Terapi Gerson, Alternatif untuk Terapi Pengobatan Kanker Kolorektal


By Cindy Wijaya

Merujuk pada salah satu ulasan kami mengenai kanker kolorektal, kanker yang menyerang area kolon atau usus besar ini termasuk salah satu yang cukup mematikan. Disebut dengan istilah kolorektal karena biasanya kanker juga merambat ke area rektum atau ruas terakhir dari usus besar tepat sebelum anus.

Dalam data Mayoclinic, dikatakan bahwa kanker kolorektal kebanyakan menyerang manula, Bahkan prosentasinya mencapai 90% kasus dialami oleh kalangan manula. Sedang di Indonesia sendiri berdasar data dari Rumah Sakit Darmais setidaknya 1, 8 orang dari 100 ribu orang mengalami kasus kanker kolorektal. Dan sedikit berbeda dari data mayoclinic, di Indonesia kasus kanker kolorektal lebih banyak menyerang mereka di usia 40 – 50 an.

Pola makan rendah sayur dan kebiasaan makan makanan awetan yang rendah serat dan tinggi bahan aditif dan karsinogen diduga kuat menjadi alasan kenapa peningkatan resiko kanker kolorektal. Karenanya mereka yang terbiasa mengonsumsi daging-dagingan dengan dibakar atau dipanggang, jauh lebih beresiko daripada mereka yang terbiasa mengonsumsi sayur-sayuran.

Dalam pengungkapan lain dikatakan bahwa kanker kolorektal lebih banyak diderita oleh pria dari wanita dengan rasio 3 : 1.

Dan konsep berbeda dikembangkan oleh seorang pakar dari Amerika berdarah Jerman bernama Dr. Max Gerson dengan Gerson Therapy yang dibuatnya. Dalam terapi ini, Gerson menciptakan metode pengaturan makan untuk membantu menekan pertumbuhan kanker, membantu mematikan sel-el kanker dalam tubuh pada tahap awal dan membantu mencegah terjadinya metastasis alias pesebaran kanker.

Bagaimana Kanker Kolorektal Terjadi?

Pada dasarnya kanker terbentuk oleh sejumlah faktor penyebab, khusus untuk kasus kanker kolorektal, penyebab utamanya adalah tingginya kadar karsinogen dalam usus besar. Kondisi ini mengoksidasi sel sehat dalam usus besar untuk kemudian bermutasi dan membentuk sel kanker.

Kasus kanker kolorektal memang lazim terjadi pada mereka dengan pola makan tidak sehat dan pola pencernaan yang tidak lancar. Kedua kondisi ini memicu pasien menyimpan banyak toksin dalam usus besar mereka, sebagai muara dari sistem pencernaan. Pembuangan yang tidak lancar memperburuk kondisi hingga dinding sel terpapar oleh kotoran yang terendap lama dalam usus. Inilah yang memicu oksidasi sel menjadi sel abnormal.

Sel kanker pada kanker kolorektal bisa tumbuh pada lapisan dinding usus besar yang lazim disebut dengan adenokarsinoma. Bisa pula tumbuh pada sel-sel yang bertanggung jawab pada fungsi peristaltik pada usus besar yang kemudian dikenal dengan Karsinoid karsinoma. Dan kanker lain yang juga cukup banyak terjadi adalah Gastrointestinal stromal tumor (GISTs), jenis kanker yang berkaitan dengan sel-sel usus besar yang bertanggung jawab dalam proses pencernaan terakhir dan proses pembusukan.

Prosedur Standar Pengobatan Kanker Kolorektal

Selama ini prosedur umum dalam menjalankan pengobatan kanker kolorektal didasarkan pada stadium dari penyakit. Semakin berat kondisi, maka intensitas terapi dan tindakan yang diberikan juga semakin tinggi.

Pada tingkat awal, kanker bisa diatasi dengan penembakan laser atau cyroterapi. Dimana massa kanker dimatikan dengan tembakan dingin atau tekanan udara dingin. Tembakan ini akan mematikan sel kanker dan dengan mudah sel kanker bisa diangkat dari dalam tubuh.

Lazimnya pasien juga menjalankan radioterapi atau kemoterapi standar untuk membantu mematikan sel-sel kanker tersisa. Pada stadium awal, terapi kemo atau radio saja sudah bisa dipandang cukup, meski sebenarnya tetap beresiko karena kedua terapi ini memberi efek samping kerusakan sel sehat di dalam tubuh.

Dan langkah terakhir yang sangat lazim dilakukan adalaj kolostomi, yakni prosedur pengangkatan usus besar, baik itu seluruh bagian atau sebagian. Prosedur ini bukan hanya mengangkat massa kanker yang terbentuk, tetapi juga mengangkat bagian dari usus besar yang sudah terkontaminasi oleh sel kanker.

Masalahnya, sebagai bagian dari sistem pembuangan, prosedur ini kadang memaksa pasien kehilangan sistem pembuangan normalnya, bahkan termasuk rektum yang menjadi bagian dari anus. Maka akhirnya pasien akan dibuatkan pembuangan buatan di perut samping dengan membuat lubang buatan bernama stoma.

Kabar buruknya, sebagai kanker yang berada di salah satu organ vital tubuh manusia, kanker kolorektal termasuk mematikan. Tingkat kematiannya mencapai 50%, meskipun didiagnosa sejak stadium level menengah.

Terapi Gerson, Terapi Alternatif Kanker Kolorektal

Dan sejumlah riset yang dikembangkan oleh para pakar pemerhati kanker dunia menemukan sejumlah terapi kanker yang didiagnosa memberi manfaat untuk mengatasi kanker secara alami namun dengan pendekatan medis. Salah satunya adalah terapi Gerson.

Kami sempat mengulas mengenai metode kopi enema, metode pemberian enema atau memasukan cairan ke dalam rektum untuk mendorong pembuangan menjadi lancar. Metode kopi enema ini adalah salah satu bagian dari terapi Gerson.

Terapi ini ditemukan oleh pakar kanker Amerika berdarah Jerman bernama Dr. Max Gerson. Fokus utama dar terapi Gerson adalah dengan mengatur ulang pola makan dan peningkatan kinerja sistem pembuangan. Meski terlihat klise, tetapi tujuan utamanya adalah membersihkan toksin dari dalam usus besar dan mendorong kinerja dari limfosit.

Limfosit adalah cairan sel darah putih yang bekerja sebagai garda utama dalam melawan serangan bakteri, virus, mikroba dan tentu saja sel kanker. Dalam limfosit terkandung sel T yang menyerang sel kanker secara fisik dan sel B yang merusak sel kanker secara kimiawi.

Dalam ulasan Gerson Institutes,dijelaskan bagaimana metode terapi Gerson ini bekerja dalam mendorong tubuh melakukan perbaikan mandiri. Dan terapi Gerson ini lebih jelasnya dilakukan dengan dua cara utama, sebagaimana dijelaskan dalam draxe.com, (ulasan ini berdasar buku resmi Gerson berjudul A Cancer Therapy – Results of Fifty Cases and The Cure of Advanced Cancer by Diet Therapy) :

Diet Gerson

Pada dasarnya diet Gerson ini bukan hal baru dalam dunia kesehatan. Tak ada yang baru karena secara umum benang merahnya hanya terletak pada pengaturan pola makan sehat dan benar. Anda harus mengatur ulang diet Anda supaya rendah lemak, gula dan sodium. Kendalikan pula asupan protein. Keempat elemen nutrisi di atas adalah bagian penting yang dibutuhkan sel kanker.

Sedang elemen penting dalam diet adalah vitamin, mineral, antioksidan dan enzim. Karena itu dalam satu hari asupan utama Anda adalah buah dan sayuran. Setidaknya Anda membutuhkan antara 13 – 20 porsi buah dan sayuran, termasuk dalam bentuk salad dengan dressing rendah kolesterol dan juice buah.

Tambahan asupan sumber prebiotik dan probiotik adalah sebuah keharusan, sehingga produk seperti kefir, yoghurt, tape atau tempe bisa menjadi pilihan sehat dalam diet ini. Diet ini juga mengharuskan Anda minum lebih banyak untuk membantu menjaga tingkat kepadatan feses.

Anda bisa mendapatkan contoh bagaimana diet ini dijalankan dengan detail dalam laman resmi terapi Gerson. Di sini Anda bisa melihat pilihan menu sehat menurut terapi ini dalam untuk waktu periode tertentu.

Kopi Enema

Selain memperhatikan masalah asupan, terapi gerson juga memperhatikan masalah pembuangan. Sebagaimana dijelaskan, fokus dari terapi ini adalah memaksimalkan asupan yang mendorong fungsi limfosit dan memaksimalkan pembersihan termasuk detoksifikasi dan pembuangan feses. Karena diyakini feses adalah salah satu sumber masalah yang menjadi penyebab utama kanker kolorektal.

Kopi enema pada dasarnya sama dengan konsep enema lainnya, yakni memasukan stimulan ke dalam rektum untuk mendorong rektum membuang feses dengan lebih lancar. Anda bisa menemukan metode enema dengan gel, minyak dan kini dengan kopi.

Sedikit unik ketika kopi digunakan sebagai enema, tetapi ternyata memang ada manfaat kopi sebagai enema. Selain kopi memang menstimulasi saraf sehingga mendorong kinerja peristaltik atau daya dorong otot pada area rektum, juga bekerja menyerap toksin. Kopi memiliki kandungan karbon yang bekerja sebagai anti toksin. Kopi sendiri kaya akan antioksidan yang baik menyerap toksin dalam usus besar dan menariknya keluar bersama feses.

Prosedur ini membutuhkan kopi bubuk organik, air mineral yang sudah dididihkan dan kit khusus untuk memasukan cairan kopi pada rektum. Adonan sendiri terbuat dari komposisi 1 sendok makan kopi dan air mendidih 300 cc. Dinginkan adonan hingga mencapai suhu ruam kuku dan biarkan endapan bubuk kopi terbentuk di dasar. Lalu masukan cairan bebas endapan ini ke dalam kit.

Dalam posisi tiduran telentang dan pantat dinaikan dengan penyangga, masukan cairan kopi ini ke dalam rektum melalui anus menggunakan kit yang disediakan. Tahan cairan selama 10 menit dengan menahan posisi pantat tetap tinggi sampai setelahnya akan muncul dorongan BAB. Metode ini dijelaskan dalam cancer.gov.

Sebenarnya, metode ini bukan hanya baik untuk kanker kolorektal, tetapi juga untuk semua jenis kanker. Hanya saja kanker kolorektal yang notabene berlokasi  langsung pada kolon dan rektum menjadi jenis kanker yang paling efektif mendapat efek ketika terapi Gerson diterapkan.

Sejauh ini, terapi Gerson ini dianggap efektif untuk terapi kanker pada stadium awal hingga stadium III. Pada stadium akhir yang cenderung berat, efektifitasnya sebenarnya sudah menurun. Bahkan enema dikhawatirkan akan menyebabkan efek inflamasi pada area rektum yang akan memperburuk kondisi kanker. 

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}