Tanda Infeksi Masa Nifas pada Ibu Baru Melahirkan

DITULIS OLEH:
Cindy Wijaya 

Februari 28, 2020


Setelah melahirkan seharusnya menjadi momen-momen yang istimewa bersama sang buah hati. Namun sayangnya hal itu bisa terganggu oleh gejala infeksi dan demam pada ibu yang baru melahirkan, yang adalah tanda bahaya di masa nifas. Bagaimana cara pencegahan infeksi masa nifas? Dan jika sudah terjadi, bagaimana penanganannya?

Dalam artikel ini akan dibahas mengenai gejala infeksi masa nifas, yang bisa menjadi tanda bahaya pada ibu yang baru melahirkan. Selain itu juga akan dibahas cara pencegahan serta pengobatan infeksi masa nifas. Di bagian akhir artikel kami juga akan memberikan saran herbal untuk membantu mengatasi demam pada masa nifas.

Semua informasi dalam artikel ini bersumber dari situs-situs web kesehatan yang kredibel, sehingga apa yang kami tuangkan di sini dapat dipercaya. Silakan lihat sumber-sumbernya di bagian “sumber referensi” pada akhir artikel.

Apa Itu Infeksi Masa Nifas?

Infeksi masa nifas dalam bahasa kedokteran disebut sebagai infeksi puerperal atau infeksi postpartum. Infeksi masa nifas adalah infeksi bakteri pada rahim dan daerah sekitarnya setelah seorang wanita melahirkan.

Bakteri yang biasa hidup di vagina yang sehat dapat menyebabkan infeksi setelah melahirkan. Karena itulah kondisi ini disebut infeksi “masa nifas”, sebab nifas adalah masa sejak melahirkan sampai dengan pulihnya badan.

Setidaknya ada tiga jenis infeksi masa nifas, yaitu: infeksi di lapisan rahim (endometritis), infeksi di otot rahim (miometritis), dan infeksi di area sekitar rahim (parametritis).

Apa Saja Tanda Infeksi Masa Nifas?

Gejala-gejala dari infeksi pada masa nifas mungkin baru akan muncul beberapa hari setelah infeksi terjadi. Terkadang infeksi mungkin tidak terlihat sampai setelah Anda pulang dari rumah sakit. Karena itu Anda perlu tetap waspada dengan tanda-tanda bahaya masa nifas meski sudah pulang ke rumah.

Apa saja tanda dan gejala infeksi masa nifas? Perhatikan beberapa gejala berikut ini:

  • Demam
  • Rasa sakit di perut bagian bawah atau panggul, yang disebabkan oleh rahim yang membengkak
  • Keputihan yang berbau busuk
  • Kulit pucat, yang mungkin adalah tanda kehilangan darah dalam jumlah besar
  • Badan menggigil
  • Perasaan tidak enak badan
  • Sakit kepala
  • Selera makan hilang
  • Jantung berdetak lebih cepat

Apabila jaringan-jaringan di sekitar rahim terinfeksi, mereka akan membengkak dan menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman yang cukup signifikan. Biasanya para ibu akan mengalami demam tinggi.

Tetapi kadang-kadang satu-satunya gejala dari infeksi pada masa nifas adalah demam ringan. Jadi ada baiknya Anda mulai waspada kalau mengalami demam setelah melahirkan.

Ilustrasi Demam pada Masa Nifas
Ilustrasi Demam pada Masa Nifas (Photo by bernie_photo from Getty Images Signature via Canva)

Siapa yang Berisiko Mengalami Infeksi Masa Nifas?

Risiko Anda untuk mengalami tanda infeksi masa nifas berbeda-beda, tergantung pada metode persalinan yang Anda jalani.

Pada persalinan normal kemungkinannya sangat sedikit, hanya 1 – 3%. Pada operasi caesar yang telah dijadwalkan dan dilakukan sebelum persalinan dimulai, kemungkinannya naik jadi 5 – 15%. Dan pada operasi caesar yang tidak dijadwalkan dan dilakukan setelah persalinan dimulai, kemungkinannya lebih besar lagi yaitu 15 – 20%.

Selain itu ada juga faktor-faktor lain yang membuat seorang ibu lebih berisiko mengalami gejala infeksi dan demam pada masa nifas. Faktor-faktor itu antara lain:

  • Anemia
  • Obesitas
  • Penyakit menular seksual bernama vaginosis bakterialis
  • Menjalani lebih dari sekali pemeriksaan vagina selama persalinan
  • Persalinan yang lama
  • Keterlambatan antara pecahnya kantung ketuban dan persalinan
  • Berkumpulnya bakteri streptokokus Grup B pada saluran vagina
  • Tertinggal sisa-sisa plasenta di dalam rahim setelah melahirkan
  • Perdarahan berlebihan setelah melahirkan
  • Masih berusia muda
  • Berasal dari kalangan sosial ekonomi rendah

Apakah ada di antara faktor-faktor di atas yang Anda miliki? Jika ada, mungkin Anda khawatir akan mengalami tanda infeksi di masa nifas. Adakah cara pencegahan infeksi masa nifas? Simak bagian berikutnya.

Bagaimana Cara Pencegahan Infeksi Masa Nifas?

Kondisi yang tidak bersih dapat menyebabkan infeksi. Infeksi masa nifas lebih sering terjadi di tempat-tempat yang tidak higienis atau yang layanan kesehatannya berkualitas buruk. Kurangnya kesadaran dari penyedia layanan kesehatan atau sistem sanitasi yang tidak memadai dapat memperbesar risiko infeksi.

Faktor risiko paling utama untuk infeksi masa nifas adalah jenis metode persalinan yang diambil. Jika Anda akan menjalani operasi caesar, Anda mungkin perlu berbicara dengan dokter tentang langkah apa yang bisa dilakukan di rumah sakit untuk pencegahan infeksi masa nifas.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa tindakan pencegahan berikut dapat mengurangi risiko Anda untuk terkena tanda infeksi pada masa nifas:

  • Mandi dengan antiseptik di pagi hari sebelum operasi caesar
  • Mencukur rambut kemaluan dengan gunting pemangkas, bukan dengan pisau cukur
  • Menggunakan chlorhexidine-alcohol untuk menyiapkan kulit
  • Mengonsumsi antibiotik berspektrum luas (extended-spectrum) sebelum operasi caesar

Ada banyak rumah sakit yang telah menerapkan beberapa tindakan di atas sebagai upaya pencegahan pasiennya mengalami infeksi pada masa nifas.

Namun bagaimana apabila seorang ibu baru melahirkan terlanjur terkena infeksi? Apa saja yang bisa diupayakan untuk membantu mengatasi tanda dan gejala infeksi di masa nifas?

Bagaimana Penanganan Infeksi Masa Nifas?

Apabila Anda mengalami tanda-tanda bahaya yang menunjukkan terjadinya infeksi pada masa nifas, ada baiknya beritahukan ke dokter. Dokter mungkin akan mengambil sampel urin atau darah untuk menguji keberadaan bakteri atau menggunakan kapas untuk mengambil kultur rahim Anda.

Jika benar Anda terkena infeksi masa nifas, dokter biasanya akan memberikan antibiotik, seperti clundamycin ditambah gentamicin, melalui infus selama setidaknya 48 jam. Setelah itu, kebanyakan ibu tidak perlu lagi minum antibiotik secara oral.

Herbal untuk Pemulihan Tanda Infeksi Masa Nifas


Herbal yang kami disarankan untuk membantu pemulihan dari gejala infeksi masa nifas ialah Noni juice. Noni telah terbukti kemampuannya dalam memperkuat sistem kekebalan alami tubuh sehingga tubuh lebih mampu mengatasi infeksi yang dialaminya.

Noni juice memiliki aktivitas anti-bakteri yang sanggup menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi dan demam masa nifas. Selain itu, Noni juga juga memiliki efek analgesik yang akan mengurangi rasa sakit atau nyeri yang dirasakan.

Herbal untuk memulihkan gejala infeksi masa nifas
Photo by Ninetechno from Getty Images via Canva

Tetapi apakah Noni boleh dikonsumsi oleh ibu yang sedang menyusui? Noni aman dikonsumsi oleh ibu menyusui, malah herbal ini bagus untuk membantu memperlancar ASI serta mencegah pembengkakan atau peradangan payudara yang sering terjadi selama masa menyusui.

Herbal ini juga membantu menyeimbangkan kembali hormon-hormon dalam tubuh pasca melahirkan dan selama menyusui.

Akan tetapi untuk lebih aman, kami menyarankan Anda untuk berkonsultasi dulu dengan dokter jika ingin mencoba mengonsumsi Noni juice untuk mengatasi infeksi pasca-melahirkan.

Cara Konsumsi Noni Juice:

Karena Noni juice sudah dikemas dalam bentuk minuman herbal, maka tidak perlu lagi diolah dan tinggal diminum saja. Anda hanya perlu meminumnya sesuai takaran yang dianjurkan, yakni 50 – 100 ml sebanyak 2 – 3 kali sehari. Noni bisa dikonsumsi dengan obat dokter asalkan diberi jarak waktu 1 – 2 jam.

Kesimpulan tentang Tanda Infeksi Masa Nifas

Apa itu infeksi masa nifas? Infeksi ini dalam bahasa kedokter disebut infeksi puerperal atau infeksi postpartum. Ini adalah infeksi bakteri pada rahim dan daerah sekitarnya setelah seorang wanita melahirkan.

Apa saja tanda bahaya dari infeksi masa nifas? Gejala-gejala infeksi pada masa nifas yaitu demam, sakit di perut bagian bawah atau panggul, keputihan berbau busuk, kulit pucat, badan menggigil, merasa tidak enak badan, sakit kepala, selera makan hilang, dan jantung berdetak lebih cepat.

Siapa yang berisiko mengalami infeksi masa nifas?  Yang paling berisiko mengalami infeksi ini ialah para ibu yang menjalani persalinan secara caesar dan dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak higienis atau yang layanan kesehatannya berkualitas buruk.

Bagaimana cara pencegahan infeksi masa nifas? Karena yang paling berisiko mengalami infeksi nifas adalah para ibu yang menjalani operasi caesar, maka dokter perlu memastikan untuk melakukan tindakan pencegahan. Salah satunya yaitu dengan memberikan antibiotik sebelum operasi caesar.

Bagaimana cara penanganan infeksi masa nifas? Dokter biasanya memberikan antibiotik melalui infus selama setidaknya 48 jam. Setelah itu, kebanyakan ibu tidak perlu lagi minum antibiotik secara oral.

Demikianlah artikel ini yang mengulas tentang tanda infeksi masa nifas. Semoga informasi ini dapat membantu para calon ibu baru untuk lebih memperhatikan kesehatan. Nantikan juga ulasan-ulasan menarik lain seputar problem-problem kesehatan hanya di Deherba.com.

Sumber

Sumber Referensi:

Healthline. Puerperal Infections. URL: https://www.healthline.com/health/puerperal-infection

Merck Manual. Postpartum Infections of the Uterus. URL: https://www.merckmanuals.com/home/women-s-health-issues/postdelivery-period/postpartum-infections-of-the-uterus

West, Brett J., dkk. (2018). The Potential Health Benefits of Noni Juice: A Review of Human Intervention Studies. Foods. 7(4): 58. DOI: 10.3390/foods7040058

Tentang Penulis

Artikel dibuat oleh tim penulisan deherba.com kemudian disunting oleh Cindy Wijaya seorang editor dan penulis beragam artikel kesehatan. Ia senang meriset dan berbagi topik-topik kesehatan dan pemanfaatan herbal. Tinggal di Bogor “kota hujan” sehingga mencintai suasana hujan dan sering mendapat inspirasi ketika hujan. Silakan klik di sini untuk kontak penulis via WhatsApp.

Anda mendapat manfaat dari artikel-artikel kami? Mohon berikan ulasan untuk terus menyemangati kami menulis > Google Review

{"email":"Email address invalid","url":"Website address invalid","required":"Required field missing"}