Amankah Puasa Ramadan Saat Corona?

DITULIS OLEH:
Nurul Kuntarti 


Kita sudah memasuki pekan pertama dari bulan puasa Ramadan. Ini jelas bukan Ramadan yang biasa, karena bersamaan dengan pelaksanaan ibadah puasa Ramadan kita juga berhadapan dengan saat pandemi corona. Apa pengaruh corona saat Ramadan? Lalu apa trik terbaik menjalankan ibadah Ramadan dengan ancaman coronavirus?

Bagaimana pendapat para ahli seputar berpuasa di bulan Ramadan ditengah menyebarnya pandemik coronavirus? Bolehkah kita berpuasa? Atau adakah ketentuan khusus seputar siapa yang diperkenankan untuk menjalankan ibadah puasa dan siapa yang dilarang? Lalu bagaimana pula trik untuk menjalankan ibadah puasa di saat terjadinya penyebaran corona di saat Ramadan seperti sekarang?

Tumpas Kanker, Tumor, Kista Mulai 30 Hari Tanpa Kemoterapi dan Pembedahan?!
Redakan Rasa Sakit Menahun Anda dengan 'Obat Pereda Nyeri' Alami Ini!
Pria Dewasa, Mau ‘Keras & Tahan Lama’ untuk Bahagiakan Pasangan Anda?

Bolehkah Kita Menjalankan Puasa Ramadan Saat Persebaran Corona?

Bagi umat muslim, berpuasa di bulan Ramadan adalah sebuah kewajiban. Umat muslim diharuskan untuk menjalankan puasa sejak subuh atau terbit matahari hingga maghrib atau terbenamnya matahari selama 30 hari penuh, sepanjang bulan Ramadan.

Karena ditentukan sebagai bentuk ibadah wajib, maka umat diharuskan untuk tetap berupaya memenuhi kewajiban berpuasa, kecuali ada halangan yang dibolehkan.  Dan di antara hal-hal penghalang yang membuat seseorang dibolehkan untuk tidak berpuasa, karena sakit.

Tetapi kali ini sudah tentu kita tidak akan bicara soal boleh tidaknya berpuasa dari kacamata agama. Kita akan melihat bagaimana pandangan medis untuk menjalankan puasa di bulan Ramadan. Adakah ketentuan dan penyesuaian khusus yang perlu diperhatikan karena mewabahnya corona di saat Ramadan ini?

corona saat ramadan
sumber : aboutislam.net/shutterstock

Pandangan Medis Seputar Puasa Ramadan Dengan Pandemik Coronavirus

Secara medis, hal yang paling dikhawatirkan dari seseorang yang menjalankan puasa di bulan Ramadan yang juga disertai pandemik coronavirus ini adalahnya pengaruh puasa terhadap daya tahan tubuh.

Kekhawatiran ini diungkap pakar nutrisi Alissa Rumsey, MS, RD, dari Alissa Rumsey Nutrition and Wellness. Dijelaskan bahwa dalam selama puasa, seseorang dapat mengalami dua kondisi yang mungkin dapat beresiko, yakni kekurangan kadar kalori dan kurangnya asupan air.

Dan kedua aspek ini, baik kalori dan cairan akan mempengaruhi performa dari sistem imun tubuh. Dikhawatirkan, berpuasa dapat menyebabkan resiko seseorang untuk terserang infeksi menjadi lebih tinggi.

Tetapi berseberangan dengan pandangan ini, Lembaga kesehatan Cleveland Clinic Abu Dhabi menjelaskan bahwa puasa selama bulan Ramadan dalam masa Pandemik coronavirus ini sebenarnya tetap aman.

Di satu sisi sebenarnya salah satu penyebab turunnya daya tahan tubuh selama berpuasa adalah aktivitas yang melebihi input kalori yang diasup. Sementara ini, dalam masa pandemik corona, kita disarankan untuk tidak beraktivitas di luar rumah dengan berlebihan. Ini akan sangat membantu menurunkan output energi dalam keseharian.

Secara umum, aspek utama penularan tidak berkaitan langsung dengan asupan kalori. Dan performa imunitas tubuh yang digadang-gadang sebagai garda depan pertahanan tubuh tidak serta merta menjadi buruk karena aspek kekurangan kalori. Imunitas bergantung pada banyak aspek, termasuk asupan vitamin, mineral, stress, sirkulasi dan lain sebagainya. Kalori hanya satu dari banyak aspek yang berperan dalam fungsi daya tahan tubuh.

Puasa Dapat Meningkatkan Fungsi Imunitas


Sejalan dengan pandangan positif seputar menjalankan puasa di bulan Ramadan saat musim corona, rupanya sejumlah pakar justru melihat bahwa dengan berpuasa, kita bisa mendapatkan manfaat baik terhadap fungsi daya tahan tubuh kita.

Menurut pakar nutrisi UGM, R. Dwi Budiningsari, SP., M. Kes., Ph.D., puasa akan membantu memperbaiki sel-sel rusak dalam tubuh dan sebagai metode detoksifikasi alami untuk tubuh. Puasa akan membantu menstimulasi proses pembentukan sel darah putih baru.

Masih menurut pandangan yang sama, menjalankan puasa akan membantu memperbaiki kondisi tidak normal dari metabolisme tubuh. Dan puasa juga terbukti membantu menurunkan kelebihan lemak, karena tubuh secara alami akan mencari alternatif sumber energi sementara asupan kalori dihentikan. Kondisi yang kemudian akan menurunkan kelebihan lemak dalam tubuh. Untuk dipahami, bahwa kelebihan lemak ini justru menjadi salah satu yang mengganggu performa dari imunitas.

Ahli Herbal

Mau BEBAS dari SAKIT dengan herbal yang tepat? KONSULTASI GRATIS klik tombol WhatsApp ini:

WHATSAPP SEKARANG

Dalam pandangan lain yang diungkap pada Journal of Proteomics tahun 2020 dijelaskan puasa Ramadan saat corona bukan sebuah hal yang beresiko tinggi. Alih-alih menghindari puasa, sebenarnya keseimbangan nutrisi menjadi aspek yang lebih penting untuk mencegah corona dan meningkatkan imunitas.Selain terbukti bahwa menjalankan puasa justru akan membantu memperbaiki fungsi imunitas.

Jadi secara umum, puasa dengan pandemik corona saat Ramadan bukan hal yang perlu dihindari. Bilapun di hari-hari awal ditemukan rasa lemas dan tenggorokan lebih kering, Anda hanya perlu menurunkan intensitas aktivitas sampai tubuh kembali beradaptasi dengan pola makan dan minum selama puasa.

Larangan Puasa Ramadan Pada Situasi Khusus


Meski dijelaskan sebelumnya bahwa sejatinya puasa Ramadan tidak beresiko menyebabkan seseorang menjadi rentan terhadap COVID 19.Tetapi ternyata ada sejumlah kondisi yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk berpuasa.

Depkes Indonesia sendiri tidak menyarankan untuk berpuasa untuk mereka yang sudah dinyatakan sebagai PDP dan positif COVID 19. Ini karena pada saat tengah mengalami infeks, terutama pada sistem pernafasan asupan cairan menjadi sangat penting untuk menjaga kondisi tubuh.

Air akan membantu mengurangi tingkat iritasi yang terbentuk di tenggorokan. Juga membantu menjaga stabilitas suhu tubuh. Sementara berpuasa akan menghalangi pasien untuk minum setidaknya selama lebih dari 12 jam. Itu sebabnya mereka dengan status PDP dan positif COVID 19 sebaiknya tidak berpuasa sementara waktu.

Pasien juga sudah tentu harus menjalankan pengobatan dengan intensif dan rutin. Sehingga tentu saja pasien akan sulit menjalankan puasa untuk menjaga kontinuitas asupan, vitamin dan obat. Hal senada juga disarankan untuk pasien dengan status ODP, terutama bilamana pasien menunjukan gejala-gejala khusus yang dapat dikaitkan dengan gejala COVID 19, baik itu ringan maupun berat.

ramadan coronavirus
Ramadan dengan social distancing (sumber : images.express.co.uk/shutterstock)

Tips Puasa Dengan Pandemik Corona Saat Ramadan

Meski secara umum dikatakan aman, bukan berarti puasa Ramadan  saat mewabahnya Coronavirus ini sepenuhnya akan bebas resiko. Resiko tertinggi datang dari kebiasaan berpuasa yang dijalankan dengan cara yang kurang sehat.

Untuk itu, demi mendapatkan manfaat puasa dengan optimal untuk membantu meningkatkan performa dari sistem imunitas tubuh dalam melawan serangan COVID 19, maka sejumlah cara perlu ditekankan dalam menjalankan puasa Ramadan saat pandemik Corona ini.

Adapun sejumlah tips penting yang perlu ditekankan saat menjalankan puasa di musim wabah Corona ini antara lain adalah sebagai berikut.

  • Kendalikan asupan gula

    Kebiasaan yang banyak dilakukan ketika berbuka puasa adalah dengan mengonsumsi makanan yang manis. Kebiasaan yang tampaknya masih akan bertahan pada masa Ramadan dengan coronavirus ini. Bukan ide yang buruk, karena gula terbukti sangat baik membantu meningkatkan kadar glukosa darah yang menurun selama berpuasa seharian.

    Tetapi, pastikan untuk tetap mengendalikan asupan gula harian Anda dalam kadar sekitar 50 – 60 gram perhari. Ini sama dengan kisaran 4 – 5 sendok teh gula pasir. Karena ketika Anda mengasup gula dalam jumlah berlebihan maka ini justru akan menyebabkan penurunan performa daya tahan tubuh.

    Gula yang berlebihan akan menjadi agen inflamasi yang justru meningkatkan resiko inflamasi atau peradangan dalam tubuh. Sementara salah satu penyebab COVID 19 menjadi sangat merusak dan mematikan adalah respon sistem imun kita yang justru mendorong terbentuknya inflamasi atau peradangan yang berlebihan.

    Asupan makanan yang kaya akan unsur gula yang berlebihan juga terbukti dapat menurunkan kinerja sistem tubuh dalam memproduksi sel darah putih dan menurunkan kinerja dari sel darah putih itu sendiri.

  • Kurangi makanan yang digoreng

    Kebiasaan lain yang juga telah menjadi tradisi dalam berbuka puasa adalah mengonsumsi makanan yang digoreng. Ini juga bukan hal yang disarankan bila Anda berharap puasa Anda bermanfaat untuk imunitas Anda. Karena ternyata akan meningkatkan kerentanan Anda akan corona saat Ramadan ini.

    Menurut catatan yang disampaikan dalam jurnal Lipid in Health and Disease tahun 2016 dijelaskan bahwa makanan yang digoreng lama akan menyebabkan gangguan pada metabolisme gliserolipid srta mengganggu keseimbangan normal dari bakteri baik dalam pencernaan.

    Kedua kondisi ini akan sangat mempengaruhi performa dari sistem imunitas tubuh. Menghalangi kemampuan sistem imunitas untuk lebih efektif membaca  keberadaan unsur asing yang mengganggu dan melakukan proteksi dengan tepat.

    Kandungan lemak trans yang terdapat pada minyak goreng terbukti dapat meningkatkan kadar lemak jahat dalam tubuh. Telah diungkap dalam World Journal of Gastroenterology tahun 2010, bahwa lemak trans sendiri adalah salah satu unsur yang sangat buruk mempengaruhi kinerja imunitas.

  • Mengonsumsi makanan padat protein

    Ada banyak alasan kenapa menjadi penting untuk selalu menambah porsi protein pada saat melakukan puasa Ramadan baik saat adanya coronavirus maupun tidak. Karena peran protein dalam tubuh lebih dari sekedar asupan untuk membentuk otot.

    Salah satu alasannya, karena protein secara umum lebih lama untuk dicerna. Jadi tubuh akan tertahan untuk merasa kenyang lebih lama. Ada semacam prosedur dalam fungsi otak dan pencernaan, ketika masakan dalam pencernaan mulai terolah dan serap habis, maka otak akan menerima sinyal untuk membentuk rasa lapar.

    Masalahnya, rasa lapar ini mempengaruhi banyak aspek dalam tubuh. Menurunkan vitalitas, semangat hingga cenderung membuat seseorang merasa lebih lemas. Termasuk di antaranya menyebabkan kinerja imunitas menurun.

    Dalam jurnal Immunity tahun 2017 dijelaskan bahwa protein memiliki peran besar menurunkan kadar stimulus inflamasi dalam tubuh dan efektif meningkatkan kinerja imunitas secara umum. Termasuk di dalamnya mempengaruhi efektivitas dalam melawan corona saat Ramadan ini.

  • Mengonsumsi air

    Sederhana dan mudah, kunci untuk tetap sehat dan menjaga kualitas imunitas saat berpuasa di bulan Ramadan adalah dengan memastikan Anda tidak kurang minum. Setiap orang dewasa diharuskan untuk mengonsumsi air sebanyak 2 liter atau sekitar 8 gelas. Keharusan ini tetap berlaku pada saat seseorang berpuasa.

    Tetapi minum menjadi satu perhatian khusus ketika bicara soal puasa Ramadan saat corona. Karena salah satu gejala dari penyakit COVID 19 adalah rasa gatal dan perih di tenggorokan. Sementara, ketika seseorang kurang minum, maka dinding tenggorokan menjadi lebih sensitif, mudah iritasi dan terinfeksi. Sehingga tenggorokan kering lebih beresiko untuk mengidap COVID 19.

    Itu sebabnya menjadi penting untuk memastikan Anda tetap minum sebanyak 8 gelas sehari meski tengah menjalankan puasa. Anda bisa mulai dengan memastikan Anda mengonsumsi 4 gelas air saat sahur dan melanjutkannya dengan 4 gelas air saat buka.

    mengonsumsi air juga menjadi cara sangat sederhana untuk mengeliminasi kuman yang berdiam dalam tenggorokan, termasuk virus. Air yang cukup akan membantu memastikan sirkulasi darah dalam tubuh berjalan baik dan kondisi elektrolit tubuh tetap imbang. Dua kondisi ini sangat relevan dengan kinerja fungsi imunitas.

  • Kendalikan asupan karbohidrat

    Sebaiknya selama Anda berpuasa, Anda tetap mengonsumsi karbohidrat. Jangan menghindari sepenuhnya asupan karbohidrat karena di saat berpuasa tubuh jelas membutuhkan asupan kalori dengan tepat.

    Hanya saja, Anda perlu lebih  bijak dalam mengasup karbohidrat. Kebanyakan dari kita terbiasa mengasup karbohidrat yang berasal dari nasi yang sifatnya lebih sederhana dan muda dicerna. Bukan pilihan yang buruk, hanya saja nasi yang Anda asup akan mendorong terjadinya kenaikan kadar gula yang cepat. Sementara seharian berpuasa Anda akan mengalami penurunan kadar gula darah yang juga cepat.

    Ini yang sebenarnya kurang diharapkan. Karena fluktuasi kadar gula yang berubah-ubah drastis rupanya bukan kondisi yang aman dan sehat untuk sistem imunitas. Itu sebabnya disarankan untuk memiliki asupan karbohidrat kompleks.

    Asupan ini akan diserap tubuh dengan lebih perlahan, hingga kadar gula dalam tubuh cenderung lebih stabil. Sebagaimana dijelaskan kadar gula berlebihan, apalagi hingga berfluktuasi dengan cepat akan membahayakan sistem imun tubuh.

  • Pertahankan pola istirahat

    Salah satu kendala yang banyak dikeluhkan di masa puasa Ramadan adalah kebiasaan tidur yang terganggu. Banyak yang kemudian mengalami keluhan kurang tidur. Masalahnya tidur yang tidak cukup jelas dapat menurunkan imunitas. Sebagaimana dijelaskan dalam Journal of Immunology Research tahun 2015.

    Beruntung, dengan munculnya masalah Corona pada saat Ramadan ini, maka kita menghabiskan waktu puasa di rumah saja. Ini memberi keuntungan tersendiri untuk Anda lebih mudah menyesuaikan perubahan jam tidur. Jadi tentu saja, akan sangat membantu untuk Anda memenuhi kekurangan tidur di malam hari.

  • Pola makan yang tidak berlebihan

    Memastikan makan karbohidrat kompleks, protein, sayur dan buah adalah sebuah keharusan untuk Anda tetap prima selagi puasa Ramadan saat Corona. Tetapi catatan penting lainnya adalah mengasup dengan jumlah yang secukupnya saja.

    Kebanyakan orang menjelang berbuka kemudian lapar mata dan membeli banyak makanan yang dicicipi. Hal ini lantas dilanjutkan dengan mengasup makanan berlebihan. Situasi yang akan dengan cepat meningkatkan kadar gula dalam darah. Kadar gula yang tidak stabil bukan kondisi yang baik untuk sistem imunitas tubuh. Untuk dipahami pula bahwa hiperglikemia akan berkaitan erat dengan inflamasi atau peradangan.

  • Pastikan tetap mengonsumsi sayur dan buah

    Ketimbang memenuhi selera makan saat berbuka dengan aneka hidangan mengenyangkan dan manis, coba untuk mengalihkannya pada buah dan sayuran. Keduanya diketahui kaya akan vitamin dan mineral, termasuk di antaranya vitamin dan mineral yang berkhasiat untuk menunjang kinerja imunitas.

    Menambahkan sayuran dan buah juga terbukti efektif membantu Anda tetap segar sepanjang menjalankan puasa Ramadan saat corona. Pilihan ini akan membantu Anda tetap makan dengan porsi besar dengan aman.

  • Hindari untuk menjalankan diet

    Beberapa orang memanfaatkan masa berpuasa di bulan Ramadan sebagai masa diet. Untuk masa seperti sekarang dimana pandemi Corona muncul di saat bulan Ramadhan, sebaiknya Anda tetap menjaga pola makan untuk menjaga stamina dan imunitas. Termasuk dengan menghindari diet.

    Diet yang dijalankan berlebihan dapat menurunkan kadar gula dalam darah. Juga dapat menyebabkan kebutuhan vitamin, mineral dan protein tidak terpenuhi dengan optimal. Ini akan beresiko menyebabkan performa imunitas turut menurun.

    Bilapun Anda memang akan menjalankan diet, akan sangat disarankan untuk melakukan konsultasi terlebih dulu dengan dokter dan pakar gizi. Untuk memastikan Anda menjalankan diet yang sesuai tanpa menyebabkan efek samping pada stamina dan imunitas tubuh.

  • Tidak stress

    Menurut ulasan Current Opinion of Psychology tahun 2015, stress akan menyebabkan kinerja imunitas menurun. Stress mampu memberi efek cukup berat pada keseimbangan hormonal dan fungsi otak. Dan tanpa Anda sadari kondisi ini berpengaruh cukup serius pada kemampuan imunitas.

    Tidak hanya itu, stress sendiri bisa menjadi sebuah penyakit pada tubuh. Stress akan membuat tubuh membentuk keluhan psikosomatik. Ini menyebabkan tubuh merasakan sejumlah keluhan yang sebenarnya tidak nyata. Keluhan yang muncul adalah efek dari tekanan psikologis yang kemudian mendorong tubuh seolah merasakan keluhan fisik tertentu.

  • Aktivitas Outdoor

    Menjadi tetap aktif juga perlu Anda tekankan di masa-masa Ramadan dengan kehadiran coronavirus ini. Meski Anda diharuskan untuk tetap di rumah saja, tetapi menjadi aktif tetap perlu Anda lakukan. Anda disarankan untuk berolahraga ringan di ruang terbuka yang bersih setidaknya 15- 30 menit sehari.

    Sinar matahari yang masih ramah di kulit di pukul 9 pagi dan sedikit berkeringat akan membantu Anda tetap bugar, sirkulasi darah berjalan dengan lancar dan kebutuhan vitamin D terpenuhi. Ini akan menjadi booster alami sistem daya tahan tubuh Anda.

Siapa bilang puasa Ramadhan saat corona akan berbahaya? Selama Anda menjalankan puasa dengan tepat, justru puasa akan membantu Anda memulihkan performa daya tahan tubuh Anda. Hadapi Ramadhan dengan pandemik coronavirus dengan kesabaran. Tetap di rumah saja, memakai masker saat keluar serta menjaga kebersihan untuk bebas corona saat Ramadhan ini.

Sumber

Referensi Puasa Ramadan Saat Corona:

Matthew Amlôt. Al Arabiya English. Updated : 2020-04-19. Coronavirus: Expert advice on whether Ramadan fasting during the pandemic is safe. https://english.alarabiya.net/en/coronavirus/2020/04/19/Coronavirus-Expert-advice-on-whether-Ramadan-fasting-during-the-pandemic-is-safe

Natasa Adelayanti. UGM Press. updated : 2020-04-23. Fasting as a Way to Boost Your Immune System. https://ugm.ac.id/en/news/19336-fasting-as-a-way-to-boost-your-immune-system

Amira Ibrahim. Middle East Eye. Updated : 2020-04-23. Ramadan and coronavirus: 10 life hacks for healthy eating during holy month. https://www.middleeasteye.net/discover/coronavirus-ramadan-life-hacks-healthy-eating-holy-month

Tumpas Kanker, Tumor, Kista Mulai 30 Hari Tanpa Kemoterapi dan Pembedahan?!
Redakan Rasa Sakit Menahun Anda dengan 'Obat Pereda Nyeri' Alami Ini!
Pria Dewasa, Mau ‘Keras & Tahan Lama’ untuk Bahagiakan Pasangan Anda?

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Nurul Kuntarti seorang seorang sarjana ekonomi yang menemukan hasratnya dalam bidang kesehatan sejak memiliki putri pertamanya. Keinginan untuk terus memahami dunia kesehatan dilanjutkan dengan mengabdikan diri dalam dunia tulis-menulis di bidang kesehatan, untuk terus menghasilkan artikel-artikel kesehatan yang akurat, kredibel, dan bermanfaat. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}