Prosedur Epidural Sebagai Solusi Rasa Nyeri pada Persalinan

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

September 17, 2016


Selama ini kita hanya mengenal bagaimana berat dan sakitnya proses persalinan. Konon dikatakan menyamai rasa nyeri yang dialami ketika seseorang mengalami setidaknya 20 titik patah tulang bersamaan.

Tetapi sebenarnya secara medis ada beberapa teknik yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi rasa nyeri hebat yang terjadi ketika Anda menjalankan masa persalinan. Salah satu yang cukup banyak digunakan adalah solusi prosedur epidural.

Apa sebenarnya prosedur epidural dan bagaimana cara kerjanya pada seseorang? Kami akan mencoba membantu Anda memahami mengenai prosedur epidural pada proses persalinan dan bagaimana cara kerjanya. Nanti kami juga akan menyinggung sejumlah temuan resiko yang bisa muncul pasca prosedur dijalankan.

Apa Sebenarnya Prosedur Epidural Itu?

Dalam dunia anestesi, sebenarnya prosedur ini hanya satu dari banyak prosedur yang biasa dterapkan untuk penanganan anestesi. Prosedur ini diberikan untuk membantu mengatasi efek nyeri yang terjadi pada pasien pada area sekitar pinggang, perut bawah dan panggul. Sebenarnya prosedur epidural bukan hanya untuk membantu meredakan sakit pada saat persalinan, tetapi sejumlah perlakuan untuk keluhan dan penanganan lain pada area sekitar panggul.

Persalinan hanya salah satu contoh paling lazim penerapan prosedur epidural dalam anestesi. Prosedur ini memberikan efek kebas pada area panggul dengan menahan sistem kerja impuls saraf dari area tulang belakang bawah.

Untuk memberikan terapi ini, pasien akan disuntikan dengan jarum suntik berukuran besar untuk kemudian pada lubang tersebut akan dipasangkan kateter yang nantinya menjadi jalur masuknya obat anestesi pada area tulang belakang. Biasanya pada persalinan, ibu hamil harus sudah mengalami pembukaan minimal 4 cm sebelum bisa menjalani prosedur.

Lubang akan dibuat persis pada titik di tengah kawasan pinggang belakang. Untuk mendapatkan titik yang tepat, pasien akan diminta meringkuk seperti posisi udang ke arah kiri. Posisi ini akan memudahkan dokter anestesi menemukan titik saraf yang tepat untuk pembuatan lubang prosedur epidural.

Diakui, proses pemasangan kateter akan cukup membuat nyeri mengingat Anda akan menggunakan jarum berukuran besar. Biasanya pasien akan mengeluhkan rasa nyeri dan efek setrum setidaknya 5 – 10 detik sebelum kemudian setelah 15 menit hingga 20 menit Anda akan merasakan efek kebas pada area panggul.

Lubang berkateter ini akan dipertahankan sampai seluruh proses selesai, dalam hal ini sampai proses persalinan rampung. Karena satu ampul obat epidural akan memberi manfaat anestesi setidaknya selama 2 jam, maka kadang pasca 2 jam dan proses persalinan belum rampung, Anda akan mendapatkan kembali anestesi dari lubang yang sama. Lubang ini sendiri terhubung langsung dengan titik impuls saraf pada area tulang belakang.

Apa Manfaat Prosedur Epidural Bagi Persalinan?

Beberapa wanita memerlukan proses persalinan panjang yang menyakitkan. Kadang proses pembukaan sendiri bisa mencapai lebih dari 1 x 24 jam. Dan karena ibu sudah keburu lelah menahan nyeri lebih dari 1 hari, biasanya mereka kemudian kehabisan energi pada saat persalinan.

Di sinilah manfaat prosedur epidural bisa membantu Anda. Prosedur ini diberikan pada pasien untuk membantu mereka lebih relaks dan bisa menekan efek nyeri yang sangat menyiksa. Prosedur ini sama sekali tidak membuat Anda kehilangan kesadaran dan biasanya masih memberi Anda efek tekanan ketika kontraksi terjadi, sehingga memudahkan Anda mengenali datangnya kontraksi meski sudah menjalani anestesi. Prosedur ini juga kadang diterapkan pada pasien bedah caesar.

Sebagaimana dijelaskan bahwa prosedur ini belakangan banyak diambil sebagai solusi mengurangi rasa nyeri persalinan. Ternyata prosedur epidural ini bukan lantas bebas efek samping dan sejumlah resiko. Meski membantu mengurangi efek nyeri dan membantu menghemat energi, rupanya prosedur ini juga bisa menyebabkan beberapa kondisi khusus pada ibu seperti:

  • Perlambatan persalinan

    Reaksi seseorang terhadap prosedur epidural terbilang sangat personal. Beberapa orang masih bisa merasakan kontraksi bahkan bisa saja masih merasakan nyeri. Namun yang lain malah menjadi sangat mudah kebas sehingga kehilangan rasa kontraksi pada perut mereka.

    Dan pada mereka dengan kondisi mudah kebas, prosedur epidural ini akan menyebabkan kontraksi tidak terasa, dan melemahkan sejumlah titik saraf yang akan menyebabkan menurunnya rasa dorongan untuk bersalin.

    Tidak hanya itu, efek kebas juga ternyata menurunkan intensitas produksi hormon oksitosin yang memiliki peran sangat besar dalam proses persalinan. Biasanya, pasien akan membutuhkan suntikan pitocin untuk membantu mengembalikan intensitas kontraksi.

  • Efek sakit kepala

    Sekitar 1% dari mereka yang mendapatkan prosedur epidural mengaku mengalami serangan sakit kepala hebat. Pada umumnya terjadi terjadi ketika efek kebas muncul, atau malah terjadi bersamaan dengan proses pemulihan kembali pasca anestesi bekerja. Skala sakit bisa cukup berat pada beberapa orang.

    Munculnya rasa sakit berasal dari kebocoran cairan tulang belakang yang kemudian menyerang titik-titik saraf dan menjalar ke titik saraf pusat di area kepala. Pada umumnya gejala ini muncul hanya sesaat dan hilang setelah pasien pulih dari efek kebas.

    Namun ketika efek samping ini tak hilang setelah efek kebas hilang, pasien akan mendapatkan terapi tambahan berupa suntikan darah yang diarahkan pada area kebocoran pada tulang belakang. Terapi yang kemudian dikenal dengan istilah blood patch ini akan mengisi cairan pada tulang belakang dan menghilangkan tekanan pada sistem saraf tulang belakang.

  • Menurunkan tekanan darah

    Suntikan epidural ternyata juga bisa memicu terjadinya penurunan tekanan darah yang drastis. Sejumlah dugaan berkaitan dengan menurunnya fungsi saraf pada area tulang belakang yang menyebabkan aliran darah menurun.

    Biasanya ibu akan terus dipantau tekanan darahnya, karena ketika tekanan sangat turun, ibu akan kesulitan untuk mengalirkan darah menuju bayi dalam kandungan. Kondisi tersebut bisa memberi efek trauma pada bayi.

  • Efek linu, pegal, sakit hingga menggigil

    Beberapa ibu akan mengalami keluhan dengan tulang belakang mereka pasca prosedur epidural diberikan. Efek pemberian anestesi pada saraf tulang belakang membuat efek seperti menggigil dan nyeri. Biasanya akan hilang beberapa saat setelah efek kebas hilang. Namun beberapa ibu bisa mengalami keluhan ini hingga beberapa hari.

  • Efek pada sistem saluran kencing

    Beberapa ibu mengalami masalah dengan sistem berkemih mereka pasca prosedur epidural. Efek kebas akan menyisakan kelemahan pada sistem saluran kencing hingga mereka kadang mengeluarkan kencing tanpa mereka sadari. Kendali pada sistem otot saluran kencing menjadi lemah, bahkan kadang ini bisa berlangsung dalam beberapa hari pasca persalinan.

  • Efek samping pada bayi

    Tidak banyak kasus yang muncul, tetapi ternyata bayi juga bisa mengalami efek pasca prosedur epidural. Biasanya bayi akan mengalami keluhan sulit menyusui, kelemahan detak jantung dan beberapa efek letih karena proses persalinan yang tidak selancar persalinan normal.

  • Masalah saraf dan imunitas permanen

    Dalam kasus yang hanya berada pada angka kisaran 1%, ibu akan mengalami masalah saraf yang berkepanjangan pada sistem saraf tulang belakang mereka. Beberapa ibu juga mengeluhkan penurunan daya tahan tubuh, meski sejumlah dokter masih tidak sepenuhnya meyakini keduanya berkaitan langsung.

Menurunkan intensitas rasa nyeri pada saat persalinan dengan posedur epidural bukan sebuah langkah ilegal, bahkan dianggap sebagai solusi dalam sejumlah kasus persalinan. Namun, perhatikan dengan baik beberapa detil seputar prosedur epidural sebelum Anda menerapkannya pada tubuh Anda.

Anda sangat dianjurkan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter yang menangani mengenai prosedur persalinan terbaik yang seharusnya Anda jalani. Dan jika Anda ingin mengetahui apakah prosedur epidural cocok bagi Anda, jangan ragu untuk bertanya kepadanya.

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}