Kadar Gula Darah Normal


By Cindy Wijaya

Jika Anda atau kerabat Anda didiagnosis menderita diabetes melitus, pasti Anda sudah sering mendengar anjuran untuk menurunkan kadar gula darah sampai senormal mungkin. Tetapi untuk bisa melakukannya, Anda perlu tahu berapa sebenarnya kadar gula darah normal dan bagaimana cara memperolehnya?

Mengetahui berapa kadar gula darah normal akan membantu upaya Anda untuk mengendalikan penyakit diabetes agar tidak sampai menyebabkan komplikasi serius.

Kadar Gula Darah Normal yang Harus Diupayakan

Sebenarnya tidak ada angka pas untuk menentukan kadar gula darah normal, karena mereka akan terus berubah-ubah sepanjang hari. Bagi seorang penderita diabetes, kadar gula darah puasa saat bangun tidur seharusnya di bawah 100 mg/dl.

Kadar gula darah normal sebelum makan adalah 70 – 99 mg/dl. Dan kadar glukosa “postprandial” dua jam setelah makan harus kurang dari 140 mg/dl. Angka-angka itu adalah ukuran normal untuk penderita diabetes.

Jadi, jika mengidap diabetes, Anda dianjurkan untuk menjaga kadar glukosa sebelum makan di bawah 80 – 130 mg/dl dan satu-dua jam setelah makan di bawah 180. Berikut adalah daftar angka-angka normal untuk kadar glukosa:

  • Puasa

    Orang sehat: 70 – 99 mg/dl
    Penderita diabetes: 80 – 130 mg/dl

  • 2 Jam Setelah Makan

    Orang sehat: kurang dari 140 mg/dl
    Penderita diabetes: kurang dari 180 mg/dl

  • HbA1c

    Orang sehat: kurang dari 5.7 persen
    Penderita diabetes: 7.0 persen atau kurang

Banyak dokter menganjurkan pasien diabetes untuk membidik kadar glukosa yang ingin dicapai sedekat mungkin dengan yang dimiliki orang-orang sehat, karena dengan begitu risiko komplikasi bisa ditekan lebih rendah.

Namun menurunkan gula darah sampai mendekati kadar yang dimiliki orang sehat membutuhkan upaya ekstra—rencana dan pelaksanaan diet yang cermat serta pemantauan glukosa yang lebih sering untuk mencegah gula darah turun terlalu rendah.

Hati-Hati dengan Gula Darah Rendah!

Selain gula darah tinggi, masalah gula darah rendah juga bisa dialami pasien diabetes. Ini khususnya jika Anda mengambil terapi insulin atau obat sulfonilurea atau meglitinide. Kadar gula darah rendah (hipoglikemia) dapat menimbulkan keluhan-keluhan seperti pusing, kebingungan, atau hilang kesadaran.

Setelah mengetahui berapa kadar gula darah normal pada tubuh, sekarang mari kita pahami dulu apa perbedaan antara “gula” dengan “gula darah”. Karena sering kali orang-orang menghubungkan gula yang biasa kita asup sehari-hari dengan gula darah di dalam tubuh.

Perbedaan “Gula” dengan “Gula Darah”

Gula adalah sebutan umum untuk jenis karbohidrat manis yang dapat larut dalam air. “Karbohidrat” merujuk pada makanan yang hanya terdiri dari karbon, oksigen, dan hidrogen.

Ada beragam jenis gula. Salah satunya adalah “gula darah” atau “glukosa” yang sering digunakan dalam tubuh. Jenis gula lain yang kita makan, seperti fruktosa yang berasal dari buah atau laktosa dari susu, diubah menjadi glukosa oleh tubuh kita.

Kemudian kita menggunakan glukosa ini sebagai energi. Selain itu, tubuh kita juga memecah zat pati—gula yang saling menempel—menjadi glukosa. Jadi apabila Anda membaca atau mendengar dokter mengatakan “gula darah”, itu artinya “glukosa darah”. Kedua istilah itu punya makna yang sama.

Indonesia menggunakan sistem pengukuran gula darah yang sama dengan Amerika Serikat, yakni menggunakan ukuran miligram glukosa per desileter darah (mg/dl). Satu miligram sangat sedikit, sekitar 0.00018 takaran sendok teh. Satu desiliter sekitar 3 1/3 ons.

Jadi rupanya istilah “gula” cukup berbeda dengan “gula darah”, dimana gula darah atau glukosa hanyalah salah satu jenis gula. Dan bila kita mengasup jenis gula selain glukosa, maka tubuh kita secara otomatis akan mengubahnya menjadi glukosa.

Tes untuk Mengecek Kadar Gula Darah Anda

Anda bisa selalu mengecek kadar gula darah menggunakan alat tes darah tusuk jari (fingerstick). Dengan alat ini Anda bisa mendapat angka yang cukup akurat. Tetapi jika Anda tidak ingin melakukan tes yang sakit, atau ingin mendapat informasi lebih akurat, Anda bisa menggunakan alat monitoring glukosa kontinu (CGM).

Alat CGM mengukur melalui sensor yang dimasukkan ke bawah kulit, sering kali di bagian perut. Tetapi biasanya alat ini harus dikalibrasi kira-kira dua kali sehari dengan alat monitoring glukosa konvensional.

Jika Anda mengambil terapi insulin kerja-cepat atau kerja-menengah, maka perlu lebih sering mengecek kadar gula darahnya. Anda perlu memantau agar gula darah tetap dalam kadar yang pas dan tidak terlalu rendah.

Bagi penderita diabetes tipe 2 yang tidak mengambil terapi insulin, seberapa sering tes gula darah dilakukan bisa disesuaikan. Jika ingin melakukan kontrol ketat pada gula darah, Anda bisa melakukan tes setiap habis makan jenis makanan yang berbeda dan setelah melakukan aktivitas berbeda untuk melihat bagaimana efeknya terhadap glukosa.

Buatlah catatan hasil tes yang cermat dan catatan mengenai apa yang dimakan atau dilakukan sebelum tes. Lakukanlah tes-tes gula darah pada waktu yang tepat; ketika Anda mengubah sesuatu misalnya dosis obat atau herbal baru, kemudian lakukan tes selama beberapa hari untuk melihat bagaimana pengaruhnya terhadap kadar gula darah Anda.

Tes Darah HbA1c

Ada suatu jenis tes glukosa jangka panjang bernama “hemoglobin A1c, HbA1c”, atau disingkat “A1C”. Tes ini memberi Anda angka rata-rata selama 2-3 bulan terakhir. HbA1c menunjukkan persentase, dimana bagi orang sehat angkanya di bawah 5.7 persen. Bagi penderita diabetes target persentase yang dianjurkan adalah 7.0 persen atau kurang.

Bila kadar gula darah menjadi lebih tinggi daripada ambang batas, mereka mulai menimbulkan inflamasi pada pembuluh darah dan saraf. Hal ini kemudian bisa memicu berbagai komplikasi. Jadi Anda sebaiknya selalu menjaga kadar gula darah tetap senormal mungkin.

Pada orang-orang sehat, tubuhnya sanggup mempertahankan kadar gula darah normal. Akan tetapi jika Anda mengidap diabetes, tubuh tidak lagi mampu melakukan fungsi itu sendiri, sehingga Anda harus membantunya menyeimbangkan kadar gula darah melalui diet, olahraga, obat-obatan, obat diabetes herbal, dan mengurangi stres.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}