnya

Segera periksakan diri ke dokter apabila Anda telah merasakan sejumlah gejala-gejala AIDS dan HIV yang disebutkan. Meskipun pada akhirnya dokter menemukan bahwa penyebabnya bukan infeksi HIV, tetapi itu bisa jadi adalah gejala-gejala dari penyakit berat lainnya.

Demikianlah informasi lengkap sehubungan dengan gejala-gejala AIDS dan HIV yang mudah dikenali. Nantikan informasi kesehatan lainnya serta alternatif pengobatan herbal hanya di deherba.com

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}