Cara Melakukan Pertolongan CPR pada Dewasa & Anak


By Cindy Wijaya

Resusitasi jantung paru (CPR) dapat menyelamatkan nyawa seseorang di situasi darurat. Melakukan cara resusitasi jantung paru atau CPR yang benar dapat menjadi pertolongan pertama pada orang dewasa maupun anak yang detak jantung atau pernapasannya berhenti. Bagaimana cara melakukan CPR? Dan apakah melakukan CPR dapat menjadi cara pertolongan pertama pada serangan jantung?

Artikel ini akan menjelaskan cara melakukan resusitasi jantung paru menurut panduan yang dikeluarkan oleh para ahli medis. Agar informasi yang kami sampaikan tidak keliru, sumber yang kami ambil adalah situs-situs web kesehatan yang dapat dipercaya. Silakan lihat di bagian “sumber referensi” di paling bawah.

Apa Itu Resusitasi Jantung Paru atau CPR?

Resusitasi jantung paru dalam bahasa Inggris disebut cardiopulmonary resuscitation sehingga sering disingkat CPR. Resusitasi jantung paru adalah metode darurat yang dapat membantu menyelamatkan hidup seseorang jika pernapasan atau detak jantungnya berhenti. Contohnya saat seseroang mengalami henti jantung atau hampir tenggelam.

Henti jantung atau cardiac arrest adalah kondisi yang membuat jantung seseorang berhenti berdetak. Selama mengalami kondisi ini, jantungnya tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh, termasuk ke otak dan paru-paru. Itu sebabnya henti jantung bisa berujung ke kematian dalam waktu singkat, bahkan dalam hitungan menit.

Melakukan CPR adalah cara pertolongan darurat untuk kondisi henti jantung. CPR dilakukan dengan memberikan tekanan ke dada untuk meniru cara jantung memompa darah. Tekanan ini membantu menjaga darah tetap mengalir ke seluruh tubuh.

Segera memberikan resusitasi jantung paru (CPR) pada orang yang mengalami henti jantung dapat meningkatkan peluang bertahan hidupnya hingga dua – tiga kali lipat.

Henti jantung tidak sama dengan serangan jantung. Serangan jantung terjadi karena penyumbatan peredaran darah ke jantung. Seseorang yang mengalami serangan jantung masih bisa berbicara dan bernapas.

Karena itu resusitasi jantung paru atau CPR bukan cara melakukan pertolongan darurat pada serangan jantung. Akan tetapi orang tersebut harus segera pergi ke rumah sakit. Sebab serangan jantung meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi henti jantung.

Ciri-Ciri Orang yang Mengalami Henti Jantung


  • Tidak merespons, bahkan jika Anda mengguncang atau meneriakinya.
  • Tidak bernapas atau napasnya terengah-engah.

Jika Anda melihat seseorang dengan ciri-ciri seperti di atas, segera panggil ambulans dari rumah sakit terdekat atau hubungi nomor telepon darurat 112. Kemudian langsung mulai lakukan CPR dan terus lakukan itu sampai ambulans tiba.

Bagaimana Cara Melakukan Pertolongan CPR?

Ada dua macam resusitasi jantung paru atau CPR, yaitu CPR yang dilakukan oleh orang yang terlatih (seperti tenaga medis atau orang yang telah mengikuti pelatihan) dan CPR yang dapat dilakukan oleh orang awam. CPR oleh orang yang terlatih dilakukan dengan memberi tekanan ke dada dan pernapasan mulut ke mulut yang dilakukan dengan teknik khusus.

Sedangkan CPR yang dapat dilakukan oleh orang awam hanya dilakukan dengan memberi tekanan ke dada. Cara melakukan resusitasi jantung paru ini dianjurkan bagi orang-orang awam yang melihat orang dewasa, remaja, atau anak-anak yang tiba-tiba pingsan dan jauh dari rumah sakit (misalnya di rumah, di tempat kerja, atau di taman).

Ilustrasi Cara Melakukan Resusitasi Jantung Paru yang Benar
Photo by spkphotostock from Getty Images Pro via Canva

Untuk mempelajari cara melakukan resusitasi jantung paru (CPR) dengan teknik khusus, Anda perlu mengikuti kursus pelatihan pertolongan pertama yang terakreditasi. Yang diajarkan kursus itu termasuk cara melakukan CPR dan cara menggunakan alat automated external defibrillator (AED).

Namun untuk melakukan CPR dalam situasi darurat, tidak menjadi soal apakah Anda sudah mengikuti pelatihan atau tidak. Berikut adalah langkah-langkah cara melakukan resusitasi jantung paru (CPR) yang benar pada orang dewasa, remaja, maupun anak-anak.

Sebelum Melakukan CPR Periksa Dulu:


  • Apakah lingkungan sekitar aman bagi orang tersebut?
  • Apakah orang itu masih sadar atau sudah tidak sadarkan diri?
  • Jika orang tersebut tampak tidak sadar, coba tepuk atau goyangkan pundaknya dan tanyakan dengan keras, “Apa kamu baik-baik saja?”
  • Jika orang tersebut tidak merespons dan ada orang lain di dekat Anda, mintalah dia menelepon nomor telepon darurat 112 atau rumah sakit terdekat untuk minta ambulans segera.
  • Jika Anda sendirian dan sedang membawa HP, hubungi dulu 112 atau rumah sakit terdekat sebelum memulai CPR.
  • Setelah itu, langsung mulai lakukan CPR. Atau langsung lakukan CPR jika Anda tidak membawa HP atau tidak ada yang bisa dihubungi.

Cara Melakukan Pertolongan CPR pada Orang Dewasa

Ingatlah huruf T-B-N yaitu Tekanan ke dada, Buka jalur napas, dan Napas buatan untuk langkah mudah melakukan resusitasi jantung paru.

Tekanan ke Dada:

  • Baringkan orang itu di permukaan yang keras dan rata.
  • Berlututlah di samping leher dan bahu orang itu.
  • Letakkan tumit (bagian bawah) salah satu telapak tangan Anda di atas tengah dadanya, di antara kedua puting dada. Letakkan telapak tangan Anda yang satunya tepat di atas tangan tadi. Jaga siku tangan tetap lurus dan posisikan bahu Anda tepat di atas tangan.
  • Gunakan berat badan bagian tuuh atas Anda (bukan hanya tenaga dari tangan) untuk mendorong lurus ke bawah (menekan) dada, tapi dorongannya tidak lebih dari 6 cm. Dorong kuat-kuat dan cepat dengan kecepatan 100 – 120 tekanan per menit.
  • Jika Anda belum mendapat pelatihan resmi untuk CPR, teruslah lakukan tekanan ke dada sampai ada tanda-tanda orang itu bergerak atau sampai ada tenaga medis yang datang.
  • Jika Anda sudah mendapat pelatihan resmi, lanjutkan untuk membuka jalur napas dan memberi napas buatan.

Buka Jalur Napas:

  • Langkah ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah mendapat pelatihan resmi tentang cara melakukan pertolongan pertama dengan CPR.
  • Jika Anda sudah memberikan 30 tekanan ke dada, bukalah jalur napas orang itu dengan menengadahkan kepalanya sedikit ke atas. Taruh telapak tangan Anda di dahi orang itu dan secara perlahan dorong kepalanya untuk menengadah ke atas. Kemudian dengan tangan lainnya, angkat perlahan dagunya ke depan untuk membuka jalur napasnya.

Napas Buatan:

  • Napas buatan bisa berupa pernapasan dari mulut ke mulut, atau pernapasan dari mulut ke hidung jika mulutnya terluka parah atau tidak bisa dibuka.
  • Setelah membuka jalur napas, jepit lubang hidungnya untuk memberikan pernapasan dari mulut ke mulut dengan menempelkan mulut Anda ke mulut orang itu sampai benar-benar menempel.
  • Bersiaplah untuk memberikan dua napas buatan. Berikan napas buatan pertama—tahan 1 detik—dan lihat apakah dadanya naik. Jika naik, berikan napas buatan kedua. Jika tidak naik, ulangi untuk membuka jalur napasnya dan berikan napas buatan kedua.
  • Satu siklus CPR terdiri dari 30 tekanan ke dada diikuti oleh dua napas buatan. Berhati-hatilah untuk tidak memberikan napas buatan terlalu banyak atau terlalu kuat.
  • Terus lanjutkan siklus CPR sampai ada tanda-tanda orang itu bergerak atau sampai ada tenaga medis yang datang.

Cara Melakukan Pertolongan CPR pada Anak-Anak

Cara melakukan pertolongan resusitasi jantung paru atau CPR untuk anak-anak di atas 1 tahun pada dasarnya sama dengan untuk orang dewasa. Namun ada pengingat tambahan saat akan melakukan resusitasi jantung paru pada anak-anak.

Tekanan ke Dada:

  • Jika Anda sendirian dan anak itu tidak pingsan, lakukanlah 5 siklus CPR pada anak itu (kira-kira selama 2 menit) sebelum menelepon nomor telepon darurat 112 atau rumah sakit terdekat.
  • Jika Anda sendirian dan anak itu pingsan, hubungi dulu 112 atau rumah sakit terdekat sebelum memulai resusitasi jantung paru pada anak itu. Jika ada orang lain, minta orang itu untuk mencari bantuan medis sementara Anda melakukan CPR.
  • Baringkan anak di atas permukaan yang keras dan rata.
  • Berlututlah di samping leher dan bahu anak.
  • Gunakan dua tangan, atau hanya satu tangan jika anaknya sangat kecil, untuk memberikan tekanan ke dadanya. Dorong lurus ke bawah (menekan) dada sekitar 5 cm. Jika anak sudah besar atau remaja, dorong dada ke bawah setidaknya 5 cm tetapi tidak lebih dari 6 cm. Dorong kuat-kuat dan cepat dengan kecepatan 100 – 120 tekanan per menit.
  • Jika Anda belum mendapat pelatihan CPR yang resmi, lanjutkan menekan dada hingga ada tanda-tanda anak itu bergerak atau hingga tenaga medis datang. Jika Anda sudah mendapat pelatihan CPR yang resmi, lanjutkan untuk membuka jalur napas dan memberi napas buatan.

Buka Jalur Napas:

  • Langkah ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang sudah mengikuti pelatihan cara yang benar melakukan pertolongan pertama dengan resusitasi jantung paru (CPR).
  • Jika sudah memberikan 30 tekanan ke dada, bukalah jalur napas anak itu dengan menengadahkan kepalanya sedikit ke atas. Taruh telapak tangan Anda di dahi orang itu dan secara perlahan dorong kepalanya untuk menengadah ke atas. Kemudian dengan tangan lainnya, angkat perlahan dagunya ke depan untuk membuka jalur napasnya.

Napas Buatan:

  • Setelah membuka jalur napasnya, jepit lubang hidungnya untuk memberikan pernapasan dari mulut ke mulut dengan menempelkan mulut Anda ke mulut anak itu sampai benar-benar menempel.
  • Bersiaplah untuk memberikan dua napas buatan. Berikan napas buatan pertama—tahan 1 detik—dan lihat apakah dadanya naik. Jika naik, berikan napas buatan kedua. Jika tidak naik, ulangi untuk membuka jalur napasnya dan berikan napas buatan kedua. Berhati-hatilah untuk tidak memberikan napas buatan terlalu banyak atau terlalu kuat.
  • Setelah memberikan dua napas buatan, segera mulai siklus CPR berikutnya dengan memberikan tekanan ke dada dan napas buatan. Jika ada dua orang yang melakukan CPR, lakukan 15 tekanan ke dada diikuti dengan 2 napas buatan.
  • Terus lanjutkan siklus CPR sampai ada tanda-tanda anak itu bergerak atau sampai ada tenaga medis yang datang.

Baca juga mengenai cara melakukan CPR pada Bayi di artikel ini: 3 Langkah Melakukan CPR pada Bayi.

Ilustrasi Cara Melakukan Resusitasi Jantung Paru (CPR) pada Anak
Photo by zenstock from Getty Images via Canva

Kesimpulan tentang Cara Melakukan Pertolongan CPR

Melakukan resusitasi jantung paru (CPR) pada orang dewasa atau anak-anak dengan cara yang benar dapat menyelamatkan kehidupannya. Jadi sebelum Anda berada pada situasi genting dan tidak tahu harus berbuat apa, pelajarilah cara melakukan resusitasi jantung paru yang benar.

Ingat juga bahwa melakukan CPR bukan cara yang cocok pada serangan jantung. Karena biasanya orang yang mengalami serangan jantung masih bisa berbicara dan bernapas, jadi masih ada cukup waktu baginya untuk minta tolong segera dibawa ke rumah sakit.

CPR adalah pertolongan darurat bagi orang yang berhenti bernapas atau berhenti detak jantungnya. Contohnya ketika seseorang hampir tenggelam atau mengalami kondisi henti jantung (cardiac arrest).

Henti jantung berbeda dengan serangan jantung. Ciri-ciri orang yang mengalaminya yaitu dia tidak merespons, bahkan jika Anda mengguncang atau meneriakinya dan dia tidak bernapas atau napasnya terengah-engah.

Namun ingatlah bahwa CPR hanyalah pertolongan pertama, jadi Anda tetap harus mencari bantuan medis untuk menindaklanjutinya. Jadi jangan lupa menghubungi nomor telepon darurat 112 atau rumah sakit terdekat untuk minta didatangkan ambulans.

Demikianlah artikel ini yang menjelaskan tentang cara melakukan pertolongan CPR dan juga menjawab pertanyaan apakah CPR digunakan pada serangan jantung. Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam situasi genting. Nantikan juga pembahasan-pembahasan bermanfaat lain seputar kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Sumber Referensi:

American Heart Association. What is CPR?. URL: https://cpr.heart.org/en/resources/what-is-cpr

Centers for Disease Control and Prevention. Three Things You May Not Know About CPR. URL: https://www.cdc.gov/features/learn-cpr/index.html

Mayo Clinic. Cardiopulmonary resuscitation (CPR): First aid. URL: https://www.mayoclinic.org/first-aid/first-aid-cpr/basics/art-20056600

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}