Terapi Insulin

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 


Insulin adalah jenis hormon yang dibuat di dalam kelenjar pankreas yang letaknya di belakang lambung di bagian belakang perut. Hormon insulin memungkinkan tubuh untuk menggunakan gula sebagai energi.

Setelah kita makan, saluran pencernaan memecah karbohidrat dari makanan untuk diubah menjadi gula jenis glukosa. Glukosa kemudian diserap ke dalam peredaran darah melalui dinding di usus halus. Begitu glukosa berada dalam aliran darah, maka insulin memungkinkan sel-sel di seluruh tubuh untuk menyerap gula lalu menggunakannya sebagai energi.

Hormon insulin juga membantu menyeimbangkan kadar gula darah. Jika ada terlalu banyak glukosa dalam peredaran darah, maka insulin memberi sinyal pada tubuh untuk menyimpan kelebihannya di dalam hati. Glukosa simpanan tidak akan dilepaskan kecuali kadar gula darah sudah turun, misalnya sewaktu tidak makan atau ketika tubuh sedang stres atau membutuhkan tambahan energi.

Hubungan Diabetes dengan Hormon Insulin

Penyakit diabetes akan dialami jika tubuh tidak mampu menggunakan insulin dengan benar atau tidak sanggup menghasilkan cukup insulin. Jadi bisa dibilang bahwa insulin adalah faktor utama penyebab diabetes. Terdapat dua jenis utama diabetes, yaitu tipe 1 dan tipe 2.

Diabetes tipe 1 digolongkan sebagai jenis penyakit kelainan sistem kekebalan (autoimun). Maksudnya adalah penyakit yang mengakibatkan tubuh menyerang dirinya sendiri. Jika Anda mengidap diabetes tipe 1, itu berarti tubuh Anda kurang atau sama sekali tidak sanggup menghasilkan insulin.

Ini karena sistem kekebalan Anda telah merusak semua sel-sel penghasil insulin di dalam pankreas. Penyakit ini paling sering dialami oleh anak-anak muda, walapun adakalanya diabetes tipe 1 berkembang sewaktu dewasa.

Sedangkan pada diabetes tipe 2, tubuh Anda menjadi kebal terhadap efek dari insulin. Ini berarti tubuh membutuhkan lebih banyak insulin agar mampu mendapat efek yang sama. Karena itu, tubuh Anda lebih banyak menghasilkan insulin untuk menjaga kadar gula darah normal.

Akan tetapi, setelah bertahun-tahun terlalu banyak menghasilkan insulin, sel-sel penghasil insulin di pankreas mulai ‘kelelahan’. Diabetes tipe 2 dapat dialami oleh siapa pun dari kalangan usia mana pun, tetapi biasanya penyakit ini berkembang di usia lanjut.

Terapi Insulin untuk Pengobatan Diabetes

Terapi insulin maksudnya adalah menyuntikkan hormon insulin ke dalam tubuh sebagai pengganti atau penambah insulin yang dihasilkan oleh tubuh. Ini bertujuan untuk membantu menangani penyakit diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Karena tubuh dari penderita diabetes tipe 1 kurang/tidak mampu menghasilkan insulin, maka mereka diharuskan menjalankan terapi insulin agar kadar gula darah tetap terkendali. Berbeda dengan banyak penderita diabetes tipe 2 yang sanggup mengendalikan kadar gula darah dengan mengupayakan gaya hidup sehat dan obat yang diminum oral.

Ahli Herbal

Cari produk herbal untuk penyakit Anda? Ayo konsultasi gratis dengan ahli herbal DEHERBA.COM!

WHATSAPP SEKARANG

Namun jika upaya tersebut tidak efektif, maka penderita diabetes tipe 2 juga membutuhkan terapi insulin untuk membantu menjaga kadar gula darah.

Jenis-Jenis Insulin untuk Pengobatan Diabetes

Semua jenis insulin memberikan efek yang sama. Perbedaan dari berbagai jenis insulin ini adalah pada seberapa cepat dan seberapa lama mereka bekerja untuk membantu meniru peningkatan dan penurunan alami dari kadar insulin di seluruh tubuh selama sehari. Berikut adalah jenis-jenis insulin untuk pengobatan diabetes:

  • Insulin Rapid-Acting (Reaksi Cepat): Jenis insulin ini mulai bekerja kira-kira 15 menit setelah disuntikkan. Efeknya bisa bertahan hingga 2 – 4 jam. Jenis ini sering kali disuntikkan sebelum makan.
  • Insulin Short-Acting (Reaksi Singkat): Anda menyuntikkan jenis insulin ini sebelum makan. Insulin ini mulai bekerja antara 30 – 60 menit setelah disuntikkan dan efeknya bertahan hingga 5 – 8 jam.
  • Insulin Intermediate-Acting (Reaksi Menengah): Jenis insulin ini mulai bekerja 30 menit – 1 jam setelah disuntikkan, dan efeknya dapat bertahan hingga 8 jam.
  • Insulin Long-Acting (Reaksi Lama): Jenis insulin ini mungkin tidak akan mulai bekerja hingga 2 jam setelah disuntikkan. Akan tetapi, efeknya mampu bertahan hingga 24 jam lamanya.

Anda tidak bisa mengonsumsi hormon insulin melalui mulut. Anda harus menyuntikkannya dengan menggunakan jarum suntik, pena insulin, atau pompa insulin. Jenis suntikan insulin yang Anda gunakan bergantung pada pilihan pribadi, kebutuhan kesehatan, dan tanggungan asuransi kesehatan Anda.

Dokter Anda akan memperlihatkan bagaimana cara menyuntikkan insulin. Anda bisa menyuntikkannya ke bawah kulit di beberapa area tubuh berbeda, misalnya di paha, bokong, lengan atas, dan perut. Anda harus memvariasikan lokasi suntikan untuk mencegah kulit menebal akibat terlalu sering menyuntikkannya.

Terapi insulin yang dijalankan oleh seseorang bisa berbeda dengan orang lain, bergantung pada kadar gula darah serta tujuan pengendalian diabetesnya. Dokter mungkin memberi Anda petunjuk untuk menyuntikkan insulin 60 menit sebelum makan atau tepat sebelum makan.

Jumlah insulin yang Anda butuhkan bergantung pada kebutuhan sehari-hari yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan seberapa parah diabetes yang Anda derita. Beberapa orang mungkin hanya butuh 1 suntikan insulin dalam sehari. Sedangkan yang lain mungkin butuh 3 – 4 kali. Dokter Anda juga mungkin meminta Anda menggunakan 2 jenis insulin, misalnya insulin rapid-acting dan long-acting.

Perhatikan Reaksi dari Terapi Insulin

Sewaktu menyuntikkan hormon insulin, sewaktu-waktu bisa saja terjadi reaksi hipoglikemia, atau kondisi kadar gula darah terlalu rendah. Ini disebut sebagai reaksi insulin. Jika Anda terlalu banyak olahraga atau tidak cukup makan, maka kadar gula darah juga akan menurun terlalu rendah sehingga memicu reaksi inslin. Anda perlu menyeimbangkan insulin dengan memberi makanan atau kalori pada tubuh. Gejala-gejala dari reaksi insulin antara lain:

  • Kelelahan
  • Tidak sanggup berbicara
  • Berkeringat
  • Kebingungan
  • Hilang kesadaran
  • Kejang-kejang
  • Otot berkedut
  • Kulit pucat

Untuk mencegah atau menghentikan reaksi insulin, bawalah selalu asupan karbohidrat yang bereaksi cepat sebanyak 15 gram. Ukuran asupan itu sebanding dengan: ½ gelas minuman soda non-diet, ½ gelas jus buah, 5 permen keras, 2 sdm kismis. Kini tersedia juga pena spesial yang disebut pena glukagon untuk membantu mengatasi reaksi insulin seperti di atas.

Jika dijalankan dengan tepat, terapi insulin akan efektif membantu pengobatan diabetes dengan menjaga kadar gula darah tetap berada pada batasnya. Kadar gula darah yang sehat membantu mencegah komplikasi diabetes, seperti kebutaan dan amputasi anggota badan. Karena itulah dalam rencana pengobatan diabetes, pasti dokter selalu mewajibkan pasiennya terus memantau kadar gula darah secara teratur.

Disamping melakukan terapi insulin, semua pengidap diabetes melitus juga sangat dianjurkan untuk benar-benar mengubah gaya hidup agar kadar gula darah tidak menjadi terlalu tinggi. Hentikan kebiasaan makan junk food, nonton TV seharian, dan bermalas-malasan. Ayo aktif bergerak & makanlah makanan sehat.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}