8 Tips Diet untuk Endometriosis


By Cindy Wijaya

Tahukah Anda bahwa endometriosis merupakan kasus terbentuknya jaringan endometrium di luar rongga rahim? Endometrium sendiri adalah sel dari lapisan dinding dalam rongga rahim yang nantinya akan mengembang dan menyimpan komponen darah di saat masa subur.

Lapisan ini akan luruh seiring dengan datangnya masa menstruasi dan tergantikan oleh lapisan baru di masa subur berikutnya. Namun lapisan ini akan bertahan di dalam rahim bila terjadi pembuahan.

Jika terjadi pembuahan maka lapisan dinding yang menebal ini akan menjadi tempat perlekatan bagi janin untuk hidup selama masa pertumbuhannya di dalam rahim. Darah yang tersimpan pada lapisan endometrium akan menjadi penyalur nutrisi bagi perkembangan janin.

Pada kasus endometriosis, lapisan endometrium tidak tumbuh di dinding rongga rahim sebagaimana mestinya. Melainkan pada bagian lain sekitar rahim, termasuk pada ovarium, jaringan otot penyangga rahim, lapisan luar dinding rahim dan bagian-bagian lain di luar rahim, termasuk usus.

Masalahnya, meski tidak berkembang pada rahim, jaringan ini tetap akan mengalami masa-masa penyimpanan darah dan peluruhan sebagaimana yang terjadi pada rahim. Ini menyebabkan terjadinya pengendapan lapisan endometrium yang akhirnya menyebabkan efek nyeri, sumbatan dan jaringan parut yang mengganggu.

Efek samping dari perkembangan jaringan endometrium tidak normal ini bisa sangat beragam. Bergantung pada ukuran dan lokasi letak jaringan endometrium yang tidak normal ini berkembang.

Pasien bisa mengalami gangguan kesuburan bila perkembangan endometrium yang tidak normal ini terjadi pada area dekat ovarium atau tuba falopii. Kasus lain yang sering terjadi ialah munculnya perlekatan dinding rahim, kista dan kanker pada ovarium dan rahim.

Meski penyebab endometriosis belum sepenuhnya dipahami, sejumlah aspek diperkirakan kuat memiliki peranan besar dalam meningkatkan risiko endometriosis dan memperburuk kondisi endometriosis yang sudah dialami.

Beberapa kondisi seperti kadar estrogen yang terlalu tinggi, pola haid yang tidak lancar, aspek pola makan dan beberapa aspek internal termasuk genetik dan efek oksidasi dari radikal bebas dalam rahim dianggap sebagai penyebab utama kasus endometriosis.

Dan menurut sumber healthline.com, pola makan memiliki peran signifikan terhadap risiko perkembangan endometriosis. Pola makan yang seimbang tidak hanya mampu menurunkan risiko endometriosis, melainkan mengurangi intensitas pertumbuhan sel endometrium yang tidak normal dan mengurangi risiko efek samping dari endometriosis.

Apa saja diet yang dikatakan dapat membantu pasien endometriosis ataupun mereka yang memiliki kecenderungan tinggi untuk mengidap endometriosis?

  • Penuhi Menu Anda dengan Sayuran, Buah dan Sereal

    Sayuran, buah dan sereal diketahui mengandung serat tinggi, vitamin, mineral dan sejumlah fitokimia bermanfaat yang akan berperan membantu pasien endometriosis.

    Riset yang dilaporkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2009 menjelaskan bahwa mereka dengan pola diet kaya serat dan memiliki fungsi pencernaan yang lancar cenderung memiliki keseimbangan hormon seks yang sehat. Ini karena pencernaan yang lancar membantu membuang kelebihan hormon seks dari dalam tubuh.

    Komponen fitokimia juga akan bekerja sebagai antioksidan. Sementara antioksidan terbukti akan membantu mencegah inflamasi, menurunkan intensitas pembentukan sel tidak normal dan membantu mengatasi oksidasi sel dalam rahim yang menjadi salah satu pemicu endometriosis.

    Tetapi pastikanlah untuk membersihkan sisa-sisa pestisida pada sayuran dan buah. Karena dalam riset lain memperlihatkan bahwa sisa pestisida dapat meningkatkan kadar estrogen dalam rahim. Sementara estrogen yang tinggi turut memicu endometriosis.

  • Kaya asam lemak omega 3

    Asam lemak omega 3 terdapat di dalam jenis ikan-ikanan laut termasuk; ikan salmon, tuna, kembung dan lain sebagainya.  Anda juga bisa menemukan komponen asam lemak omega 3 ini pada sejumlah jenis kacang-kacangan seperti almond dan kenari, juga pada beberapa jenis biji-bijian seperti pada biji flax dan biji chia.

    Bagi pasien endometriosis, manfaat asam lemak omega 3 cukup tinggi. karena asam lemak omega 3 akan bekerja sebagai anti inflamasi. Bukan hanya itu, rupanya mereka yang mengonsumsi asupan asam lemak omega 3 lebih banyak dibandingkan dengan asam lemak omega 6 memperlihatkan risiko yang lebih rendah untuk mengidap endometriosis hingga 22%.

    Hal tersebut dijelaskan dalam Reproductive Biomedicine Online tahun 2013. Dalam ulasan yang sama juga dijelaskan bahwa asam lemak omega 3 memiliki kemampuan menghambat daya tahan sel endometriosis yang tidak normal.

  • Hindari Makanan Kaya Lemak Jenuh

    Segala jenis makanan yang kaya akan lemak jenuh pada dasarnya memang tidak direkomendasikan untuk Anda konsumsi. Karena efek negatif yang mungkin Anda alami akan lebih berat dibandingkan dengan manfaat yang bisa Anda dapatkan.

    Dan lemak jenuh juga memberi pengaruh buruk pada kasus endometriosis. Wanita yang biasa mengonsumsi lemak jenuh dan memiliki kadar kolesterol LDL dalam darah yang tinggi memiliki risiko endometriosis lebih tinggi 48%. Demikian menurut Human Reproductive Journal of Oxford tahun 2010.

  • Kurangi kopi dan alhokol

    Dalam sejumlah sumber dikatakan bahwa kopi dan alkohol memiliki korelasi cukup positif terhadap produksi estrogen dalam tubuh. Pandangan ini diperkuat dengan penjelasan Journal Fertililty dan Sterility tahun 2001.

    Dalam jurnal tersebut dijelaskan adanya pengaruh kafein dan alkohol terhadap kenaikan kadar protein yang menjadi penghantar estrogen menuju seluruh tubuh. Semakin baik tubuh menghantarkan estrogen semakin tinggi kemungkinan produksi untuk ditingkatkan.

    Meski sejumlah pakar tidak seluruhnya sepakat bahwa ini dapat secara langsung memicu endometriosis, tetapi sejumlah laporan menunjukan tingginya jumlah wanita pengidap endometriosis yang memiliki pola konsumsi kafein atau alkohol tinggi.

  • Hindari Makanan Siap Saji

    Terlepas dari pengaruhnya terhadap pasien endometriosis, kita memang tidak disarankan untuk sering mengonsumsi makanan cepat saji. Tingginya kadar kolesterol, natrium dan komponen adiktif lain yang dimasukan memiiki efek negatif yang tentu sudah dipahami luas oleh kebanyakan orang.

    Dijelaskan dalam Harvard Health Publishing bahwa ada kolerasi positif antara hipertensi, kolesterol tinggi dengan risiko endometriosis. Bahkan muncul dugaan kuat akan adanya kolerasi endometriosis dengan kesehatan jantung.

    Belakangan juga diketahui kebanyakan produk cepat saji yang digoreng dengan minyak sayur kaya akan komponen asam lemak omega 6. Dan bila tidak diimbangi dengan asupan asam lemak omega 3 justru akan menyebabkan dorongan pembentukan inflamasi.

  • Hindari Daging Merah

    Pada dasarnya daging merah adalah salah satu sumber protein yang penting untuk tubuh. Akan tetapi, komponen kolesterol dan lemak jenuh yang turut terkandung dalam daging merah memiliki efek inflamasi.

    Pasien endometriosis diharapkan dapat menurunkan setiap potensi dan risiko inflamasi. Selain itu juga ada juga pandangan medis yang mengatakan bahwa lemak dari daging merah mendorong produksi estrogen dalam tubuh.

    Mereka dengan pola makan padat daging merah memiliki risiko relatif lebih tinggi mengalami endometriosis yang buruk. Sebagaimana dijelaskan dalam Reproductive Biomedicine Online 2013.

  • Coba Diet Bebas Gluten

    Selama ini kebanyakan orang hanya beranggapan hidup bebas gluten hanya diperlukan untuk penderita celiac dan memiliki masalah dengan sistem saraf seperti pada kasus autisme. Tetapi mereka dengan endometriosis belakangan juga mendapatkan perlakuan yang sama.

    Ditemukan adanya manfaat diet rendah gluten untuk pasien endometriosis. Hal tersebut dibuktikan dalam sebuah riset yang diadakan oleh Department of Gynecology and Obsterics, Tor Vergata University, Rome, Italy tahun 2012.

    Riset tersebut melibatkan 207 wanita pengidap endometriosis menunjukan 75% dari seluruh peserta riset mengalami penurunan rasa nyeri pada masa haid dan menunjukan penurunan intensitas perkembangan endometrium tidak normal setelah 12 bulan hidup bebas gluten.

  • Jangan Hindari Kedelai Sama Sekali

    Dalam kebanyakan referensi memang dijelaskan bahwa kedelai mengandung isoflavon yang berfungsi sebagai fitoestrogen. Fitoestrogen ini menjadi semacam input estrogen tambahan dalam tubuh yang bekerja menyerupai estrogen murni dari dalam tubuh.

    Pengaruh fitoestrogen terhadap  endometriosis masih dalam perdebatan. Sejumlah riset yang berkembang belum menunjukan efek yang kuat terhadap endometriosis, sejauh pola konsumsi yang tidak berlebihan.

    Justru berkembang sejumlah riset baru guna melihat adanya komponen peurarin dalam fitoestrogen yang bekerja memblokir efek samping dari estrogen tubuh. Sementara kinerja fitoestrogen sebagai pengganti estrogen cenderung lebih lemah.

    Dalam skala terbatas, mengonsumsi kedelai relatif aman, bahkan membantu mengendalikan efek samping estrogen, termasuk mengendalikan perkembangan endometriosis.

Itulah sejumlah diet yang bisa Anda lakukan untuk membantu menurunkan risiko endometriosis dan mengurangi perkembangan sel endometrium tidak normal ini dalam tubuh wanita.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}