Ini Dia 7 Tips Puasa Saat Menyusui

DITULIS OLEH:
Nurul Kuntarti 

Juni 11, 2018


Menghadapi masa-masa bulan puasa di saat sedang menyusui memang kerap menjadi dilema tersendiri. Beberapa ibu kerap dibuat ragu dapatkan mereka menjalankan puasa saat menyusui? Adakah cara khusus atau tips menyusui yang aman untuk mendukung masa-masa menyusui saat puasa.

Amankah sebenarnya menyusui sembari menjalankan puasa? Apakah puasa saat menyusui akan menurunkan kuantitas dan kualitas susu yang dihasilkan? Ataukah seorang ibu yang tengah menyusui sebaiknya sama sekali tidak berpuasa?

Pandangan Pakar soal Puasa Saat Menyusui

Pandangan pakar medis soal baik tidaknya ibu untuk menjalankan puasa saat menyusui terbilang cukup beragam. Sejumlah pakar melihat bahwa puasa akan mengganggu kualitas dan kuantitas produksi ASI.

Sedang sejumlah pakar melihat selama dilakukan dengan menerapkan tips menyusui yang tepat, ibu masih bisa menjalankan puasa meski sedang menyusui.

Para pakar yang kontra dengan puasa saat menyusui mendasarkan pandangan mereka pada fakta bahwa sebagian besar ibu harus menyusui bayi mereka setidaknya 2 – 3 jam sekali. juga bahwa ada sejumlah manfaat penting menyusui baik untuk ibu dan anak.

Di masa-masa ini, tubuh akan membentuk sejumlah hormon yang mendorong tubuh tetap mensuplai energi dan nutrisi. Salah satunya hormon ghrelin yang membuat ibu terdorong untuk terus makan. Tidak dipungkiri ibu yang menyusui akan dengan mudah merasa lapar saat menyusui.

Dikhawatirkan karena sedang berpuasa dan tidak dapat makan, dorongan hormon untuk makan ini tidak dapat terpenuhi. Dibutuhkan kepuasan untuk hormon ghrelin ini berhenti bekerja.

Dan bila hormon ghrelin ini tidak terstimulasi untuk berhenti, maka tubuh akan merespon untuk menurunkan metabolisme tubuhnya. Kondisi ini sangat tidak diharapkan karena dapat menyebabkan ibu kekurangan cukup kalori untuk membentuk ASI baru.

Di sisi lain, beberapa pakar melihat bahwa dengan menjalankan tips menyusui yang tepat, kendala hormonal ini bisa ditanggulangi. Dan produksi ASI akan tetap berjalan lancar tanpa gangguan sekalipun ibu menjalankan puasa saat menyusui.

Dalam ulasan Journal of Fasting and Health tahun 2012, terbukti bahwa puasa dapat dijalankan dengan aman dan tidak mempengaruhi produksi ASI selama dijalankan dengan tepat.

Hal senada diungkap dalam Iranian Journal of Endocrinology and Metabolism tahun 2008.  Dalam ulasan tersebut justru diungkap puasa akan membantu meningkatkan efisiensi tubuh dalam memanfaatkan cadangan lemak pada tubuh. Selama dijalankan dengan baik, puasa sama sekali tidak akan mempengaruhi produksi ASI.

Pada dasarnya tubuh memiliki mekanisme alami yang membantu tubuh membentuk sistem adaptasi alami untuk menyesuaikan produksi ASI dengan ritme makan selama puasa.

Meski di awal proses adaptasi ibu akan mengalami sedikit gangguan, pada prosesnya produksi ASI akan kembali normal. Hal ini dijelaskan dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism tahun 2002.

Mereka yang Kontra Puasa Saat Menyusui

Meski demikian, tidak lantas ibu akan bebas begitu saja menjalankan puasa saat menyusui. Sejumlah studi membuktikan dibutuhkan upaya khusus agar kualitas dan kuantitas ASI tetap sama baiknya meski ibu berpuasa.

Menurut jurnal Breastfeeding Medicine tahun 2007, tetap menjalankan puasa saat menyusui rupanya dapat menyebabkan kualitas kandungan ASI menurun. Dan ini harus menjadi perhatian para ibu ketika memutuskan untuk berpuasa.

Sedang beberapa pakar melihat selama masa eksklusif 6 bulan menyusui, sebaiknya ibu tidak puasa.  karena pada masa emas ini bayi hanya dapat memperoleh asupan nutrisi dari ASI yang mereka konsumsi. Sedang bila sudah melewati masa eksklusif 6 bulan ibu bisa leluasa berpuasa selama dilakukan dengan tepat.

Tips Menyusui Sembari Puasa

Berkali-kali kami menyatakan sekalipun sejumlah pakar masih memberi ruang untuk ibu menjalankan puasa saat menyusui, sejumlah syarat tetap disertakan. Ibu harus tetap menjalankan puasa dengan cara yang tepat.

Lalu seperti apa sebenarnya tips menyusui yang tepat di saat ibu menjalankan puasa?

Kunci Terletak pada Asupan

Tanpa Anda berpuasa sekalipun apa yang Anda konsumsi adalah bagian terpenting yang menentukan kuantitas dan kualitas ASI yang diproduksi. Dan ketika Anda berpuasa, tentu saja peran asupan yang Anda konsumsi memiliki peran berkali lebih penting.

Tips menyusui saat berpuasa yang paling utama adalah memastikan pola konsumsi dan nilai nutrisi dari apa yang Anda asup sesuai untuk kebutuhan produksi ASI. Jaga keseimbangan asupan mulai dari karbohidrat, protein, lemak hingga vitamin dan mineral untuk memastikan ASI yang Anda produksi tetap padat gizi.

Ibu menyusui cenderung akan makan lebih banyak dari biasa. Ini karena kebutuhan kalori seorang ibu menyusui bahkan bisa mencapai kisaran 3000 kal, ini mencapai 1,5 kali dari kebutuhan kalori normal orang dewasa biasa.

Karenanya jangan ragu menambah porsi makan atau membuat sering waktu makan dari biasanya. Ini adalah cara efektif membantu menjaga suplai kalori tubuh tetap sesuai kebutuhan.

Pastikan untuk mendapatkan cukup suplai sayuran. Karena pada dasarnya sayuran, terutama jenis sayuran hijau adalah asupan terbaik yang menstimulasi produksi ASI. Ini membantu Anda tetap mempertahankan kuantitas ASI selama puasa.

Beberapa jenis asupan seperti kurma, edamame, jintan hitam, asparagus, kurma, jagung manis dan katuk memberi manfaat lebih pula mendorong peningkatan produksi ASI.

Pastikan Minum 10 Gelas Sehari

Untuk membentuk ASI, tentu saja tubuh membutuhkan kecukupan cairan. Dan kadang ini menjadi kendala terbesar karena Anda harus berpuasa sementara tubuh membutuhkan air yang banyak.

Dan tips menyusui selama berpuasa adalah dengan tetap memastikan Anda terhidrasi dengan baik selama berpuasa. Ini untuk memastikan tubuh Anda tidak kekurangan cairan untuk memproduksi ASI.

tips menyusui - puasa saat menyusui
Sumber: Shutterstock

Sejumlah sumber memastikan setidaknya dibutuhkan air sekitar 10 gelas bahkan lebih untuk bisa memenuhi kebutuhan cairan selama masa menyusui. Anda bisa bagi kebutuhan 10 gelas ini menjadi dua bagian di waktu berbuka hingga waktu tidur dan sebagian di waktu sahur.

Anda bisa tambahkan asupan magnesium, kalium dan cukup garam untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh. Selain akan baik untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, elektrolit yang seimbang juga baik untuk menjaga kualitas ASI.

Hindari Asupan Bersifat Diuretik

Salah satu kesalahan untuk menyebabkan kita kurang terhidrasi adalah ketika ibu menyusui mengonsumsi terlalu banyak asupan yang memiliki efek diuretik. Karena efek diuretik ini akan mendorong tubuh menarik terlalu banyak cairan menuju ginjal dan memproduksi urin lebih banyak.

Karena tubuh terlalu banyak buang air kecil, membuat ibu kekurangan cairan dan akhirnya tidak dapat mencukupi kebutuhan cairan untuk mensuport produksi ASI.

Beberapa asupan yang dapat bersifat diuretik antara lain adalah kafein termasuk kopi, teh dan soda. Juga hindari makanan yang terlalu kaya potasium atau kalium. Meski tubuh membutuhkan kalium, berlebihan dengan kalium akan mendorong produksi urin berlebihan. beberapa asupan buah seperti pisang, nanas, timun dan beberapa jenis buah diuretik lain sebaiknya dihindari saat berpuasa.

Jangan Terlalu Banyak Berkeringat

Sebagaimana ibu disarankan untuk minum dengan cukup bahkan diminta menghindari asupan diuretik yang mendorong keluarnya urin berlebihan, coba pula untuk tidak banyak beraktivitas yang mendorong keringat berlebihan. terutama bila itu Anda lakukan di siang hari.

Karena berkeringat juga akan mengurangi kadar cairan tubuh. Dan tentu saja beresiko membuat Anda kekurangan cairan. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, pastikan Anda tetap memenuhi kebutuhan cairan tubuh selama puasa saat menyusui.

Hindari Terlalu Lelah di Siang Hari

Selama siang hari, ibu tidak akan mendapatkan asupan makanan, sementara kebutuhan akan kalori masih harus berjalan. Karenanya ibu menyusui disarankan untuk mengurangi aktivitas di siang hari. ini cara sederhana supaya ibu bisa menghemat pengeluaran kalori sepanjang siang.

Alihkan aktivitas yang berat di malam hari atau diwaktu setelah berbuka. Tetapi sebisa mungkin selama puasa saat menyusui, ibu menurunkan aktivitasnya sehingga tidak terlalu lelah.

Sebenarnya memang kebutuhan kalori seorang ibu menyusui relatif tinggi. setidaknya dibutuhkan asupan antara 2500 – 3000 kal perhari untuk mensuport proses produksi ASI. Bila dirasa ibu tak cukup mampu memenuhi kebutuhan kalori sebanyak itu selama berpuasa, sebaiknya upayakan mengurangi kegiatan fisik untuk mengurangi kebutuhan kalori.

Cukup Istirahat

Secara alami tubuh ibu hamil memproduksi lebih banyak hormon oksitosin. Hormon ini membantu ibu lebih mudah membentuk keterikatan dengan bayi. Karena hormon ini bekerja pada saat seseorang jatuh cinta.

Tetapi hormon ini juga bekerja memberi efek relaksasi pada ibu. Sehingga ibu bisa lebih tenang, tidak tertekan dan mudah menghemat tenaga dengan lebih banyak tidur. Bisa dikatakan hormon ini menjadi semacam obat tidur yang membuat ibu menyusui lebih mudah jatuh tidur.

Ini sangat bermanfaat bagi ibu untuk tetap menjaga kondisi tubuhnya supaya tidak terlalu lelah dan menghemat energi yang dilepas tubuh. Karenanya kebutuhan ini juga tetap perlu terpenuhi saat ibu sedang menjalankan puasa.

Selain menghindari diri dari aktivitas berlebihan dan menjadi terlalu lelah, ibu juga disarankan untuk cukup istirahat. Bahkan mungkin perlu lebih banyak istirahat dari seharusnya mengingat tanpa menyusui sekalipun seseorang akan mudah merasa lemas saat berpuasa. Dan dengan menyusui resiko lemas bisa jadi muncul lebih sering.

Bila Anda terlalu lemas, tubuh akan menurunkan intensitas produksi ASI. Karenanya pastikan kondisi tubuh Anda cukup fit. Bila dirasa terlalu lemas coba untuk segera beristirahat demi mengembalikan energi.

Berbuka dengan Kalori yang Cukup

Menjalankan puasa dan tetap menyusui kadang membuat ibu kehabisan energi dan merasa lemas di sore hari. setelah seharian beraktivitas tanpa makan dan minum, sementara masih harus tetap menyusui ibu akan merasa kehabisa energi di sore hari menjelang berbuka.

Dalam beberapa kondisi, ini bisa merujuk pada kondisi hipoglikemik. Untuk itu selalu pastikan ibu memilih menu berbuka dengan kadar kalori relatif tinggi. ini akan membantu Anda cepat mendongkrak kadar gula darah dan membantu Anda cepat mendapatkan suplai energi baru.

Di saat yang sama padukan makanan berkalori ini dengan asupan sayur. Supaya kalori yang masuk akan lebih mudah diserap tubuh dan diubah menjadi energi. Serta membantu Anda tetap menjaga kadar glukosa darah tidak naik dengan berlebihan.

Semakin baik dan cepat tubuh Anda mendapatkan suplai kalori baru, semakin cepat pula tubuh memproduksi ASI baru untuk kebutuhan bayi Anda.

Dan untuk membantu suplai kalori baru ini diubah menjadi energi untuk membentuk ASI baru, dibutuhkan sayuran sebagai sumber lipid. Lipid ini adalah komponen serat yang akan memudahkan kalori dan lemak diubah menjadi energi.

Tetap Tenang dan Yakin

Menjadi terlalu tertekan adalah pilihan terakhir ketika menyusui. Karena menyusui akan membutuhkan hormon oksitosin untuk tetap produktif menghasilkan ASI. Dan ketika Anda tertekan, tubuh Anda akan sulit memproduksi hormon ini dalam kadar yang cukup.

Hindari perasaan tertekan, coba untuk lebih tenang dalam menghadapi masa-masa puasa. minta bantuan orang di sekitar Anda supaya bisa membantu Anda merasa lebih nyaman selama berpuasa.

Jangan panik bila si kecil terlihat rewel atau tidak doyan dengan ASI diawal-awal puasa. kadang ada sedikit perubahan di awal yang membuat si kecil tidak nyaman. Sikapi dengan tenang karena yang Anda butuhkan hanya adaptasi terhadap kondisi puasa. ASI seiring waktu akan kembali pada rasa dan formula yang sama sebelum Anda berpuasa.

Bantu dengan menyedot ASI bilamana sikecil enggan menyedot ASI di awal-awal puasa. ini akan membantu produksi ASI tetap berjalan lancar. Bila ASI tidak disedot, maka produksi ASI bisa jadi justru akan menurun.

tips menyusui - puasa saat menyusui
Sumber: Dreamstime

Demikian tadi sejumlah tips menyusui yang perlu Anda cermati saat Anda memutuskan untuk tetap berpuasa sementara Anda menyusui. Pastikan menjalankan tips menyusui sembari berpuasa di atas untuk tetap memberikan ASI dengan kualitas terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan si kecil.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}